123 1 315 1 10 20170109 PDF
123 1 315 1 10 20170109 PDF
1, April 2016
ABSTRACT
In the period of pregnancy, a woman requires drug therapy due to disturbance
suffered, whether related or unrelated to the pregnancy process. Drugs taken
by pregnants is noteworthy, because is taken can affect the fetus. This study
aimes to evaluating the appropriateness of the indication, patient, and doses of
drug using in accordance with the guidelines used. The type of research was
descriptive, data collection was retrospectively. Sampling was done by
purposive sampling in pregnant woman from the medical records of the
Obstetric and Gynecology Department “X” Hospital Jakarta from January to
December, 2014. The result showed that 33 pregnant women who get a
prescription that mets the appropriate indication category indication as much as
99.30%. Data that mets the appropriate patient category as much as 99.30%
Whereas, mets the appropriate doses category as much as 98.60%.
Keywords : Evaluation, drug use, pregnant woman
ABSTRAK
Pada masa kehamilannya seorang wanita memerlukan terapi obat karena
gangguan yang diderita, baik yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan
dengan proses kehamilannya. Obat yang diminum oleh ibu hamil patut
mendapatkan perhatian, karena obat yang diminum dapat mempengaruhi janin
yang dikandungnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketepatan
indikasi, pasien, dan dosis dalam penggunaan obat pada pasien ibu hamil
sesuai dengan pedoman yang digunakan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif,
pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Pengambilan sampel dilakukan
secara purposive sampling pada pasien ibu hamil dari rekam medik
Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit “X” periode Januari –
Desember 2014. Hasil penelitian menunjukkan dari 33 orang ibu hamil yang
mendapatkan resep obat yang memenuhi kategori tepat indikasi sebanyak
99,30%. Memenuhi kategori tepat pasien sebanyak 99,30%. Sedangkan, yang
memenuhi kategori tepat dosis sebanyak 98,60%.
Kata Kunci : Evaluasi, penggunaan obat, ibu hamil
21
Evaluasi Ketepatan Penggunaan Obat Ibu Hamil ............(M.Fikri, dkk)
Tabel 2. Distribusi Pasien Ibu Hamil Tabel 3. Antimikroba yang Digunakan pada
Departemen Obstetri dan Pengobatan Pasien Ibu Hamil
Ginekologi Rumah Sakit “X” Departemen Obstetri dan
Berdasarkan Usia Pasien. Ginekologi Rumah Sakit “X”
N
No. Usia Pasien Jumlah Persentase Jenis Obat
(%)
(%) Antimikroba : 57,58
1 ≤ 30 tahun 17 51,52
2 > 30 tahun 16 48,48 a. Klindamisin 15,15
b. Metronidazol 12,12
Total (n) 33 100,00
c. Sefadroksil 9,10
d. Metronidazol (ovula) 9,10
e. Ko Amoksiklav 3,03
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa f. Doksisiklin 3,03
jumlah ibu hamil yang menjalani pengobatan di g. Kandistatin 3,03
Departemen Obstetri dan berdasarkan usia h. Seftriakson (inj) 3,03
pasien ibu hamil yang terbanyak adalah usia
kurang dari sama dengan 30 tahun
dibandingkan dengan yang diatas 30 tahun. diperoleh sebelum memulai terapi (Briggs
Menurut beberapa peneliti medis, umur yang 2001). Klindamisin, metronidazol, sefadroksil, ko
“ideal” untuk mengandung adalah umur 20 amoksiklav,seftriaxon masuk dalam kategori B,
sampai 30 tahun karena pada periode sedangkan nystatin kategori C, dan doksisiklin
kehidupan wanita ini risiko menghadapi golongan D.
komplikasi medis paling rendah (Sloane dan
Penggunaan metformin selama kehamilan
Benedict 2009).
menjadi tantangan bagi para peneliti, mengingat
Meskipun beberapa laporan yang tersedia saat ini metformin pada kehamilan masih masuk
telah tiba pada kesimpulan yang bertentangan dalam kategori B. Metfomin merupakan anti-
dengan keselamatan metronidazole pada hiperglikemia oral golongan biguanid yang
kehamilan, sebagian besar bukti yang dalam penelitian in vivo tidak terbukti
diterbitkan sekarang tampaknya menunjukkan mengganggu fertilitas hewan coba (tikus) baik
bahwa anti infeksi tidak menimbulkan risiko jantan atau betina dan tidak terbukti teratogenik
yang signifikan bagi janin. Sebuah resiko yang pada hewan coba (tikus dan kelinci) hingga
sangat kecil kemungkinan untuk bibir sumbing dosis 600 mg/ kgBB/hari, yaitu dosis yang
dengan atau tanpa langit-langit telah dilaporkan, diperkirakan 2 kali dosis maksimum yang
namun validitas dan signifikansi klinis temuan ini direkomendasikan pada manusia dalam satuan
dipertanyakan. Hal ini juga tidak mungkin untuk mg per luas permukaan badan. Metformin
sepenuhnya menilai risiko terhadap janin dari terlihat cukup baik mencegah makrosomi fetus
potensi karsinogenik metronidazol. American pada wanita dengan berat badan normal atau
College of Obstetricians dan Gynecologists berlebih dan mengalami diabetes gestasional
(ACOG), produsen, dan American Society of lambat, sedangkan ibu disertai obesitas, kadar
Health-System Apoteker pertimbangkan gula darah puasa tinggi dan memerlukan terapi
metronidazol untuk kontraindikasi selama farmakologi lebih awal sepertinya akan lebih
trimester 1 pada pasien dengan trikomoniasis baik jika mendapatkan insulin (Moore 2010).
atau vaginosis bakter. ACOG Metformin aman digunakan pada trimester
merekomendasikan bahwa klindamisin (secara kehamilan 2 dan 3, sedangkan pada trimester 1
lisan atau dalam vagina) harus digunakan ditemukan kelainan pada janin (Briggs 2001).
selama trimester 1 untuk vaginosis bakteri
gejala. Penggunaan metronidazol untuk Tabel 4. Antidiabetika yang Digunakan pada
trikomoniasis atau vaginosis selama trimester 2 Pengobatan Pasien Ibu Hamil
dan 3 dapat diterima, baik sebagai dosis oral 2- Departemen Obstetri dan
g tunggal atau kursus 7 hari dari 750 hingga Ginekologi Rumah Sakit “X”
1000 mg / hari dalam dosis terbagi. Untuk N
Jenis Obat
indikasi lain, metronidazol dapat digunakan (%)
selama kehamilan jika tidak ada alternatif lain Antidiabetika : 9,09
dengan profil keselamatan yang ditetapkan.
Dalam kasus ini, pasien harus diberi konseling a. Insulin 6,06
mengenai potensi risiko dan persetujuannya b. Metformin 3,03
23
Evaluasi Ketepatan Penggunaan Obat Ibu Hamil ............(M.Fikri, dkk)
Tabel 5. Antihipertensi yang Digunakan pada Tabel 6. Antiretroviral yang Digunakan pada
Pengobatan Pasien Ibu Hamil Pengobatan Pasien Ibu Hamil
Departemen Obstetri dan Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit “X” Rumah Sakit “X”
N N
Jenis Obat Jenis Obat
(%) (%)
Antihipertensi : 45,46 Antiretroviral (HIV) : 69,70
24
Farmasains Vol. 3. No. 1, April 2016
Tabel 7. Antiemetika yang Digunakan pada Tabel 9. Analgetik Non Steroid yang
Pengobatan Pasien Ibu Hamil Digunakan pada Pengobatan
Departemen Obstetri dan Pasien Ibu Hamil Departemen
Ginekologi Rumah Sakit “X” Obstetri dan Ginekologi Rumah
N Sakit “X”
Jenis Obat
(%) N
Jenis Obat
Antiemetika : 6,06 (%)
Ondansentron Analgesik Non Narkotik: 15,15
25
Evaluasi Ketepatan Penggunaan Obat Ibu Hamil ............(M.Fikri, dkk)
Tabel 10. Hormon yang Digunakan pada Tabel 11. Uterotonik dan Relaksan Uterus
Pengobatan Pasien Ibu Hamil yang Digunakan pada
Departemen Obstetri dan Pengobatan Pasien Ibu Hamil
Ginekologi Rumah Sakit “X” Departemen Obstetri dan
N Ginekologi Rumah Sakit “X”
Jenis Obat
(%) N
Jenis Obat
Hormon : 6,06 (%)
Uterotonik dan Relaksan 6,06
a. Progesteron 3,03 Uterus :
b. Propiltiourasil (PTU) 3,03 Methergin® (Metilergonovin
maleat)
Indikasi dari ketoprofen adalah untuk
menghilangi rasa sakit dan peradangan ringan Lactation, propilthiourasil masuk dalam kategori
pada rematik gangguan penyakit dan D. Namun , dibandingkan dengan obat antitiroid
muskuloskeletal lainnya, dan setelah bedah lainnya, propilthiourasil dianggap sebagai obat
ortopedi; gout akut; dismenorea (BNF 2014). pilihan untuk pengobatan medis hipertiroidisme
Ketoprofen termasuk dalam faktor risiko kategori selama kehamilan (Briggs 2001).
B pada trimester pertama dan kedua, namun Metilergonovin tidak tampak menjadi
pada trimester ketiga dan menjelang kelahiran teratogen utama pada hewan dan manusia,
termasuk dalam kategori D (Brigg 2001). tetapi data yang sudah ada terlalu terbatas
Cygest® memiliki kandungan progesteron untuk diambil kesimpulan apapun. Obat ini
400mg. Progesteron dapat membantu proses kontraindikasi selama kehamilan karena
terjadinya kehamilan, dan sering diberikan oleh kecenderungan memberikan efek berkelanjutan,
dokter terhadap pasien yang mempunyai kontraksi uterus tetanik yang mengakibatkan
riwayat keguguran pada kehamilan sebelumnya. hipoksia janin. Oleh karena itu, oksitosin
Penggunaan progestogen harus ditambahkan digunakan sebagai obat alternatif pengelolaan
untuk perlindungan endometrium ketika terapi tahap III persalinan (yaitu, pengiriman bayi ke
estrogen yang diresepkan. Dengan demikian, plasenta) dan untuk pengobatan postpartum
wanita dengan rahim utuh seharusnya tidak atau perdarahan aborsi. Metilergonovin
menerima estrogen, sedangkan wanita yang termasuk dalam kategori C (Briggs 2001).
telah menjalani histerektomi selalu harus Penggunaan metilergonovin pada awal
menerima estrogen saja tanpa progesteron kehamilan digunakan sebagai penguat
(Dipiro 2008). kandungan dan menghentikan pendarahan.
Hipertiroidisme mempengaruhi sekitar 2 Dari data yang diperoleh pasien ibu hamil
dari setiap 1.000 kehamilan dan dapat memicu yang didiagnsa dengan thalasemia 1 orang,
hasil kematian janin, berat badan lahir rendah, hipertensi 1 orang, dan dengan diabetes dalam
malformasi, dan gagal jantung ibu. Penyakit kehamilan 2 orang. National Institute of Health
Graves adalah penyebab paling umum dari (NIH 2000) menganjurkan pemberian
hipertiroid pada kehamilan. Terapi meliputi kortikosteroid pada semua wanita dengan usia
Tioamid (misalnya, propiltiourasil, metimazol) kehamilan 24 – 34 minggu yang berisiko
dan operasi. Metimazol melintasi plasenta lebih melahirkan preterm, termasuk penderita
kecil dari propiltiourasil, tetapi kedua obat itu preeklampsia berat. Pemberian betametason 12
biasanya digunakan untuk mengobati gangguan mg intra-muskular dua dosis dengan interval 24
tersebut. Tujuan terapi adalah untuk mencapai jam, atau pemberian deksametason 6 mg intra-
konsentrasi tiroksin bebas di atas kisaran vena empat dosis dengan interval 12 jam
normal; ini memungkinkan untuk meminimalkan (Haryono 2006).
dosis tioamid (Dipiro 2008). Tabel 12. Kortikosteroid yang Digunakan
Tioamid dapat menembus plasenta, oleh pada Pengobatan Pasien Ibu
karena itu fetus menerima tioamid yang Hamil Departemen Obstetri dan
dikonsumsi ibunya. Tioamid dapat Ginekologi Rumah Sakit “X”
menyebabkan hipotiroidisme pada janin. N
Namun, PTU memiliki ikatan protein yang lebih Jenis Obat
(%)
kuat, sehingga lebih sedikit yang beredar bebas Kortikosteroid: 12,12
pada darah. Oleh karena itu PTU masih dapat
digunakan ibu hamil dengan faktor risiko C a. Deksametason (inj) 9,09
(Dipiro 2008). Pada Drugs in Pregnancy and b. Deksametason (po) 3,03
26
Farmasains Vol. 3. No. 1, April 2016
Tabel 13. Mukolitik, Ekspektoran dan trigger zone (CTZ) di otak. Ondansetron
Antioksidan yang Digunakan memang diindikasikan sebagai antiemetika,
pada Pengobatan Pasien Ibu namun menurut IONI ondansetron diindikasikan
Hamil Departemen Obstetri dan untuk mual dan muntah akibat kemoterapi dan
Ginekologi Rumah Sakit “X” radioterapi, pencegahan mual dan muntah
N pasca operasi (BPOM 2013). Dan begitu pula
Jenis Obat berdasarkan literatur yang digunakan
(%)
Mukolitik Ekspektoran : 12,12 ondansetron diindikasikan untuk mual yang
Asetilsistein disebabkan oleh kemoterapi dan radioterapi
(N-Asetilsistein/ NAC) 3,03 (BPOM 2008).
Berdasarkan data pasien 2 pasien ibu
Antioksidan : hamil diresepkan ondansetron sebagai
Asetilsistein 9,09 penghilang mual dengan keluhan yang
(N-Asetilsistein/NAC) disebabkan oleh diare dehidrasi dan mual yang
disebabkan oleh hiperemesis gravidarum.
Pemberian serotonin antagonis cukup efektif
Deksametason termasuk dalam faktor
dalam menurunkan keluhan mual dan muntah.
risiko kategori C, namun pada kehamilan
Obat ini bekerja menurunkan rangsangan pusat
trimester pertama termasuk dalam kategori D
muntah di medula. Serotonin antagonis yang
(Briggs 2001).
dianjurkan adalah ondansetron. Ondansetron
Indikasi dari asetilsistein adalah terapi
aman diberikan pada pasien ibu hamil dan
hipersekresi mukus kental dan tebal pada
masuk dalam faktor risiko kategori B (studi
saluran pernapasan atau bisa disebut sebagai
terkontrol pada hewan percobaan tidak
mukolitik dan ekspektoran (BPOM 2008).
memperlihatkan adanya risiko pada janin tetapi
Pada data yang diambil, 1 pasien ibu
belum ada studi terkontrol pada ibu hamil)
hamil dengan diagnosa hipertensi dan dan 2
(Briggs 2001).
pasien didiagnosa hipertensi dengan
Pada pasien dengan diagnosa diare
preeklampsia berat. Penggunaan asetilsistein
dehidrasi dikatakan tidak tepat indikasi,
pada hipertensi dapat digunakan sebagai
dikarenakan pada kasus penyakit ini diagnosa
antioksidan pada pencegahan terjadinya
pasien tidak memperlihatkan bahwa pasien
preeklampsia pada masa kehamilan wanita.
memerlukan terapi ondansetron. Adapun bila
Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa
diperlukan penekan mual dapat digunakan
asetilsistein pada dosis oral 600 - 1200 mg tiap
vitamin B6. Sebuah penelitian menunjukkan
12 jam memiliki indikasi sebagai antioksidan
bahwa terapi dengan vitamin B6 secara oral
pada hipertensi untuk mencegah preeklamsia
dosis 25 mg per 8 jam (75 mg per hari) lebih
berat (Sulchan 2000).
efektif mengurangi mual muntah dalam
Pengobatan NAC telah terbukti
kehamilan dibanding plasebo. Dalam dosis
menghasilkan aliran darah uteroplasenta yang
farmakologis, vitamin B6 tidak memperlihatkan
meningkat dalam plasenta studi perfusi ex vivo
efek teratogenik (Quinlan 2003).
dari plasenta preeklampsia (Bisseling 2004).
Akhirnya, NAC menyebabkan penurunan 3. Ketepatan Pasien pada Pengobatan Ibu
ekspresi molekul adhesi intraseluler dan tumor Hamil
necrosis produksi faktor-α pada sel endotel
Berdasarkan hasil analisa data
manusia terkena plasma dari pasien
ketidaktepatan pasien pada penggunaan
preeklampsia. meskipun penggunaan
doksisiklin sebanyak 1 orang. Berdasarkan data
berdasarkan studi in vitro tampak menjanjikan,
pasien, satu orang pasien diresepkan oleh
tetapi belum diteliti secara in vivo (Takacs
dokter antibiotik doksisiklin untuk diagnosis
2001). penyakit kandiloma dan flour albus yang
dideritanya. Menurut literatur yang digunakan,
2. Ketepatan Indikasi pada Pengobatan
sebaiknya doksisiklin tidak digunakan pada ibu
Ibu Hamil
hamil karena dapat menyebabkan pewarnaan
Berdasarkan hasil analisa data
pada gigi janin yang permanen. Selain itu, juga
ketidaktepatan indikasi pada penggunaan
pernah dilaporkan adanya gangguan
Antiemetik ondansetron sebanyak 1 pasien.
pertumbuhan tulang pada janin. Oleh karena itu,
Ondansetron adalah antagonis serotonin 5-
penggunaan obat ini sebaiknya dihindari kecuali
hidroksitriptamin (5HT3), yang berarti manfaatnya melebihi risiko (BPOM 2008). Pada
mnenghambat serotonin 5HT3 secara selektif di
kasus pasien ini, mungkin dokter mempunyai
saluran cerna dan pusat muntah chemoreceptor
27
Evaluasi Ketepatan Penggunaan Obat Ibu Hamil ............(M.Fikri, dkk)
28
Farmasains Vol. 3. No. 1, April 2016
29