BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2. Tujuan
2.1.3. Pengkajian
Pada langkah pertama ini, semua informasi yang akurat dan lengkap
2014).
8
Pada pengkajian BBLR data yang dikaji yaitu: data subjektif yang
2016)
2.1.5.IntervensiKeperawatan
validasikan dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan yang tidak
suatu rencana asuhan ditentukan oleh pasien sendiri (Sunarsih dan Dewi,
2014).
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
10
tujuan dan kriteri hasil, klien bisa keluar dari siklus keperawatan. Jika
2.2.1. Pengertian
Bayi baru lahir rendah atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah
berat badan bayi kurang dari 2500gr. Ada dua macam BBLR yaitu: Bayi
Berat Badan Lahir Rendah : 1500 – 2499 gr, Berat Badan Lahir Sangat
Rendah: < 1500gr dan Berat Badan Lahir Ektrem Rendah : < 1000gr
(Sudarti, 2013).
<30cm
3. Kepala bayi lebih besar dari badan, rambut kepala tipis dan halus,
kelihatan.
6. Kulit : tipis, transparan, pembuluh darah kelihatan
7. Jaringan lemak subkutan sedikit, lanugo banyak.
8. Genitalia : pada Laki-laki skrotum kecil dan testis tidak teraba, pada
Umum :
Khusus :
mg/pemberian.
2.2.7. Prinsip Umum Pemberian Cairan dan Nutrisi : (Sudarti, 2013)
1. Pemberian minum peroral sesegera mungkin.
2. Periksa refleks isap dan menelan.
3. Motivasi ibu dalam pemberian ASI.
4. Pemberian nutrisi intervena jika ada indikasi.
5. Berikan multivitamin jika minum enteral dapat diberikan secara
kontinyu.
2.2.8. Pencegahan Infeksi : (Sudarti, 2013)
Cara kerja aseptic, cuci tangan setiap akan memegang bayi, mencegah
terlalu banyak bayi dan petugas dalam satu ruangan, melarang petugas yang
2.2.9. Pengkajian
13
2.2.10.3.Kebutuhan Nutrisi
Intervensi
1. Timbang BB tiap hari dalam waktu yang sama.
2. Berikan enteral tube feeding porsi kecil tapi sering, masukan
secara berlahan.
3. Berikan ASI/PASI per-oral jika reflek hisap baik.
4. Jika oral dan enteral kurang, berikan parenteral nutrisi sesuai
program.
5. Berikan vitamin dan mineral sesuai indikasi.
2.2.10.4.Potensial Infeksi
Intervensi
1. Observasi tanda-tanda inveksi lokal, misalnya infeksi tali
pusar
2. Observasi keadaan umum dan vital sign.
3. Jaga kebersihan bayi dengan caramandikan dan bersihkan
bayi
5. Lakukan perawatan tali pusat sesuai protocol.
6. Berikan ASI bila tersedia
7. Pantau pemeriksaan lab: darah, sputum, dan lain-lain.
8. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai program.
15
tidak?
2) Apakah setelah lahir tonus otot bayi bergerak secara aktif
atau tidak?
2.3. Asfiksia
2.3.1. Defenisi
Asfiksia neonaturum suatu keadaan dimana bayi baru lahir yang
rupture uteri , tekanan terlalu kuat kepala bayi pada plasenta, plolapsus,
pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya,
2.3.2. Etiologi
Nanda, 2016)
dini, infeksi.
operasi cesar
2.3.2.5. Faktor neonatus
1) Anastesi/analgetik yang berlainan pada ibu secara langsung
intracranial
3) Kelainan kongenital seperti hernia diafragmatika,
NILAI
TANDA
0 1 2
A: appearance Biru/ducat Tubuh kemerahan, Tubuh dan
(color) warna ekstremitas biru ekstremitas
18
kulit kemerahan
P: pulse (heart Tidak ada <100x/m >100x/m
rate) denyut nadi
G: grimance Tidak ada Gerakan sedikit Menangis
(reflek)
A: activity (tonus Lumpuh Fleksi lemah Aktif
otot)
R: respiration Tidakada Lemah, merintik Tangisan kuat
(usaha napas)
Penilaian :
7-10 Normal (vigorous baby)
4-6 asfiksia sedang
0-3 asfiksia berat
Ada dua macam kriteria yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
itu gunakan kain kering dan hangat yang baru untuk bayi sambal
(ekstermitas) satu atau dua kali dengan lembut, tepuk atau sentil
desinfeksi tingkat tinggi/ steril atau bola karet pengisap yang baru
secara halus dan lembut. Jika bayi lahir tidak mulai bernapas
letakan pada posisi yang benar dan jalan napasnya telah bersih.
tangan (ekstremitas) satu atau dua kali dan dengan lembut, tepuk
1) Bila bayi tidak menangis atau megap – megap, warna kulit bayi
memeriksa bayi.
4) Selimuti bayi dengan kain kering da hangat , kecuali muka dan
yang hangat.
5) Periksa ulang posisi bayi dan pastikan kepala telah dalam posisi
secara adekuat
21
12) Bila dinding dada tidak naik, periksa ulang dan betulkan posisi
dioksida ke lingkungan.
Oksigen yang dihirup akan diangkut melalui pembuluh darah ke sel-
darah (65%).
bila saluran pernafasan bagian atas, pada asma bronkiale dan rhinitis
4. Lingkungan Perilaku
5. Perilaku
lain-lain.
tubuh akan
mengeluarkan
CO2dengan cukup.
Biasanya terjadi
pada atelectasis
(kolap paru)
3. Hipoksia Kondisi tidak Kelelahan, kecemasan, menurunnya
tercukupnya kemampuan berkonsentrasi, nadi meningkat,
pemenuhan pernapasan cepat dan dalam sianosis,dan
kebutuhan O2 clubbing jari.
dalam tubuh
2.4.5.2 Indikasi
1. Pasien asfiksia
27
2.4.5.3 Kontraindikasi
Menurut Potter (2005) kontra indikasi meliputi beberapa :
a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada
obstruksi nasal.
b. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur
dasar tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan
obstruksi nasal
c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing : pada pasien
dengan PaCO2 tinggi, akan lebih meningkatkan kadar
PaCO2 nya lagi.
2) Kateter nasal
2. Prosedur kerja
1) Cuci tangan
bergelembung.
kondisi pasien.
hidung.
belakang uvula).
4. Dua baskom berisi larutan NaCl 0,9% atau aquades dan larutan
desinfektan.
5. Kasa steril
6. Tisu
2) Prosedur kerja
1. Cuci tangan
perawat,
mengisap.
detik.