Sel normal merupakan mikrokosmos yang berdenyut tanpa henti, secara tetap mengubah stuktur
dan fungsinya untuk memberi reaksi terhadap tantangan dan tekanan yang selalu berubah. Bila tekanan
atau rangsangan terlalu berat, struktur dan fungsi sel cenderung bertahan dalam jangkauan yang relatif
sempit.
Adaptasi sel
Hiperplasia
Atrofi merupakan suatu
merupakan Penambahan/ kondisi Metaplasia adalah
pengurangan peningkatan ukuran membesarnya alat perubahan sel
ukuran sel yang tubuh/organ tubuh dari satu subtype
sel dan menyebabkan
disebabkan oleh penambahan ukuran karena ke subtype
mengecilnya organ pembentukan atau
lainnya.
ukuran sel tumbuhnya sel-sel
baru
Jejas sel (cedera sel) terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap
rangsangan, hal ini dapat terjadi bila rangsangan tersebut terlalu lama
Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak
berbagai benda asing yang masuk ke tubuh.
Fungsi sistem imun:
Pembentuk kekebalan tubuh.
Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.
Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.
Penyakit imunologik
Sindrom imunodefisiensi
Lupus eritematosus sistemik didapat
Alergi
(LES) (acquired immunodeficiency
syndrome, AIDS)
•rangsangan berlebihan •suatu penyakit otoimun kronik •suatu penyakit virus yang
terhadap reaksi peradangan yang ditandai dengan menyebabkan kolapsnya
yang terjadi sebagai respons terbentuknya antibody- sistem imun dan, bagi
terhadap antigen lingkungan antibodi terhadap beberapa kebanyakan penderita,
spesifik. Reaksi alergi dapat antigen diri yang berlainan. kematian dalam 10 tahun
diperantarai antibody atau sel setelah diagnosis.
T
1. Kanker
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal.
sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga
akan terjadi penumpukan sel baru.
Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga
mengganggu organ yang ditempatinya
2. Sistem imun
Penggolongan sistem imunitas tubuh
Neurologi yaitu Ilmu tentang struktur,fungsi, dan penyakit /gangguan pada sistem saraf
PATOLOGI SARAF PERIFER
1. Demielinasi segmental timbul jika terjadi di fungsi sel schwann atau kerusakan selubung
mielin.
2. Degenerasi aksonal dan atrofi serat otot merupakan hasil kerusakan primer akson, disertai
disintegrasi sekunder selubung mielinnya.
3. Regenerasi saraf dan reinervasi otot ujung proksimal akson yang mengalami degenerasi
akan membentuk tunas dan memanjang.
Patofisiologi SSP
Gangguan Transmisi Neuromuskular
Miastenia Gravis
Sindrom Guillain-Barre
Sindrom Reye
Infeksi Bakterial
Abses Otak
Tumor Otak
3. SISTEM NEUROLOGI 2
Sistem saraf adalah sekumpulan serabut sel-sel saraf, atau neuron-neuron. Sel-sel ini
merupakan sel-sel dengan prosesus percabangan yang panjang (serabut saraf) yang dapat
mengirimkan impuls (rangsangan) saraf.
1. Alzheimer
Etiologi Penyebab penyakit Alzheimer belum diketahui secara pasti. diduga faktor genetik
dan lingkungan turut berperan dan hal ini sedang dalam penelitian.
Gejala Alzheimer
Patofisiologi
Pasien penyakit Alzheimer umumnya mengalami atrofi kortikal dan berkurangnya
syaraf secara signifikan, terutama saraf kolinergik.
Kerusakan saraf kolinergik terjadi terutama pada daerah limbik otak (daerah yang
terlibat dalam emosi) dan korteks (terlibat dalam memori dan pusat pikiran atau
advanced reasoning center).
Pada otak pasien dijumpai lesi yang disebut senile pluques dan neurofibrillary
tangles, yang terpusat pada daerah yang sama di mana terjadi devisit kolinergik.
Plak tersebut berisi deposit protein yang disebut ß-amyloid. ß-amyloid yang dapat
menyebabkan degenerasi saraf ini juga dijumpai pada geriatri yang normal. Tetapi
tidak terkonsentrasi pada korteks atau sistem limbik.
ß-amyloid membentuk plak karena berikatan deagan suatu protein yang disebut
apolipoprotein E4 (ApoE4) sehingga menjadi insoluble, Karena itulah ApoE4
terlibat dalam patofisiologi pcnyakit Alzheimer
2.Depresi
Etiologi /Penyebab
Patofisiologi
Depresi dikaitkan dengan perubahan bio-kimiawi di dalam otak
Otak mengirimkan sinyal dari satu sel otak ke sel otak lainnya dengan
bahan kimia yang disebut neurotransmiter
Berulang kali memikirkan kematian dan berulang kali memiliki ide bunuh diri
walaupun tanpa rencana yang spesifik atau usaha bunuh diri atau gagasan yang
spesifik untukmelakukan bunuh diri
Gejala yang mengakibatkan stress yang bermakna klinis atau gangguan pada
sosialisasi,pekerjaan atau fungsi lainyang penting
Gejala yang tidak dapat dikaitkan dengan reaksi yang dialami akibat kehilangan
orang yang dicintai,
3.Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama dalam
pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran yang terganggu, dimana berbagai pemikiran tidak
saling berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian yang keliru.
Gejalanya umumnya
persepsi (halusinasi),
proses berpikir
perasaan (datar, tidak tepat),
perilaku (disorganisasi),
Perhatian
konsentrasi
motivasi (motion),
kemampuan mengambil keputusan
4.Adiksi
adiktif memiliki arti bersifat kecanduan, dan bersifat menimbulkan ketergantungan pada
pemakainya.
Patofisiologi
Contohnya heroin. Zat ini mampu mengaktivasi susunan saraf, karena zat ini memiliki
struktur dan fungsi yang sama dengan neurotransmiter, sehingga zat adiktif ini dapat
mengaktivasi sel-sel saraf di dalam otak seperti neurotransmitter serta membantu
merangsang pengeluaran dopamin.
Dengan begitu, kadar dopamin pada penderita adikisi meningkat 2 hingga 10 kali lebih
banyak, dibanding orang yang menjalankan aktivitas secara normal untuk memenuhi
sensasi nikmat, seperti saat makan, menikmati suatu musik atau seni. Rasa nikmat atau
euforia inilah yang menyebabkan seorang pecandu akan terus menggunakan obat/zat
tersebut, sehingga menimbulkan rasa ketagihan/adiksi (drug addict).
5. Epilepsi
Epilepsi adalah gangguan neurologis umum kronis yang ditandai dengan kejang
berulang tanpa alasan yang dipicu oleh berbagai penyebab tertentu.
Patofisiologi
Instabilitas membrane sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan
Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun
dan apabila terpicu akan melepaskan muatan secara berlebihan
Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipo polarisasi, atau selang waktu dalam
repolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau defisiensi asam
gamma-aminobutirat (GABA)
Ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau elektrolit,
yang mengganggu homeostatis kimiawi neuron sehingga terjadi kelainan pada
depolarisasi neuron. Gangguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan
berlebihan neurotransmitter eksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik.
Klasifikasi kejang
Kejang parsial
kejang parsial kompleks
Kejang generalisata
Kejang absence
Kejang tonik-klonik
4. SISTEM LIMFOID
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa
atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem
kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya.
LIMFOID PRIMER
LIMFOID SEKUNDER
• Jaringan limfoid sekunder berfungsi
sebagai tempat menampung sel-sel • Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai
limfosit yang telah mengalami tempat diferensiasi limfosit yang berasal
diferensiasi dalam jaringan sentral dari jaringan myeloid.
menjadi sel-sel yang imunokompeten
yang berfungsi sebagai komponen
imunitas tubuh.
limfosit
akan menjadi
Sel B Sel T
apabila apabila
Limfadenopati
Limfosisitosis
Gamopati monoklomal
Splenogemalis
1. LIMFADENOPATI
pembesaran kelenjar limfe karena adanya peradangan yang terjadi pada kelenjar getah
bening di dalam tubuh.
5. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Konsep patofisiologi
Cth : Leukimia,Limfoma
Pada Trombosit