Anda di halaman 1dari 19

Teori Akuntansi dan Riset Akuntansi

Webster’s Third New International Dictionary mendefinisikan Teori sebagai suatu

susunan yang saling berkaitan tentang hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk

kerangka acuan untuk bidang yang dibahas. Sama juga seperti apa yang dinyatakan oleh Webster

mengenai Riset adalah memeriksa atau mencari kembali. Menurut Ndraha (1988), riset diartikan

sebagai suatu pemeriksaan atau pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari fakta atau prinsip-

prinsip penyelidikan yang tekun guna memastikan suatu hal. Menurut pendapat pakar yang lain,

riset adalah suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode ilmiah sehingga harus

memiliki tiga unsur penting berikut ini: sasaran, usaha untuk mencapainya, dan metode ilmiah

yang digunakannya.

Menurut buku A Statement of Basic Accounting Theory menyatakan Akuntansi adalah

proses mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan

informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.

Menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA), akuntansi adalah

seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran

moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk

menafsirkan hasil-hasilnya.

Menurut Accounting Principles Board (APB), akuntansi adalah suatu kegiatan jasa, yang

fungsinya memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu

badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi,

yang digunakan dalam memilih diantara beberapa alternatif.


Riset Akuntansi adalah suatu usaha untuk menemukan sesuatu hal dimana sasaran

utamanya adalah bidang akuntansi yang meliputi kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan,

dan pelaporan melalui proses perhitungan yang terkait dengan transaksi keuangan sebagai bahan

informasi untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ekonomi dengan menggunakan

metode-metode ilmiah dalam hal penyajiannya.

Pendapat lain menyatakan juga bahwa Riset akuntansi adalah upaya yang dilakukan

untuk mencari kebenaran dalam bidang akuntansi

Riset Akuntansi Dan Metode Ilmiah

Teori secara ekstrem bermanfaat karena mencoba menjelaskan hubungan atau

meramalkan kejadian. Walaupun teori akuntansi mencakup wilayah yang luas dari sudut

pandang filosofis, kita terutama concern pada bab ini pada bagaimana membangun teori secara

formal yang dihasilkan dari proses riset. Dalam terminologi metode ilmiah, teori adalah pertama

dari segalanya, tiada yang lebih dari kata-kata.

Teori harus mengandung sekumpulan dasar pikiran yang biasa disebut asumsi atau dalil.

Dasar pikiran ini harus jelas atau dibangun sehingga dapat diuji dengan kesimpulan statistik

dimana dalam kasus biasa disebut hipotesis.

Beberapa istilah premis bisa saja tidak terdefenisi, tetapi sebagian yang lain

membutuhkan defenisi yang tepat. Kata-kata debit dan kredit yang begitu dipahami dengan baik

oleh akuntan tidak memiliki defenisi yang tepat. Bagaimanapun kata liabilities/kewajiban yang

digunakan dalam teori membutuhkan pendefenisian dengan teliti, karena beberapa konsep yang

berbeda masih eksis. Dalam pengertian yang paling sempit, liabilities dapat didefenisikan secara

ketat (sejumlah disajikan seharusnya sebagian untuk barang jasa atau pertimbangan lain yang
diterima. Bagaimanapun defenisi dapat diperluas termasuk pembayaran kas masa yang akan

datang untuk hutang pajak penghasilan, metode penyusutan garis lurus digunakan dalam

pelaporan keuangan dan penyusutan dipercepat digunakan untuk tujuan pajak. Terakhir, teori

sebuah teori harus mempunyai kesimpulan yang dihasilkan dari pemikiran dasar. Kesimpulan

dapat ditetapkan baik secara deduksi maupun induksi.

Pemikiran Deduktif dan Induktif

Sebuah sistem deduktif adalah satu pemikiran logis yang digunakan untuk memperoleh

satu atau lebih kesimpulan dari sejumlah dasar pemikiran yang ada. Data empiris tidak dianalisa

dalam sistem deduktif murni

Misalnya

Premis 1 : seekor kuda mempunyai 4 kaki

Premis 2 : John mempunyai 2 kaki

Kesimpulan : John bukan kuda

Dalam kasus di atas hanya satu kesimpulan yang dapat diambil. Pada sebuah sistem yang

kompleks dapat diperoleh lebih dari satu kesimpulan. Bagaimanapun kesimpulan tidak harus

saling berbenturan. Perlu diperhatikan tidak ada kesimpulan lain yang mungkin dicapai bagi

John dari premis di atas.

Jika teori ini kita aplikasikan pada kenyataan John, seperti menentang menganalisa logika

dari seperangkat kalimat, kita harus perlu melihat dan menguji menentukan status John. Pada

poin ini kita berada dalam dunia induktif, karena kita akan menilai bahwa teori tidak hanya

dengan logika internal melainkan diperjelas dengan observasi, misalnya John dapat dikatakan
kuda yang dipotong dua kakinya. Menerima pertimbangan yang benar hanya asumsi yang

mempertanyakan atau kesimpulan empirik yang dapat menantang teori deduktif.

Teoritikus akuntansi dan ekonomi telah mengembangkan model INCOME yang berbeda

dengan pengertian pada pemikiran deduktif. Sumber utama INCOME perusahaan berasal dari

peningkatan kekayaan dari operasi sepanjang periode. Income sering didefenisikan jumlah

maksimum yang bisa didistribusikan pada pemilik ketika saat akhir periode kondisi perusahaan

sama dengan awal periode, dengan demikian income sangat kondisional, secara defenisi;

memelihara secara utuh modal perusahaan pada awal periode. Konsep ini dikenal dengan capital

maintainance concept (konsep pemeliharaan modal). Dimulai dengan premis dasar CM, terdapat

sedikitnya 3 cara berbeda pada pendekatan ‘well-offness’ pada CM. Jika kita asumsikan harga

dollar stabil, pengukuran pendapatan (dengan) historical cost adalah tepat dan CM dapat

dipastikan dalam dollar yang disesuaikan. Pada periode inflasi jika kita menginginkan

mendapatkan perkiraan shrinking general purchasing power of the dollar, pendapatan dan beban

dapat diukur dengan pengulangan historical cost dengan appropriate general price-level

adjustments. Demikian pula, pengukuran Income dengan menghitung beban-beban pada current

replacement cost dapat dicocokkan ke kapasitas fisik CM.

Beberapa pendekatan induktif pada teori akuntansi telah digunakan menyusun aksioma

umpama premis sebuah sistem dengan berbagai aturan akuntansi yang didapatkan. Dengan

susunan aksioma tersebutkita memaknai dengan terdefenisi secara teliti yang menyesuaikan

aturan dengan terminologi dari simbol logika. Susunan pendekatan deduktif (terkadang disebut

metode analitis/deduktif) tidak bertemu dengan kesuksesan dalam teori akuntansi berhutang pada

pemahaman terbatas dari teknik simbol laksana kekurangsepakatan pada premis mendasar

akuntansi keuangan.
Metode deduktif umum bagaimanapun tetap penting dalam teori akuntansi dan

pengambilan kebijakan.Metode Induktif menguji atau mengetes data, biasanya menggunakan

sampel dari sebuah populasi. Dan membuat kesimpulan dari populasi. Jika seseorang menguji

sepasang dadu untuk melihat apakah dadu tersebut, maka ia harus melempar 100 kali untuk

melihat kemungkinan.

Pada riset akuntansi data didapat melalui banyak metode dan sumber, termasuk

pengiriman kuisionrer pada praktisi atau bagian lain yang tepat, eksperimen labor, individu yang

terlibat dalam simulasi, beberapa laporan keuangan yang dipublikasikan dan harga saham

perusahaan publik.

Pada lingkungan yang kompleks seperti perdagangan internasional, teori induktif yang baik

harus spesifik dan teliti terhadap masalah yang diuji. Riset harus didasarkan pada hipotesis yang

layak untuk diuji, memilih sampel yang tepat dari populasi yang diteliti, mengumpulkan dan

memeriksa dengan cermat data yang diperlukan dan menggunakan alat statistik untuk menguji

hipotesa

Satu hal kritis pada awal riset induktif atau empiris akuntansi adalah menyatakan

realasi/hubungan adalah mekanistis, misalnya tes empiris dibuat pada hubungan antara security

price dengan perubahan metode akuntansi, bagaimanapun pertanyaan MENGAPA penyusun

standar atau manajer keuangan memilih alternatif tertentu menyisakan sebagian besar yng tidak

terjawab.

Riset empiris menempatkan hubungan antara earning dan security price atau usaha untuk

menjawab pertanyaan MENGAPA sebagian standar dipilih oleh pembuat kebijakan atau
mengapa manajemen memilih sebagian alternatif akuntansi, yang biasa disebut riset akuntansi

posistif.

Akuntanss positif mencoba menjelaskan hubungan perilaku dalam akuntansi. Ia mencoba

menggambarkan ‘what is’ tanpa membuat penilaian bagaimana mestinya, sehingga periset

terlebih dahulu harus membuat nilai untuk kemudian dipertunjukkan.

Banyak contoh teori induktif dalam literatur akuntansi, misalnya Watt dan Zimmerman,

menguraikan bagaimana manajemen perusahaan merespon standar baru yang diajukan FASB.

Salah satu premis mereka adalah apakah tindakan manajemen sehubungan dengan kepentingan

pribadinya. Misalnya, peningkatan kompensasi pribadi melalui bonus jika net income

dilaporkan meningkat. Bagaimanapun hal ini tidak diperlukan pada kasus pada perusahaaan

besar jika mereka adalah pelaku tindakan antitrust atau regulasi karena mereka mendominasi

pasar. Pada perusahaan seperti ini kepentingan jangka panjang manajemen yang terbaik adalah

melaporkan net income yang lebih rendah. Hasilnya W&Z membuat hipotesis; Manajemen

memiliki insentif lebih jika melaporkan net income lebih rendah, jika perusahaannya adalah

perusahaan yang terkena kebijakan politik. Mereka menguji respon terhadap draft dan mereka

menemukan kecenderungan yang menguatkan hipotesa sehingga perusahaan besar yang

mempunyai income yang lebih tinggi yang menggunakan general price level adjustment

cenderung menentang usulan standar baru.

Beberapa komentar ditujukan pada studi W&Z. Premis mereka mengenai reaksi

manajemen pada aturan akuntansi tidak akan menaikkan atau menurunkan income,tetapi draft

baru merupakan pengukuran pendapatan suplemen yang lebih baik dari pengukuran yang ada.

Studi mereka menyatakan bahwa general price level adjusted income dapat lebih rendah atau

lebih tinggi dari historical cost income.Karenanya sangat reasonable untuk menguji pertanyaan
bagaimana reaksi manajemen terhadap standar yang dirasakan akan meningkat atau menurun

pengukuran income yang dilaporkan.Aspek lain dari studi adalah menghidupkan isu-isu penting.

Misalnya, Solomon meneruskan temuan W&Z tetapi lebih halus karena hanya melibatkan sedikit

perusahaan (52) dengan isu akuntansi tunggal pada 1 tahun (1973). Solomon mencatat (dalam

studi yang tidakdipublikasikan oleh Wiliam Lanen dan Meir Schaneller) bahwa banyak

perusahaan yang mencoba mempengaruhi untuk menyokong GPLAI ketika teknik ditampilkan

untuk pelaporan yang lebih rendah tidak berguna pada teknis yang ada saat ini.

Teori Normatif dan Deskriptif

Selain diklassifikasikan menjadi deduktif dan induktif, teori dapat diklassifikasikan

normatif dan deskriptif. Teori normatif menggunakan nilai dalam pertimbangan, yang

mengandung sedikitnya satu premis yang menyatakan ‘seharusnya’ . misalnya Pelaporan

Keuangan harus didasarkan pada pengukuran aset Net Realizable Value akan mengindikasikan

sebuah sistem yang normatif. Sementara teori deskriptif mencoba menemukan hubungan

kenyataan yang terjadi, W&Z adalah contoh teori deskriptif

Sistem deduktif sering disamakan dengan normatif walau matematika dan simbol logika

adalah deduktif sistem yang bebas nilai. Pendekatan-pendekatan induktif terkadang mencoba

menjelaskan. Ciri ini adalah hasil dari sifat dasar metode deduktif dan induktif. Metode deduktif

pada dasarnya tertutup, sistem non-empirik, kesimpulannya didasarkan secara ketat pada premis.

Pendekatan induktif karena mencoba mencari dan menjelaskan hubungan dunia nyata, bersifat

sebaliknya di bidang deskriptif dengan sangat alami.Bagaimanapun, terdapat pertanyaan dimana

riset empirik dalam kenyataan dapat menjadi bebas nilai (netral) dalam pencariannya karena nilai

pertimbangan implisit yang mendasari format dan muatan riset tersebut


Mattessich mengutip Gunnar Myrdal

Pertanyaan yang mesti dipertanyakan before menjawab dapat diberikan. Pertanyaan

adalah ekspresi dari kepentingan kita di dunia terhadap dasar penilaian. Penilaian adalah

demikian dibutuhkan dilibatkan sesudah kita pada tinggkat mengobservasi kenyataan

danmendapatkan analisa teoritis, tidak hanya pada saat kita melukiskan perbedaan politik dari

kenyataan dan penilaian

W&Z mengakui dari persfektif periset dan pengguna, nilai benar-benar mendasari riset.

Selanjutnya Christenson mendiskusikan temuan pada riset positif tidak mempedulikan isu-isu

akuntansi, tetapi lebih kepada perilaku orang yang mempersiapkan dan menggunakan data

akuntansi (akuntan, manajemen, users). Pilihan isu yang akan disebutkan pasti melibatkan nilai

seperti yang ditegaskan Myrdal.Meskipun riset positif memberi perhatian pada tipe isu yang

berbeda dari riset akuntansi konvensional, ini tidak berarti ia bebas nilai.Terakhir, salah satu

tujuan riset positif adalah memuaskan kebutuhan informasi manajer, auditor dan user.

Teori Global dan Partikular/Spesifik

Defenisi yang lebih tajam antara sistem deduktif dan induktif adalah global (makro) dan

partikular (mikro). Premis dari sistem deduktif adalah total atau keseluruhan atau meliputi

semuanya dalam dasar dan kesimpulan. Dalam konteks akuntansi, contoh pendekatan global

adalah teori menganjurkan satu tipe penilaian terhadap semua perkiraan. Sedangkan sistem

induktif karena didasarkan pada fenomena real dapat realistik dan terfokus pada bagian kecil

pada lingkungan yang relevan, dengan kata lain riset induktif cenderung untuk menguji lebih

seksama defenisi pertanyaan dan masalah, kembli W&Z adalah contoh paper yang representatif

dari skope spesifik dari teori induktif,.banyak pendapat (misalnya Nelson) yang melihat teori
global akuntansi sebagai sebuah jalan buntu. The Statement of Accounting Theory and Theory of

Acceptance (1977) dari American Accounting Association mengenai/memandang konflik antara

teori akuntansi global sebagai sesuatu yang tidak terselesaikan pada saat itu. Caplan melihat arah

masa depan dari riset akuntansi adalah pada teori induktif karena memberi sinar pada pertanyaan

yang spesifik. Meskipun demikian perlu didorong untuk meneruskan pendekatan normatif.

Kenyataannya, perbedaan antara riset deduktif dan induktif adalah sederhana tidak clear-cut

Hubungan Komplementer Metode Deduktif dan Induktif

Perbedaan deduktif dan induktif dalam riset, meskipun merupakan konsep yang baik pada tujuan

pembelajaran sering tidak teraplikasi dalam praktek. Jauh dari kompetisi pendekatan, malah

keduanya saling melengkapai dan sering digunakan secara bersamaan. Hakanson, misalnya

menganjurkan agar metode induktif dapat digunakan pada penilaian dengan tepat seperangkat

premis yang terselesksi dan original pada sistem deduktif primer. Ternyata perubahan premis

dapat mengubah logika mendapatkan keputusan. Proses riset sendiri tidak selalu mengikuti pola

secara persis. Periset sering bekerja terbalik dari kesimpulan terhadap studi lain dengan

membangun hipotesis baru agar cocok dengan data. Lalu kemudian menguji hipotesis baru.

Metode yang dipakai oleh detektif besar ada dalam semua literatur. Sherlock Holmes terkenal

kemampuannya yang luar biasa dalam pemikiran deduktif, memberi contoh yang istimewa

hubungan komplementer metode deduktif dan induktif, pada salah satu kasusnya SH, Silver

Blaze, seekor kuda balap hilang secara misterius ketika pelatihnya dibunuh. Salah satu elemen

kasus, anjing penjaga tidak menyalak ketika kuda menghilang. Dr Watson melihat bukan

kebiasaan anjing tidak menyalak.SH dengan segera menarik kesimpulan yang mengambil kuda

adalah orang dalam daripada orang luar. Jadi ia segera membatasi daftar orang yang dicurigai.

SH memiliki kesadaran yang tajam dalam induktif dan secara sistematis mengobservasi elemen
yang memperluas pengetahuan dan persepsinya. Perluasan studi yang demikian beragam seperti

abu cerutu, pengaruh dari perdagangan yang bervariasi di tangan dan penggunaan plaster di

Perancis memelihara tangan dan jejak kaki memberinya pertimbangan yang dalam.Dalam model

yang berbeda riset induktif dalam akuntansi dapat membantu menerangkan hubungan dan

fenomena yang sedang berlangsung pada lingkungan bisnis. Riset ini dalam pada gilirannya

bermanfaat dalam proses pengambilan kebijakan dimana metode deduktif membantu

memutuskan aturan yang telah ditentukan. Karenanya menjadi jelas bahwa metode induktif dan

deduktif dapat digunakan bersama dan bukan metode yang saling ekslusif meskipun tidak

mungkin menjaga riset induktif menjadi bebas nilai

Akuntansi : Art, Science atau Technology (Engineering)

Dalam literatur masih dipertentangkan apakah akuntansi itu termsuk Art, Science ataukan

Engineering? Ketiga hal ini masing-masing memiliki alasan yang dapat dipertahankan. Para

pendukung akuntansi sebagai Art menganggap bahwa akuntansi itu sangat sarat dengan

pertimbangan dan penafsiran pribadi yang dilakukan oleh praktisi di bidang ini sehinggasukar

merumuskannya dalam formula matematis, sehingga mereka menyimpulkan bahwa akuntansi

adalah lebih dekat dengan seni.Para pendukung akuntansi sebagai Science mengemukakan

bahwa ilmu akuntansi itu lebih banyak didominasi oleh prosedur pengukuran yang ketat yang

akan menghasilkan atribut ekomomis yang mempunyai arti seperti dalam hal pengukuran asset

yang dapat dijadkan sebagai dasar paramalan. Para pendukung akuntansi sebagai Engineering

berpendapat bahwa proses yang dilalui akuntansi adalah proses Engineering yang mengelola data

yang belum berguna yang diperoleh dari transaksi keuangan perusahaan menjadi laporan

keuangan sebagai produk akhirnya yang berguna bagi masyarakat.


Paradigma Akuntansi

George Ritzer mengemukakan enam paradigma akuntansi, yaitu:

1.The Antropological / Induktif Paradigma

Dalam paradigma ini disebutkan bahwa akuntansi (berfungs/memfokuskan)

mengutamakan hubungan “accountability” diantara berbagai pihak yang berkepentingan.

2.The True Income / Deduktif Paradigma

Menurut paradigma ini akunansi diangap sebagai alat ukur yang tepat untuk menilai laba.

Maka idealnya laba harus di ukur dengan menggunakan dasar atau standar yagn tunggal, karena

dengan pendekatan ini akan memenuhi kepentingan semua pihak.

3.The Decision Usefulness / Decstion Model Paradigma

Menurut paradigma ini akuntansi adalah media atau alat dalam proses pengambilan

keputusan sehingga teori teori akuntansi harus menggunakan knsep yang mendukung proses

penambilan keputusan yang tepat.

4.The DecisionUsefulness / aggregate Market bebavior Paradigma

Dalam paradigma ini disebut bahwa ynga menjadi sorotan akuntansi adalah entang reaksi

pasar terhadap data dan angka-angka akuntansi.

5.The DecisionUsefulness / Decision Market / Individual User Paradigma

Pada paradigma ini disebut bahwa akuntansi dianggap mempunyai pengaruh terhadap

perilaku individu bukan reaksi pasar.


6.The Information / Economics Paradigma

Dalam paradigma ini disebut bahwa kerangka dalam menentukan nilai suatu perubahan

dalam sistem informasi untuk mengambil keputusan individu harus melihat nilai ekonomis atau

cost benefitnya.

Penelitian Dibidang Akuntansi

Dituliskan oleh Wolk Etal (1989), beberapa bidang riset yang telah silakukan dalam akuntansi,

yaitu:

1.The Decision Model Approach

Riset di bidang ini mencoba mempertanyakan dan mencari jawaban tentang informasi

apa yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan.

2.Capital Market Research

Riset dibidang ini mencoba meneliti sampai sejauh mana implikasi infomasi keuangan

yang baru mempengaruhi reaksi masyarakat.

3.Behavioral Research

Bidang ini meneliti bagaimana pemakai informasi akuntansi melakukan pengambilan

keputusan dan informasi apa yang mereka butuhkan.

4.Agency Theory
Teori ini menyebut bahwa perusahaan adalah tempat atau “intersection point” bagi

hubungan kontrak yang terjadi antara manajemen, pemilik, kreditur dan pemerintah.

5.Information Economic

Dalam bidang ini yang menjadi bahan penelituan adalah biaya memproduksikan

informasi akuntansi’

6.Deconstruction

Bidang ini dikenal sebagai tradisi filsafat di Eropa dan diperkenalkan oleh Jacques

Derrida seorang filosof pranscis terkenal.

7.Marxism In Accounting

Marxism didominasi oleh cara berfikir perjuangan kelas. Kalau akuntansi dinilai

menopang kepemlikan probadi dan menilai kekayaan pemilik maka dalam marxism asset tu

dapat ditransfer kepada kelompok buruh melalui berbagai cara.

8.Islam In Accounting

Islam itu bukan saja sebagai tatacara ibadah, tetapi merupakan tata hidup lengkap, meka

tentu juga mempunyai konsep bidang ekonomi, manajemen, dan juga kuntansi. Peluamg riset ini

sebenarnya merupakan ladang penelitian yang sangat besar bagi para ahli akuntansi.

Dipihak lain Ahmed Belkaoui (1987) membagi empat bidang teori dan riset akuntansi yang

lebih menjelimet, sebagai berikut:

a. Fucsionalist
b .Interpretive

c. Radical Humanst

d. Radical Structuralist

Ruang Lingkup Akuntansi

1.Konsentrasi Akuntansi Keuangan

Bidang ini membahas abagaimana laporan keungan disusun untuk tujuan publik. Disini

bisa dibahas metode pencatatan, prinsip dan standar akuntansi keuangan , penyajian laoran yang

wajar, [emilihan teknik atau standar akuntansi, metode penyusun, penyisihan, perbandingan teori

akuntansi. Konsentrasi ini dapat lagi dikelompokkan dala bidang-bidang:

a.Teori akuntansi

b.Standar akuntansi

c.Akuntansi sebagai pertanggung jawaban

d.Perhitungann laba akuntansi

2. Akuntansi manajemen

Disini dibahas bagaimana caranya agar akuntansi dapat dipergunakan untuk membuat

informasi tentang model-model yang berguna dalam pengambilan keputusan yang dilakukan

manajemen.

3. Akuntansi pasar modal

Dalam bidang ini yang dapat dibahas adalah bagaimana reaksi pasar terhadap keluarnya

informasi akuntansi, laporan keuangan periodik atau informasi lainnya.


4. Akuntansi perpajakan

Disini dibahas bagaimana akuntansi mengakomodasi masalah peraturan perpajakan,

perbedaan konsep antara akuntansi dan perpajakan, konsep pengakuan biaya.

5. Auditing

Disini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan auditing, teori, proses, hasil, perilaku, dan

sebagainya.

6. Sistem Informasi Akuntansi

Disini dibahas bagaimana mendesain sistem informasi akuntansi dan menghasilkan

informasi yang sudah menjadi komoditi. Dalam pertimbangannya tentu harus memperatkan “cost

benefit ratio”.

7. Trend akuntansi

Disini dibahas berbagi hal yang sudah dibicarakkan dalam lieratur, tetapi masih dalam

tahap pross belum menjadi prinsip yang harus diberlakukan.

8. Topik lain

a.Bidang akuntansi nirlaba/pemerintahan

Disini dibahas kerangka tujuan laporan keuangan pemerintah, nonprofit organisasi, jenis

laporan, prinsip akuntansinya, aspek polotik, sosial, pengaruh parlemen, praktek akuntansi di

masjid, gereja, dsb.

b.Pendidikan dalam bidang akuntansi


Disini diteliti bagaimana aspek pendidikan akuntansi di tanah air atau perbandingannya

dengan luar negeri. Sejarah akuntansi, disini dibahas mengenai sejarah akuntansi bain

internasional maupun di aindonesia. Pendekatan seperti ini memang lebih sederhana da mudah

bagi mahasiswa namun luas dan beraneka serta saling tumpang tindih apalagi yang dibahas itu

lebih dalam. Misalnya saja teori akuntansi bisa mengenai akuntansi keuangan, nirlaba,

perpajakan, dsb.
Kesimpulan

Riset akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran bidang akuntansi.

Usaha-usaha yang dilakukan dalam mencari kebenaran ini dimaksudkan untuk mengembangkan

disiplin akuntansi ini sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat. Dalam pencarian kebenaran ini

digunakan berbagai metode dan dari pencarian ini lahir paradigma-paradigma baru.

Riset yang dilakukan oleh masing-masing bidang akuntansi sudah bersifat

multidisipliner. Yang terpenting untuk dibahas adalah bagaimanakah sebenarnya dampak

penelitian tersebut terhadap pengembangan akuntansi secara praktis dan teoritis.

Tidak seperti banyak disiplin profesional lainnya, (misalnya keuangan, kedokteran,

arsitektur), penelitian akuntansi tidak menyebabkan praktek dan / atau kebijakan. Sebagian besar

penelitian akademik ditandai dengan siklus yang signifikan yaitu inovasi-ide-ide baru dan

konsep yang secara berkala merevolusi lapangan, seperti ekspektasi rasional dalam ekonomi, dan

model pilihan di bidang keuangan. Inovasi seperti dalam penelitian akuntansi yang secara praktis

tidak ada. Meskipun upaya penelitian yang cukup besar, hal itu tidak tampak bahwa kita lebih

dekat sekarang daripada kami 20-30 tahun yang lalu untuk mengatasi masalah mendasar dalam

akuntansi seperti pilihan yang optimal dari standar akuntansi dan struktur yang optimal dari

lembaga akuntansi. Tampaknya tidak ada permintaan untuk akuntan akademis atau untuk
penelitian akuntansi oleh kantor akuntan (kecuali dalam audit), oleh perusahaan industri, atau

oleh regulator. Sebuah permintaan yang kuat untuk akademisi ada dalam kebanyakan disiplin

profesional lainnya, seperti keuangan


Daftar Pustaka

Anonim. 2010. Definisi Riset Akuntansi. (Online),


http://bluegulzz.wordpress.com/2010/02/15/definisi-riset-akuntansi/, diakses pada 1 Maret 2013)

Anonim.2011. Arah dan Peran Riset Akuntansi. (Online),


http://akuntanmuda.wordpress.com/2011/06/06/arah-dan-peran-riset-akuntansi/, diakses pada 2
Maret 2013)

Anonim. 2012. Riset Akuntansi. (Online),


http://menarailmuku.blogspot.com/2012/09/riset-akuntansi.html, diakses pada 1 Maret 2013)

Pandji. Ngurah. 2012. Capital Markets Ressearch in Accounting During the 1980’s.
(Online), http://ngurahpandji.blogspot.com/, diakses pada 2 Maret 2013)

Sigit. 2010. Pengertian Riset Akuntansi. (Online),


http://sigit130589.wordpress.com/2010/02/13/pengertian-riset-akuntansi/, diakses pada 1 Maret
2013)

Anda mungkin juga menyukai