PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
2
B. Metode eksplorasi langsung
Pemetaan geologi/alterasi.
Tracing float, paritan, dan sumur uji.
Sampling (pengambilan dan preparasi conto).
Pemboran eksplorasi dan sampling pemboran
a. Pemetaan Geologi/Alterasi
3
yang dilakukan. Pada tahap eksplorasi awal, skala peta 1 : 25.000
mungkin sudah cukup memadai, namun pada tahap prospeksi s/d
penemuan, skala peta geologi sebaiknya 1 : 10.000 s/d 1 : 2.500.
b. Singkapan
4
Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan pada suatu
singkapan antara lain :
c. Lintasan (Traverse)
5
untuk mengetahui ketebalan, struktur perlapisan, variasi satuan
litologi, atau mineralisasi dengan detail (rinci). Umumnya
pengukuran penampang stratigrafi dilakukan pada salah satu
lintasan kompas yang dianggap paling lengkap memuat informasi
litologi keseluruhan wilayah.
6
Pekerjaan eksplorasi yang berlebihan (di luar zona
bijih/endapan) dapat dihindarkan (efisiensi).
Daerah-daerah yang belum dieksplorasi (dipelajari) dapat
diketahui dengan pasti
e. Tracing Float, Paritan, dan Sumur Uji
Selain pemetaan geologi melalui pengamatan (pendiskripsian)
singkapan, penyusuran (pencarian) lokasi endapan bijih dapat juga
dilakukan dengan tracing float, paritan atau sumur uji. Secara
teoritis, dengan melakukan kombinasi kegiatan antara pemetaan
geologi, tracing float, paritan, dan sumur uji dengan mengumpulkan
petunjuk-petunjuk ke arah bijih, maka lokasi endapan dapat
diketahui (ditemukan).
a) Tracing float
Float adalah fragmen-fragmen atau pecahan-pecahan
(potongan-potongan) dari badan bijih yang lapuk dan tererosi.
Akibat adanya gaya gravitasi dan aliran air, maka float ini
ditransport ke tempat-tempat yang lebih rendah (ke arah hilir).
Pada umumnya, float ini banyak terdapat pada aliran sungai-
sungai.
7
konseptual tracing dengan pendulangan ini mirip dengan tracing
float.
8
c) Test Pit (Sumur Uji)
9
ketinggian muka airtanah,
kemungkinan munculnya gas-gas berbahaya (CO2, H2S),
kekuatan dinding lubang, dan
kekerasan batuan dasar.
f. Metode Sampling
10
Pemilihan metode sampling dan jumlah conto yang akan diambil
tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
11
(jika dibandingkan dengan bukaan stope) sehingga rentan
dengan dilution.
12
Kadang-kadang diganggu oleh struktur geologi atau tektonik
yang kuat, sehingga dapat menimbulkan masalah dalam
sampling.
Arah kecenderungan kadar relatif seragam dan dapat
diprediksi, namun kadang-kadang dapat terganggu oleh
adanya remobilisasi, metamorfisme, atau berbentuk urat.
Perubahan-perubahan gradual atau sistematis dalam kadar
harus diikuti oleh perubahan dalam interval sampling.
Dalam beberapa kondisi mungkin terdapat mineralisasi yang
berbutir halus dan kemudian berpengaruh pada besar
volume material yang dilakukan sampling.
Pada tipe hosted by meta-sediment, perlu diperhatikan
variabel ukuran conto akibat perubahan ukuran, kekerasan
batuan, atau nugget effect.
Setempat dapat terjadi perubahan kadar yang moderat dan
dapat menyebabkan kesalahan pada sampling yang
signifikan.
Cut off kadar dapat gradasional (tidak konstan).
13
by ply), atau jika relatif homogen dapat dilakukan secara
komposit.
d) Pada endapan porfiri
g. Pemboran Explorasi
14
dilakukan adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan.
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mineralisasi
dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan
pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran
geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara
menyeluruh.
1. juru bor,
2. peralatan dan onderdil yang dibutuhkan,
3. alat transportasi,
4. konstruksi peralatan pemboran, dll.
15
5. sampling, dll.
h. Sampling Pemboran
16
umum struktur (rekahan dan orientasi) juga litologi (warna,
tekstur, mineralogi, alterasi dan nama batuan) serta core
recovery. Deskripsi harus dilakukan secara sistematis
menyangkut kualitas dan kuantitasnya.
Inti bor biasanya disimpan dalam boks kayu, plastik atau logam
yang dapat memudahkan orang memindahkannya. Inti bor
dikumpulkan untuk berbagai tujuan, bukan untuk sekedar
deskripsi geologi saja biasanya digunakan juga untuk analisis
metalurgi dan assay. Untuk kedua tujuan tersebut inti bor
biasanya dibagi dalam dua bagian dengan gergaji intan,
setengah untuk assay dan investigasi lain, setengahnya lagi
disimpan dalam core box untuk tujuan lain. Potongan batuan
dari sludge dapat dikumpulkan selama pemboran; keduanya
menggambarkan batuan yang dipotong oleh mata bor intan.
Pemboran dengan menggunakan sirkulasi udara pada lubang
dangkal biasanya menghasilkan cutting atau sludge yang
sangat cepat kepermukaan. Namun demikian dengan
pemboran inti sirkulasi air untuk lubang yang dalam sering
terjadi cutting lambat naik ke permukaan, hal ini dapat dilihat
bahwa untuk kedalaman 1000 m cutting dapat diambil dalam
waktu 20 – 30 menit kepermukaan sehingga
biasanya sludge yang dianalisis dahulu selama pemboran.
b) Pemboran non-corring
Dalam pemboran non-coring kepingan (chips) batuan dapat
diperoleh pada selang 1–2 m dalam keadaan kering dan
dikumpulkan pada sisi lokasi bor, setelah dicuci conto tersebut
lebih mudah untuk dianalisis secara mikroskopi. Conto tersebut
dapat juga didulang untuk memperoleh mineral berat dan
kemudian diberi perekat dan disusun sesuai interval untuk
memberikan gambaran lubang bor tersebut.
17
(terbawa) oleh fluida bor, dan biasanya sludge ditampung
dalam sludge tank.
1. Metoda Gravitasi
18
2. Metoda Magnetik
3. Metoda Seismik
19
rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan,
disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang
disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang
secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau
refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu
kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui
kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-
perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa
permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat
dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-
beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang
dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di
dasar laut.
Jenis batuan
Derajat pelapukan
Derajat pergerakan
Tekanan
Porositas (kadar air)
Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
20
4. Metoda Geolistrik
21
BAB III
PENUTUP
Pemetaan geologi/alterasi.
Tracing float, paritan, dan sumur uji.
Sampling (pengambilan dan preparasi conto).
Pemboran eksplorasi dan sampling pemboran
22