Laporan ini tidak akan terselesaikan dengan baik dan benar tanpa bantuan, saran
dorongan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis banyak
mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa kepercayan dan dorongan cinta
kasih tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan prakerin sebagai
syarat menempuh ujian UN.
2. Bapak Prof.Dr Andi Lagaligo Amar M.Se, Bapak Ir. Simpara M.Si, Bapak Ir. Nur
Hasan Modjo, M.Si selaku penggagas sekaligus penasehat di CV Prima Breed.
3. Bapak Dr. Padang Hamid, S.Pt M.P selaku penanggung jawab sarana prasarana di CV
Prima Breed.
4. Bapak Ir Mura M.Si selaku penanggung jawab teknis di CV Prima Breed.
5. Kakak Awaludin S.Pt selaku direktur di Cv Prima Breed.
6. Kakak Badarudin Hamdan, kakak Rizal, kakak Faisal, kakak Ijal, kakak Akbar, kakak
isfan dan kakak rofiq, selaku pembimbing tekhnis di VC prima BREED
7. Bapak ustad ahmad wargono s.h selaku penanggung jawab di smk salafiyah al hikmah
kotanagaya
8. Bapak ismantara s.t, selaku ketua pelaksaana prakerin di smk salafiyah alhumah
kotanagaya.
9. Bapak kusyono dan bapak awaludin fauzi s.e selaku koordinator di smk salafiyah
alhikmah kotanagaya.
10. Seluruh bapak ibu guru di smk salafiyah al hikmah kotanagaya, yang telah
mengalirkan ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, sebagai pedoman dan
bekal bagi penulis.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan laporan prakerin ini masih banyak kesalahan
karna kedangkalan ilmu penulis. Oleh karna itu penulis siap menerima kritik dan
saran yang membangun sebagai bahan evaluasi.
Akhirnya atas segala kekurangan dari laporan praktik kerja industri (PRAKERIN)
ini, sangat di harapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pembaca
demi sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan konstribusi
positif serta bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek kerja industri ( PRAKERIN), merupakan program salah satu pendidikan yang
diterapkan oleh sekolah menengah kejuruan peternakan dan pertanian. Prakerin ini
merupakan proses belajar yang didasarkan pada pengalaman diluar sistem tatap muka. Dalam
pelaksanaan prakerin ini siswa dihadapkan langsung dengan keyataan dunia kerja di bidang
peternakan baik perusahaan maupun praktisi dibidang peternakan, yang nantinya diharapkan
setelah pelaksanaan prakerin ini wawasan atau pengetahuan yang dimimili dapat bertambah
sebagai bekal siswa untuk memasuki dunia kerja.
Tujuan dari praktek kerja industri (PRAKERIN) ini adalah memperluas wawasan dan
meningkatkan pengetahuan serta pemahaman siswa mengenai kegiatan usaha secara umum
dan meningkatkan keterampilan fisik pada bidangnya masing-masing,agar mendapatkan
bekal dikemudian hari.
Tujuan khusus dilakukannya praktek kerja indu (PRAKERIN) ini antara lain:
a. meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalm bidang usaha tani terutama di bidang
peternakan agar bisa mandiri dan berjiwa usaha.
c. Mendorong siswa berfikir sesuai kenyataan dan kerja sama secara efektif, efisien dan
kreatif dengan kehidupan lingkungan.
a. Meningkatkan hubungan atau kerja sama antar sekolah pertanian pembangunan dengan
intansi/perusahaan
Praktek kerja industri (PRAKERIN) ini di laksnakan selama satu bulan., mulai
tanggal 01 Februari sampai 01 Maret 2019, di peternakan kambing lokal di VC. Prima
BREED. Kelurahan Tondo, Kec. Mantikulore, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
1.
2.
3.
4.
BAB IV
4.1 Hasil
Kandang peternakan CV. Prima BREED berdiri pada tahun 2009 yang bertempat di
samping kampus universitas tadulako berjarak sekitar 1km dari kampus Universitas
Tadulako. Kandang peternakan CV. Prima BREED ini merupakan salah satu kandang
peternakan yang sering di gunakan untuk praktikum maupun penelitian (S1, S2, S3) oleh
para mahasiswa dan juga dosen jurusan peternakan, Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Tadulako, sekolah tinggi pertanian (STLP) Mujahidin Toli toli dan Universitas
Madako Toli toli.
Luas lahan yang di miliki CV. Prima BREED ini adalah 4,5 hektar sebagian lahan di
gunakan untuk kandang ternak, sedangkan lahan yang tidak di gunakan untuk kandang ternak
di gunakan sebagai lahan penanaman hujauan pakan ternak, dan padang pengembalaan.
Struktur organisasi CV Prima BREED terdiri dari tiga bagiaan nyaitu pemilik
kandang, direktur dan petugas kandang. Susunan pengelola sebagai berikut
4.1.4 Perkandangan CV Prima BREED
Perkandangaan yang berada di CV Prima BREED terbagi atas empat bagian nyaitu
Kandang kambing bunting adalah kandang yang khusus menampung kambinhg yang
sedang bunting .Dengan luas kandang 7×20 meter, tinggi 4 meter dengan jarak lantai ketanah
adalah 1 meter luas dalam kandang, 3×20 meter, dengan jumlah petak ( kamar) 40. Dengan
luas kamar 1×1,75 cm, dalam 1 petak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kambing kacang merupakan kambing lokal indonesia, memilili nilai ekonomi dan di
sukai oleh petani, konstribusi ternak kambing terhadap total pendapatan pertanian untuk
ruminansia kecil sangat subtansial. Produksinhya juga memegang peranan penting untuk
menumbuhkan aktifitas pendapatan sebagian besar petani kecil, selain menjadi sumber
protein hewani untuk menunjang ketahanan panganan nasional .
Peternakan kambing di indonesia yang masih bersekala kecil perlu di usahakan secara
komersial. Sejalan dengan kebutuhan penduduk dan peningkatan daya beli masyarakat.
Kebutuhan daging saat ini belum mencukupi permintaan ditambah lagi kebutuhan acara
ternak qurban yang beragama islam.
Pengembangan bangsa kambing mengarah kepada dua produk utama (Daging dan
Susu) bangsa kambing mampu beradaptasi sangat baik terhadap kondisi iklim yang beragam.
Upaya untuk mengoptimalkan potensi kambing kacang diawali dengan
menginvertarisasi berbagai sifat kualitatif yang selanjutnya di tetapkan sebagai salah satu
rumpun ternak nasional. Langkah ini dilakukan selain untuk mendapatkan regalitas formal
secara nasional maupun internasional, juga sebagai upaya melestarikan sumber daya genetik
ternak (SDGT) agar pemanfaatannya dapat dilakukan secara berkelanjutan. Saat ini, kambing
kacang telah di tetapkan sebagai rumpun kambing kacang berdasarkan keputusan mentri
pertanian nomor 2840/KPTS/IB430/8/2012
Kambing kacang [C.aegagrus. hircus] adalah bsalah satu kambing lokal di Indonesia
dengan populasi yang cukup tinggi dan tersebar luas. Kambing kacang memiliki ukuran
tubuh yang relatif kecil, memiliki telinga yang kecil dan berdiri tegak. Kambuing ini telah
beradaptasi dengan lingkungan setempat, dan memiliki keunggulan pada tingkat kelahiran.
Beberapa hasil pengamatan menunjukan bahwa lihtter sizenya adalah 1.57 ekor
[Setiadi,2003]. Kambing memiliki keterbatasan dengan rataan bobot badan dewasa yang
cukup rendah yaitu sekitar 20 sampai 25 khg, dengan tinggi pundak hpada jantan dewasa dan
betina dewasa adalah 55,7 kurang lebih 2,88 cm dan 55,3 kurang dari 7,38 cm [Setiadi et
al.,1997]. Pada penelitian di CV PRIMA BREED [2019] berat badan kambing kacang jantan
yaitu 22,58 kg, kambing kacang betina 19,96 kg, tinggi pundak kambing kacang jantan yaitub
52,26 kurang dari 2,40 cm, kambing kacang betina 52,95 kurang lebih 1,76 cm, tinggi
pinggul kambing kacang jantan yaitu 54,20 kurang lebih 2,39 cm, kambing kacang betina
52,53 kurang lebih 2,03 cm, sedangkan lingkar dada kambing kacang jantan yaitu 56,43
kurang lebih 4,04 cm, kambing kacang betina 57,94 kurang lebih 2,37 cm, dan panjang badan
kambing kacang jantan yaitu 53,33 kurang lebih 3,76 cm, kambing kacang betina 46,08h
kkurang lebih 1,30 cm. Kambing ini mermiliki tanduk jantan maupun betina. Secara umum
warna tubuhnya adalah gelap dan coklat (Pamungkas,2009).
Menurut Mutidjo (1993), kambing kacang merupakan kambibg lokal asli Indonesia.
Tubuhh kambing kacang relatif kecil, kepala ringan dan kecil, telinga pendek dan tegak lurus
mengarah ke atas depan, dengan kehidupan yang sederhana, memiliki daya adaptasi yang
tinggi terthadap kondisi alam setempat dan reproduksinya dapat di golongkan sangat tinggi.
Jenis kambing ini juga terdapat di Filipina, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan sekitarnya.
Menurut Linnaeus [1758] klasifikasi kambing kacang [Capra aehgagrus hircus] termasuk
kerajaan: Animalia, Filum: Chordat, Kelas: Mammalia, Ordo: Arhtiodactyla, Sub ordo;
Selenodantia Familia: Bovidae, Subfamily: Caprinae, Genus: Capra, Spesies: C. Aegagrus,
Subspecies: C. a. Hircus. De Haas dan Horst [1979] mengelompokan kambing atas 3 tipe
berdasarkan tinggi pundak dan bobot badan hidup. Fungsi utama kambing tipe kecil adalah
penghasil daging, tipe sedang untuk penghasil daging dan susu, sedangkan tipe besar di
tujukan untuk penghasil susu. Tipe kerdil (dwarf) sama sekali thidak ideal sebagai penghasil
daging karena pehrtumbuhanya yang sangat lambat.
Kambing kacang dapat memiliki warna tunggal, yakni putih, hitam dan coklat, namun ada
kalanya warna campur dari ke3 warna tersebut. Kambing kacang, baik yang berkelamin
jamntan maupun betina mempunyai tanduk dengan ukuran panjang 8 sampai 10 cm. Berat
tubuh kambing dewasa rata rata sekitar 17 sampai 30 kg. Betina umumnya memiliki bulu
pendek pada seluruh tubuh kecuali pada bagian ekor dan dagu. Kambing kacang biasanya
berwarna hitam kadang dengan bercak putih, tanduknya berbentuk pedang lengkung,
melengkung ke atas dan ke belakang, umumnya telinga pendek dan tegak, pada jantan
mempunyai janggut, lehernya pendek dan punggungnya melengkung sedikit lebih tinggi dari
bahunya (Dvandra dan Burns, 1994).
Tingkat kesuburan kambing kacang tinggi dengan kemampuan hidup dari lahir sampai
sapih 79,4% sifat prolifik anak kembar dua 52,2%, kembar tiga 2,6% dan anak tunggal
44,9%. Kambing kacang dewasa kelamin rata rata umur 307,72 hari, presentasi karkas 44
sampai 51%. Rata rata bobot anak lahir 3,28 kg dan bobot sapi (umur 90 hari) sekitar 10,12
kg ( pamungkas 2009).
Keunggulan kambing kacang adalah mudah di pelihara, tahan terhadap berbagai kondisi,
mudah berkembang biak, mampu berproduksi pada lingkungan yang kurang baik. Kambing
kacang memiliki ukuran trubuh relatif rendah. Di samping itu kambing kacang merupakan
ambing yang mempunyai galur prolifikasi sedang ( supriati et al., 2003).
Faktor genetik adalah kemampuan yang bersifat baka yang dimiliki seekor ternak untuk
tampil maksimal, sedanghkan lingkungan merupakan yang dimiliki ternak untuk mendukung
pontensi genetik yang dimilikinya. Program peningkatan mutu genetik pada produktivitas
ternak kambing asli indonesia telah lama dilakukan oleh pemerintah antara lain melalui
persilangan,seleksi serta penyebaran bibit unggul diwilayah nusantara.siregar (1994)
mengatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi pertumbuhan baik dari segi
kualitas karkas kambing dengan perbandingan 20-30% : 70-80%.
B.Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang memberikan pengaruh cukup besar terhadap ukuran-
ukuran tubuh dan bobot kambing kacang. Faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi
kondisi kambing terutama adalah faktor makanan. Kambing yang mendapat makanan yang
baik (kebutuhan bahan kering terpenuhi) akan lebih cepat dewasa tubuh jika di bandingkan
kambing yang mendapatkan makanan yang kurang baik (kebutuhan bahan kering tidak
terpenuhi). Dengan kata lain pertambahan bobot badan per hari tergantung bahan makanan
yang di konsumsi seekor ternak (siregar, 1994).
Pengaruh lingkungan terhadap ternak dapat secara langsung maupun tidak langsung.
Pengaruh lingkungan secara langsung adalah terhadap tingkat produksi melalui metabolisme
basal, konsumsi makanan, gerak laju makanan, kebutuhan pemeliharaan reproduksi
pertumbuhan dan produksi susu, sedangkan pengaruh tidak langsung berhubungan dengan
kualitas dan ketersediaan makanan (Anderson et al.1985) kondisi fisik ternak, merupakan
cerminan kondisi sebenarnya dari kemampuan ternak dalam menanggapi kondisi
lingkunagnya, baik berupa kemampuan biologis dalam hal aktivitas reproduksi dan juga
kemampuan produksi berupa laju pertumbuhan yang di tampilkan dalam tampilan bobot
badan.
a. Kandang
Ada dua tipe kandang yang sering di gunakan yaitu kandang tanah dan kandang
panggung, namun yang umun di gunakan adalah kandang panggung karna sangat praktis
untuk daerah yang sangat lembab, lantainya di tinggikan kurang lebih 1-1,5 m hal ini
memudahkan dan membersihkan dan mengumpulkan kotoran serta air kencing (devandra
dan burnes 1994).
b. Pakan
Secara umum perbedaan antar musim (penghujan dan kemarau) akan berpengaruh
terhadap ketersediaan pakan dan akan berakibat pula terhadap laju pertumbuhan ternak
kambing (setiadi, 1987). Menurut sachdeva et al., (1973) kambing dapat di beri pakan
dengan kepastian yang wajar agar terjadi kinerja yang tinggi, baik untuk produksi daging,
susu dan bulu. Persediaan pakan hijauan/pengadaan bahan konsentrat biaya pakan
konsentrat di gunakan untuk pemberian pakan sesuai kebutuhan.
b.Sistem pemeliharaan
Beternak kambing dapat di lakukan secara trdisional, semi intensif dan intensif.
Dari ketiga sistem tersebut semuanya baik untuk di lakukan tergantung kondisi lahan,
tujuan usaha, ketersediaan dana, dan keterampilan mengelola ternak. bila tujuan
peternak kambing untuk di jadikan mata pencahariaan sistem yang paling tepat adalah
sistem intensif namun, bila tujuan beternak sekedar sebagai usaha sambilan sistem semi
intensif atau tradisional cukup memadai (mulyono dan sarwono, 2005)
1.1 perkembangan ukuran tubuh
lukman et al. (1987) menyatakan bahwa secara umum bahwa ukuran panjang badan
dan lingkarv dada bertambah sesuai dengan pertambahan bobot badan. Ukuran panjang
badan banyak di pengaruhi oleh pertumbuhan tulang sedangkan ukuran lingkar dada
banyak di pengaruhi oleh keadaan perdagingan dan perlemakan. Jika keadaan tersebut
berjalan normal maka kambing dalam keadaan bentuk badan yang kompak, artinya
semakin panjang dan semakin besar badan akan menyebapkan bobot badan meningkat hal
ini dapat di perumpamakan sebagai silinder yang volumenya di pengaruhi oleh tinggi
(panjang badan) dan diameter (linkar dada). Perbedaan bobot kambing kacang antara
tempat satu dengan yang lainya di sebabkan karna latar belakang pemeliharaan dan
keadaan lingkungan yang berbeda.
1.2 hubungan bobot badan dengan ukuran ukuran tubuh
menurut devandra dan burns (1994) beberapa ukuran tubuh hewan berkaitan
dengan bobot badanya. Penyebap kebveragaman berat huidup dewasa cukup banyak
termasuk beda bangsa jumlah anak seperindukan, makanan, persilangan dan interaksi
genotipe dengan linkungan. Bobot badan dari seekor ternak sangat di pengaruhi oleh
faktor faktor umur, jenis kelamin, ukuran tinggi badan, dan lingkar dada serta jenis pakan
dan kondisi lingkungan. Bobot badan dari seekor ternak sangat di pengaruhi oleh faktor
faktor umum, jenis kelamin, ukuran tinggi badan, panjang badan, dan lingkar dada serta
jenis pakan dan kondisi lingkungan. Perbedaan bobot badan kambing kacang antara
tempat satu dengan tempat lainnya disebabkan karna latar belakang pemeliharaan dan
keadaan lingkungan yang berbeda.
2.2Penangan (handling) pada Ternak
Dalam suatu usaha peternakan, pemilihan bibit unggul merupakan suatu keharusan
yang harus di lakukan karena bibit merupakan salah satu kunci keberhasilan dari suatu
usaha peternakan. Bibit yang baik di dukung pakan yang dan tata laksana yang baik akan
mendapatkan produksi yang baik. Ternak yang di pilih untuk menggunakan sebagai bibit
harus di dasarkan pada sifat sifat produksi tinggi guna memperoleh produksi yang maksimal.
Untuk menjalin mutu produksi yang sesuai dengan permintaan konsumen di perli8kan biit
ternak yang bermutu, oleh karna itu di perlukan peraturan mengenai setandar mumu atau
kualitas bibit ternak atau kualitas bibit ternak dan produksinya.
Tujuan utama standarisasi adalah untuk meningkatkan daya saing hasil peternakan di
pasaran dalam dan luar negri yang di harapkan dapat meningkatkan penerimaan devisa
negara dan pendapatan petani.
Bagi ternak ternak tertentu, standar mutu bibit di atur dalam Standar Pertanian Indonesia
Bidang Peternakan (SPINAK) No.01/43/1988 yang di tuangkan dalam SK Menteri Pertanian
No.3568/Kpts/TN.410/5/1988. Sedangkan bagi ternak yang belum di atur dalam Standarisasi
Mutu di atur dalam Kesepakatan Teknis.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Untuk perusahaan