PESONA KHATULISTIWA
NUSANTARA DI KABUPATEN BULUNGAN KALIMANTAN UTARA
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
i
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS)
Jl. Babarsari Catur Tunggal Depok Sleman, Yogyakarta
Telepon : +62-274-485390 – 486986Fax : +62-274-487249
Oleh :
DICKY SYAPUTRA LUBIS
NIM 710015180
ii
ANALISIS KESTABLIAN LERENG DI PT.PESONA KHATULISTIWA
NUSANTARA DI KABUPATEN BULUNGAN KALIMANTAN UTARA
Oleh :
DICKY SYAPUTRA LUBIS
710015180
Disetujui untuk
Departemen Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Nasional
Tanggal : ……………………
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Mahasiswa
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
I. JUDUL SKRIPSI……………………………………………………...1
II. LATAR BELAKANG MASALAH......................................................1
III. RUMUSAN MASALAH……………………………………………...2
IV. BATASAN MASALAH ……………………………………………...2
V. TUJUAN PENELITIAN........................................................................3
VI. METODE PENELITIAN……………………………………………...3
VII. MANFAATPENELITIAN…………………………………………...5
VIII. DASAR TEORI……………………………………………………….5
IX. RENCANA JADWALPENELITIAN………………………………13
X. PESERTA……………………………………………………..…..…14
XI. RENCANA DAFTAR ISI……………………………………….....14
XII. PENUTUP………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
I. JUDUL SKRIPSI
ANALISIS KESTABLIAN LERENG DI PT.PESONA KHATULISTIWA
NUSANTARA DI KABUPATEN BULUNGAN KALIMANTAN UTARA
geoteknik yang meliputi pengeboran geoteknik, pengujian sifat fisik dan sifat
(1989) yang menyatakan bahwa lereng dengan nilai FK>1,25 berada pada
seperti massa batuan, desain tambang yang digunakan serta kondisi geologi
daerah penambangan dan eksternal seperti intensitas curah hujan dan tingkat
longsor di lapangan.
5
a. Bagaimana kondisi lereng yang ada di daerah PT.Pesona
Khatulistiwa Nusantara?
b. Metode apa yang digunakan untuk melakukan analsis kestabilan
lereng ?
V. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Khatulistiwa Nusantara
b. Untuk mengetahui bagaimana proses analisa kestabilan lereng yang
ada di lapangan
c. Untuk menjadi referensi kedepannya mengenai analisa kestabilan
lereng
sebagai berikut :
1) Studi Literatur
6
juga mempelajari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya berupa
2) Kegiatan Lapangan
dilapangan. Adapun data tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu : data
a. Data Primer
tercuci.
b. Data Sekunder
4) Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil perhitungan data yang telah dianalisa dan
5) Pembuatan Draft
7
sebagai syarat selesainya penelitian di lapangan.
PEMBAHASAN KESIMPULAN
dipelajari di perkuliahan
kestabilan lereng
tegangan dipermukaan. Pada batuan yang tidak kompak dengan adanya perubahan
8
Jenjang yang dibuat dalam rancangannya agar stabil yang bertujuan
a. Geometri Lereng
Lereng yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kondisi yang tidak mantap
dan cenderung lebih mudah longsor, demikian juga untuk sudut lereng yang
b. Penyebaran Batuan
penyelidikan harus diketahui. Hal ini perlu dilakukan karena sifat fisis
9
mempengaruhi kekuatan batuan. Pada akhirnya kekuatan batuan
lereng.
cepat berlangsung. Degan kandungan air pada pori batuan yang lebih
terjadinya kelongsoran.
Bobot isi
Porositas
Kandungan air
10
Kuat geser batuan dan bidang lemah
lereng adalah faktor keamanan atau faktor kemantapan. Faktor ini merupakan
F=
Fp
11
Pada keadaan, F > 1 = Lereng dalam keadaan mantap/stabil
a. Longsoran Bidang
Longsoran bidang merupakan suatu longsoran batuan yang terjadi
sepanjang bidang luncur yang dianggap rata.Bidang luncur tersebut dapat berupa
batuannya.
d. Terdapat bidang geser (tidak terdapat gaya penahan) pada kedua sisi
longsoran.
12
Gambar 8.1 Bentuk Longsoran Bidang (Hoek, 1970 dalam William Hustrulid and
Mark Kuchta, 1998)
b. Longsoran Baji
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika lebih dari satu bidang
lemah tersebut lebih besar dari sudut geser dalam batuannya.Bidang lemah ini
longsoran baji dapat melalui satu atau beberapa bidang lemahnya maupun
kemiringan lereng.
c. Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng dan kedua
bidang lemah.
13
Gambar 8.2 Bentuk Longsoran Baji (Hoek & Bray, 1977)
c. Longsoran Busur
Longsoran busur adalah yang paling umum terjadi di alam, terutama pada
batuan yang lunak (tanah).Pada batuan yang keras longsoran busur hanya terjadi
lemah (rekahan) yang sangat rapat dan tidak dapat dikenali lagi kedudukannya.
Pada longsoran bidang dan baji, kelongsoran dipengaruhi oleh struktur bidang
perlapisan dan kekar yang membagi tubuh batuan kedalam massa diskontinuitas.
Pada tanah pola strukturnya tidak menentu dan bidang gelincir bebas mencari
massa batuan sangat kecil dan tidak saling mengikat. Oleh karena itu batuan
yang telah lapuk cenderung bersifat seperti tanah. Tanda pertama suatu
longsoran busur biasanya berupa suatu rekahan tarik permukaan atas atau muka
14
gerakan lereng yang padaakhirnya akan terjadi kelongsoran lereng,hanya dapat
terjal dengan bidang-bidang lemahyang tegak atau elati tegak dan arahnya
berlawanan dengan arah kemiringan lereng. Longsoran ini ela berbentuk blok
sudut geser dalam dan kemiringan bidang luncurnya, tinggi balok dan lebar
15
Kondisi geometri yang diperlukan untuk terjadinya longsoran guling, antara
lain:
a. Balok akan tetap mantap bila ψ<ϕ dan b/h > tan ϕ.
b. Balok akan meluncur bila ψ >ϕ dan b/h > tan ϕ.
c. Balok akan tergelincir,kemudian mengguling apabila ψ >ϕ dan b/h < tan ϕ.
d. Balok akan langsung mengguling bila ψ <ϕ dan b/h < tan ϕ.
akhir adalah 2 bulan (19 Agustus-19 Oktober) yang perinciannya sebagai berikut:
Kegiatan/waktu(minggu)
Studi literatur
Penyelidikan lapangan
Pengambilan data
Pengolahan data
Penyusunan laporan
X. PESERTA
Saya sebagai mahasiswa Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta:
Nama : Dicky Syaputra Lubis
16
NIM : 710015180
Jurusan : Teknik Pertambangan
XII. PENUTUP
Kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk melaksanakan Tugas
mahasiswa tentunya akan dimanfaatkan sebaik mungkin dan kami akan berusaha
Semoga akan terjalin kerja sama yang baik dan menguntungkan antara lembaga
semaksimal mungkin kesempatan ini yang hasilnya akan disusun dalam bentuk
17
laporan hasil penelitian. Untuk itu besar harapan kami agar dapat melaksanakan
18
DAFTAR PUSTAKA
19
Lampiran 1
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
SARI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masaah
1.2 Rumusalah Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Metode Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
20
2.6 Proses Penambangan Pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
VI. PENUTUP
6.1 Keseimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
21
Lampiran 2
CURRICULUM VITAE
Pendidikan Formal
2003-2009 : SD Negeri 002 Gajah Sakti, Duri
2009-2012 : SMP Negeri 4 Mandau
2012-2015 : SMK Negeri 1 Mandau
2015-sekarang : Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS),
Yogyakarta
Pengalaman Lapangan
28 Maret-28 Juni 2014 :Praktek Kerja Lapangan di PT.Manunnggal Inti
Artamas
21 Feb-1 Mar 2017 : Kuliah Lapangan I, PT. Sugih Alamanugroho,
CV. Alam Muliah dan PT. Calvari Abadi
22
14-26 Agustus 2018 : Kuliah Lapangan II di Kampus Lapangan
STTNAS Yogyakarta Kulon Progo D.I.
Yogyakarta
Pengalaman Organisasi
Tahun 2015-sekarang : Anggota Himpunan Mahasiswa Pertambangan (HMTA),
Institut Teknologi Nasional (STTNAS)
Tahun 2016 : Anggota Seksi perlengkapan Diklat Tambang STTNAS Yogyakarta
Tahun 2016 : Seksi Acara Miner Competition Dies Natalis HMTA STTNAS
Tahun 2017-2018 : Seketaris 1 Diklat Tambang HMTA STTNAS Yogyakarta
Tahun 2018 : Sekretaris utama Dies Natalis HMTA STTNAS Yogyakarta Ke-14
Riwayat hidup diatas adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
23