Anda di halaman 1dari 52

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB 2
UJI LAPANGAN

2. 1 LANDASAN TEORI
Penelitian di lapangan merupakan penunjang dasar bagi perencana
dalam merencanakan bangunan yang stabil, aman, dan ekonomis. Penelitian
lapangan bukan hanya meliputi tanah yang menjadi tumpuan sebuah bangunan
(fondasi) melainkan juga mengenal lingkungan yang mungkin bisa memberikan
keterangan tambahan yang berguna bagi perencana. Secara umum tanah dapat
dipelajari dengan pendekatan pedologi. Pedologi merupakan ilmu yang
mempelajari proses pembentukan tanah beserta faktor pembentuknya, klasifikasi
tanah, survei tanah, dan cara pengamatan tanah di lapangan dalam bidang
pembuatan bangunan teknik sipil.
Uji lapangan bertujuan untuk mendapatkan sampel tanah undisturbed
(asli) dan tanah disturbed (terganggu) untuk perencanaan gedung dan jembatan
serta jalan dan timbunan, selain itu untuk mengetahui sifat dan karakteristik tanah
yang dilakukan langsung di lapangan atau tempat pengujian. Pengujian
perencanaan gedung dan jembatan dilakukan sebagai berikut:
1. Uji sondir
2. Uji bor tangan/ hand bor test
3. Uji tabung kerucut/ sand cone test
Pengujian perencanaan jalan dan timbunan antara lain dilakukan
sebagai berikut:
1. Uji DCP/ (Dynamic Cone Penetrometer test)
2. CBR lapangan/ field CBR
3. Uji tabung kerucut/ sand cone test
Penyelidikan tanah terdiri dari tiga tahap yaitu pengeboran,
pengambilan sampel tanah (sampling), dan pengujian sampel tanah. Pengujian
sampel tanah dapat dilakukan di laboratorium atau di lapangan.
8
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.2 SONDIR TEST


2.2.1 Maksud
Uji sondir yang dilakukan memiliki beberapa tujuan, adapun
tujuannya adalah:
1. Mengetahui kedalaman tanah keras dengan qc = 150 kg/cm2.
2. Mengetahui perlawanan tanah terhadap tekanan ujung konus (hambatan
pelekat), serta perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus.

2.2.2 Landasan Teori


Tes sondir tanah dilaksanakan untuk mengetahui perlawanan penetrasi
konus dan hambatan pelekat tanah. Perlawanan penetrasi konus adalah
perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan
luas. Hambatan pelekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus
dalam gaya per satuan panjang.
Tes sondir adalah salah satu survei lapangan yang berguna untuk
memperkirakan letak lapisan tanah keras. Tes ini baik dilakukan pada lapisan
tanah lempung, dari tes ini didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus. Nilai
perlawanan penetrasi konus dan hambatan pelekat dapat diketahui dari bacaan
pada manometer.
Komponen utama sondir adalah konus yang dimasukkan ke dalam
tanah dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak
ke bawah karena ditekan, dibaca pada manometer setiap kedalaman 20 cm.
Tekanan dari atas pada konus disalurkan melalui batang baja yang berada di
dalam pipa sondir (yang dapat bergerak bebas dan tidak tertahan pipa sondir).
Demikian juga tekanan yang dialami konus saat ditekan ke dalam tanah,
diteruskan melalui batang baja di dalam pipa sondir tersebut ke atas ke
manometer. Hubungan antara nilai qc terhadap jenis tanah adalah sebanding
dimana semakin tinggi nilai qc maka semakin keras tanah tersebut.

9
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam uji sondir di lapangan antara lain
sebagai berikut:
1. Mesin sondir
2. Setang sondir
3. Mantle cone
4. Friction cone
5. Jangka spiral
6. Ambang penekan
7. Peralatan panjang
8. Kunci inggris
9. Cangkul

2.2.4 Prosedur Percobaan


Prinsip kerja dan prosedur percobaan uji sondir yang harus dilakukan
adalah:
1. Melakukan persiapan alat sebelum melakukan uji sondir dengan cara:
a. Membuka baut penutup lubang pengisian oli dan membuka keran
manometer, lalu memasang kunci piston pada ujung piston.
b. Menekan berkali-kali kunci piston ke atas sampai oli keluar.
c. Setelah oli yang lama habis, lubang pengisian oli tetap terbuka,
mengisi oli dari lubang pengisian sampai penuh, menggerakkan kunci
piston naik turun secara perlahan untuk menghilangkan gelembung
udara. Setelah tidak ada gelembung udara, menutup kembali lubang
pengisian tadi.
d. Menutup salah satu keran manometer, menekan kunci piston pada alas
rangka, memperhatikan kenaikan jarum manometer, menghentikan
penekanan, dan menahan (kunci) setang pemutar apabila jarum akan
mencapai 25% ke maksimal manometer. Penurunan pada jarum
manometer berarti ada kebocoran antara lain pada sambungan-

10
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

sambungan napel, baut penutup oli atau pada seal piston. Melakukan
hal yang sama untuk manometer yang lainnya.
e. Memasang friction cone/ mantle cone pada drad setang sondir berikut
setang dalamnya. Menempatkan setang sondir tersebut pada lubang
pemusat pada rangka sondir tepat di bawah ruang oli. Kemudian
memasang kop penekan.
f. Mendorong traker pada posisi lubang terpotong lalu memutar engkol
pemutar sampai menyentuh ujung atas setang sondir. Percobaan dan
pengukuran siap dilakukan.
g. Memberikan tanda pada tiang sondir tiap 20 cm dengan spidol,
gunanya untuk mengetahui saat dilakukan pembacaan manometer.
h. Memutar kembali engkol pemutar sehingga patent friction cone/
mantle cone masuk ke dalam tanah. Setelah mencapai batas 20 cm
(melihat tanda spidol), memutar sedikit engkol pemutar dengan arah
berlawanan, menarik traker ke depan dalam posisi lubang bulat.
i. Membuka keran yang menuju manometer 60 kg/cm2.
2. Membersihkan lokasi pekerjaan lalu memasang dua atau empat jangka
spiral sesuai dengan kondisi tanah dengan jarak tertentu agar cocok dengan
kaki sondir.
3. Menjepit rangka sondir dengan ambang pada jangka tersebut, lalu mengatur
posisi sondir agar tegak lurus, dengan cara mengendurkan kunci tiang
samping lalu menggunakan waterpass untuk mengontrol.
4. Memutar kembali engkol pemutar sehingga setang dalam tertekan ke dalam
tanah dengan kecepatan 2 cm/detik. Setang dalam akan menekan piston lalu
akan menekan oli di dalamnya, tekanan yang terjadi akan terbaca pada
manometer. Mantle cone hanya akan mengukur tahanan ujung konus (qc)
sedangkan friction cone akan mengukur tahanan ujung konus dan gesekan
dinding terhadap tanah.

11
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

5. Melakukan penekanan setang, mencatat angka penunjuk pertama pada


jarum manometer. Meneruskan penekanan sampai jarum manometer
bergerak yang kedua kalinya.
6. Melakukan penekanan dengan hati-hati dan mengamati selalu jarum
manometer. Memperkirakan tekanan akan melebihi kapasitas manometer,
menutup keran manometer tersebut dan membuka keran manometer yang
berkapasitas besar. Setang sondir jangan menyentuh piston karena dapat
menyebabkan kelebihan tekanan secara drastis dan merusak manometer.
7. Memutar kembali engkol pemutar berlawanan arah lalu memindahkan
posisi traker kembali menjadi posisi lubang terpotong. Melakukan
penekanan kembali sejarak 20 cm berikutnya dan mengulang prosedur 4
sampai 6.
8. Setelah mencapai kedalaman 1 meter, menambah setang sondir.
Menyambung setang sondir dengan terlebih dahulu menaikkan piston
penekan. Menggunakan kunci pipa untuk mengencangkannya.
9. Menghentikan penyelidikan setelah mencapai kedalaman tanah keras
(tahanan konus lebih besar dari 150 kg/cm2).
10. Mencabut kembali setang sondir yang sudah ditanam dengan cara sebagai
berikut:
a. Memutar engkol pemutar agar piston penekan terangkat.
b. Menarik traker pada posisi lubang terpotong.
c. Memutar engkol pemutar sehingga setang sondir terangkat sampai
setang sondir berikutnya terlihat.
d. Menahan setang sondir bawah dengan kunci pipa agar rangkaian di
bawahnya tidak jatuh.
e. Melepaskan setang sondir bawah dengan kunci pipa yang lainnya.
f. Mengulangi prosedur ini untuk setang sondir berikutnya.

12
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

11. Melakukan perawatan setelah melaksanakan percobaan dengan cara:


a. Membersihkan setang sondir yang telah dipakai dari kotoran/ tanah
yang melekat. Setelah bersih, melumurinya dengan oli secukupnya
agar tidak berkarat.
b. Segera membersihkan patent konus/ bikonus yang telah dipakai.
Setelah dibersihkan, kemudian menggerak-gerakkan patent konus/
bikonus dan memastikan tidak terjadi kemacetan. Kalau terjadi
kemacetan, membuka rangkaian alat dan merendam dalam minyak
tanah lalu menyikatnya dengan hati-hati. Melumuri dengan oli yang
masih baru kemudian merangkainya lagi sehingga gerakkannya tidak
ada yang terhambat.
c. Menambahkan stempet pada gigi penggerak mesin sondir bagian atas
bila sudah kering.
d. Melumasi seluruh bagian yang bergerak/ bergesekkan secara berkala.
e. Bila terjadi kebocoran oli, membuka ruang oli dan memeriksa oil seal
di dalamnya. Apabila oil seal tersebut sobek, segera menggantinya
dengan yang baru.

13
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 2.1 Bagian-bagian Sondir

Keterangan Gambar 2.1:


1. Gigi penekan 14. Kunci tiang
2. Gigi cepat 15. Kaki sondir
3. Gigi lambat 16. Jangkar spiral
4. Tiang pelurus 17. Setang dalam
5. Rantai 18. Patent konus
6. Setelan rantai 19. Lubang pengisian oli
7. Engkol pemutar 20. Piston
8. Ruang oli 21. Oil seal
9. Kunci tiang 22. Ring penahan seal
10. Traker 23. Mur penahan seal
11. Manometer 24. Kunci piston
12. Kaki ruang oli 25. Kop penarik
13. Setang sondir

14
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 2.2 Setang Sondir

Keterangan Gambar 2.2:

Posisi A
Setang sondir menekan bikonus sampai kedalaman tertentu, setang dalam
(plunger) belum ditekan, belum ada pengukuran.
Posisi B
Setang dalam ditekan masuk sedalam 4 cm, ujung bikonus menembus lapisan
tanah. Tahanan konus diukur oleh manometer dengan perantaraan setang dalam.
Posisi C
Setang dalam ditekan terus, ujung bikonus dan dinding gesek bergerak bersama-
sama menembus lapisan tanah. Jumlah tahanan konus dan hambatan pelekat
diukur oleh manometer dengan perantaraan setang dalam.
Posisi D
Setang sondir ditekan kembali, ujung bikonus dan dinding gesek bergabung lagi.
Bikonus siap melakukan penetrasi untuk pengukuran pada kedalaman selanjutnya.

15
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.2.5 Perhitungan
Hasil dari perhitungan uji sondir (sondir test) pada kedalaman 1700
cm adalah sebagai berikut:
1. Dimensi alat bikonus:
a. Diameter ujung bikonus (Dc) = 3,560 cm
b. Diameter selimut geser (Dg) = 3,560 cm
c. Tinggi selimut geser (hg) = 13,300 cm
2. Kedalaman = 1700,000 cm
3. Hasil pengukuran:
a. Tekanan konus (qc) = 10,000 kg/cm2
b. Jumlah perlawanan/ hambatan (JH) = 20,000 kg/cm2
1
4. Luas potongan melintang bikonus (Ac) = π  Dc2
4
1
= π  3,5602
4
= 9,954 kg/cm2
Gaya geser yang bekerja (P) = Ac  (JH – qc)
= 9,954  (20,000 – 10,000)
= 9,954  (10,000)
= 99,540 kg/cm2
5. Luas selimut geser (Ag) = π  Dg  hg
= π  3,560  13,300
= 148,748 cm2

6. Hambatan pelekat (HP) = 20  P


Ag

5  Dc  (JH  q c )
=
h
g
5  3,560  (20,000  10,000)
=
13,300

=13,383 kg/cm

16
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Faktor pembacaan (pembacaan tiap penurunan 20 cm)


Untuk harga Dc = Dg = D
Hg = 13,300 cm
5  D  (JH  q c )
Maka, HP =
13,300

= 5  3,560  (20,000  10,000)


13,300

= 13,383 kg/cm
7. Jumlah hambatan pelekat (JHP) = ΣHP
= 13,383 + 13,383
= 26,766 kg/cm
P Ac
8. Hambatan setempat (HS) = =  (JH  q )
Ag Ag c

Dc  (JH  q )
= c
4 h
g

3,560  (20,000  10,000)


=
4  13,300

= 0,699 kg/cm

2.2.6 Hasil Pemeriksaan


Lokasi uji sondir ini dilakukan di Lapangan Parkir Kampus F2,
Universitas Gunadarma, Jalan Rumbut, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok.
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera pada modul dengan
mengacu pada SNI 2827:2008. Hasil uji sondir di lapangan dapat dilihat pada
Tabel 2.1 dan Gambar 2.3.

17
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
`

Lampiran Surat : 1 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2017

Tabel 2.1 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir

Jumlah Perlawan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Gesek Pelekat
(cm) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm) (kg/cm²)
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
20,000 0,000 0,000 0,000 0,000 13,383 0,000
40,000 10,000 20,000 10,000 1,780 26,767 0,669
60,000 10,000 20,000 10,000 1,780 40,150 0,669
80,000 12,000 22,000 10,000 1,780 53,534 0,669
100,000 10,000 21,000 11,000 1,618 68,256 0,736
120,000 13,000 19,000 6,000 2,967 76,286 0,402
140,000 15,000 30,000 15,000 1,187 96,361 1,004
160,000 15,000 28,000 13,000 1,369 113,759 0,870
180,000 17,000 35,000 18,000 0,989 137,850 1,205
200,000 10,000 26,000 16,000 1,113 159,263 1,071
220,000 20,000 50,000 30,000 0,593 199,414 2,008
240,000 10,000 31,000 21,000 0,848 227,519 1,405
260,000 17,000 25,000 8,000 2,225 238,226 0,535
280,000 15,000 30,000 15,000 1,187 258,301 1,004
300,000 18,000 42,000 24,000 0,742 290,421 1,606
320,000 15,000 37,000 22,000 0,809 319,865 1,472
340,000 20,000 35,000 15,000 1,187 339,940 1,004
360,000 20,000 30,000 10,000 1,780 353,323 0,669

18
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
`

Lampiran Surat : 2 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2017

Tabel 2.1 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Gesek Pelekat
(cm) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm) (kg/cm²)
400,000 25,000 45,000 20,000 0,890 393,474 1,338
420,000 25,000 55,000 30,000 0,593 433,624 2,008
440,000 30,000 55,000 25,000 0,712 467,083 1,673
460,000 30,000 55,000 25,000 0,712 500,541 1,673
480,000 30,000 60,000 30,000 0,593 540,692 2,008
500,000 35,000 60,000 25,000 0,712 574,150 1,673
520,000 35,000 60,000 25,000 0,712 607,609 1,673
540,000 5,000 15,000 10,000 1,780 620,992 0,669
560,000 10,000 18,000 8,000 2,225 631,699 0,535
580,000 10,000 18,000 8,000 2,225 642,406 0,535
600,000 10,000 20,000 10,000 1,780 655,789 0,669
620,000 12,000 26,000 14,000 1,271 674,526 0,937
640,000 15,000 23,000 8,000 2,225 685,233 0,535
660,000 14,000 22,000 8,000 2,225 695,940 0,535
680,000 15,000 20,000 5,000 3,560 702,632 0,335
700,000 15,000 20,000 5,000 3,560 709,323 0,335
720,000 15,000 21,000 6,000 2,967 717,353 0,402
740,000 13,000 18,000 5,000 3,560 724,045 0,335
780,000 13,000 16,000 3,000 5,933 728,060 0,201
800,000 10,000 15,000 5,000 3,560 734,752 0,335

19
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
`

Lampiran Surat : 3 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2017

Tabel 2.1 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Gesek Pelekat
(cm) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm) (kg/cm²)
820,000 9,000 14,000 6,000 2,967 742,782 0,402
840,000 11,000 15,000 4,000 4,450 748,135 0,268
860,000 11,000 17,000 6,000 2,967 756,165 0,402
880,000 11,000 21,000 10,000 1,780 769,549 0,669
900,000 10,000 19,000 9,000 1,978 781,594 0,602
920,000 15,000 23,000 8,000 2,225 792,301 0,535
940,000 20,000 30,000 10,000 1,780 805,684 0,669
960,000 19,000 30,000 11,000 1,618 820,406 0,736
980,000 15,000 25,000 10,000 1,780 833,789 0,669
1000,000 20,000 25,000 5,000 3,560 840,481 0,335
1020,000 20,000 27,000 7,000 2,543 849,850 0,468
1040,000 21,000 25,000 4,000 4,450 855,203 0,268
1060,000 15,000 20,000 5,000 3,560 861,895 0,335
1080,000 15,000 21,000 6,000 2,967 869,925 0,402
1100,000 18,000 26,000 8,000 2,225 880,632 0,535
1120,000 24,000 35,000 11,000 1,618 895,353 0,736
1140,000 24,000 35,000 11,000 1,618 910,075 0,736
1160,000 26,000 34,000 8,000 2,225 920,782 0,535
1180,000 25,000 45,000 20,000 0,890 947,549 1,338

20
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
`

Lampiran Surat : 4 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2017

Tabel 2.1 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Gesek Pelekat
(cm) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm) (kg/cm²)
1200,000 20,000 24,000 4,000 4,450 952,902 0,268
1220,000 20,000 35,000 15,000 1,187 972,977 1,004
1240,000 25,000 40,000 15,000 1,187 993,053 1,004
1260,000 24,000 30,000 6,000 2,967 1001,083 0,402
1280,000 23,000 28,000 5,000 3,560 1007,774 0,335
1300,000 20,000 29,000 9,000 1,978 1019,820 0,602
1320,000 20,000 48,000 28,000 0,636 1057,293 1,874
1340,000 25,000 40,000 15,000 1,187 1077,368 1,004
1360,000 30,000 40,000 10,000 1,780 1090,752 0,669
1380,000 35,000 50,000 15,000 1,187 1110,827 1,004
1400,000 31,000 50,000 19,000 0,937 1136,256 1,271
1420,000 20,000 32,000 12,000 1,483 1152,316 0,803
1440,000 20,000 24,000 4,000 4,450 1157,669 0,268
1460,000 25,000 30,000 5,000 3,560 1164,361 0,335
1480,000 20,000 24,000 4,000 4,450 1169,714 0,268
1500,000 19,000 21,000 2,000 8,900 1172,391 0,134
1520,000 19,000 25,000 6,000 2,067 1180,421 0,402
1540,000 25,000 60,000 35,000 0,509 1227,263 2,342
1560,000 25,000 85,000 60,000 0,297 1307,564 4,015
1580,000 32,000 75,000 43,000 0,414 1365,113 2,877

21
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
`

Lampiran Surat : 5 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2017

Tabel 2.1 Hasil Pemeriksaan Uji Sondir (Lanjutan)

Jumlah Perlawanan Hambatan


Kedalaman qc JHP Hambatan
Perlawanan Gesek Pelekat
(cm) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm) (kg/cm²)
1600,000 34,000 47,000 13,000 1,369 1382,511 0,870
1620,000 35,000 75,000 40,000 0,445 1436,045 2,667
1640,000 35,000 37,000 2,000 8,900 1438,722 0,134
1660,000 35,000 38,000 3,000 5,933 1442,737 0,201
1680,000 34,000 37,000 3,000 5,933 1446,752 0,201
1700,000 34,000 35,000 1,000 17,800 1448,090 0,667

22
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok
`

Lampiran Surat : 6 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Sondir Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2017

Tahanan Konus qc (kg/cm2)


0.000 0.500 1.000 1.500 2.000
0
200
400
Kedalaman

600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Jumlah Hambatan Pelekat JHP (kg/cm)
JHP vs Kedalaman Qc vs Kedalaman

Gambar 2.3 Grafik Pemeriksaan Sondir

23
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.2.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan percobaan sondir yang telah praktikan lakukan maka yang
praktikan dapatkan yaitu nilai qc dan nilai jumlah hambatan pelekat dengan nilai
qc maksimum yang diperoleh adalah 35,000 kg/cm2 pada kedalaman 500,000 cm
dengan nilai JH 574,150 kg/cm, di kedalaman 520,000 cm dengan nilai JH
607,609 kg/cm, di kedalaman 1380,000 cm dengan nilai JH 1110,827 kg/cm, di
kedalaman 1620,000 cm dengan nilai JH 1436,045 kg/cm, di kedalaman 1640,000
cm dengan nilai JH 1438,722 kg/cm, dan di kedalaman 1660,000 cm dengan nilai
JH 1442,737 kg/cm, sedangkan qc maksimum yang ditargetkan adalah 150,000
kg/cm2. Nilai JHP dipengaruhi oleh qc, semakin besar selisih antara nilai qc dan
nilai jumlah perlawanan, maka semakin besar nilai JHP yang didapat.

24
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.3 HAND BOR TEST


2.3.1 Maksud
Pekerjaan pengeboran dilakukan untuk mengambil sampel tanah dari
berbagai kedalaman. Biasanya dilakukan di samping lubang sondir agar
didapatkan korelasi antara kekuatan tanah dengan jenis tanah yang dikandungnya.
Kedalaman maksimum yang dapat dibuat oleh bor tangan adalah 10 meter dan
hanya untuk tanah lunak.

2.3.2 Landasan Teori


Pekerjaan bor tangan dilakukan untuk mengetahui terlebih dahulu
sifat-sifat tanah di lokasi pekerjaan yang bersangkutan. Penyelidikan sifat tanah
pada umumnya dilakukan dengan cara mengambil contoh tanah dari lapangan
untuk kemudian diselidiki di laboratorium. Penyelidikan sifat tanah akan
dikerjakan dalam percobaan lain sebagai kelanjutan dari percobaan ini.
Pengeboran tanah adalah pekerjaan yang paling umum dan paling
akurat dalam survey geoteknik lapangan. Pengujian ini merupakan cara kerja
membuat lubang pada tanah dengan alat bor tangan dan ukuran tertentu. Prinsip
percobaan ini adalah untuk memperoleh sampel pada suatu kedalaman tertentu
guna diteliti lebih lanjut pada percobaan di laboratorium. Pengeboran dilakukan
untuk mendapatkan gambaran visual setiap kelipatan kedalaman 20 cm. Tujuan
pengeboran ini adalah untuk mendapatkan atau mendeskripsikan susunan lapisan
tanah dan untuk mengetahui lapisan-lapisan tanah perlu dilakukan penyelidikan
mengenai sifat-sifat dari tanah tersebut misalnya kadar air, kekuatan, dan
rembesan. Hasil dari pengeboran ini adalah tanah yang digunakan sebagai bahan
untuk penelitian selanjutnya di laboratorium.
Tujuan pengeboran salah satunya untuk mengambil sampel tanah asli
(undisturbed sample) dan sampel tanah tidak asli (disturbed sample), sehingga
dapat diidentifikasi jenis-jenis lapisan tanah pada setiap kedalaman, apakah tanah
tersebut berjenis pasir, lanau, lempung, atau berupa gabungan dari jenis-jenis
tersebut.

25
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan bor tangan (hand bor)
adalah:
1. Drilling rod (Setang bor)
2. Iwan type auger (Bor iwan)
3. Straight chopping auger (Bor pahat)
4. T-pice (Pemutar)
5. Tube adaptor (Soket)
6. Turning rod (Setang pemutar)
7. Sampling tube (Tabung contoh)
8. Rod head (Kepala penumbuk)
9. Allen key (Kunci L)
10. Pipe wrench (Kunci inggris)
11. Hammer (Palu)
12. Steel wire brush (Sikat baja)
13. Vertical guide (Setang penghantar)
14. Sample extruder (Pengeluar sampel)
15. Chopping ladle (Centong)
16. Mixing bowl (Cawan stainless)
17. Sample can (Kaleng lapangan)

2.3.4 Prosedur Percobaan


Prinsip kerja dan prosedur percobaan bor tangan (hand bor) yang
harus dilakukan adalah:
1. Menekan auger ke dalam tanah sambil memutarnya, setelah contoh tanah
mengisi auger sampai penuh, kemudian mengangkatnya dengan hati-hati.
2. Mengeluarkan sampel tanah dari dalam bor iwan untuk membuat deskripsi
jenis tanah dan bahan. Membersihkan daerah sekitar lubang yang akan
dibor.

26
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3. Memasang bor iwan (untuk tanah lunak) atau bor pahat (untuk tanah keras)
pada setang bor lalu memasang pemutarnya.
4. Menekan bor iwan ke dalam tanah sambil memutarnya, setelah sampel
tanah mengisi sampai bahan yang dikandungnya, menyimpan dalam kaleng
lapangan atau plastik dan memberi label yang berisi keterangan nomor titik
bor, kedalaman, tanggal, dan sebagainya.
5. Mengulangi prosedur 3 dan 4 sampai kedalaman yang diinginkan. Sampel
tanah yang didapat adalah sampel tanah yang tidak asli (disturbed sample)
dan hanya digunakan untuk keperluan klasifikasi dan deskripsi tanah.
6. Menggunakan tabung sampel untuk mendapatkan sampel tanah asli
(undisturbed sample). Mengganti auger yang tadi digunakan dengan tabung
sampel yang telah disambung dengan soket. Memasukkan ke dalam lubang
yang telah terbentuk. Bila tanah cukup lunak, menekan tabung sampel
perlahan-lahan sampai masuk sedalam 40 cm, kemudian memutarnya satu
kali untuk melepaskan atau memotong sampel tanah pada dasar tabung
kemudian mengangkatnya, bila tanahnya cukup keras sehingga tabung tidak
bisa ditekan masuk, memukulnya secara perlahan-lahan dengan
menggunakan palu.
7. Setelah mendapatkan sampel tanah asli dalam tabung, setelah itu
melepaskan soket lalu membersihkan dinding luar tabung dan memotong
bagian ujung tanah setebal 1 cm untuk tempat cairan lilin.
8. Memanaskan lilin di atas kompor agar mencair, kemudian menuangkan lilin
pada salah satu ujung-ujung tabung lalu menunggunya sampai kering dan
melakukan hal yang sama pada ujung yang lainnya, dengan demikian
sampel tanah sudah terlindung dari pengaruh sekitarnya.
9. Menuliskan label yang berisi nomor titik bor, kedalaman, bagian atas/
bawah, tanggal pengambilan sampel, dan sebagainya.
10. Memasukkan sampel tanah asli ke dalam tabung pelindung apabila tempat
pemeriksaan cukup jauh dari tempat pengeboran.

27
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

11. Melakukan perawatan pada hal-hal sebagai berikut:


a. Membersihkan mata bor dan setang setiap kali selesai dipasang lalu
melumuri dengan oli secukupnya untuk menghindari karat.
b. Sebelum dipakai, tabung contoh harus dalam keadaan bersih dan
memberi pelumas pada bagian dalamnya sehingga tanah dapat masuk
maupun keluar dengan mudah.

Gambar 2.4 Bagian-bagian Alat Hand Bor

Keterangan Gambar 2.4:


1. Setang engkol pemutar
2. T-pice pemutar
3. Setang bor
4. Iwan auger
5. Palu
6. Kepala penumbuk
7. Tube adaptor
8. Tabung sampel

28
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.3.5 Hasil Pemeriksaan di Lapangan


Lokasi pemeriksaan hand bor ini dilakukan di Lapangan Parkir
Kampus F2, Universitas Gunadarma, Jalan Rumbut, Kelapa Dua, Cimanggis,
Depok. Pemeriksaan di lapangan dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera
pada modul. Hasil pemeriksaan hand bor ini dapat dilihat pada Tabel 2.2 dan
Tabel 2.3.

29
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 7 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Hand Bor Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 13 April 2017

Tabel 2.2 Hasil Pemeriksaan Hand Bor

Kedalaman (cm) Deskripsi Tanah


0,000 - 20,000 Coklat kehitaman, lembab, tidak berbau, tekstur kasar
20,000 - 40,000 Coklat tua, lembab berair, tidak berbau, tekstur halus
40,000 - 60,000 Coklat, lembab berair, tidak berbau, tekstur halus
60,000 - 100,000 Tabung Sampel
100,000 - 120,000 Coklat kemerahan, lembab berair, tidak berbau, tekstur
halus
120,000 - 140,000 Coklat kemerahan, lembab berair, tidak berbau, tekstur
halus
140,000 - 160,000 Coklat kemerahan, lembab berair, tidak berbau, tekstur
halus
160,000 - 200,000 Tabung Sampel
200,000 - 220,000 Coklat kemerahan, lembab berair, tidak berbau, tekstur
halus
220,000 - 240,000 Coklat muda, lembab berair, tidak berbau, tekstur halus
240,000 - 280,000 Tabung Sampel

Nomor titik :1
Muka air tanah : Belum ditemukan
Kedalaman : 240,000 cm

30
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 8 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Hand Bor Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 13 April 2017

Tabel 2.3 Hasil Pemeriksaan Boring Log

Kedalaman (cm) Perubahan Tanah Deskripsi Tanah


0,000 - 20,000 Coklat kehitaman, lembab,
tidak berbau, tekstur kasar

20,000 - 40,000 Coklat tua, lembab berair,


tidak berbau, tekstur halus

40,000 - 60,000 Coklat, lembab berair, tidak


berbau, tekstur halus
60,000 - 100,000 Tabung sampel
Coklat kemerahan, lembab
100,000 - 120,000 berair, tidak berbau, tekstur
halus
Coklat kemerahan, lembab
120,000 - 140,000 berair, tidak berbau, tekstur
halus
Coklat kemerahan, lembab
140,000 - 160,000 berair, tidak berbau, tekstur
halus
160,000 – 200,000 Tabung sampel
Coklat kemerahan, lembab
200,000 - 220,000 berair, tidak berbau, tekstur
halus
220,000 - 240,000 Coklat muda, lembab berair,
tidak berbau, tekstur halus
240,000 - 280,000 Tabung sampel

31
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.3.6 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan percobaan bor tangan yang telah dilakukan, didapat jenis
tanah coklat kemerahan, lembab berair, tidak berbau, dan bertekstur halus.
Pengambilan sampel tanah tidak terganggu dengan menggunakan tabung sampel
dilakukan pada kedalaman 60,000 cm - 100,000 cm, 160,000 cm - 200,000 cm,
dan 240,000 cm - 280,000 cm. Percobaan bor tangan dilakukan hingga mencapai
kedalaman 280,000 cm.

32
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.4 DCP TEST


2.4.1 Maksud
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California
Bearing Ratio) sub grade, sub base atau base coarse suatu sistem perkerasan,
dilakukan secara tepat dan praktis sebagai perkerjaan quality control pembuatan
jalan.

2.4.2 Landasan Teori


Tanah merupakan fondasi bagi perkerasan, salah satu persoalan yang
dihadapi oleh para perencana dan pelaksana pembangunan jalan atau lapangan
terbang adalah cara menangani tanah atau bahan yang kurang baik agar dapat
digunakan sebagai bahan perkerasan. Kekuatan struktur perkerasan lapangan
terbang tergantung pada daya dukung tanah dalam kepadatan maksimum.
Pengujian dengan alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP) ini pada
dasarnya sama dengan Cone Penetrometer (CP) yaitu, sama-sama mencari nilai
CBR dari suatu lapisan tanah langsung di lapangan, hanya saja pada alat cone
penetrometer dilengkapi dengan proving ring dan dial proving ring, sedangkan
pada alat dynamic cone penetrometer adalah melalui ukuran (satuan) dengan
menggunakan mistar.
Percobaan dengan alat cone penetrometer digunakan untuk
mengetahui CBR tanah asli, sedangkan percobaan alat dengan DCP ini hanya
untuk mendapat kekuatan tanah timbunan pada pembuatan badan jalan, alat ini
dipakai pada pekerjaan tanah karena mudah dipindahkan ke semua titik yang
diperlukan tetapi letak lapisan yang diperiksa tidak sedalam pemeriksaan tanah
dengan alat sondir. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini dapat dihubungkan
dengan nilai CBR yaitu, perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tanah
atau perkerasan terhadap beban standar dengan kedalaman dan kecepatan
penetrasi yang sama.

33
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan DCP (Dynamic Cone
Penetrometer) adalah:
1. Alat DCP (Dynamic Cone Penetrometer)
2. Kantong alat
3. Konus

2.4.4 Prosedur Percobaan


Pada percobaan DCP (Dynamic Cone Penetrometer) prosedur
percobaan yang harus dilakukan adalah:
1. Meletakkan alat DCP pada titik uji di atas lapisan yang akan diuji.
2. Memegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus (vertikal) di
atas dasar yang rata dan stabil, kemudian mencatat pembacaan awal mistar
pengukur kedalaman.
3. Mencatat jumlah tumbukan dengan cara:
a. Mengangkat penumbuk pada tangkai bagian atas dengan hati-hati
sehingga menyentuh batas pegangan.
b. Melepas penumbuk sehingga jatuh bebas dan tertahan pada landasan.
c. Melakukan langkah-langkah a dan b, mencatat jumlah tumbukan, dan
kedalaman pada formulir.
4. Langkah-langkah setelah pengujian:
a. Menyiapkan peralatan agar dapat diangkat atau dicabut ke atas.
b. Mengangkat penumbuk dan memukulkan beberapa kali dengan arah
atas sehingga menyentuh pegangan dan tangkai bawah terangkat ke
atas permukaan tanah.
c. Melepaskan bagian-bagian yang tersambung secara hati-hati,
membersihkan alat dari kotoran, dan menyimpan pada tempatnya.
d. Menutup kembali lubang uji setelah pengujian.
5. Menentukan nilai CBR.

34
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.4.6 Perhitungan
Berdasarkan perhitungan hasil dari percobaan dynamic cone
penetrometer ini adalah:
kumulatif penetrasi (mm)
DCP =
kumulatif tumbukan
(1070  1055  989)  0
=
40  1
= 25,743 mm/tumbukan
Log10 CBR = 2,8135  1,313 log (25,743)
CBR = 16,9805%

2.4.5 Hasil Pemeriksaan


Lokasi pengeboran ini dilakukan di Lapangan Parkir Kampus F2,
Universitas Gunadarma, Jl. Rumbut, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.
Pemeriksaan di lapangan dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera pada
modul. Hasil percobaan DCP ini dapat dilihat pada Tabel 2.4, Gambar 2.5, dan
Gambar 2.6.

35
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 9 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : DCP Diperiksa : Asisten Mektan
Ukuran Konus : 60º Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2017

Tabel 2.4 Hasil Pemeriksaan Dynamic Cone Penetrometer

Kumulatif
Banyak Tumbukan Penetrasi DCP CBR
Penetrasi
Tumbukan Kumulatif
(mm) (mm) (mm/tumbukan) (%)
1,000 1,000 66,000 0,000
1,000 2,000 132,000 66,000
1,000 3,000 180,000 114,000
1,000 4,000 232,000 166,000
46,250 4,238
1,000 5,000 287,000 221,000
1,000 6,000 332,000 266,000
1,000 7,000 398,000 332,000
1,000 8,000 436,000 370,000
1,000 9,000 472,000 406,000
1,000 10,000 502,000 436,000
1,000 11,000 531,000 465,000
1,000 12,000 557,000 491,000
1,000 13,000 578,000 512,000
1,000 14,000 602,000 536,000
1,000 15,000 625,000 559,000
1,000 16,000 645,000 579,000
1,000 17,000 662,000 596,000
22,722 10,776
1,000 18,000 682,000 616,000
1,000 19,000 703,000 637,000
1,000 20,000 721,000 655,000
1,000 21,000 743,000 677,000
1,000 22,000 765,000 699,000
1,000 23,000 784,000 718,000
1,000 24,000 802,000 736,000
1,000 25,000 823,000 757,000
1,000 26,000 845,000 779,000

36
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 10 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : DCP Diperiksa : Asisten Mektan
Ukuran Konus : 60º Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2017

Tabel 2.4 Hasil Percobaan Dynamic Cone Penetrometer (Lanjutan)

Kumulatif
Banyak Tumbukan Penetrasi DCP CBR
Penetrasi
Tumbukan Kumulatif
(mm) (mm) (mm/tumbukan) (%)
1,000 27,000 862,000 796,000
1,000 28,000 880,000 814,000
1,000 29,000 900,000 834,000
1,000 30,000 917,000 851,000
1,000 31,000 934,000 868,000
1,000 32,000 950,000 884,000
1,000 33,000 968,000 902,000
16,071 16,980
1,000 34,000 984,000 918,000
1,000 35,000 1000,000 934,000
1,000 36,000 1016,000 950,000
1,000 37,000 1030,000 964,000
1,000 38,000 1045,000 979,000
1,000 39,000 1055,000 989,000
1,000 40,000 1070,000 1004,000

37
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 11 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : DCP Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2017

Gambar 2.5 Grafik Hubungan Nilai DCP dengan Nilai CBR


Sumber: SNI 03-4153

38
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 12 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : DCP Diperiksa : Asisten Mektan
Ukuran Konus : 60º Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2017

Kumulatif Tumbukan
0,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000
0,000
Kumulatif Penetrasi

200,000

400,000

600,000

800,000

1.000,000

1.200,000
Gambar 2.6 Grafik Hubungan antara Kumulatif Tumbukan dengan Kumulatif
Penetrasi

39
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.4.7 Kesimpulan dan Analisis


Kesimpulan pada percobaan DCP yaitu pada lapisan pertama dengan
kumulatif tumbukan 1 - 8 didapatkan nilai DCP sebesar 46,250 mm/tumbukan dan
nilai CBR sebesar 4,238%, maka klasifikasi tanah tersebut termasuk bagian tanah
subgrade. Lapisan kedua dengan kumulatif tumbukan 9 - 26 didapatkan nilai DCP
sebesar 22,722 mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 10,777%. Lapisan ketiga
dengan kumulatif tumbukan 27 - 40 didapatkan nilai DCP sebesar 16,071
mm/tumbukan dan nilai CBR sebesar 16,981%. Klasifikasi tanah pada tumbukan
9 - 26 dan pada tumbukan 27 - 40 adalah tanah tersebut termasuk bagian tanah
subbase. Berdasarkan percobaan yang praktikan lakukan, semakin banyak
tumbukan maka semakin besar nilai CBR yang didapat.

40
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.5 CBR Lapangan


2.5.1 Maksud
Test ini dimaksudkan untuk memeriksa harga CBR (California
Bearing Ratio) langsung ditempat lokasi pemadatan atau bila diperlukan dapat
dilakukan dengan mengambil sampel tanah dengan cetakan CBR (undisturb).

2.5.2 Landasan Teori


CBR lapangan adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu
lapisan atau bahan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar dengan
kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Prinsip pengujian ini adalah
pengujian penetrasi dengan menusukkan benda ke dalam benda uji, maka didapat
nilai kekuatan tanah dasarnya. Hal ini digunakan sebagai metode perencanaan
perkerasan lentur (flexible pavement) suatu jalan. Tebal suatu bagian perkerasan
ditentukan oleh nilai CBR. Tanah dengan nilai CBR yang besar maka tanah
tersebut termasuk tanah dengan kepadatan tinggi.
Kekuatan tanah diuji melalui uji CBR dengan standar acuan SNI
1738:2011. Nilai kekuatan tanah tersebut digunakan sebagai acuan perlu tidaknya
distabilisasi setelah dibandingkan dengan yang di syaratkan dalam spesifikasinya.

2.5.3 Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam test CBR (California Bearing Ratio)
adalah sebagai berikut:
1. Pengunci
2. Ambang penahan
3. Engkol pemutar
4. Tiang penghantar
5. Proving ring
6. Dial proving ring
7. Magnetic dial
8. Dial pergeseran

41
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

9. Jembatan bantu
10. Piston
11. Beban alur
12. Beban bulat
13. Angkur

2.5.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan dalam percobaan CBR (California Bearing
Ratio) lapangan adalah sebagai berikut:
1. Memasang tiang penghantar untuk menjangkarkan ambang penahan pada
bagian atas atau pangkal tiang penghantar, kemudian memasang pengunci.
Mengatur pengunci sedemikian rupa hingga tiang pengahantar berdiri tegak
dan kokoh.
2. Menyambung piston penetrasi dengan pipa set supaya jarak piston dengan
permukaan tanah sekitar 1 - 2 cm.
3. Meletakkan jembatan bantuan di sebelah pipa set.
4. Memasang magnetic dial holder pada piston penetrasi, mengatur lengannya
agar dial menyentuh jembatan bantuan.
5. Meletakkan pelat distribusi beban diameter 10 inch di bawah piston
penetrasi, bila perlu gunakan bahan tambahan.
6. Menurunkan piston dengan memutar engkol jack sampai proving ring
menunjukkan beban yang sama dengan berat beban yang dipasang.
7. Mengatur dial proving ring dan dial penetrasi agar menunjukkan angka nol.
8. Memutar engkol jack dengan kecepatan konstan agar kecepatan penetrasi
mencapai 0,05"/menit (1,27 mm/menit).
9. Membaca dial proving pada penetrasi
0,0125" (0,318 mm)
0,0250" (0,635 mm)
0,0500" (1,270 mm)
0,0750" (1,905 mm)

42
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

0,1000" (2,540 mm)


0,1500" (3,810 mm)
0,2000" (5,080 mm)
0,3000" (7,620 mm)
0,4000" (10,160 mm)
0,5000" (12,700 mm)
10. Menentukan kadar air dan berat isi bahan setempat
a. Pemeriksaan ini harus dilaksanakan paling sedikit 3 kali dengan jarak
minimum 30 cm.
b. Jika hasil pemeriksaan tersebut masih dalam batas toleransi, maka
harga CBR lapangan ditetapkan sama dengan rata-rata dari hasil
pemeriksaan.
c. Jika hasil pemeriksaan ini melebihi dari toleransi, maka harus
dilakukan lagi 3 kali pemeriksaan. Nilai CBR ini ditetapkan sama
dengan rata-rata dari hasil 6 pemeriksaan.
d. Batas-batas toleransi lapangan:
CBR < 10% = + 3%
CBR 10 - 30% = + 5%
CBR 30 - 60 % = + 10%
CBR > 60% = + 25%
11. Membereskan semua peralatan yang sudah dipakai.
12. Menghitung semua hasil pengujian, lalu masukkan harga CBR lapangan bila
perlu harga kadar air dan berat isinya.
13. Bila muka tanah di bawah keping beban tidak rata, usahakan menambah
lapisan pasir setipis mungkin sehingga muka tanah betul-betul rata.
14. Melakukan perawatan yang dilakukan pada alat dalam percobaan CBR
(California Bearing Ratio) adalah sebagai berikut:
a. Menjaga ujung piston penetrasi agar tidak terpukul benda keras yang
bisa menyebabkan cacat sehingga mengurangi luas permukaan.
b. Membersihkan drat pipa set dengan sikat baja lalu lumasi oli.

43
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

c. Bila saat jack diputar tidak lancar/ berbunyi, membuka baut L dengan
kunci L yang sesuai kemudian periksa gigi-gigi dalamnya.
Mengencangkan baut (borg) yang longgar dengan kunci L kemudian
tambahkan stempel secukupnya.

2.5.5 Perhitungan
Perhitungan pada percobaan CBR (California Bearing Ratio)
lapangan meliputi beberapa parameter. Perhitungan pada percobaan CBR
lapangan adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan kadar air percobaan CBR lapangan:
Berat air = (berat tin box + tanah basah)  (berat tin box + tanah
kering)
= 35,000  27,000
= 8,000 gram
Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering)  berat tin box
= 27,000  9,000
= 18,000 gram
berat air
Kadar air (w) =  100%
berat tanah kering
8,000
=  100%
18,000
=44,444%

2. Pemeriksaan berat isi percobaan CBR lapangan:


berat tanah basah
Berat isi basah =
volume ring
82,000
=
91,757
= 0,894 gram

44
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

berat isi basah


Berat isi kering =  100%
100  kadar air
0,894
=  100%
100  44,444
= 0,619%
3. Pemeriksaan penetrasi percobaan CBR lapangan:
Beban = Pembacaan dial  kalibrasi
= 0,8  35,274
= 28,219 lbs
beban
Nilai CBR 0,1" =  100%
3  1000

28,219
=  100%
3  1000

= 0,941%

2.5.6 Hasil Pemeriksaan


Lokasi pemeriksaan CBR ini dilakukan di Lapangan Parkir Kampus
F2, Universitas Gunadarma, Jalan Rumbut, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok.
Pemeriksaan di lapangan dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera pada
modul dengan mengacu pada SNI 1738:2011. Hasil pemeriksaan pada percobaan
CBR (California Bearing Ratio) ini dapat dilihat pada Tabel 2.5, Tabel 2.6, Tabel
2.7, Tabel 2.8 dan Gambar 2.7.

45
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran surat : 13 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : CBR Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 12 April 2017

Tabel 2.5 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Percobaan CBR Lapangan


Hasil
No. Parameter
1 2
1. Berat tin box (gram) 11,000 9,000
2. Berat tin box + tanah basah (gram) 31,000 35,000
3. Berat tin box + tanah kering (gram) 25,170 27,000
4. Berat tanah kering (gram) 14,170 18,000
5. Berat air (gram) 5,830 8,000
6. Kadar air (%) 41,143 44,444
Rata-rata 42,794

Tabel 2.6 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Percobaan CBR Lapangan


Hasil
No. Parameter
1 2
1. Berat ring (gram) 48,000 41,000
2. Volume ring (cm³) 78,700 91,757
3. Berat ring + tanah basah (gram) 110,000 123,000
4. Berat tanah basah (gram) 62,000 82,000
5. Berat isi basah (gram) 0,788 0,894
6. Berat isi kering (gram/cm²) 0,558 0,619
Rata-rata (%) 0,588

46
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran surat : 14 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : CBR Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

Tabel 2.7 Hasil Pemeriksaan Penetrasi CBR Lapangan

Waktu Penurunan Pembacaan Dial Beban

(menit) (inch) (DEV) (lbs)


0,250 0,012 0,100 3,527
0,500 0,025 0,100 3,527
1,000 0,050 0,100 3,527
1,500 0,075 0,300 10,582
2,000 0,100 0,800 28,219
3,000 0,150 1,900 67,020
4,000 0,200 2,400 84,657
6,000 0,300 3,000 105,822
8,000 0,400 3,900 137,568
10,000 0,500 4,000 141,096

47
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran surat : 15 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : CBR Lapangan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 17 April 2017

160,000
140,000
120,000
100,000
Beban (lbs)

80,000
60,000
40,000
20,000
0,000
0,000 0,100 0,200 0,300 0,400 0,500 0,600
Penurunan (inch)
Gambar 2.7 Grafik Hubungan antara Penurunan dengan Beban

Tabel 2.8 Hasil Pemeriksaan Nilai CBR Lapangan

Parameter Hasil

0,1" 0,941%

0,2" 1,881%

48
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.5.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan nilai CBR
0,100 inch sebesar 0,941% serta nilai CBR 0,200 inch sebesar 1,881%. Menurut
Foundation Retaining and Earth Structure keduanya termasuk kedalam range
0 - 4 dengan kategori very poor. Adapun penilaian CBR menurut Highway untuk
nilai CBR 0,100 inch sebesar 0,941% dan 0,200 inch sebesar 1,881% keduanya
termasuk dalam kategori A - 7 yaitu kelompok tanah lempung yang lebih bersifat
plastis.

49
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.6 SAND CONE TEST


2.6.1 Maksud
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan lapisan
tanah dengan cara pengukuran volume lubang secara langsung.

2.6.2 Landasan Teori


Tes sand cone pada tanah dilakukan untuk menentukan kepadatan di
tempat dari lapisan tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat yang
diuraikan di sini hanya terbatas untuk tanah yang mengandung butiran kasar tidak
lebih dari 5 cm. Kepadatan lapangan adalah berat kering persatuan isi.
Apabila waktu pekerjaan pemadatan sedang berlangsung tentunya
perlu diketahui apakah berat volume yang ditentukan dalam spesifikasi dapat
dicapai atau tidak. Salah satu prosedur untuk menentukan berat volume di
lapangan akibat pemadatan adalah metode kerucut pasir (sand cone method).
Metode ini menggunakan alat yang terdiri atas sebuah botol plastik
atau kaca dengan sebuah k/erucut logam dipasang di atasnya, yang diisi dengan
pasir Ottawa kering bergradasi buruk. Percobaan ini termasuk cara langsung
sehingga dapat mengukur volume dari tanah yang digali. Dalam cara kerucut
pasir, pasir kering yang telah diketahui berat dituangkan keluar lewat kerucut
pengukur ke dalam lubangnya. Volume lubang dapat ditentukan dari berat pasir di
dalam lubang dan berat volume keringnya. Metode yang digunakan AASHTO
T191-61 (1982) atau ASTM D1556-64 (1974).

2.6.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan sand cone antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Botol sand cone
2. Pasir gradasi/ lapangan
3. Keran corong
4. Plastik lapangan

50
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

5. Corong sand cone


6. Pelat sand cone
7. Pahat
8. Sendok tanah
9. Palu karet
10. Cawan

2.6.4 Prosedur Percobaan


Pada percobaan sand cone prosedur percobaan yang harus dilakukan
adalah:
1. Mengisi botol sand cone dengan pasir gradasi/ standar.
2. Menimbang botol dan corong, berikut pasir gradasi yang telah diisi
secukupnya (W6).
3. Membersihkan permukaan tanah yang akan digali dan meratakan
permukaannya.
4. Meletakkan pelat lapangan di permukaan tanah dalam posisi yang kokoh.
5. Menggali lubang bulat sesuai diameter lubang pelat lapangan dengan
meggunakan pahat, palu, dan sendok tanah.
6. Menimbang kaleng lapangan yang telah dibersihkan dalam keadaan kosong
(W9).
7. Memasukkan semua tanah hasil galian tersebut kedalam kaleng lapangan
lalu menimbang beratnya (W8).
8. Meletakkan corong sand cone berikut botol yang telah berisi pasir di atas
pelat lapangan tadi dalam posisi terbalik.
9. Membuka keran corong sehingga pasir dalam botol turun dan mengisi
corong bagian bawah dan lubang.
10. Setelah pasir berhenti mengalir, menutup keran corong.
11. Mengambil sebagian tanah di sekitar lokasi pengetesan tersebut untuk
pemeriksaan kadar airnya.
12. Menimbang corong berikut botol yang berisi sisa pasir di dalamnya (W7).

51
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

13. Mengambil kembali pasir yang bersih yang mengisi lubang tadi untuk
menggunakannya pada percobaan berikutnya.
14. Menghitung berat jenis pasir yang keluar dari botol, dengan cara
menimbang:
a. Berat botol + corong (W1)
b. Berat air penuh + botol + corong (W2)
c. Berat pasir penuh + botol + corong (W3)
15. Menghitung berat pasir, dengan cara:
a. Mengisi botol sand cone dengan pasir standar secukupnya.
b. Menimbang berat pasir secukupnya di botol beserta corong (W4).
c. Pada tempat yang datar, meletakkan corong berikut botol sand cone
pada posisi terbalik, kemudian membuka keran corong hingga pasir
sand cone berhenti mengalir (pasir mengisi corong sand cone
sepenuhnya).
d. Menutup keran sand cone, kemudian menimbang berat sisa pasir di
botol beserta corongnya (W5).

52
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 2.8 Bagian-bagian Sand Cone

Keterangan Gambar 2.8:


1. Botol sand cone
2. Pasir standar
3. Keran corong
4. Kaleng lapangan
5. Corong sand cond
6. Pelat sand cone
7. Pahat
8. Sendok semen
9. Palu karet
10. Cawan

53
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.6.5 Perhitungan
Perhitungan dan analisis hasil dari percobaan sand cone adalah sebagai
berikut:
Berat pasir di dalam corong + lubang = (W6) – (W7)
= 5704,000 – 3229,000
= 2475,000 gram
Berat pasir di dalam corong = (W4) – (W5)
= 5638,000 – 4576,000
= 1062,000 gram
Berat pasir di dalam (W10) = (W6  W7) – (W4  W5)
= 2475,000 – 1062,000
= 1413,000 gram

Berat isi pasir (γp) = W3  W1


W2  W1

5704,000  634,000
=
5430,000  634,000
=1,057 gram

Volume tanah/ pasir di dalam lubang (V) = W10


γp

1413,000

1,057
= 1336,637 cm3
Berat tanah basah = (W8) – (W9)
= 2848,000 – 34
= 2814,000 gram

Berat isi tanah basah (γw) = W8  W9


V

2814,000
=
1336,802
= 2,105 gram/cm3

54
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

γw
Berat isi tanah kering (γd) =  100%
100  w
2,105
= 100 %
100,000  45,161
= 1,450 gram/cm3
γd laboratorium didapat dari percobaan Pemadatan = 1,254 gram/cm3
γ d lap
Derajat kepadatan (D) = 100%
γ d lab
1,450
=  100 %
1,254
= 115,629 %
Perhitungan kadar air sampel 2:
Berat air (D) = (B) – (C)
= 54,000 – 40,000
= 14,000 gram
Berat tanah kering (E) = (C) – (A)
= 40,000 – 9,000
= 31,000 gram
(D)
Kadar air (F) =  100%
(E)
14,000
=  100%
31,000
= 45,161%

2.6.6 Hasil Pemeriksaan


Lokasi pemeriksaan sand cone test ini dilakukan di Lapangan Parkir
Kampus F2, Universitas Gunadarma, Jalan Rumbut, Kelapa Dua, Cimanggis,
Depok, dilakukan berdasarkan cara-cara yang tertera pada modul yang mengacu
pada SNI 2828:2011. Hasil percobaan sand cone test dapat dilihat pada Tabel 2.9,
Tabel 2.10, dan Tabel 2.1.

55
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua Cimanggis Depok

Lampiran Surat : 16 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Sand Cone Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2017

Tabel 2.9 Hasil Pemeriksaan Sand Cone

No. Parameter 1 2

1. W₁ = Berat botol + corong (gram) 694,000 634,000

W₂ = Berat air penuh + botol + (gram)


2. 5430,000 5430,000
corong
W₃ = Berat pasir penuh + botol (gram)
3. 6026,000 5704,000
+ corong
W₄ = Berat pasir secukupnya + (gram)
4. 6026,000 5638,000
botol + corong (di tempat datar)
(gram)
W₅ = Berat sisa pasir + botol +
5. 4968,000 4576,000
corong (di tempat datar)
W₆ = Berat pasir secukupnya + (gram)
6. botol + corong (di dalam 6026,000 5704,000
lubang)
W₇ = Berat sisa pasir + botol + (gram)
7. 2937,000 3229,000
corong (di dalam lubang)
W₈ = Berat tanah + tempat (gram)
8. 3087,000 2848,000
(plastik)
9. W₉ = Berat tempat (plastik) (gram) 34,000 34,000

56
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua Cimanggis Depok

Lampiran Surat : 17 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Sand Cone Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2017

Tabel 2.10 Hasil Pemeriksaan Sand Cone Test

Hasil
No. Parameter
Rata -
1 2
rata
1. Berat pasir di dalam corong + lubang (gram) 3089,000 2475,000 -

2. Berat pasir di dalam corong (gram) 1058,000 1062,000 -

3. Berat pasir di dalam (gram) 2031.000 1413.000 -

4. Berat isi pasir (gram/cm³) 1,126 1,057 1,091

5. Volume tanah/ pasir di dalam lubang (cm³) 1803,979 1336,637 -

6. Berat tanah basah (gram) 3053,000 2814,000 -

7. Berat Isi tanah basah (gram/cm³) 1,692 2,105 1,899

8. Berat isi tanah kering (gram/cm³) 1,146 1,450 1,298

9. Derajat kepadatan (%) 91,649 115,655 103,652

57
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua Cimanggis Depok

Lampiran Surat : 18 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Sand Cone Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 11 April 2017

Tabel 2.11 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Tanah Percobaan Sand Cone

Hasil
No. Parameter
1 2

1. Berat tin box (gram) 11,000 9,000

2. Berat tin box + tanah basah (gram) 76,000 54,000

3. Berat tin box + tanah kering (gram) 55,000 40,000

4. Berat air (gram) 21,000 14,000

5. Berat tanah kering (gram) 44,000 31,000

6. Kadar air (%) 47,727 45,161

Rata-rata (%) 46,444

58
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2.6.7 Kesimpulan dan Analisis


Percobaan ini didapatkan nilai derajat kepadatan sebesar 115,629%.
Menurut SNI 03-2828-1992 menghitung kepadatan tanah relatif yang diperoleh
minimal 80%, tetapi yang dianjurkan berkisar antara 90% - 100%, sehingga
kepadatan dari tanah yang didapat terlalu padat dan apabila tanah akan digunakan
untuk fondasi dan bangunan lainnya harus dilakukan treatment terlebih dahulu
untuk mempermudah proses pembangunan.

59
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai