BOTANI FARMASI
“MORFOLOGI DAN ANATOMI AKAR”
OLEH :
KELOMPOK 2
HERLINA 17.01.063
SARWAN HAMID 17.01.064
GRACE PAYUKALLO 17.01.082
MUSDALIFAH S. 17.01.088
HUTRIVIA SANDA RANDA B 17.01.090
MARGARETHA RAIMUNDA J. 17.01.103
SILVIANA 17.01.113
MUHAMMAD ARHAM 17.01.114
SRI MUSDALIPA 17.01.115
SRI RAHMA FATIMA A. 17.01.120
Pangkal
Mangga (Mangifera Batang akar
1
indica) Ujung akar
Rambut akar
Pangkal
2 Padi (Oryza sativa L.)
Serabut akar
3 Pangkal
Pandan (Pandanus)
Serabut akar
Pangkal
Kacang tanah Batang akar
6
(Arachis hypogaea) Serabut akar
Anggrek Pangkal
7
(Orchidaceae) Akar
Pangkal
Lombok (Capsicum
8 Batang akar
annum L.)
Serabut akat
Pangkal
Kaca beling Batang akar
9
(Strobilanthes crispa) Serabut akar
IV.1.2 Tabel Pengamatan Anatomi
PER MEDIUM HASIL
NO SAMPEL BESARA KETERANGAN
IRISAN PENGAMATAN
N
Kloralhidrat Epidermis
4x
Irisan
melintang Korteks
Kloralhidrat Epidermis
Korteks
10x
irisan
melintang
Padi (Oryza
1
sativa L.)
Flourglusin Epidermis
4x Korteks
Irisan
membujur
Epidermis
Flourglusin
10x Korteks
Irisan
membujur
Kloralhidrat Epidermis
4x Korteks
Irisan
melintang
Ubi jalar
2 (Ipomea
batatas)
Kloralhidrat Epidermis
10x
Irisan Korteks
melintang
Epidermis
Flourglusin
4x Korteks
Irisan
membujur
Flourglusin Epidermis
10x Korteks
Irisan
membujur
Kloralhidrat Epidermis
Korteks
4x
Irisan Floem
melintang Xilem
Kloralhidrat Korteks
10x Floem
Irisan Xilem
Mangga melintang
3 (Mangifera
indica) Flourglusin Epidermis
4x
Irisan Korteks
membujur
Flourglusin Epidermid
Korteks
10x
Irisan Floem
membujur Xilem
Kloralhidrat Epidermis
Korteks
4x Floem
Irisan
melintang Xilem
Pandan
4 (Panda
nus) Korteks
Kloralhidrat
10x Floem
Irisan
melintang
Flourglusin Epidermis
4x
Irisan Korteks
membujur
Flourglusin
Korteks
10x
Irisan
membujur
Aquadest Epidermis
4x Korteks
Irisan
Mangga melintang
5 (Mangifera
indica)
Aquadest Epidermis
10x
Irisan Korteks
melintang
Aquadest Korteks
4x Floem
Irisan
membujur
Pandan
6 (Panda
nus) Korteks
Aquadest
10x Floem
Irisan
membujur
Xilem
Aquadest Epidermis
4x Korteks
Irisan
melintang
Ubi jalar
7 (Ipomea
batatas)
Aquadest Epidermis
10x Korteks
Irisan
melintang
Aquadest Epidermis
4x
Irisan Korteks
membujur
Padi (Oryza
8
sativa)
Aquadest Epidermis
10x
Irisan Korteks
membujur
Aquadest Epidermis
4x
Irisan Korteks
melintang
Aquadest Epidermis
10x
Irisan Korteks
membujur
Flourglusin Epidermis
4x
Irisan Korteks
melintang
Kangkung
9 (Ipomea Flourglusin
aquatica)
10x Korteks
Irisan
membujur
Kloralhidrat Epidermis
4x Korteks
Irisan
melintang
Kloralhidrat
10x Korteks
Irisan
membujur
Aquadest Epidermis
Korteks
4x
Floem
Irisan
Xilem
membujur
Aquadest
10x Korteks
Irisan
melintang
Flourglusin Epidermis
Korteks
4x
Irisan Floem
membujur Xilem
bayam duri
10 (Amarantus
spinosus) Flourglusin
10x Korteks
Irisan
melintang
Kloralhidrat
Epidermis
4x Korteks
Irisan Floem
membujur Xilem
Kloralhidrat
10x Korteks
Irisan
melintang
Aquadest
4x Korteks
Irisan
melintang
Aquadest
10x Korteks
Irisan
membujur
Flourglusin Epidermis
4x
Irisan Korteks
Pegagan melintang
11 (Centella
Flourglusin
asiatica)
Korteks
10x
Irisan
membujur
Kloralhidrat
4x Korteks
Irisan
melintang
Kloralhidrat
10x Korteks
Irisan
membujur
IV.2 Pembahasan
Sistem perakaran merupakan jenis-jenis akar yang ditinjau dari
pertumbuhan struktur akarnya. Ketika suatu tumbuhan masih dalam
bentuk lembaga di dalam biji, calon akar sudah terbentuk, dan disebut
akar lembaga (radicula). Pada perkembangan selanjutnya, saat biji
berkecambah sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat
memperlihatkan perkembangan yang berbeda. Berdasarkan hal ini, sistem
perakaran tumbuhan dibedakan atas dua macam, yaitu sistem akar
tunggang dan sistem akar serabut (Dewi, 2013).
Fungsi akar bagi tumbuhan adalah untuk memperkuat berdirinya
tumbuhan, menyerapnya air dan unsur hara yang terkandung dalam air
yang ada dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara kebatang dan
daun, kadang-kadang sebagai tempat untuk menimbun makan, dalam
bentuk umbi kayu (Dewi, 2013).
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan
epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan
empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas
pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling.
Pada struktur anatomi tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda, baik dari
segi fungsi, susunan serta bagian-bagian dari tumbuhan tersebut. Akar
merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan
unsur-unsur hara serta untuk menompang tegaknya tumbuhan. Akar
merupakan bagian pertama yang tumbuh dari suatu biji yang
berkecambah yang kemudian tumbuh tegak ke bawah dan kemudian
berkembang menjadi akar utama. Selanjutnya tumbuh cabang yang kecil.
Sistem perakaran ini disebut sistem akar tunggang dan merupakan salah
satu ciri kelas dikotil. Jika cabang tumbuh lebih besar dengan akar utama
atau akar utama berdegenerasi dan diganti dengan akar-akar ramping
yang keluar dari akar utama yang tidak berkembang, maka sistem akar ini
disebut sistem akar serabut dan merupakan salah satu ciri tumbuhan
monokotil.
Pada percobaan inidigunakan tiga medium yaitu medium kloralhidral,
medium Flourglusin, dan medium aquadest. Penggunaan tiga medium ini
bertujuan untuk melihat perbandingan hasil yang didapatkan pada setiap
medium.
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk melihat struktur yang
terdapat dari beberapa tanaman diantaranya akar mangga (Mangifera
indica), akar padi (Oryza sativaL.), akar pandan (Pandanus), dan akar ubi
jalar (Ipomea batatas).Dari beberapa sampel ini diamati dengan
menggunakan alat mikroskop dengan berbagai pembesaran untuk
mengamati struktur yang terdapat dari beberapa sampel tersebut. Serta
melihat perbedaan akar monokotil dan dikotil.
Pada pengamatan morfologi akar pada mangga (Mangifera indica)
memiliki system perakaran tunggang sedikit bercabang, bentuk akar
seperti tombak, dan sifat akarnya yaitu akar nafas. Sedangkan pada
pengamatan anatomi dapat dilihat bahwa pada perbesaran 4x dengan
irisan melintang dan membujur tidak terlihat bagian-bagian akar secara
jelas, tetapi pada perbesan 10x terlihat bagian floem, xilem, korteks, dan
epidermis. Dari hasil yang didapatkan dan perbandingan literatur dapat
dikatakan bahwa mangga (Mangifera indica) termasuk akar dikotil dapat
dilihat dari letak xilem yang dikelilingi oleh floem.
Pada sampel padi (Oryza sativa L.) secara morfologi memiliki
system perakaran yaitu akar serabut berbentuk serabut-serabut kecil
seperti benang dan sifat akarnya yaitu akar tunjang. Sedangkan pada
pengamatan anatominya dapat dilihat pada perbesar 4x dengan irisan
melintang dan membujur tidak terlihat bagian-bagian secara jelas kecuali
bagian epidermis dan korteks begitupun pada perbesaran 10x, maka dari
itu dari hasil pengamatan anatomi ini tidak dapat diketauhui jenis akarnya,
tetapi dapat dilihat dari pengamatan morfologinya bahwa akar padi (Oryza
sativa L.) termasuk akar monokotil karena memiliki sistem perakaran
serabut yang mana telah sesuai dengan perbandingan literatur.
Pada sampel pandan (Pandanus) dilihat pada pengamatan
morfologi didapatkan hasil yaitu: sistem perakarannya adalah akar serabut
yang berbentuk besar-besar yang banyak memperlihatkan percabangan
yang bersifat akar tunjang. Sedangkan pada pengamatan anatomi dapat
dilihat pada perbesaran 4x dan 10x dengan irisan melintang dapat dilihat
dengan jelas bagian epidermis, korteks, floem, dan xilem, sedangkan
pada irisan membujur hanya terlihat bagian epidermis dan kotreks. Dari
hasil pengamatan anatominya dapat dikatakan bahwa pandan (Pandanus)
termasuk golongan akar monokotil dilihat dari tata letak floem dan xilem
yang saling berselang-seling dimana hasil ini telah sesuai dengan
perbandingan literatur.
Sedangkan pada sampel ubi jalar (Ipomea batatas) secara
morfologi didapatkan hasil yaitu: memiliki sistem perakaran adventif yang
berbentuk serabur-serabut kecil yang bersifat umbi (tuber). Sedangkan
pada pengamatan anatominya dapat dilihat pada perbesaran 4x dan 10x
tidak memiliki perbedaan yang spesifik hanya mengalami perbedaan yang
tipis dan hasil yang didapatkan tidak terlihat bagian-bagian yang cukup
jelas dimana hanya dapat dilihat secara jelas bagian epidermis yang
terletak paling luar dan korteks yang lerletak setelah epidermis baik pada
irisan melintang dan membujur hasil yang didapat kerang lebih sama. Dari
hasil pengamatan anatominya tiidak dapat dibedakan bahwa ubi jalar
(Ipomea batatas) termasuk golongan akar monokotil maupun dikotil.
Dari beberapa sampel diatas mempunyai struktur dari sel yang
hampir sama yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda untuk setiap
struktur dari sel tersebut digunakan untuk kelangsungan hidup dari
tanaman tersebut. Faktor-faktor kesalahan dari percobaan ini adalah cara
pengirisan baik melintang dan membujur yang terlalu tebal sehingga tidak
terlihatnya struktur dari akar tanaman tersebut. Selain itu juga cara
pengamatan pengamat pada mikroskop yang kurang teliti.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah
1. Padi (Oryza sativa L.) dan ubi jalar (Ipomoae batatas) merupakan
tumbuhan yang memiliki sistem perakaran akar serabut sedangkan
mangga (Mangifera indica) dan pandan (Pandanus) merupakan
tumbuhan yang memiliki sistem perakaran akar tunggal.
2. Dari beberapa sampel akar tumbuhan yang diujikan, bagian-bagian
morfologinya hampir sama, dimana terdiri dari ujung akar, rambut
akar, cabang akar, batang akar, dan leher akar.
3. Dari beberpa sampel akar tumbuhan yang diujikan, bagian-bagian
anatominya hampir sama, dimana terdiri dari beberapa jaringan yaitu
epidermis, korteks, xilem, endodermis, dan floem.
V.2. Saran
V.2.1 Saran untuk dosen
Sebaiknya ikut serta dalam proses praktikum
V.2.2 Saran untuk laboratorium
Sebaiknya lebih memperhatikan kenyamanan praktikan
V.2.3. Saran untuk asisten
Sebaiknya tetap mendampingi praktikan agar tidak terjadi
kesalahan pada saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA