Anda di halaman 1dari 6

KEMAS 9 (1) (2013) 100-105

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

KEPATUHAN DIIT PASIEN HIPERTENSI

Arista Novian

Klinik Mitra Keluarga Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang munculnya tidak disadari. Faktor
Diterima 4 Februari 2013 penyebab hipertensi dapat terjadi karena keturunan, umur, pola makan yang salah,
Disetujui 22 Maret 2013 aktifitas yang kurang, gaya hidup dan pikiran atau stres. Kepatuhan diit adalah suatu
Dipublikasikan Juli 2013
aturan perilaku yang disarankan oleh perawat, dokter atau tenaga kesehatan. Tujuan
Keywords: penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
Dietary obedience; diit pasien hipertensi (studi pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Islam Sultan
Hypertension; Agung Semarang). Penelitian ini merupakan penelitian explanation research dengan
Patients. pendekatan secara cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diit
hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Sampel berjumlah
24 pasien. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi
Square dengan nilai signifikansi alpha 5% (= 0,05) dengan uji fisher sebagai alternatifnya.
Hasil dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat
pengetahuan, peran keluarga, peran petugas kesehatan dengan kepatuhan diit pasien
hipertensi dan tidak ada hubungan antara umur, jenis kelamin, pekerjaan dengan
kepatuhan diit pasien.

LATEX GLOVES AS PREVENTION MEASURES CONTACT DERMATITIS

Abstract
Hypertension is a degenerative disease emergence is not realized. Factors causing
hypertension may occur because of heredity, age, wrong diet, less activity, lifestyle, and
mind or stress. Dietary obidience is a conduct that suggested by the nurse, doctors or
health workers. The objective of this research were to know the factors correlated to dietary
obedience of hypertension patients. This research was explanatory research with cross
sectional approach. Population in this research was diit hypertensive patients. Sample was
24 patients. The data were analyzed univariantly and bivariantly using Chi-Square or
fisher as an alternative test. The conclusion of this research is that there was a significant
correlations between the level of education, the level of knowledge, the role of the family,
the role of health workers with dietary obedience of hypertension patients and there wasn’t
correlation between age, gender, occupation with dietary obedience of hypertension patients.

© 2013 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Klinik Mitra Keluarga Semarang
Jl. Lamongan Raya No.16 Semarang
E-mail: arista_kun@yahoo.co.id
Arista Novian / KEMAS 9 (1) (2013) 100-105

Pendahuluan seperti lemak dan sodium memiliki kaitan


yang erat dengan munculnya hipertensi. Pelak-
Derajat Hipertensi atau yang lebih saanaan diet yang teratur dapat menormalkan
dikenal dengan sebutan penyakit darah hipertensi, yaitu dengan mengurangi makanan
tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan dengan tinggi garam, makanan yang berlemak,
darah seseorang berada diatas batas normal mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan
atau optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik melakukan aktivitas olahraga (Julianti, 2005).
dan 80 mmHg untuk diastolik. Penyakit ini Berdasarkan hasil studi pendahuluan
dikategorikan sebagai the silent disease karena sebanyak 11 pasien (18,96%) dari 24 pasien
penderita tidak mengetahui dirinya mengidap (41,37%) diit hipertensi pada pasien rawat jalan
hipertensi sebelum memeriksakan tekanan dengan keseluruhan jumlah pasien sebanyak 58
darahnya. Hipertensi yang terjadi dalam jangka pasien (100%) diit hipertensi di Rumah Sakit
waktu lama dan terus menerus bisa memicu Islam Sultan Agung Semarang (Bg. Instalasi
stroke, serangan jantung, gagal jantung dan Gizi RSI. Sultan Agung Semarang), dari hasil
merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik wawancara terdapat pasien rawat jalan yang
(Purnomo, 2009). tidak mematuhi diit hipertensi yaitu sebanyak
Peningkatan tekanan darah juga 8,62 % karena pasien tidak menghabiskan
dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko antara obat yang dianjurkan dokter, 3,44 % pasien
lain meliputi umur, jenis kelamin, riwayat masih merokok, 6,89% pasien tidak pernah
keluarga, obesitas, kadar garam tinggi, dan berolahraga, dan sebanyak 15,51 % pasien
kebiasaan hidup seperti merokok dan minuman belum ada yang datang kembali untuk kontrol
beralkohol. Bagi yang memiliki faktor resiko atau rutin check up ke Rumah Sakit untuk
ini seharusnya lebih waspada dan lebih dini konseling gizi.
dalam melakukan upaya-upaya preventif, Berdasarkan latar belakang yang telah
contohnya yang paling sederhana adalah rutin dijelaskan secara rinci, maka permasalahan
kontrol tekanan darah lebih dari satu kali, serta utama dalam proses pelaksanaan penelitian ini
berusaha menghindari faktor-faktor pencetus adalah mengenai “Faktor apa yang berhubungan
hipertensi (Baradiro, 2008). dengan kepatuhan diit pasien hipertensi (Studi
Prevalensi kasus hipertensi primer di Pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Islam
Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 1,96% Sultan Agung Semarang)?”
menurun bila dibandingkan dengan tahun
2010 sebesar 2,00%. Kasus tertinggi penyakit Metode
tidak menular tahun 2011 pada kelompok
penyakit jantung dan pembuluh darah adalah Penelitian ini adalah explanatory research
penyakit hipertensi, yaitu sebanyak 634.860 dengan pendekatan cross sectional degan
kasus (72,13%) (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa metode survei. Populasi penelitian ini sebanyak
Tengah, 2011) 24 orang pasien hipertensi rawat jalan di
Kepatuhan adalah derajat dimana pasien Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
mengikuti anjuran klinis dari dokter yang Sampel dihitung dengan menggunakan rumus
mengobatinya. Kepatuhan berasal dari kata perhitungan jumlah sampel minimal yang
patuh yaitu suka menurut perintah, taat kepada dikemukakan oleh Notoatmodjo (2005). Dari
perintah/aturan dan disiplin yaitu ketaatan perhitungan tersebut, diperoleh jumlah sampel
melakukan sesuatu yang dianjurkan atau yang sebanyak 24 responden.
ditetapkan, kepatuhan adalah secara sederhana Instrumen penelitian yang digunakan
sebagai perluasan perilaku individu yang dalam pengumpulan data untuk keperluan
berhubungan dengan minum obat, mengikuti penelitian ini yaitu kuesioner. Analisis data
diet dan merubah gaya hidup yang sesuai hasil penelitian dilakukan menggunakan
dengan petunjuk medis (Caplan, 1997). teknik analisis data univariat dan analisis data
Makanan yang dimakan secara langsung bivariat. Uji statistik yang tepat digunakan
atau tidak langsung berpengaruh terhadap untuk melakukan analisis bivariat dalam
kestabilan tekanan darah. Kandungan zat gizi penelitian ini adalah uji Chi Square. Apabila

101
Arista Novian / KEMAS 9 (1) (2013) 100-105

tidak dapat terpenuhi, maka uji alternatif yang Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui
dapat digunakan adalah uji Fisher (Soekidjo bahwa dari 10 responden yang tidak patuh
Notoatmodjo, 2002). terhadap diit hipertensi adalah berusia ≥46
tahun (53,8%) dan berusia ≤45 tahun sebanyak
hasil dan Pembahasan (27,3%) sedangkan dari 14 responden yang
patuh terhadap diit hipertensi berusia ≥46
Analisis univariat menghasilkan data tahun (46,2 %) dan responden yang berusia
yang berupa distribusi frekuensi dan persentase ≤45 tahun (72,7%).
dari masing-masing variabel penelitian. Analisis Berdasarkan hasil analisis data bivariat
univariat bertujuan untuk menggambarkan yang telah dilakukan menggunakan uji Fisher’s,
karakteristik sampel dengan cara membuat diperoleh nilai p value = 0,240 (p value > 0,05),
table distribusi untuk masing-masing variabel sehingga Ha ditolak yang artinya tidak ada
bebas dan terikat. Analisis univariat dilakukan hubungan antara umur dengan kepatuhan diit
terhadap setiap variabel penelitian, baik pasien hipertensi.
variabel bebas dan juga variabel terikat. Semakin tua usia kejadian tekanan darah
Analisis bivariat menghasilkan data yang semakin tinggi. Hal ini dikarenakan pada usia
berkaitan dengan hubungan atau korelasi antara tua perubahan struktural dan fungsional pada
dua variabel. Analisis bivariat dilakukan dengan system pembuluh perifer bertanggung jawab
cara menghubungkan masing-masing variabel pada perubahan tekanan darah yang terjadi
bebas yang terdiri umur, jenis kelamin, tingkat pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan, aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan
peran keluarga, dan peran petugas kesehatan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot
yang dihubungkan dengan variabel terikat polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
yaitu kepatuhan diit pasien hipertensi. Berikut menurunkan kemampuan distensi dan daya
ini adalah hasil analisis bivariat dengan regang pembuluh darah (Smeltzer & Bare,
menggunakan uji Fisher. 2001).

Tabel 1. Hubungan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan,
peran keluarga dan peran petugas kesehatan dengan Kepatuhan Diit Pasien Hipertensi

Kepatuhan Diit
Variabel Tidak Total % Nilai p
% Patuh %
Patuh
≥ 46 tahun 7 53,8 6 46,2 13 100
Umur 0,240
≤ 45 tahun 3 27,3 8 72,7 11 100
Laki-laki 3 30,0 7 70,0 10 100
Jenis Kelamin 0,421
Perempuan 7 50,0 7 50,0 14 100
Tidak tamat
SLTP (rendah 8 66,7 4 33,3 12 100
Tingkat ≤ 9 tahun)
Tamat SLTP 0,036
Pendidikan
(tinggi ≥ 9 2 16,7 10 83,3 12 100
tahun)
Tidak Bekerja 5 55,6 4 44,4 9 100
Pekerjaan 0,403
Bekerja 5 33,3 10 66,7 15 100
Tingkat Kurang-Cukup 9 50,0 9 50,0 18 100
0,022
Pengetahuan Baik 1 16,7 5 83,3 6 100
Peran Kurang-Cukup 9 50,0 8 47,1 17 100
0,008
Keluarga Baik 1 14,3 6 85,7 7 100
Peran Petugas Kurang-Cukup 10 55,6 8 44,4 18 100
0,011
Kesehatan Baik 0 0 6 100 6 100

102
Arista Novian / KEMAS 9 (1) (2013) 100-105

Berdasarkan jenis kelamin, diketahui (33,3%) dan yang tidak bekerja (55,6%),
bahwa sebagian besar responden yang berjenis sedangkan dari 14 responden yang patuh
kelamin perempuan lebih banyak yaitu 14 orang terhadap diit hipertensi terdiri dari pekerja
(58,3%) dibandingkan responden yang berjenis (66,6%) dan tidak bekerja (44,4%).
kelamin laki-laki yaitu 10 orang (41,7%). Hasil analisis data bivariat yang telah
Hasil analisis data bivariat yang telah dilakukan menggunakan uji alternative, yaitu
dilakukan menggunakan uji alternative, yaitu uji Fisher’s, karena terdapat sel yang nilai
uji Fisher’s, diperoleh nilai p value = 0,421 (p expected kurang dari lima (>20%) dari jumlah
value > 0,05), sehingga Ha ditolak, yang artinya keseluruhan sel, diperoleh nilai p value = 0,403
tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p value > 0,05), sehingga Ha ditolak yang
dengan kepatuhan diit pasien hipertensi. artinya tidak ada hubungan antara pekerjaan
Wanita penderita hipertensi diakui lebih dengan kepatuhan diit pasien hipertensi.
banyak dari pada laki-laki. Tetapi wanita lebih Menurut Purwanto (2005) menyatakan
tahan dari pada laki-laki tanpa kerusakan ada beberapa aspek sosial yang mempengaruhi
jantung dan pembuluh darah. Pria lebih banyak status kesehatan seseorang, antara lain adalah:
mengalami kemungkinan menderita hipertensi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan sosial
dari pada wanita. Pada pria hipertensi lebih ekonomi. Artinya keempat aspek sosial
banyak disebabkan oleh pekerjaan, seperti tersebut dapat mempengaruhi status kesehatan
perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan. responden salah satunya adalah kepatuhan diit
Sampai usia 55 tahun pria beresiko lebih tinggi hipertensi.
terkena hipertensi dibandingkan wanita (Lanny Sesuai tingkat pengetahuan, diketahui
Sustrani, 2004). bahwa dari 10 responden yang tidak patuh
Sesuai tingkat pendidikan, diketahui terhadap kepatuhan diit hipertensi dengan
bahwa dari 10 responden yang tidak patuh ter- pengetahuan kurang-cukup adalah (50,0%) dan
hadap kepatuhan diit hipertensi berpendidikan berpengetahuan baik (16,7%), sedangkan dari
rendah tidak tamat SLTP (66,7%) dan berpen- 14 responden yang patuh terhadap kepatuhan
didikan tamat SLTP (16,7%), sedangkan dari 14 diit hipertensi berpengetahuan kurang-cukup
responden yang patuh terhadap kepatuhan diit (50,0%) dan berpengetahuan baik adalah
hipertensi berpendidikan rendah tidak tamat (83,3%).
SLTP (33,3%) dan berpendidikan tamat SLTP Hasil analisis data bivariat yang telah
sebanyak (83,3). dilakukan menggunakan uji alternative, yaitu
Hasil analisis data bivariat yang telah uji Fisher’s, karena terdapat sel yang nilai
dilakukan menggunakan uji alternative, yaitu expected kurang dari lima (>20%) dari jumlah
uji Fisher’s, diperoleh nilai p value = 0,036 (p keseluruhan sel, diperoleh nilai p value = 0,022
value < 0,05), sehingga Ha diterima. Hal ini (p value < 0,05), sehingga Ha diterima, yang
berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan artinya bahwa ada hubungan antara tingkat
antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan pengetahuan dengan kepatuhan diit pasien
diit pasien hipertensi. hipertensi.
Hasil penelitian diperkuat penelitian Kharisna (2010), mengkorelasikan jus
yang dilakukan oleh Murdiyanto (2002), mentimun dengan hipertensi, menunjukkan
yang menyatakan terdapat hubungan yang bahwa penderita yang rajin mengonsumsi jus
positif antara tingkat pendidikan dengan mentimun secara teratur dapat menurunkan
tingkat kecepatan pencarian bantuan artinya tekanan darah. Hasil penelitian yang dilakukan
jika tingkat pendidikan dinaikkan maka oleh Mardiyati (2009) juga menunjukan
akan terjadi kenaikan pula pada tingkat bahwa kepatuhan penderita hipertensi dalam
kecepatannya. Motivasi responden yang tinggi menjalankan diet hipertensi seperti diet
dalam menjalani pengobatan ini ternyata sesuai rendah garam dapat mencegah timbulnya
dengan analisa awal peneliti. penyakit hipertensi. Dari penelitian tersebut
Berdasarkan pekerjaan diketahui bahwa dapat disimpulkan bahwa, perilaku berkaitan
dari 10 responden yang tidak patuh terhadap dengan kebiasaan yang dapat menghasilkan
kepatuhan diit hipertensi adalah pekerja suatu yang bersifat positif maupun negatif.

103
Arista Novian / KEMAS 9 (1) (2013) 100-105

Sehingga perilaku penderita hipertensi yang interpersonal seperti perhatian, emosional dan
secara rutin mengonsumsi jus mentimun dapat penilaian. Keluarga dipandang sebagai suatu
menurunkan tekanan darah dalam tubuh sistem, jika terjadi gangguan pada salah satu
penderita hipertensi, dan perilaku penderita anggota keluarga dapat mempengaruhi seluruh
yang menghindari konsumsi garam setiap sistem. Sebaliknya disfungsi keluarga dapat
harinya dapat mencegah timbulnya penyakit pula menjadi salah satu penyebab terjadinya
hipertensi. Begitu juga dalam penelitian ini, gangguan pada anggota keluarga (Purwanto,
menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap 2005).
mempengaruhi penderita hipertensi untuk Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
berperilaku/bertindak patuh tidaknya terhadap penelitian Mei Lina (2013) yang menyatakan
diet hipertensi. bahwa dukungan keluarga dapat meningkatkan
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan kepatuhan diet pasien Diabetes Mellitus.
penelitian Nasrul H (2011) dan penelitian Hasil penelitian ini hampir sama juga dengan
Herlena Essy P (2013) yang menyatakan bahwa penelitian Anggipita (2010), yang menyatakan
terdapat hubungan yang bermakna antara bahwa dukungan keluarga berhubungan
pengetahuan tentang diet dengan kepatuhan dengan kepatuhan terapi konsumsi obat ARV
pelaksanaan diet. Hasil penelitian ini hampir pada ODHA.
sama juga dengan penelitian Anggipita Dilihat peran petugas kesehatan
(2010), yang menyatakan bahwa pengetahuan diketahui bahwa dari 10 responden yang tidak
penderita berhubungan dengan kepatuhan patuh terhadap kepatuhan diit hipertensi
terapi konsumsi obat ARV pada ODHA. yaitu yang mendapatkan dukungan petugas
Berdasarkan peran keluarga diketahui kesehatan secara kurang-cukup (55,6%) dan
bahwa dari 10 responden yang tidak patuh secara baik (0%), sedangkan yang patuh
terhadap kepatuhan diit hipertensi adalah terhadap kepatuhan diit hipertensi yaitu yang
yang mendapatkan dukungan dari keluarga mendapatkan dukungan petugas kesehatan
secara kurang-cukup (52,9%) dan secara baik secara kurang-cukup (44,4%) dan secara baik
(14,3%), sedangkan dari 14 responden yang sebanyak (100%).
patuh terhadap kepatuhan diit hipertensi Hasil analisis data bivariat yang telah
yaitu yang mendapatkan dukungan keluarga dilakukan menggunakan uji alternative, yaitu
secara kurang-cukup (47,1%) dan secara baik uji Fisher’s, karena terdapat sel yang nilai
sebanyak (85,7%). expected kurang dari lima (>20%) dari jumlah
Hasil analisis data bivariat yang telah keseluruhan sel, diperoleh nilai p value = 0,011
dilakukan menggunakan uji alternative, yaitu (p value < 0,05), sehingga Ha diterima yang
uji Fisher’s, karena terdapat sel yang nilai artinya bahwa ada hubungan antara peran
expected kurang dari lima (>20%) dari jumlah petugas kesehatan dengan kepatuhan diit
keseluruhan sel, diperoleh nilai p value = pasien dengan hipertensi.
0,008 (p value < 0,05), sehingga Ha diterima Dukungan petugas kesehatan sangatlah
yang artinya bahwa ada hubungan antara besar bagi penderita, dimana petugas adalah
peran keluarga dengan kepatuhan diit pasien pengelola penderita sebab petugas adalah
hipertensi. yang paling sering berinteraksi, sehingga
Keluarga dapat berperan sebagai pemahaman terhadap kondisi fisik maupun
sistem pendukung bagi anggotanya. Anggota psikis menjadi lebih baik dengan sering baik.
keluarga juga berpandangan bahwa orang yang Sehingga dapat mempengaruhi rasa percaya
bersifat mendukung selalu siap memberikan dan menerima kehadiran petugas kesehatan
pertolongan dan bantuan jka diperlukan. dapat ditumbuhkan dalam diri penderita
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan dengan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penerimaan keluarga terhadap penderita yang penelitian Eva Mona (2012) yang menyatakan
sakit. Dukungan keluarga merupakan suatu bahwa ada hubungan frekuensi pemberian
bentuk perhatian, dorongan yang didapatkan konsultasi gizi dengan kepatuhan diit.
individu dari orang lain melalui hubungan

104
Arista Novian / KEMAS 9 (1) (2013) 100-105

Penutup Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe II


Rawat Jalan di RS Tugurejo Semarang. Jurnal
Simpulan yang diperoleh dari hasil Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang,
1(1)
penelitian ini adalah: 1) Tidak ada hubungan
Herlena Essy P dan Widiyaningsih. 2013. Hubungan
antara umur dengan kepatuhan diit pasien antara Pengetahuan dan Sikap Penderita
hipertensi, 2) Tidak ada hubungan antara Diabetes Mellitus dengan Kepatuhan Diet
jenis kelamin dengan kepatuhan diit pasien Diabetes Mellitus di RSUD AM. Parikesit
hipertensi, 3) Ada hubungan antara tingkat Kalimantan Timur. Jurnal Keperawatan
pendidikan dengan kepatuhan diit pasien hi- Medikal Bedah.1(1)
pertensi, 4) Tidak ada hubungan antara peker- Julianti, D. 2005. Bebas Hipertensi Dengan Terapi
jaan dengan kepatuhan diit pasien hipertensi, Jus. Puspa Swara:Jakarta
5) Ada hubungan antara tingkat pengetahuan Kharisna, D., 2010, Efektifitas Konsumsi Jus
Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan
dengan kepatuhan diit pasien hipertensi, 6)
Darah Pada Pasien Hipertensi. Universitas
Ada hubungan antara peran keluarga de- Riau
ngan kepatuhan diit pasien hipertensi, 7) Ada Lanny Sustarini. 2004. Hipertensi. Jakarta: Gramedia
hubungan antara peran petugas kesehatan de- Pustaka Utama
ngan kepatuhan diit pasien hipertensi. Mardiyati, Y., 2009, Hubungan Tingkat Pengetahuan
Penderita Hipertensi Dengan Sikap Menjalani
Ucapan Terimakasih Diet Hipertensi di Puskesmas Ngawen I
Kabupaten Gunung Kidul Provinsi D.I.Y.
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ucapan terimakasih disampaikan
Mei Lina S, Tri Sulistyarini. 2013. Dukungan
kepada Direktur Rumah Sakit Islam Sultan Keluarga Meningkatkan Kepatuhan Diet
Agung Semarang, Kepala Instalasi Gizi Rumah Pasien Diabetes Mellitus di Ruang Rawat
Sakit Islam Sultan Agung Semarang, Seluruh Inap RS. Baptis Kediri. Jurnal Stikes. 6 (1)
Pasien Diit Hipertensi Rawat Jalan di Rumah Murdiyanto, 2002. Hubungan Tingkat Pendidikan
Sakit Islam Sultan Agung Semarang dan dan Pengetahuan dengan Kecepatan
Semua pihak yang telah memberikan bantuan Pencarian Bantuan ke Pelayanan Kesehatan
dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan Masyarakat di Puskesmas `Taman HI,
Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang
penyelesaian penelitian ini.
Nasrul Hadi P. 2011. Hubungan Pengetahuan
tentang Diet Diabetes Mellitus dengan
Daftar Pustaka Kepatuhan Pelaksanaan Diet pada Penderita
Diabetes Mellitus. Jurnal Keperawatan, 1(1)
Anggipita Budi M. 2010. Hubungan antara Notoatmodjo, S., 2002. ‘Metodologi Penelitian
Pengetahuan, Motivasi, dan Dukungan Kesehatan. Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta
Keluarga Dengan Kepatuhan Terapi ARV Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian
ODHA. Jurnal Kemas,5(2) Kesehatan. Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta
Baradiro, Mary, 2008, Klien Gangguan Purnomo, H. 2009. Pencegahan dan Pengobatan
Kardiovaskuler: Seri Asuhan Keperawatan, Penyakit Yang Paling Mematikan. Buana
Jakarta ; EGC Pustaka: Yogyakarta
Caplan NM., 1997. clinical hypertension, 8 Ed. Purwanto, H., 2005. Pengantar Perilaku Manusia
Lippincott: williamas dan Wilkins untuk Perawat. Jakarta : EGC
Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2011, Profil Propinsi RSI. Sultan Agung Semarang. 2011. Pedoman
Jawa Tengah Tahun 2011, Semarang : Dinkes Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Semarang
Jateng Smeltzer S dan Bare B., 2001. Buku ajar keperawatan
Eva Mona, Sufiati Bintanah, Rahayu Astuti. 2012. Medikal Bedah Brunner & Suddarth edisi 8.
Hubungan Frekuensi Pemberian Konsultasi Volume 2. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran
Gizi dengan Kepatuhan Diit serta Kadar Gula Indonesia EGC

105

Anda mungkin juga menyukai