Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya mengartikan bangunan dibangun di bawah pengawasan Skidmore, Owings & Merrill dan selesai pada tahun 1969. Bangunan
tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya 75 kaki (23 m). itu memiliki tinggi 344 meter.
di Kekaisaran Romawi, yang beberapa diantaranya mungkin telah mencapai hingga tingkat 10 atau Bangunan tingkat penuh, merupakan bangunan bertingkat dengan lantai yang luasnya
lebih. Salah satunya diketahui runtuh akibat akibat pembangunan yang runtuh. Bangunan tersebut identik dari bawah ke atas.
diketahui memiliki 200 buah anak tangga. Sejak kejadian tersebut, kaisar Romawi dimulai dengan Bangunan tingkat sebagian, merupakan bangunan bertingkat dengan luas lantai yang
Augustus (30SM-14SM), menetapkan batas untuk bangunan bertingkat yaitu 20m-25m. Peraturan tidak identik. Biasanya lantai bawah memiliki luas yang lebih besar daripada bagian atas.
tersebut tidak semuanya dipatuhi meskipun diketahui bahwa semakin tinggi bangunan tersebut, semakin
agar dapat berdirinya bangunan bertingkat sesuai yang diharapkan tetapi ada bebrapa hal yang perlu
diketahuai dalam sistem konstruksi Bangunan.
Tipe sistem struktur bangunan bertingkat tinggi :
1. Dinding pendukung sejajar (Pararel bearing wall)
2. Inti dan dinding pendukung fasade (Core and fasade bearing wall)
3. Boks Berdiri sendiri (Self support box)
4. Plat terkantilever (Cantilevered slab)
5. Plat rata (Flat slab)
6. Interspasial (interspatial)
7. Gantung (suspention)
8. Rangka Selang Seling (Staggered truss)
9. Rangka Kaku (Rigid frame)
D. Fungsi High Rise Building 10. Rangka Kaku dan Inti (Rigid frame and core)
Berdasarkan UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Pasal 5, fungsi dari bangunan tinggi 11. Rangka Trussed (Trussed frame)
meliputi : 12. Rangka Belt trussed dan inti (Belt trussed frame and core)
Fungsi bangunan gedung meliputi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta 13. Tabung dalam tabung (Tube in tube)
fungsi khusus. 14. Kumpulan tabung (Bundled tube)
Fungsi hunian meliputi rumah tingga, rumah tinggal deret, rumah susun dan rumah
tinggal sementara. F. Karakteristik High Rise Building
Fungsi usaha meliputi perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata, dan High rise building, seperti namanya tentu memiliki karakteristik khusus. Karakteristik tersebut
rekreasi, terminal dan penyimpanan. dapat dijadikan pedoman dan bahan dalam merencanakan pelaksanaan pada bangunan tersebut.
Fungsi sosial dan budaya meliputi pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan, Perencanaan dapat meliputi perencanaan pekerjaan struktur dan finishing kulit luar maupun finishing
laboratorium, dan pelayanan umum. dalam. High rise building akhirnya dapat dikategorikan sebagai proyek dengan kompleksitas yang
tinggi. Berikut beberapa karakteristik struktur High rise building :
sebelum membangunan, yaitu Sistem Konstruksi Bangunan yang merupakan faktor pendukung utama dapat dikategorikan high rise building apabila memiliki jumlah lantai di atas 20
lantai. Berdasarkan pengamatan, umumnya gedung di Jakarta berada pada Proyek gedung memiliki item pekerjaan yang banyak, melibatkan banyak pihak,
ketinggian 20 – 35 lantai. Di atas 35 lantai masih sedikit. durasi pelaksanaan yang seharusnya lebih panjang, risiko yang tinggi,
2. Luas per lantai. ketidakpastian tinggi, serta melibatkan disiplin ilmu yang banyak. High rise
Tujuan high rise building adalah menambah ruang dengan keterbatasan lahan. building bisa jadi salah satu bangunan yang memiliki kompleksitas yang tertinggi.
Sehingga bangunan ini cenderung memiliki luas tapak bangunan yang kecil. 9. Volume pekerjaan yang besar
Umumnya memiliki luas per lantai berkisar pada 750 m2 – 1500 m2. High rise building memiliki jumlah lantai di atas 20 pada umumnya. Hal ini
3. Tipe struktur. menyebabkan volume pekerjaan yang harus dilakukan dalam jumlah yang besar.
Tipe struktur ada tiga yaitu open frame, flat-slab, dan bearing wall system. Dari 10. Schedule pelaksanaan ketat
ketiga jenis struktur tersebut, system open frame yang paling banyak dipakai, diikuti Pada pelaksanaan proyek High rise building, schedule pelaksanaan sangat ketat.
oleh system flat-slab. Cukup banyak proyek gedung mengalami keterlambatan karena sebenarnya waktu
4. Typical. yang dibutuhkan tidaklah memadai. Hal ini disebabkan oleh masih cukup tingginya
Struktur pada high rise building umumnya typical kecuali pada elemen vertikal risiko dan ketidakpastian dalam pelaksanaannya serta ketergantungan terhadap
yang mengecil pada kenaikan lantai tertentu. Hal ini karena kondisi beban di tiap cuaca.
lantai relatif sama. Gaya geser akibat gempa saja yang berbeda namun gaya tersebut 11. Target biaya yang ketat
ditopang oleh elemen struktur shearwall. Kondisi yang typical akan memudahkan Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat kompetisi yang tinggi oleh pengembang
dalam perencanaan dan pelaksanaan. maupun kontraktor.
5. Keterbatasan lahan 12. Target mutu yang tinggi
High rise building umumnya menghadapi masalah keterbatasan lahan baik dalam High rise building adalah ikon dan lambang prestise bagi pemiliknya. Sehingga
rangka perencanaan parking area dan landscape maupun pelaksanaan sebagai dituntut memiliki kualitas yang tinggi baik dari sisi spesifikasi maupun
tempat site installation. pelaksanaannya.
6. Pengaruh angin dan gempa yang tinggi 13. Tuntutan safety yang tinggi
Gedung ini, karena bentuk fisiknya yang langsing dan tinggi, secara alamiah sangat High rise building memiliki risiko bahaya ketinggian. Semakin tinggi akan semakin
terpengaruh oleh aspek angin dan goyangan gempa. bahaya. Sehingga tuntutan safety akan makin tinggi jika ketinggian gedung
7. Risiko tinggi bertambah.
Pada pelaksanaan proyek ini, risiko yang mmungkin terjadi cukup banyak dengan
probability yang tinggi. Perlu antisipasi sejak awal pelaksanaan.
8. Kompleksitas tinggi
Memberikan kerangka yang fleksibel untuk perancangan bangunan dan lingkungannya. Posisi dan lokasi proyek akan menentukan besarnya profit yang akan dihasilkan.
Keberadaan Infrastuktur harus efisien
F. Keuntungan Mixed Used Building Adanya akses pedestrian yang ideal antar komponen
Keuntungan dari Konsep Mixed Use Building Menurut Danisworo (1996) : Adanya keterkaitan antara bangunan dengan lingkungan.
Mendorong tumbunhnya kegiatan yang beragam secara terpadu dalam suatu wadahsecara Adanya Keterkaitan antara proyek sejenis di lingkungan sekitar
memadai. Menciptakan massing untuk memperoleh maximal interest
Menghasilkan sisteam sarana dan prasarana yang lebih efisien dan ekonomis Perhatikan dengan seksama pentahapan konstruksi
Memperbaiki sistem sirkulasi Penggunaan bersama fasilitas Pengelolaan proses perancangan harus efisien dan
professional
Mendorong pemisahan yanh jelas antara sistem transportasi
Memberikan kerangka yang luas bagi inovasi perancangan bangunan dan lingkungan
Pengkonsentrasian kegiatan
Penyediaan fasilitas dan infrastruktur kota efisien karena terpusat dalam satu kawasan
Pendistribusian servis dan barang lebih merata kepada masyarakat
Vitalitas sosial - ekonomi naik
Sumber :