Anda di halaman 1dari 8

STUDI LITERATUR

HIGH RISE BUILDING


High Rise Builiding atau bangunan tinggi adalah bangunan yang mempunyai struktur tinggi yang tinggi pula tingkat keruntuhannya. Lantai bawah pada bangunan tinggi apartemen di zaman itu biasanya
biasanya melebihi dari 5 lantai. Fungsi umum bangunan tinggi yaitu apartemen atau perkantoran. Dalam ditempati oleh toko-toko atau keluarga kaya, sementara lantai atas akan disewakan untuk kelas bawah.
sistem bangunan tinggi, terdapat bebrapa sistem utama yang bekerja secara terpadu demi terbentuknya Di Arab, Mesir tepatnya di ibukota Fustat memiliki banyak bangunan tinggi sebagai tempat tinggal
bangunan tinggi yang utuh yang berdaya guna. Bangunan tinggi menjadi mungkin dengan adanya dengan tinggi rata-rata hinggal tujuh lantai yang mampu menampung hingga ratusan orang. Al-
penemuan elevator (lift) dan bahan bangunan yang murah dan kuat. Bangunan dengan tinggi 23 m Muqaddasi pada abad ke-10 menggambarkan bangunan tersebut berupa menara, sementara Nasir
hingga 150 m, berdasarkan standar dianggap sebagai bangunan tinggi. Bangunan dengan tinggi lebih Khusraw di awal abad ke-11 menggambarkan beberapa dari bangunan tersebut mencapa i 14 tingkat
dari 150 m disebut sebagai bangunan pencakar langit. Tinggi rata-rata satu tingkat biasanya 4 m, dengan taman di lantai paling atas lengkap dengan sapi yang menarik roda air untuk mengairi taman
sehingga bangunan setinggi 23 m ke atas memiliki tingkat lantai minimal 6 tingkat. Bahan yang tersebut. Pada abad ke-16, di Kairo juga terdapat apartemen tingkat tinggi dimana 2 lantai terendah
digunakan untuk sistem struktural bangunan tinggi adalah beton kuat dan besi. Banyak pencakar langit untuk tujuan komersial dan penyimpanan sedangkan lantai diatasnya disewakan.
bergaya Amerika memiliki bingkai besi, sementara blok menara penghunian dibangun tanpa beton. Blok-blok menara mulai dibanguan di Yaman tepatnya kota Shibam pada abad ke-16. Rumah-rumah
di Shibam semuanya terbuat dari batu bata lumpur, tetapi sekitar 500 diantaranya merupakan bangunan
A. Pengertian High Rise Building tinggi yang memiliki tingkat 5-16 lantai dengan memilii 1 atau 2 apartemen. Pembangunan dirancang
 International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan bangunan tinggi sedemikian rupa untuk menghindari serangan dari Badui. Kota ini memiliki bangunan batu bata lumpur
sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak besar terhadap evakuasi" tertingi di dunia dengan beberapa dari mereka memiliki tinggi lebih dari 30 m. Shibam telah disebut
 New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai "bangunan sebagai salah satu kota tertua dan terbaik dari segi perencanaan kota berdasarkan prinsip konstruksi
yang memiliki banyak tingkat" vertikal.
 Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70 kaki (21 m) Saat ini, bangunan apartemen bertingkat tinggi di dunia adalah Chicago 's John Hancock Center,

 Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan bangunan dibangun di bawah pengawasan Skidmore, Owings & Merrill dan selesai pada tahun 1969. Bangunan

tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m). itu memiliki tinggi 344 meter.

B. Sejarah High Rise Building C. Jenis-jenis High Rise Builing


Bangunan apartemen tinggi sudah muncul di zaman kuno tepatnya di Roma kuno dan beberapa kota Bangunan tingkat tinggi dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu :

di Kekaisaran Romawi, yang beberapa diantaranya mungkin telah mencapai hingga tingkat 10 atau  Bangunan tingkat penuh, merupakan bangunan bertingkat dengan lantai yang luasnya
lebih. Salah satunya diketahui runtuh akibat akibat pembangunan yang runtuh. Bangunan tersebut identik dari bawah ke atas.
diketahui memiliki 200 buah anak tangga. Sejak kejadian tersebut, kaisar Romawi dimulai dengan  Bangunan tingkat sebagian, merupakan bangunan bertingkat dengan luas lantai yang
Augustus (30SM-14SM), menetapkan batas untuk bangunan bertingkat yaitu 20m-25m. Peraturan tidak identik. Biasanya lantai bawah memiliki luas yang lebih besar daripada bagian atas.
tersebut tidak semuanya dipatuhi meskipun diketahui bahwa semakin tinggi bangunan tersebut, semakin

NO Keterangan Prf Skala Tanggal Dosen : Mahasiswa:


Mata Kuliah Nama Gambar
UniversitasUdayana Studio Perancangan 1.I Wayan Adi Prayoga (1304205031)
2. I Gusti Kade Arum Guna Wibawa (1304205033)
Arsitektur 5 3. Aulia Octaviana (1304205042)
FakultasTeknik 4. I Gusti Ayu Vrinda Vaneshvari (1304205050)
No.Lembar Jml. Lembar 5. Gede Sidi Sida Rama (1304205058)
JurusanArsitektur Semester/Tahun 6. A.A. Pratidhwana Ananta Indra (1304205061)
7. Ida Bagus Agung Wisnu Wibisana (1304205062)
Genap/2016 8. Ni Putu Krusita Candra Devi (1304205078)
STUDI LITERATUR

agar dapat berdirinya bangunan bertingkat sesuai yang diharapkan tetapi ada bebrapa hal yang perlu
diketahuai dalam sistem konstruksi Bangunan.
Tipe sistem struktur bangunan bertingkat tinggi :
1. Dinding pendukung sejajar (Pararel bearing wall)
2. Inti dan dinding pendukung fasade (Core and fasade bearing wall)
3. Boks Berdiri sendiri (Self support box)
4. Plat terkantilever (Cantilevered slab)
5. Plat rata (Flat slab)
6. Interspasial (interspatial)
7. Gantung (suspention)
8. Rangka Selang Seling (Staggered truss)
9. Rangka Kaku (Rigid frame)
D. Fungsi High Rise Building 10. Rangka Kaku dan Inti (Rigid frame and core)
Berdasarkan UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Pasal 5, fungsi dari bangunan tinggi 11. Rangka Trussed (Trussed frame)
meliputi : 12. Rangka Belt trussed dan inti (Belt trussed frame and core)
 Fungsi bangunan gedung meliputi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta 13. Tabung dalam tabung (Tube in tube)
fungsi khusus. 14. Kumpulan tabung (Bundled tube)
 Fungsi hunian meliputi rumah tingga, rumah tinggal deret, rumah susun dan rumah
tinggal sementara. F. Karakteristik High Rise Building
 Fungsi usaha meliputi perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata, dan High rise building, seperti namanya tentu memiliki karakteristik khusus. Karakteristik tersebut
rekreasi, terminal dan penyimpanan. dapat dijadikan pedoman dan bahan dalam merencanakan pelaksanaan pada bangunan tersebut.

 Fungsi sosial dan budaya meliputi pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan, Perencanaan dapat meliputi perencanaan pekerjaan struktur dan finishing kulit luar maupun finishing

laboratorium, dan pelayanan umum. dalam. High rise building akhirnya dapat dikategorikan sebagai proyek dengan kompleksitas yang
tinggi. Berikut beberapa karakteristik struktur High rise building :

E. Sistem Struktur High Rise Building 1. Tinggi Bangunan


Dalam perencanaan pembangunan gedung bertingkat ada beberapa faktor yang dipertimbangkan Jika dianggap tinggi floor to floor adalah 3.75 m (standar), maka suatu gedung

sebelum membangunan, yaitu Sistem Konstruksi Bangunan yang merupakan faktor pendukung utama dapat dikategorikan high rise building apabila memiliki jumlah lantai di atas 20

NO Keterangan Prf Skala Tanggal Dosen : Mahasiswa:


Mata Kuliah Nama Gambar
UniversitasUdayana Studio Perancangan 1.I Wayan Adi Prayoga (1304205031)
2. I Gusti Kade Arum Guna Wibawa (1304205033)
Arsitektur 5 3. Aulia Octaviana (1304205042)
FakultasTeknik 4. I Gusti Ayu Vrinda Vaneshvari (1304205050)
No.Lembar Jml. Lembar 5. Gede Sidi Sida Rama (1304205058)
JurusanArsitektur Semester/Tahun 6. A.A. Pratidhwana Ananta Indra (1304205061)
7. Ida Bagus Agung Wisnu Wibisana (1304205062)
Genap/2016 8. Ni Putu Krusita Candra Devi (1304205078)
STUDI LITERATUR

lantai. Berdasarkan pengamatan, umumnya gedung di Jakarta berada pada Proyek gedung memiliki item pekerjaan yang banyak, melibatkan banyak pihak,
ketinggian 20 – 35 lantai. Di atas 35 lantai masih sedikit. durasi pelaksanaan yang seharusnya lebih panjang, risiko yang tinggi,
2. Luas per lantai. ketidakpastian tinggi, serta melibatkan disiplin ilmu yang banyak. High rise
Tujuan high rise building adalah menambah ruang dengan keterbatasan lahan. building bisa jadi salah satu bangunan yang memiliki kompleksitas yang tertinggi.
Sehingga bangunan ini cenderung memiliki luas tapak bangunan yang kecil. 9. Volume pekerjaan yang besar
Umumnya memiliki luas per lantai berkisar pada 750 m2 – 1500 m2. High rise building memiliki jumlah lantai di atas 20 pada umumnya. Hal ini
3. Tipe struktur. menyebabkan volume pekerjaan yang harus dilakukan dalam jumlah yang besar.
Tipe struktur ada tiga yaitu open frame, flat-slab, dan bearing wall system. Dari 10. Schedule pelaksanaan ketat
ketiga jenis struktur tersebut, system open frame yang paling banyak dipakai, diikuti Pada pelaksanaan proyek High rise building, schedule pelaksanaan sangat ketat.
oleh system flat-slab. Cukup banyak proyek gedung mengalami keterlambatan karena sebenarnya waktu
4. Typical. yang dibutuhkan tidaklah memadai. Hal ini disebabkan oleh masih cukup tingginya
Struktur pada high rise building umumnya typical kecuali pada elemen vertikal risiko dan ketidakpastian dalam pelaksanaannya serta ketergantungan terhadap
yang mengecil pada kenaikan lantai tertentu. Hal ini karena kondisi beban di tiap cuaca.
lantai relatif sama. Gaya geser akibat gempa saja yang berbeda namun gaya tersebut 11. Target biaya yang ketat
ditopang oleh elemen struktur shearwall. Kondisi yang typical akan memudahkan Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat kompetisi yang tinggi oleh pengembang
dalam perencanaan dan pelaksanaan. maupun kontraktor.
5. Keterbatasan lahan 12. Target mutu yang tinggi
High rise building umumnya menghadapi masalah keterbatasan lahan baik dalam High rise building adalah ikon dan lambang prestise bagi pemiliknya. Sehingga
rangka perencanaan parking area dan landscape maupun pelaksanaan sebagai dituntut memiliki kualitas yang tinggi baik dari sisi spesifikasi maupun
tempat site installation. pelaksanaannya.
6. Pengaruh angin dan gempa yang tinggi 13. Tuntutan safety yang tinggi
Gedung ini, karena bentuk fisiknya yang langsing dan tinggi, secara alamiah sangat High rise building memiliki risiko bahaya ketinggian. Semakin tinggi akan semakin
terpengaruh oleh aspek angin dan goyangan gempa. bahaya. Sehingga tuntutan safety akan makin tinggi jika ketinggian gedung
7. Risiko tinggi bertambah.
Pada pelaksanaan proyek ini, risiko yang mmungkin terjadi cukup banyak dengan
probability yang tinggi. Perlu antisipasi sejak awal pelaksanaan.
8. Kompleksitas tinggi

NO Keterangan Prf Skala Tanggal Dosen : Mahasiswa:


Mata Kuliah Nama Gambar
UniversitasUdayana Studio Perancangan 1.I Wayan Adi Prayoga (1304205031)
2. I Gusti Kade Arum Guna Wibawa (1304205033)
Arsitektur 5 3. Aulia Octaviana (1304205042)
FakultasTeknik 4. I Gusti Ayu Vrinda Vaneshvari (1304205050)
No.Lembar Jml. Lembar 5. Gede Sidi Sida Rama (1304205058)
JurusanArsitektur Semester/Tahun 6. A.A. Pratidhwana Ananta Indra (1304205061)
7. Ida Bagus Agung Wisnu Wibisana (1304205062)
Genap/2016 8. Ni Putu Krusita Candra Devi (1304205078)
STUDI LITERATUR

MIXED USE BUILDING


Menurut R. Michelael Hampton dalam “One Dozen Apartement & Town house: A Cost perbelanjaan, hotel, atau perumahan (R. Michael Hampton,"One Dozen Apartments &
Analysis”, NAHB Builder’s Show 1997, Mixed Used Building adalah penggabungan dua massa Townhomes: A Cos Analysis", NAHB Builder's Show l997)
bangunan atau lebih ke dalam satu wadah dengan cara terkoordinasi dan saling terkait satu sama lain,  Dalam konteks urban, bangunan tinggi multi fungsi, dikenal dengan istilah "mixed-use building"
seperti: kantor, tempat perbelanjaan, hotel, atau perumahan. Tujuan dari sistem Mixed Used Building adalah suatu bangunan yang meng-akomodasi beberapa fungsi sekaligus.
ini adalah untuk mengurangi ruang-ruang yang tidak berfungsi, menjadikan penggunaan lahan  Mixed Use Merupakan penggunaan campuran berbagai tata guna lahan atau fungsi dalam
lebih efektif dan efisien, membuat pelayanan kebutuhan lebih mudah, dan lingkungan menjadi lebih bangunan. (Dimitri Procos.1976)
nyaman dihuni. Penyatuan berbagai fungsi dan aktivitas ini dilakukan dalam satu bangunan atau  Mixed Use Center adalah suatu kompleks dimana terdapat berbagai fungsi kegiatan termasuk
kompleks bangunan besar sehingga sering disebut superblock. hotel, pusat konveksi, apartemen dan perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan dan pusat
kebudayaan lainnya. (Dudley H. William, Encyclopedia of American Architecture)
A. Sejarah Mixed Use Building  Mixed Use Building adalah salah satu berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang
Sejarah perkotaan memiliki banyak contoh mengenai Mixed Use Building. Kota-kota bersejarah berada di bagian area suatu kota (luas area terbatas, harga tanah mahal, letak strategis, nilai
di Yunani dan Roma serta kota-kota di Itali, Perancis, dan Inggris merupakan contoh perkotaan di ekonomi tinggi) sehingga terjadi satu struktur yang kompleks dimana semua kegunaan dan
jaman medieval yang dikelilingi tembok tinggi. Perkotaan tersebut memiliki kepadatan yang tinggi dan fasilitas saling berkaitan kerangka integrasi yang kuat (Meyer, 1983)
memiliki fungsi pemerintahan, komersil, dan pemukiman yang terintegrasi.Tren dan pola  Mixed Use Building adalah penggunaan campuran berbagai tata guna lahan atau fungsi dalam
pengembangan kota berubah secara radikal di abad ke-20. Perubahan ini telah menghasilkan konteks bangunan. (dimitri procos,mixed land from revival too innovation,stroud’s burg, pennsylvania:
baru dalam pendekatan perencanaan dan pengembangan, serta menciptakan jenis baru dalam dowdin hutchinson & ross.inc, 1976,piX)
perkembangan fungsi campur beserta lingkungan yang belum pernah ada sebelumnya. Di Indonesia,  Mixed Use Building adalah suatu kompleks dimana terdapat berbagai fungsi kegiatan termasuk
salah satu kawasan Mixed Use Building yang ada di Jakarta adalah Senayan City, yang menggabungkan hotel, apartment dan perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan dan pusat kebudayaan
pusat perbelanjaan 5 lantai, perkantoran 21 lantai, apartemen 23 lantai, dan hotel bintang lima 22 lantai. lainnya.(dydley H.william, Encyclopedia of america, USA : Mc. Graw Hill)
Keempat fungsi bangunan menyatu dalam satu kawasan yang dihubungkan oleh sebuah podium yang
digunakan sebagai pusat perbelanjaan, sehingga terlihat seperti massa bangunan yang utuh. C. Karakteristik Mixed Used Building
Kawasan mixed use memiliki karakteristik poin-poin berikut ini (SCHWANKE ET AL, 2003:4):
B. Defisini Mixed Use Building  Terdapat 3 fungsi bangunan / lebih yang terdapat dalam kawasan tersebut
Beberapa definisi mengenai Mix Use Building menurut beberapa sumber sebagai berikut :
 Terdapat pengintergrasian secara fisik dan fungsional terhadap fungsi-fungsi yang terdapat
 Mixed Use Building adalah penggabungan dua masa bangunan atau lebih ke dalam satu wadah
didalamnya Hubungan yang relatif dekat antara 1 bangunan dengan bangunan lainya dengan
dengan cara yang terkoordinasi dan saling terkait satu sama lain seperti: kantor, tempat hubungan interkoneksi antar bangunan di dalamnya.
 Kehadiran pedestrian sebagai penghubung antar bangunan.

NO Keterangan Prf Skala Tanggal Dosen : Mahasiswa:


Mata Kuliah Nama Gambar
UniversitasUdayana Studio Perancangan 1.I Wayan Adi Prayoga (1304205031)
2. I Gusti Kade Arum Guna Wibawa (1304205033)
Arsitektur 5 3. Aulia Octaviana (1304205042)
FakultasTeknik 4. I Gusti Ayu Vrinda Vaneshvari (1304205050)
No.Lembar Jml. Lembar 5. Gede Sidi Sida Rama (1304205058)
JurusanArsitektur Semester/Tahun 6. A.A. Pratidhwana Ananta Indra (1304205061)
7. Ida Bagus Agung Wisnu Wibisana (1304205062)
Genap/2016 8. Ni Putu Krusita Candra Devi (1304205078)
STUDI LITERATUR

D. Ciri-Ciri Mixed Use Building G. Kekurangan Konsep Mixed Use Building


 Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih, misalnya terdiri dari retail, perkantoran, hunian hotel  Kualitas hidup masa depan masih diperdebatkan, karena ragam sosial-budaya masyarakat
 Terjadinya integrasi dan sinergi fungsional Indonesia yang pluralis dan belum tenutu akan menerima konsep ini
 Terdapat ketergantungan kebutuhan masing-masing fungsi di dalamnya.  Pembangunan berbiaya tinggi jika strategi pembangunan kotanya benar-benar baru
 Kelengkapan fasilitas yang tinggi, memberikan kemudahan bagi pengunjungnya  Adanya pengurangan kualitas kesehatan masyarakat Kondisinya lebih memiliki kepadatan
 Peningkatan kualitas fisik lingkungan yang tinggi atau “overcrowded”
 Efisienfi pergerakan karena adanya pengelompokan berbagai fungsi.  Kondisi politik Indonesia yang belum stabil memberikan kekhawatiran untuk menjadikan
konflik antar masyarakat.
E. Maksud dan Tujuan Mixed Use Building
 Efisien dan ekonomis dalam pengadaan infrastruktur dan utilitasnya H. Konsep Pengembangan Mixed Use Building
 Perbaikan sistem transportasi Konsep yang dapat menjadi daya tarik dalam hal pengembangan Mixed Used Building yaitu :

 Memberikan kerangka yang fleksibel untuk perancangan bangunan dan lingkungannya.  Posisi dan lokasi proyek akan menentukan besarnya profit yang akan dihasilkan.
 Keberadaan Infrastuktur harus efisien
F. Keuntungan Mixed Used Building  Adanya akses pedestrian yang ideal antar komponen
Keuntungan dari Konsep Mixed Use Building Menurut Danisworo (1996) :  Adanya keterkaitan antara bangunan dengan lingkungan.
 Mendorong tumbunhnya kegiatan yang beragam secara terpadu dalam suatu wadahsecara  Adanya Keterkaitan antara proyek sejenis di lingkungan sekitar
memadai.  Menciptakan massing untuk memperoleh maximal interest
 Menghasilkan sisteam sarana dan prasarana yang lebih efisien dan ekonomis  Perhatikan dengan seksama pentahapan konstruksi
 Memperbaiki sistem sirkulasi  Penggunaan bersama fasilitas Pengelolaan proses perancangan harus efisien dan
professional
 Mendorong pemisahan yanh jelas antara sistem transportasi
 Memberikan kerangka yang luas bagi inovasi perancangan bangunan dan lingkungan
 Pengkonsentrasian kegiatan
 Penyediaan fasilitas dan infrastruktur kota efisien karena terpusat dalam satu kawasan
 Pendistribusian servis dan barang lebih merata kepada masyarakat
 Vitalitas sosial - ekonomi naik

NO Keterangan Prf Skala Tanggal Dosen : Mahasiswa:


Mata Kuliah Nama Gambar
UniversitasUdayana Studio Perancangan 1.I Wayan Adi Prayoga (1304205031)
2. I Gusti Kade Arum Guna Wibawa (1304205033)
Arsitektur 5 3. Aulia Octaviana (1304205042)
FakultasTeknik 4. I Gusti Ayu Vrinda Vaneshvari (1304205050)
No.Lembar Jml. Lembar 5. Gede Sidi Sida Rama (1304205058)
JurusanArsitektur Semester/Tahun 6. A.A. Pratidhwana Ananta Indra (1304205061)
7. Ida Bagus Agung Wisnu Wibisana (1304205062)
Genap/2016 8. Ni Putu Krusita Candra Devi (1304205078)
STUDI LITERATUR

HIGH RISE & MIXED USE BUILDING DI INDONESIA


L’AVENUE, JAKARTA
L’Avenue mempersembahkan suatu kawasan gaya hidup perkotaan baru yang terdapat ditengah Menara kedua terdiri dari 2 gedung yaitu l'residence yang mewadahi fungsi apartement dalam
kota. Berlokasi sangat strategis di Jakarta Selatan, hanya berjarak beberapa menit ke kawasan bisnis L’avenue. Lokasinya yang sangat strategis, dekat pusat-pusat bisnis di Jakarta, L’Avenue menyediakan
Segitiga Emas Jakarta. L’Avenue merupakan suatu kawasan gaya hidup perkotaan yang sesungguhnya, kemewahan dan waktu luang untuk berbagai macam alternatif aktifitas setiap hari. Kompleks hunian
yang dinaungi kehijauan pepohonan dan dilengkapi sebuah danau resapan air. Terdiri dari dua menara terdiri dari dua menara yang dilengkapi dengan taman-taman diatas gedung, menyediakan apartemen
gedung apartemen hunian yang menawan, dan sebuah menara gedung perkantoran yang ikonik dengan dengan 1, 2 atau 3 kamar tidur dengan ukuran yang leluasa.
gaya arsitektur futuristik, serta deretan pertokoan gaya hidup yang akan diisi oleh restoran dan kafe, Apartemen Detail
semua berada dalam satu kawasan yang dibutuhkan untuk tempat tinggal atau hunian, bekerja atau Jumlah Tower : 2 Menara Apartemen – Utara & Selatan
bahkan memanfaatkan waktu senggang dengan bersantai. Jumlah Lantai : 23 Lantai (Konstruksi Lantai) / 29 Lantai (Lantai Pemasaran)
Bangunan ini terdiri dari 2 tower terpisah yang memiliki fungsi berbeda yaitu rental office, Jumlah Unit : 341 Units (Menara Selatan) & 253 Units (Menara Utara)
apartment, dan food and beverage arcade. Konsep pembangunan L’Avenue yang terintegrasi akan Unit Tipe : 1BR (± 59 sqm), 2BR (± 106 sqm), 3BR (± 157 sqm)
meningkatkan kualitas hidup dalam perkotaan, dimana tempat pertemuan yang “bebas –stress” tersedia Jumlah Lift : 3 Lift + 1 Lift Layanan
di lantai dasar dari kawasan ini, membentang sepanjang gedung perkantoran ke arah bangunan hunian
dan sekitarnya, memberikan berbagai pilihan restoran dan kedai kopi.
Menara pertama yaitu l’Office yang memiliki fungsi rental office dibuat dengan arsitektur yang
menakjubkan, ikonik bergaya futuristik, berada paling muka dan dikelilingi oleh kehijauan untuk
B
merefleksikan kesejahteraan gaya hidup ala L’Avenue, keselarasan yang sempurna antara melakukan
bisnis, menikmati saat-saat senggang, kehidupan kota dan alam dalam suatu lokasi yang nyaman. A
C
Konsep pengembangan terintegrasi akan meningkatkan kualitas gaya hidup perkotaan, dimana tempat-
tempat pertemuan disediakan di lantai dasar dari kompleks ini , menyambung dari menara perkantoran
ke arah menara apartemen hunian dan sekelilingnya, memberikan berbagai pilihan restoran dan kafe.
Tower ini juga terdiri dari pertokoan di lantai dasar yang mewadahi fungsi perdagangan.
L'Office Detail
Jumlah Lantai : 3 tingkat lantai parkir basement / 23 tingkat Lantai Sewa Site Plan L’Avenue, Jakarta
Unit Tipe : Zona Rendah (GF-17),Zona Tinggi(18-28) A. L’Office
Jumlah Lift : 4 Penumpang Zona Rendah + 4 Penumpang Zona Tinggi + 1 Lift Layanan B. Apartment South
C. Apartment North

NO Keterangan Prf Skala Tanggal Dosen : Mahasiswa:


Mata Kuliah Nama Gambar
UniversitasUdayana Studio Perancangan 1.I Wayan Adi Prayoga (1304205031)
2. I Gusti Kade Arum Guna Wibawa (1304205033)
Arsitektur 5 3. Aulia Octaviana (1304205042)
FakultasTeknik 4. I Gusti Ayu Vrinda Vaneshvari (1304205050)
No.Lembar Jml. Lembar 5. Gede Sidi Sida Rama (1304205058)
JurusanArsitektur Semester/Tahun 6. A.A. Pratidhwana Ananta Indra (1304205061)
7. Ida Bagus Agung Wisnu Wibisana (1304205062)
Genap/2016 8. Ni Putu Krusita Candra Devi (1304205078)
STUDI LITERATUR

Perspektif L’Avenue Office & Apartment

NO Keterangan Prf Skala Tanggal Dosen : Mahasiswa:


Mata Kuliah Nama Gambar
UniversitasUdayana Studio Perancangan 1.I Wayan Adi Prayoga (1304205031)
2. I Gusti Kade Arum Guna Wibawa (1304205033)
Arsitektur 5 3. Aulia Octaviana (1304205042)
FakultasTeknik 4. I Gusti Ayu Vrinda Vaneshvari (1304205050)
No.Lembar Jml. Lembar 5. Gede Sidi Sida Rama (1304205058)
JurusanArsitektur Semester/Tahun 6. A.A. Pratidhwana Ananta Indra (1304205061)
7. Ida Bagus Agung Wisnu Wibisana (1304205062)
Genap/2016 8. Ni Putu Krusita Candra Devi (1304205078)
STUDI LITERATUR

Sumber :

Eliana, Sifra. 2013. Mix Use Development. Tersedia pada http://www.scribd.com/doc/231281530/Mix-


Use-Development#scribd. Diakses pada tanggal 2 Febuari 2016
NN. 2015. Pengertian/Definisi Bangunan Tinggi. Tersedia pada http://karyatulisilmiah.com/pengertian-
definisi-bangunan-tinggi/. Diakses pada tanggal 2 Febuari 2016
Savoy, Ika. 2015. Pengertian/Difinisi Mix Use Building dan Ciri-cirinya. Tersedia pada
http://arsigraf.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-definisi-mix-use-building.html. diakses
pada tanggal 2 Febuari 2016

NO Keterangan Prf Skala Tanggal Dosen : Mahasiswa:


Mata Kuliah Nama Gambar
UniversitasUdayana Studio Perancangan 1.I Wayan Adi Prayoga (1304205031)
2. I Gusti Kade Arum Guna Wibawa (1304205033)
Arsitektur 5 3. Aulia Octaviana (1304205042)
FakultasTeknik 4. I Gusti Ayu Vrinda Vaneshvari (1304205050)
No.Lembar Jml. Lembar 5. Gede Sidi Sida Rama (1304205058)
JurusanArsitektur Semester/Tahun 6. A.A. Pratidhwana Ananta Indra (1304205061)
7. Ida Bagus Agung Wisnu Wibisana (1304205062)
Genap/2016 8. Ni Putu Krusita Candra Devi (1304205078)

Anda mungkin juga menyukai