01 GDL Rikaduwihi 154 1 Rikadp I PDF
01 GDL Rikaduwihi 154 1 Rikadp I PDF
DI SUSUN OLEH :
DI SUSUN OLEH :
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P.09095
KARANGANYAR
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
Surakarta,…..April 2012
NIM. P.09095
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : P.09095
KARANGANYAR
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi
Ditetapkan di :
Hari/ Tanggal :
iii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : P.09095
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi
Ditetapkan di :
Hari/ Tanggal :
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Pr ogram Studi DIII Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S. Ke., Ns
NIK. 201084050
iv
MOTTO
1. Usaha yang maximal adalah kunci menuju kesuksesan, dan doa adalah sebagai
tiangnya.
3. Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah dengan seni hidup menjadi indah
4. Kebaikan tidak akan bernilai selama di ucapkan akan tetapi bernilai setelah di
kerjakan.
5. Hidup yang penuh kebahagiaan tidak akan terjadi begitu saja, dibutuhkan
6. Orang yang terbutakan oleh ambisi akan mengangkat dirinya sampai keposisi
tertinggi - posisi yang tak memungkinkan baginya untuk naik lebih tinggi lagi,
7. Kita tak punya kuasa atas datangnya suatu peristiwa, tetapi kita memiliki
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa Karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
kepada :
Husada Surakarta.
vi
4. Dyah Ekarini, S. Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
5. Anissa Cindy Nurul Afni, S. Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah
kasus ini.
7. Kedua orang tuaku tercinta dan semua anggota keluarga, yang selalu menjadi
pendidikan.
Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang
Surakarta,…..April 2012
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
MOTTO .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
B. Pengkajian....................................................................... 6
D. Intervensi ........................................................................ 10
E. Implementasi ................................................................... 11
F. Evaluasi .......................................................................... 13
viii
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan .................................................................... 15
B. Simpulan ......................................................................... 23
Daftar Pustaka
Lampiran
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Pekerjaan :-
Riwayat Organisasi :-
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada batas
angka terendah yang dapat dicapai sesuai dengan kondisi dan situasi setempat
serta waktu. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002
sampai 2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada
angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu
bersalin meninggal karena berbagai sebab. Salah satu penyebab dari AKI yaitu
ibu melahirkan atas indikasi ketuban pecah dini (KPD). Insidensi KPD
berkisar 4,5 % sampai 7,6 % dari seluruh kehamilan. Pada ibu post partum
2010).
pecah dini kemungkinan besar menimbulkan risiko tinggi infeksi dan bahaya
1
2
terjadinya infeksi dapat dilakukan dengan cara monitor atau pemantauan tanda
vital ibu dan janin, evaluasi karakteristik cairan ketuban dari tanda-tanda
infeksi. Perawatan lain yang perlu juga dilakukan adalah menjaga kebersihan
diri klien (personal hygiene) dan perawatan untuk kebersihan daerah perineal.
ketuban pecah dini lebih dari 24 jam, serta air ketuban sudah keruh harus
berat badan lebih dari 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang
utuh (Gulardi & Wiknjosastro, 2006). Komplikasi post sectio caesaria yang
timbul adalah nyeri pada daerah insisi, potensi terjadinya trombosis, potensi
dan otot dasar panggul, perdarahan, luka kandung kemih, infeksi, bengkak
dan mutlak harus terpenuhi yang menjadi syarat dasar bagi kelangsungan
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya dan hanya pada orang tersebutlah yang
Musrifatul, 2006).
Penyebab nyeri ada 2, yaitu fisik dan psikis. Secara fisik misalnya
penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma mekanik, termis, kimiawi maupun
Secara psikis penyebab nyeri dapat terjadi karena trauma psikologis (Asmadi,
2008).
Hasil studi kasus pada Ny. S dengan post sectio caesaria atas indikasi
KPD ditemukan masalah utama nyeri. Pada trauma mekanik karena tindakan
Ny. S Post Operasi Sectio Caesaria atas Indikasi Ketuban Pecah Dini di Ruang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
dengan post operasi sectio caesaria atas indikasi KPD di Ruang Kenanga
2. Tujuan Khusus
nyaman pada pasien post operasi sectio caesaria atas indikasi KPD.
kebutuhan rasa nyaman pada pasien post operasi sectio caesaria atas
indikasi KPD.
kebutuhan rasa nyaman pada pasien post operasi sectio caesaria atas
indikasi KPD.
nyaman pada pasien post operasi sectio caesaria atas indikasi KPD.
nyaman pada pasien post operasi sectio caesaria atas indikasi KPD.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
2. Bagi institusi
tentang asuhan keperawatan pada ibu post partum dengan post sectio
LAPORAN KASUS
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman pada Ny.S dengan Post Sectio Caesaria atas
A. Identitas
Karanganyar, beragama islam, masuk rumah sakit pada tanggal 05 April 2012
B. Pengkajian
cairan banyak dari jalan lahir sejak sehari kemarin, kemudian pasien dibawa
ke Rumah Bersalin bidan setempat. Oleh bidan, pasien dirujuk untuk dibawa
ke Rumah Sakit Umun Daerah Karanganyar. Pada tanggal 5 April 2012 jam
09.30 pasien datang di IGD (Instalasi Gawat Darurat) Rumah Sakit Umum
6
7
hamil 37 minggu KPD. Pasien datang dengan keadaan umum pasien cukup,
x/menit, TFU: 32 cm, posisi janin: puka, preskep, DJJ: 144 x/menit, his tidak
ada. Pada jam 10.00 dilakukan tindakan operasi sectio caesaria. Jam 11.00
lahir seorang bayi berjenis kelamin laki-laki dengan berat 2900 gram, bayi
lahir dengan keadaan normal, tidak ada cacat fisik. Pada jam 11.45 pasien
bawah pusar bekas operasi sectio caesaria, terasa seperti teriris - iris dengan
pola kognitif dan persepsi sensori: pasien mengatakan nyeri di perut bawah
pusar bekas operasi sectio caesaria, terasa seperti teriris-iris dengan skala
nyeri 5, nyeri dirasakan ketika miring ke kiri. Pola aktivitas dan latihan:
dengan bantuan orang lain (skore penilaian 2), pada toileting dengan bantuan
alat (skore penilaian 3). Pola istirahat dan tidur: sebelum sakit pasien
mengatakan dapat tidur dengan nyenyak kurang lebih 6 jam per hari, selama
sakit pasien mengatakan susah tidur dan sering terbangun saat tidur karena
nyeri yang dirasakan post operasi sectio caesaria. Pola seksualitas, pasien
mengatakan haid yang pertama yaitu saat umur 13 tahun, siklus haid 6 hari,
darah: 110/70 mmHg, nadi: 80 x/menit, suhu: 37, 20C, pernafasan: 20 x/menit.
Pada pemeriksaan head to toe, mata: simetris kanan dan kiri, bersih,
konjungtiva tidak anemis. Mulut: kebersihan cukup, tidak sianosis, tidak ada
stomatitis, ada karies gigi, tidak memakai gigi palsu. Telinga: bersih, tidak ada
dada kanan kiri sama, tidak menggunakan otot bantu pernafasan; palpasi:
fokal vremitus kanan kiri sama, tidak ada nyeri tekan; perkusi: sonor diseluruh
lapang paru; auskultasi: bunyi nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
cordis tidak tampak; palpasi: Ictus cordis teraba di SIC 5; perkusi: pekak;
auskultasi: bunyi Jantung 1 dan II murni, tidak ada suara bising jantung,
payudara, ASI dan kolostrum belum keluar, papilla mamae menonjol, tidak
Inspeksi: terdapat luka bekas operasi SC, balutan tidak rembes, ada striae,
terpasang infus di lengan kanan, tidak ada cacat atau kelainan pada
ekstremitas atas, tidak ada oedem kanan atau kiri. Pada ekstremitas bawah
hasilnya tidak oedem, tidak ada kelainan pada ekstremitas bawah baik kanan
perineum tidak ada bekas luka episiotomi, keluar lokhea Rubra sebanyak
C. Rumusan Masalah
pasien mengatakan nyeri setelah operasi SC, dengan kualitas seperti teriris-
iris, di perut bawah pusar, dengan skala 5, dan nyeri dirasakan ketika miring
ke kiri. Data objektif berdasarkan hasil observasi pasien terlihat susah tidur
dan sering terbangun karena nyeri, pasien terlihat miring ke kanan untuk
D. Rencana Keperawatan
hasil: pasien mengatakan nyaman setelah nyeri berkurang skala nyeri kurang
dari 2, tanda-tanda vital normal (tekanan darah: 120/80 mmHg, nadi: 60-100
takikardi juga terjadi pada respon terhadap rangsangan simpatis dan dapat
berlanjut sebagai kompensasi bila curah jantung turun, 2) observasi reaksi non
ansietas dan regangan jantung serta keterbatasan terhadap situasi saat ini, 6)
E. Implementasi Keperawatan
operasi SC, dengan kualitas seperti teriris-iris, di perut bawah pusar, dengan
tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri dengan tehnik relaksasi nafas
secara mandiri.
program.
operasi SC, terasa cekit-cekit, diperut bawah pusar, dengan skala 3, dan nyeri
nyaman.
F. Evaluasi
Hasil evaluasi pada tanggal 5 April 2012 jam 14.00 WIB yaitu, secara
teriris-iris di perut bawah pusar dengan skala 5 dan nyeri dirasakan ketika
miring ke kiri, dari hasil observasi pasien terlihat susah tidur, pasien terlihat
memberikan analgetik.
Evaluasi tanggal 6 April 2012 jam 13.30 WIB diperoleh hasil subjektif
perut bawah pusar dengan skala 3 dan nyeri dirasakan ketika miring ke kiri.
Secara objektif pasien terlihat agak rileks, dan obat telah diinjeksikan sesuai
memberikan analgetik.
Evaluasi tanggal 7 April 2012 jam 13.30 WIB, dengan hasil subjektif
pasien mengatakan sudah tidak nyeri dan sudah bisa tidur. Secara objektif
pasien tampak rileks, tenang, nyaman, dan obat masuk IV sesuai program.
Kebutuhan Rasa Nyaman pada Ny.S dengan Sectio Caesaria atas indikasi Ketuban
Pecah Dini di Ruang Kenanga Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar”. Prinsip
dari pembahasan ini penulis memfokuskan pada masalah keperawatan utama pada
pasien sesuai dengan KDM (Kebutuhan Dasar Manusia). Disamping itu, penulis
terjadi antara teori dengan kenyataan yang sesuai dengan tahapan proses
A. Pembahasan
besar menimbulkan resiko tinggi infeksi dan bahaya kompresi tali pusat, maka
Pada kasus ketuban pecah dini lebih dari 24 jam serta air ketuban
15
16
sehari sebelum dibawa ke rumah sakit dengan rujukan bidan, sudah keluar
cairan dari jalan lahir. Umur kehamilan 37 minggu, dari hasil pemeriksaan
abdomen, his tidak ada. Kemudian dilakukan tindakan operasi sectio caesaria
operasi sectio caesaria antara lain disproporsi sefalo pelvik, gawat janin,
plasenta previa, ketuban pecah dini, pernah sectio caesaria, kelainan letak, pre-
bertindak sebagai peringatan bahwa jaringan rusak sehingga timbul rasa nyeri
(Billington, 2010).
Hasil studi kasus pada Ny. S dengan post operasi sectio caesaria,
pasien mengeluh nyeri setelah dilakukan operasi sectio caesaria, terasa seperti
teriris – iris, di perut bawah pusar bekas operasi sectio caesaria, dengan skala
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan dengan mengacu pada teori
Gordon, antara lain: pola aktivitas dan latihan, setelah melahirkan semua
pergerakan pasien sangat terbatas, dan aktivitas dibantu orang lain (Potter &
Perry, 2006).
susah tidur dan tidurnya sering terbangun karena nyeri yang dirasakan.
Batasan karakteristik nyeri akut salah satunya adalah adanya gangguan tidur
(Heather Herdman, 2011). Siklus tidur yang kurang terjaga mempengaruhi dan
mengatur fungsi fisiologis dan respon perilaku (Potter & Perry, 2006). Tidur
sel tubuh yang baru, perbaikan sel – sel tubuh yang rusak, memberi waktu
Pada pola kognitif dan persepsi sensori setelah operasi sectio caesaria,
pasien mengatakan nyeri pada seperti teriris-iris, di perut bawah pusar, dengan
skala nyeri 5, dan nyeri saat miring ke kiri. Dari hasil observasi pasien terlihat
individu dan mengartikan nyeri itu sehingga individu dapat bereaksi (Potter
atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa. Dan faktor yang
menyebabkan nyeri tersebut dari agen cidera fisik seperti: biologis, zat kimia,
area nyeri, perubahan tekanan darah, nadi dan frekuensi pernafasan (Heather
Herdman, 2011).
di perut bawah pusar dengan skala 5 dan nyeri dirasakan ketika miring ke kiri.
Data subjektif: pasien terlihat susah tidur, selalu memegangi perut area
antara teori dengan kasus yang ada. Penulis menemukan tanda dan gejala
nyeri dalam kasus post operasi sectio caesaria pada Ny. S yang telah sesuai
selama 3 kali dalam 24 jam karena keluhan utama pasien post operasi sectio
diberikan selama 3 kali dalam 24 jam dapat menurunkan skala nyeri yang
simpatis kemudian turun bila curah jantung terpenuhi dan takikardi juga
terjadi pada respon terhadap rangsangan simpatis dan dapat berlanjut sebagai
kompensasi bila curah jantung turun (Doenges, 2000); observasi reaksi non
perilaku yang dapat diobservasi berhubungan dengan nyeri yang dirasakan dan
sejumlah nyeri yang dirasakan oleh individu dan sering kali digambarkan
dengan kata-kata seperti ringan, sedang dan berat yang dapat dilaporkan
berdenyut, menyebar, menusuk, terbakar dan gatal. Pada kasus nyeri, pasien
untuk mengurangi nyeri: tehnik relaksasi nafas dalam, metode pereda non
berlangsung hanya beberapa detik atau menit, yaitu teknik relaksasi nafas
yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat dan
dan nyaman Beberapa terapy non farmakologis, seperti teknik relaksasi dan
distraksi dapat mengurangi persepsi nyeri dan dapat digunakan dalam keadaan
perawatan akut dan perawatan tersier di rumah dan pada keadaan restorasi
(Brunner & Suddarth, 2002). Berikan posisi yang nyaman. Menurut Maslow,
yang menjadi syarat dasar bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara
persepsi pasien tentang nyeri, mengubah perilaku nyeri, dan memberi pasien
penanganan dalam proses pemulihan dari prosedur dan trauma medis yang
berespon cepat terhadap ketidaknyamanan yang pasien alami. Dalam hal ini,
yang paling baik bagi pasien untuk mengatasi nyeri dengan pemberian obat
hasil belum dapat tercapai karena pasien post operasi sectio caesaria hari ke-0.
Nyeri post bedah merupakan nyeri akut yang berlangsung kurang dari 6 bulan
dengan serangan yang muncul mendadak dengan sebab dan daerah nyerinya
hari pertama post operasi sectio caesaria, penulis tidak mengajarkan tehnik
non farmakologi: nafas dalam, karena setelah dievaluasi pasien sudah mampu
melakukan tehnik non farmakologi nafas dalam secara mandiri. Penulis tidak
pemeriksaan tanda-tanda vital, pasien baru saja tidur . Evaluasi hasil setelah
skala nyeri awalnya 5 menjadi 3, pasien sudah terlihat lebih rileks, intervensi
dilanjutkan.
kriteria hasil pasien mengatakan sudah tidak nyeri, sudah bisa tidur, dan secara
Hasil evaluasi pada hari Kamis tanggal 5 April 2012, masalah nyeri
belum dapat teratasi. Karena merupakan hari ke-0 post operasi SC. Intervensi
dapat dilanjutkan. Evaluasi hari Jum’at tanggal 6 April 2012, masalah nyeri
belum teratasi, tetapi skala nyeri sudah berkurang dari skala 5 menjadi 3.
dalam waktu 3x24 jam karena tindakan farmakologi dan non farmakologi yang
1. Simpulan
Hasil pengkajian pada Ny. S dengan post operasi sectio caesaria atas
dokter untuk memberikan analgetik. Pada hari ke-0 post operasi SC telah
sesuai dengan intervensi. Pada hari pertama dan hari ke dua post operasi
Evaluasi hari pertama belum sesuai tujuan evaluasi hari kedua terjadi
2. Saran
tidak hanya tehnik relaksasi nafas dalam, tetapi dengan tindakan yang
lainnya seperti tehnik distraksi, relaksasi otot skeletal dan tehnik non