Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Kelompok Rentan Gizi ini.
Shalawat dan salam tidak lupa penulis sampaikan kepada junjungan alam yakni Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan hingga ke alam yang
penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Deni Elnovriza, STP, Msi, selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Keluarga penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi bagi penulis.
3. Teman-teman yang membantu penulis dalam menyelesaikan Makalah ini yang penulis
tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
bahasa maupun dari segi sistematika penulisan, oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Harapan penulis semoga Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Padang, 5 Desember 2011

Penulis

1|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..2

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..3

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………3

1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………...3

1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………………….3

1.5 Metode Penulisan………………………………………………………………..…4

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelompok Rentan Gizi………………………………………………...5


2.2 Kelompok- Kelompok Rentan Gizi...........................…………………….…5
a. Bayi .............................................................................................5
b. Balita ...........................................................................................7
c. Anak Sekolah .................................................................................8
d. Remaja .........................................................................................8
e. Ibu Hamil ......................................................................................9
f. Ibu Menyusui..................................................................................9
g.Usia Lanjut.....................................................................................10
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………12

3.2 Saran…………………………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………13

2|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengembangan
kualitas Sumber Daya Manusia. Gizi sangat mempengaruhi kecerdasan dan produktivitas
kerja manusia. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu
pendekatan penanggulangnya harus melibatkan berbagai sektor terkait.

Pemerintah Indonesia sendiri juga telah banyak melakukan usaha untuk meningkatkan
keamanan pangan dan status gizi masyarakat. Banyak kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga) dilakukan oleh pemeintah. Namun demikian masih cukup banyak kelompok yang
rentan gizi yang lebih cenderung pada kekurangan gizi (defisiensi gizi, under nutritions) dari
pada kelebihan gizi (over nutritions).

Berdasarkan fenomena diatas, saya tertarik untuk memuat makalah Kelompok Rentan
Gizi. Kelompok tersebut adalah bayi, anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil, ibu
menyusui dan lanjut usia. Makalah ini juga sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Dasar-
Dasar Gizi.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka adapun rummusan masalah dari makalah
ini adalah:
a) Apa yang dimaksud dengan kelompok rentan gizi?
b) Siapa saja yang masuk kedalam kelompo rentan gizi?

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang apa yang dimaksud
dengan kelompok rentan gizi, Siapa saja yang masuk kedalam kelompo rentan gizi, dan
untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah Dasar- Dasar Gizi

1.4. Manfaat Penulisan

3|Page
Dengan adanya makalah ini diharapkan pengetahuan penulis dan pembaca dapat
bertambah tentang materi kelompok rentan gizi

1.5 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan
metode studi teks (studi pustaka) dimana dalam penulisan makalah ini, penulis melakukan
kegiatan penelusuran dan penelaahan literature dari hasil data-data yang diperoleh dari buku-
buku, internet, koran, jurnal, maupun majalah sehingga metode ini sangat menuntut
ketekunan dan kecermatan pemahaman penulis.

4|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelompok Rentan Gizi

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling
mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya
kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia, oleh sebab itu
kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Pada
kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau
perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok
umur yang lain. Oleh sebab itu apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi
atau kesehatannya.

Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :


a. Kelompok bayi : 0-1 tahun
b. Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun
c. Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun
d. Kelompok remaja : 13-20 tahun
e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.
f. Kelompok usia lanjut

2.2 Kelompok- Kelompok Rentan Gizi

a) Bayi

Kecilnya tubuh dan pertumbuhan yang cepat merupakan faktor utama yang
mempengaruhi kebutuhan energi dan nutrien bagi bayi. Imaturitas dari fisiolgi dan
perkembangan menyebabkan bayi membutuhkan bentuk makanan yang berbeda. Didalam
siklus kehidupan manusia, bayi berada didalam masa pertumbuhan dan perkembangan
yang paling pesat. Bayi yang dilahirkan dengan sehat, pada umur 6 bulan akan mencapai

5|Page
pertumbuhan atau berat badan 2 kali lipat dari berat badan pada waktu dilahirkan. Untuk
pertumbuhan bayi dengan baik, zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah :

a. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan.

b. Calsium (Ca)

c. Vitamin D tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis maka hal ini tidak begitu
menjadi masalah.

d. Vitamin A dan K yang harus diberikan sejak post natal.

e. Fe (zat besi) diperlukan karena didalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang.

Secara alamiah sebenarnya zat-zat gizi tersebut sudah terkandung didalam ASI
(air susu ibu). Oleh sebab itu, apabila gizi makan ibu cukup baik dan anak diberi ASI
pada umur sampai 4 bulan, zat-zat gizi tersebut sudah dapat mencukupi. Pemberian ASI
saja tanpa makanan tambahan lain sampai pada umur 4 bulan ini disebut pemberian ASI
eksklusif. Disamping itu, ASI juga mempunyai keunggulan, yakni mengandung
immunoglobulin yang memberi daya tahan tubuh pada bayi, yang berasal dari tubuh ibu.
Immunoglobulin ini dapat bertahan pada anak sampai dengan bayi berumur 6 bulan.

Peralihan ASI kepada makanan tambahan (PMT) harus dilakukan sesuai dengan
kondisi anatomi dan fungsional alat pencernaan bayi. Setelah masa pemberian ASI
eksklusif berakhir maka mulai umur 4 bulan bayi diberi makanan tambahan, itupun
makanan yang sangat halus.

Kemudian mulai umur 9 bulan sudah dapat diberikan makanan tambahan yang
lunak sampai dengan umur 18 bulan. ASI tetap diteruskan dan mulai umur 18 bulan dapat
diberikan makanan tambahan agak keras (semisolid) sampai dengan umur 2 tahun.
Akhirnya pada umur 2 tahun, ASI diberhentikan (anak disapih) dan sudah dapat diberi
makanan seperti makanan orang dewasa. Mengenai jumlah makanan tambahan pun juga
makin lama makin ditingkatkan, sesuai dengan kebutuhan kalori yang diperlukan bayi
/anak untuk berkembang.

6|Page
Tabel Peralihan ASI ke Makanan dan Kebutuhan Kalori

Umur Anak PMT Kebutuhan Kalori


0- 4 bulan ASI saja 300 kalori
4- 9 bulan Makanan halus 800 kalori
9-12 bulan Makanan lembut 900 kalori
12-18 bulan Makanan lunak 1100 kalori
18-24 bulan Makanan semi keras 1300 kalori
24 bulan ( 2th ) Makanan dewasa dan disapih

b) Anak Balita

Anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit.
Pertumbuhan yang melambat dan tidak menentu berdampak pada kebutuhan nutrien.
Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP) dan
jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak
balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :

a. Anak balita berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa.

b. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibunya sudah bekerja penuh
sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

c. Anak balita sudah mulai main di tanah dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri
sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan
untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.

d. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan.
Dipihak lain ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan anak balita karena
dianggap sudah dapat makan sendiri. Dengan adanya posyandu (pos pelayanan terpadu)
yang sasaran utamanya adalah anak balita, sangat tepat untuk meningkatkan gizi dan
kesehatan anak balita.

7|Page
c) Anak Sekolah

Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan yang lebih baik
dibandingkan dengan kesehatan anak balita. Masalah-masalah yang timbul pada
kelompok ini antara lain : berat badan rendah, defisiensi Fe (kurang darah) dan defisiensi
vitamin E. Masalah ini timbul karena pada umur-umur ini anak sangat aktif bermain dan
banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah tangganya. Di pihak lain
anak kelompok ini kadang-kadang nafsu makanan mereka menurun sehingga konsumsi
makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan.

Program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah sangat tepat untuk membina dan
meningkatkan gizi dan kesehatan kelompok ini. Disamping anak sekolah adalah
kelompok yang sudah terorganisasi sehingga mudah untuk dijangkau oleh program, juga
karena kelompok ini merupakan kelompok yang mudah menerima upaya pendidikan.
Ahli pendidikan berpendapat bahwa kelompok umur ini sangat sensitif untuk menerima
pendidikan, termasuk pendidikan gizi.

d) Remaja

Pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga sangat pesat kemudian juga
kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olahraga juga pada kondisi puncaknya. Oleh sebab
itu, apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk
pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapat
menghambat pertumbuhannya.

Pada anak remaja puteri mulai terjadi menarche (awal menstruasi) yang berarti
mulai terjadi pembuangan Fe. Oleh sebab itu, kalau konsumsi makanan, khususnya Fe
maka akan terjadi kekurangan Fe (anemia). Upaya untuk membina kesehatan dan gizi
kelompok ini juga dapat dilakukan melalui sekolah (UKS) karena kelompok ini pada
umumnya berada di bangku sekolah menengah pertama maupun atas (SLP atau SLA).

Disamping itu pembinaan melalui organisasi-organisasi kemasyarakatan, misalnya


: karang taruna, remaja / pemuda masjid, gereja, dan sebagainya juga tepat. Karena
kelompok pada remaja ini sudah mulai tertarik berorganisasi atau senang berorganisasi.

8|Page
Pertumbuhan yang cepat pada masa remaja diikuti oleh proses pematangan
seksual. Kebutuhan nutrien meningkat drastis untuk mendukung pertumbuhan fisik.

e) Ibu Hamil

Ibu hamil sebenarnya juga berhubungan dengan proses pertumbuhan, yaitu


pertumbuhan janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya
sebagai pendukung proses kehamilan tersebut, misalnya mammae. Untuk mendukung
berbagai proses pertumbuhan ini maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga
meningkat. Kebutuhan kalori tambahan bagi ibu hamil sekitar 300-350 kalori per hari.

Demikian pula kebutuhan protein meningkat dengan 10 gram sehari. Peningkatan


metabolisme berbagai zat gizi pada ibu hamil juga memerlukan peningkatan suplai
vitamin, terutama thiamin, riboflavin, vitamin A dan D. Kebutuhanbn berbagai mineral,
khususnya Fe dan calsium juga meningkat.

Apabila kebutuhan kalori, protein, vitamin dan mineral yang meningkat ini tidak
dapat dipenuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu hamil, akan terjadi kekurangan gizi.
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berakibat:

a. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah atau sering disebut berat badan bayi rendah
(BBLR).

b. Kelahiran prematur (lahir belum cukup umur kehamilan)

c. Lahir dengan berbagai kesulitan dan lahir mati.

Gizi selama kehamilan penting, namun banyak tambahan kebutuhan nutrien


dapat terpenuhi apabila ibu mempunyai cadanagan nutrien yang cukup sebelum hamil.
Kebutuhan energi dan nutrien selama kehamilan lebih tinggi daripada orang dewasa.
Kebutuhan energi dapat diprediksi dari kehilangan nutrien selama konsepsi.

f) Ibu Menyusui

Laktasi yang berhasil membutuhkan dukungan nurien yang besar. Air susu ibu
(ASI) adalah makanan utama bayi oleh sebab itu maka untuk menjamin kecukupan ASI
bagi bayi, makanan ibu yang sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi ASI rata-rata

9|Page
800-850 mililiter per hari dan mengandung kalori 60-65 kalori, protein 1,0-1,2 gram dan
lemak 2,5-3,5 gram setiap 100 mililiter. Zat-zat ini diambil dari tubuh ibu dan harus
digantikan dengan suplai makanan ibu sehari-hari.

Untuk itu maka ibu yang sedang menyusui memerlukan tambahan 800 kalori sehari dan
tambahan protein 25 gram sehari, diatas kebutuhan bila ibu tidak menyusui.

Dalam batas-batas tertentu kebutuhan bayi akan zat-zat gizi ini diambil dari tubuh
ibunya tanpa menghiraukan apakah ibunya mempunyai persediaan cukup atau tidak.
Apabila konsumsi makanan ibu tidak mencukupi, zat-zat didalam ASI akan terpengaruh,
ASI akan tetap memberikan jatah yang diperlukan oleh anaknya dengan mengambil
jaringan ibunya, akibatnya ibunya menjadi kurus. Bila konsumsi Ca ibu yang berkurang,
Ca akan diambil dari cadangan Ca jaringan ibunya sehingga memberikan osteoporosis
dan kerusakan gigi (caries dentis).

g) Usia lanjut (Usila)

Secara alami, fungsi fisiologis dalam tubuh lansia menurun seiring pertambahan
usianya. Penurunan fungsi ini tentunya akan menurunkan kemampuan lansia untuk
menanggapi datangnya ransangan baik dari luar maupun dari dalam tubuh lansia itu
sendiri.

Perubahan fungsi fisiologis yang terjadi pada lansia pada dasarnya melipuri
penurunan kemampuan sistem saraf, yaitu pada indera penglihatan, pendengaran peraba,
perasa dan penciuman. Selanjutnya, perubahan ini juga mengakibatkan peneunan sistem
pencernaan, sistem saraf, sistem pernapasan, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler,
hingga kemampuan muskoloskeletal.

Meskipun usia ini sudah tidak mengalami penurunan fungsinya maka sering terjadi
gangguan gizi. Contohnya pada usila beberapa gigi bahkan semuanya tanggal sehingga
terjadi kesulitan dalam mengunyah makanan. Oleh sebab itu apabila makanan tidak
diolah sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan pengunyahan maka akan terjadi
gangguan dalam pencernaan dan penyerapan oleh usus.

Disamping itu, alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun


sehingga makanan yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar

10 | P a g e
pencernaan. Makanan yang tidak banyak mengandung lemak pada umumnya mudah
dicerna. Kadar serat yang tidak dapat dicerna sebaiknya tidak dikonsumsi oleh usila
namun demikian makanan yang mengandung serat yang lain harus banyak, agar dapat
melancarkan peristaltik dan dengan demikian melancarkan defekasi (buang air besar).

Keperluan energi pada usila sudah menurun, oleh sebab itu konsumsi makanan
untuk usila secara kuantitas tidak sama dengan pada kelompok rentan yang lain. Yang
penting disini kualitas makanan dalam arti keseimbangan zat gizi harus dijaga.
Kegemukan pada usila sangat merugikan bagi usila sendiri karena merupakan resiko
untuk berbagai penyakit seperti : kardiovaskuler, diabetes melitus, hipertensi, dan
sebagainya.

Perubahan-perubahan fungsi fisiologis pada lansia dapat menyebabkan penurunan


asupan makanan yang berakibat pada penurunan status gizi. Penurunan fungsi fisiologis
pada lansia yang memeiliki kaitan yang erat dengan penurunan status gizi adalah
menurunnya kemampuan mengunyah makanan dan berkurangnya sekresi enzim
pencernanaan.

11 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling
mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya
kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia, oleh sebab itu
kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia

Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :


a. Kelompok bayi : 0-1 tahun
b. Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun
c. Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun
d. Kelompok remaja : 13-20 tahun
e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.
f. Kelompok usia lanjut

3.2 Saran

Kelompok tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan


memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Oleh
sebab itu apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gannguan kesehatan. Jadi diharapkan
orang-orang yang masuk ke dalam kelompok rentan gizi tersebut agar lebih bisa menjaga
asupan nutrisi dan pangan yang dikonsumsi nya, sehingga dapat menuingkatkan kecerdasan,
produktivitas kerja, dan kesehatan yang merupakan faktor terpenting dalam pengembangan
kualitas Sumber Daya Manusia.

12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo. Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :


Rineka Cipta.

Notoatmodjo. Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Depok : PT. Gelora Aksara Pratama

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Forum Mahasiswa Gizi Fakultas Kesehatan MasyarakatT Universiatas Hassanudin Makassar


“Kelompok Rentan Gizi”. http://formazifkmuh.blogspot.com/2009/03/kelompok-
rentan-gizi.html. Diakses pada 4 Desember 2011. 21:49:12 WIB.

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai