Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS KESTABLIAN LERENG DI PT.

PESONA KHATULISTIWA
NUSANTARA DI KABUPATEN BULUNGAN KALIMANTAN UTARA

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

NAMA : DICKY SYAPUTRA LUBIS


NIM : 710015180

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2019

i
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS)
Jl. Babarsari Catur Tunggal Depok Sleman, Yogyakarta
Telepon : +62-274-485390 – 486986Fax : +62-274-487249

PERMOHONAN PENELITIAN TUGAS AKHIR


DIAJUKAN KEPADA
PT.PESONA KHATULISTIWA NUSANTARA,KABUPATEN BULUNGAN
KALIMANTAN UTARA

Oleh :
DICKY SYAPUTRA LUBIS
NIM 710015180

ii
ANALISIS KESTABLIAN LERENG DI PT.PESONA KHATULISTIWA
NUSANTARA DI KABUPATEN BULUNGAN KALIMANTAN UTARA

Oleh :
DICKY SYAPUTRA LUBIS
710015180

Disetujui untuk
Departemen Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Nasional
Tanggal : ……………………

Yogyakarta, April 2019

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Mahasiswa

(Dr. R.Andy Erwin Wijaya, S.T,M.T) (Dicky Syaputra Lubis)


NIK : 19730227 NIM : 710015180

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
I. JUDUL SKRIPSI……………………………………………………...1
II. LATAR BELAKANG MASALAH......................................................1
III. RUMUSAN MASALAH……………………………………………...2
IV. BATASAN MASALAH ……………………………………………...2
V. TUJUAN PENELITIAN........................................................................3
VI. METODE PENELITIAN……………………………………………...3
VII. MANFAATPENELITIAN…………………………………………...5
VIII. DASAR TEORI……………………………………………………….5
IX. RENCANA JADWALPENELITIAN………………………………13
X. PESERTA……………………………………………………..…..…14
XI. RENCANA DAFTAR ISI……………………………………….....14
XII. PENUTUP………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
I. JUDUL SKRIPSI
ANALISIS KESTABLIAN LERENG DI PT.PESONA KHATULISTIWA
NUSANTARA DI KABUPATEN BULUNGAN KALIMANTAN UTARA

II. LATAR BELAKANG MASALAH


Penambangan batubara khususnya pad tahap eksploitasi, harus

memperhatikan tingkat kestabilan lereng tambang demi terciptanya

lingkungan penmabangan penambangan yang aman dan kondusif. Tingkat

kestabilan lereng tambang dapat diketahui setelah dilakukan penyelidikan

geoteknik yang meliputi pengeboran geoteknik, pengujian sifat fisik dan sifat

mekanis batuan. Lereng dinyatakan stabil apabila memenuhi kriteria bowles

(1989) yang menyatakan bahwa lereng dengan nilai FK>1,25 berada pada

kondisi stabil/aman/ kestabilan lereng tambang dipengaruhi oleh faktor itenal

seperti massa batuan, desain tambang yang digunakan serta kondisi geologi

daerah penambangan dan eksternal seperti intensitas curah hujan dan tingkat

pelapukan.penelitian ini memberikan gambaran mengenai mengenai kondisi

lapangan penambangan. Dan anlisis lereng yang akan dilakukan ini

diharapkan dapat memberikan masukan terhadap desain tambang yang

optimal untuk memberikan kondisi dari masing-masing lereng. Sehingga

dapat dilakukan tindakan berikutnya untuk meminimalisir adanya potensi

longsor di lapangan.

III. RUMUSAN MASALAH


Masalah ini dirumuskan sebagai berikut:

5
a. Bagaimana kondisi lereng yang ada di daerah PT.Pesona

Khatulistiwa Nusantara?
b. Metode apa yang digunakan untuk melakukan analsis kestabilan

lereng ?

IV. BATASAN MASALAH


Agar pembahasan terhadap masalah yang ada sesuai dengan tujuan akhir

penulisan tugas akhir ini, maka diperlukan pembatasan terhadap masalah

yang spesifik yaitu hanya membehas mengenai proses analisis kestabilan

lereng yang ada di PT.Pesona Khatulistiwa Nusantara

V. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui kondisi lereng yang ada di lapangan PT.Pesona

Khatulistiwa Nusantara
b. Untuk mengetahui bagaimana proses analisa kestabilan lereng yang

ada di lapangan
c. Untuk menjadi referensi kedepannya mengenai analisa kestabilan

lereng

VI. METODE PENELITIAN


Untuk melakukan perhitungan yang tepat maka harus dilakukan metode

penilitian yang terstruktur. Adapun metode penilitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1) Studi Literatur

Yaitu dengan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan masalah

yang akan dibahas di lapangan melalui buku-buku/literatur. Selain itu

6
juga mempelajari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya berupa

skripsi atau laporan data perusahaan.

2) Kegiatan Lapangan

Kegiatan lapangan ini merupakan suatu kegiatan pengambilan data

dilapangan. Adapun data tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu : data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Merupakan data yang didapat dari pengamatan dan pengambilan langsung

di lapangan serta dengan wawancara kepada karyawan perusahaan.

Meliputi: material pengumpan, operasi whasing plant dan kualitas bijih

tercuci.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang didapat dari manajemen perusahaan. , data-data

tersebut diantaranya, Meliputi: struktur geologi, Peta Lokasi daerah

penelitian, peta topografi, Data Curah Hujan.

3) Pengolahan dan Analisis Data

Menganalisa dan melakukan pertimbangan dari hasil perhitungan dan

pengolahan data untuk dijadikan saran dan kesimpulan dari hasil

penilitian yang telah dilakukan.

4) Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil perhitungan data yang telah dianalisa dan

selanjutnya memberikan rekomendasi bagi perusahaan.

5) Pembuatan Draft

Membuat laporan sementara dari penelitian yang dilakukan di lapangan

7
sebagai syarat selesainya penelitian di lapangan.

STUDY LITERATUR METODE PENILITIAN

PENGOLAHAN DATA PENGOLAHAN DATA


SEKUNDER PRIMER

PEMBAHASAN KESIMPULAN

Gambar 6.1 Diagram Alir Penelitian

VII. MANFAAT PENELITIAN


Adapun manfaat dari penilitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai implementasi ilmu mengenai kestabilan lereng yang telah

dipelajari di perkuliahan

b. Mahasiswa mengethui mengenai analisis lereng di lapangan khususnya di

PT. PESONA KHATULISTIWA NUSANTARA

c. Menambah pengalaman di lapangan khusunya mengenai analisis

kestabilan lereng

VIII. DASAR TEORI


Dengan adanya pembuatan jenjang akan mempengaruhi kemantapan lereng dan

tegangan dipermukaan. Pada batuan yang tidak kompak dengan adanya perubahan

tegangan yang besar dapat mengakibatkan kelongsoran.

8
Jenjang yang dibuat dalam rancangannya agar stabil yang bertujuan

supaya rancangan geometri lereng dapat direalisasikan.

Faktor –faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kemantapan

suatu lereng adalah:

a. Geometri Lereng

Geometri lereng yang perlu diketahui adalah :

 Orientasi (jurus dan kemiringan) lereng

 Tinggi dan kemiringan (tiap-tiap jenjang).

 Lebar jenjang (Berm).

Lereng yang terlalu tinggi akan mengakibatkan kondisi yang tidak mantap

dan cenderung lebih mudah longsor, demikian juga untuk sudut lereng yang

mempunyai kemiringan yang besar akan menjadikan lereng kurang mantap.

b. Penyebaran Batuan

Macam penyebaran dan hubungan antar batuan yang terdapat didaerah

penyelidikan harus diketahui. Hal ini perlu dilakukan karena sifat fisis

dan mekanis batuan berbeda sehingga kekuatan batuan dalam menahan

bebannya sendiri juga berbeda.

c. Relief Permukaan Bumi

Faktor ini mempengaruhi laju erosi, pengendapan, menentukan arah

aliran air permukaan lebih besar dan mengakibatkan pengikisan yang

lebuh banyak. Akibatnya adalah banyak dijumpai singkapan-singkapan

yang mempercepat proses pelapukan. Batuan akan mudah lapuk dan

9
mempengaruhi kekuatan batuan. Pada akhirnya kekuatan batuan

menjadi kecil sehingga kemantapan lereng berkurang.

d. Struktur Geologi Regional

Struktur geologi yang perlu diketahui adalah bidang diskontinuitas

atau bidang lemah seperti sesar, kekar, perlapisan, bidang

ketidakselarasan dan sebagainya. Struktur geologi ini merupakan

bidang lemah dalam massa batuan dan dapat menurunkan kemantapan

lereng.

e. Iklim dan curah hujan

Iklim berpengaruh terhadap kemantapan lereng karena iklim

mempengaruhi perubahan temperatur. Temperatur yang cepat

berubahakan mempercepat proses pelapukan batuan, yang jelas

mengurangi gaya tahan dari lereng tersebut . Untuk daerah tropis

pelapukan berlangsung lebih cepat dan kelongsoran pada lereng lebih

cepat berlangsung. Degan kandungan air pada pori batuan yang lebih

besar dapat menyebakan bertambahnya gaya penggerak untuk

terjadinya kelongsoran.

f. Sifat Fisis dan Mekanis Batuan

Sifat fisis dan mekanis batuan yang diperlukan sebagai data

menganalisis kemantapan lereng adalah :

 Bobot isi

 Porositas

 Kandungan air

10
 Kuat geser batuan dan bidang lemah

 Kuat tekan uniaksial, kuat tarik, modulus deformasi, poison’ ratio

Analisis kemantapan lereng untuk mengetahui sifat fisik dan

mekanik biasanya menggunakan metode numerik.

Suatu istilah umum yang digunakan untuk menyatakan suatu kemantapan

lereng adalah faktor keamanan atau faktor kemantapan. Faktor ini merupakan

perbandingan antara gaya penahan yang membuat lereng tetap mantapdengan

gaya penggerak yang menyebabkan lereng longsor. Secara matematis rumus

faktor keamanan lereng dapat dinyatakan sebagai berikut :

F=

Fp

Dimana : F = Faktor keamanan lereng

R = Gaya penahan, berupa resultan gaya-gaya yang membuat

lereng tetap mantap.

F = Gaya penggerak, berupa resultan gaya-gaya yang menyebab-

Kan lereng longsor.

11
Pada keadaan, F > 1 = Lereng dalam keadaan mantap/stabil

F = 1 = Lereng dalam keadaan seimbang

F < 1 = Lereng dalam keadaan tidak mantap

Dalam keadaan proses longsoran pada batuan dibedakan menjadi 4, yaitu :

 Longsoran Bidang (Plane Failure)

 Longsoran Baji (Wedge Failure)

 Longsoran Busur (Circulair Failure)

 Longsoran Guling (Toppling Failure)

a. Longsoran Bidang
Longsoran bidang merupakan suatu longsoran batuan yang terjadi

sepanjang bidang luncur yang dianggap rata.Bidang luncur tersebut dapat berupa

bidang kekar, rekahan (joint) maupun bidang perlapisan batuan.Syarat-syarat

terjadinya longsoran bidang :


a. Terdapat bidang lincir bebas (daylight) berarti kemiringan bidang lurus

lebih kecil daripada kemiringan lereng.


b. Arah bidang perlapisan dengan bidang lemah sejajar atau mendekati

dengan arah lereng (± 200).


c. Kemiringan bidang luncur atau lebih besar daripada sudut geser dalam

batuannya.
d. Terdapat bidang geser (tidak terdapat gaya penahan) pada kedua sisi

longsoran.

12
Gambar 8.1 Bentuk Longsoran Bidang (Hoek, 1970 dalam William Hustrulid and
Mark Kuchta, 1998)

b. Longsoran Baji
Longsoran baji dapat terjadi pada suatu batuan jika lebih dari satu bidang

lemah yang bebas dan saling berpotongan.Sudut perpotongan antara bidang

lemah tersebut lebih besar dari sudut geser dalam batuannya.Bidang lemah ini

dapat berupa bidang sesar, rekahan (joint) maupun bidang perlapisan.Cara

longsoran baji dapat melalui satu atau beberapa bidang lemahnya maupun

melalui garis perpotongan kedua bidang lemahnya.Longsoran baji dapat terjadi

dengan syarat geometri sebagai berikut:


a. Sudut gesek dalam lebih kecil dari perpotongan 2 bidang diskontinu lebih

kecil dari kemiringan lereng.


b. Arah penunjaman garis potong harus lebih kecil daripada sudut

kemiringan lereng.
c. Bentuk longsoran dibatasi oleh muka lereng, bagian atas lereng dan kedua

bidang lemah.

13
Gambar 8.2 Bentuk Longsoran Baji (Hoek & Bray, 1977)

c. Longsoran Busur
Longsoran busur adalah yang paling umum terjadi di alam, terutama pada

batuan yang lunak (tanah).Pada batuan yang keras longsoran busur hanya terjadi

jika batuan tersebut sudah mengalami pelapukan dan mempunyai bidang-bidang

lemah (rekahan) yang sangat rapat dan tidak dapat dikenali lagi kedudukannya.

Pada longsoran bidang dan baji, kelongsoran dipengaruhi oleh struktur bidang

perlapisan dan kekar yang membagi tubuh batuan kedalam massa diskontinuitas.

Pada tanah pola strukturnya tidak menentu dan bidang gelincir bebas mencari

posisi yang paling kecil hambatannya.


Longsoran busur akan terjadi jika partikel individu pada suatu tanah atau

massa batuan sangat kecil dan tidak saling mengikat. Oleh karena itu batuan

yang telah lapuk cenderung bersifat seperti tanah. Tanda pertama suatu

longsoran busur biasanya berupa suatu rekahan tarik permukaan atas atau muka

lereng,kadang-kadang disertai dengan menurunnya sebagian permukaan atas

lereng yang beradadisamping rekahan.Penurunan ini menandakan adanya

14
gerakan lereng yang padaakhirnya akan terjadi kelongsoran lereng,hanya dapat

dilakukan apabila belumterjadi gerakan lereng tersebut.

Gambar 8.3 Bentuk Longsoran Busur (Hoek & Bray, 1977)

d. Longsoran Toppling (Guling)


Longsoran guling terjadi pada batuan yang keras dan memiliki lereng

terjal dengan bidang-bidang lemahyang tegak atau elati tegak dan arahnya

berlawanan dengan arah kemiringan lereng. Longsoran ini ela berbentuk blok

atau bertingkat. Kondisi untuk menggelincir atau meluncur ditentukan oleh

sudut geser dalam dan kemiringan bidang luncurnya, tinggi balok dan lebar

balok terletak pada bidang miring.

Gambar 8.3 Bentuk Longsoran Guling (Hoek & Bray, 1977)

15
Kondisi geometri yang diperlukan untuk terjadinya longsoran guling, antara

lain:

a. Balok akan tetap mantap bila ψ<ϕ dan b/h > tan ϕ.
b. Balok akan meluncur bila ψ >ϕ dan b/h > tan ϕ.
c. Balok akan tergelincir,kemudian mengguling apabila ψ >ϕ dan b/h < tan ϕ.
d. Balok akan langsung mengguling bila ψ <ϕ dan b/h < tan ϕ.

IX. RENCANA JADWAL PENELITIAN

Rencana waktu pelaksanaan penelitian dalam rangka penyusunan tugas

akhir adalah 2 bulan (19 Agustus-19 Oktober) yang perinciannya sebagai berikut:

1. Studi literature selama 2 minggu

2. Penyelidikan lapangan selama 2 minggu

3. Pengambilan data selama 2 minggu

4. Perhitungan dan pengolahan data selama 3 minggu

5. Penyusunan laporan sementara selama 3 minggu

Giant Chart kegiatan skripsi dan waktu pelaksanaan :

Kegiatan/waktu(minggu)

Studi literatur

Penyelidikan lapangan

Pengambilan data

Pengolahan data

Penyusunan laporan

X. PESERTA
Saya sebagai mahasiswa Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional

Yogyakarta:
Nama : Dicky Syaputra Lubis

16
NIM : 710015180
Jurusan : Teknik Pertambangan

Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY)

XI. RENCANA DAFTAR ISI


Penyusunan laporan hasil penelitian akan disusun secara sistematis sesuai

dengan bab bahasan masalah (Lampiran 1)

XII. PENUTUP
Kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk melaksanakan Tugas

Akhir di PT.PESONA KHATULISTIWA NUSANTARA akan mengenalkan dan

mendekatkan mahasiswa pada lingkungan kerja yang sebenarnya sehingga

keterkaitan antara lembaga Perguruan Tinggi dengan kebutuhan kerja akan

semakin cepat dalam proses penyesuaian mahasiswa dalam menghadapi pekerjaan

dalam industri kerja pertambangan nantinya. Kesempatan yang diberikan oleh

perusahaan dalam hal ini PT.PESONA KHATULISTIWA NUSANTARA kepada

mahasiswa tentunya akan dimanfaatkan sebaik mungkin dan kami akan berusaha

menyelesaikan dan memberikan laporan penelitian dengan sebaik mungkin.

Semoga akan terjalin kerja sama yang baik dan menguntungkan antara lembaga

Perguruan Tinggi Institut Teknologi Nasional (ITNY) Yogyakarta dengan pihak

perusahaan yaitu PT.PESONA KHATULISTIWA NUSANTARA dalam

mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu mahasiswa yang

lebih kompeten dalam bidang pertambangan, tentunya akan kami manfaatkan

semaksimal mungkin kesempatan ini yang hasilnya akan disusun dalam bentuk

17
laporan hasil penelitian. Untuk itu besar harapan kami agar dapat melaksanakan

Penelitian Tugas Akhir di PT. PESONA KHATULISTIWA NUSANTARA.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Made Astawa Rai, Dr. Ir, “Mekanika Batuan”, Laboratorium Geoteknik,


Pusat
Antar Universitas Ilmu Rekayasa ITB Bandung, 1988.

2. Soejoedi Soerachmad dan Mohammad Alam Hakim, “Informasi Teknologi”,


Majalah Persatuan Insinyur Indonesia (PII) no. 5/xxxiii/1985.

3. Soedarto Notosiswojo dan Partanto Prodjosumarto, “Pengantar Analisis


Kemantapan Lereng”, Jurusan Teknik Pertambangan, Bandung,1985.

19
Lampiran 1

RENCANA DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
SARI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masaah
1.2 Rumusalah Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Metode Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian

II. TINJAUAN UMUM


2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian
2.2 Keadaan Topografi dan Geologi
2.3 Iklim dan Curah Hujan
2.4 Kondisi Geologi Daerah Penelitian
2.5 Struktur Geologi Daerah Penelitian

20
2.6 Proses Penambangan Pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara

III. DASAR TEORI


IV. METODELOGI PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian
4.2 Lokasi Penelitian
4.3 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
4.4 Teknik Pengumpulan Data
4.5 Pelaksanaan
4.6 Analisis Data

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil Penelitian
5.2 Pembahasan

VI. PENUTUP
6.1 Keseimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

21
Lampiran 2
CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : Dicky Syaputra Lubis


Tempat & Tanggal ahir : Duri, 5 Agustus 1997
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Tinggi/ Berat badan : 172 cm / 89 kg
Email : dikyputra37@gmail.com
Telephone/HP : 0822288280178
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat Orang Tua : Jalan Kasturi, Kelurahan Tambusai Batang Dui,
Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau
Alamat di Yogyakarta : Jalan Tambakbayan 12 No.1 e, Caturtunggal,
Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Nama Ayah Kandung : Rahmad Syamsul (Alm)
Nama Ibu kandung : Rina Rosita

Pendidikan Formal
2003-2009 : SD Negeri 002 Gajah Sakti, Duri
2009-2012 : SMP Negeri 4 Mandau
2012-2015 : SMK Negeri 1 Mandau
2015-sekarang : Sekolah Tinggi Teknologi Nasional (STTNAS),
Yogyakarta
Pengalaman Lapangan
28 Maret-28 Juni 2014 :Praktek Kerja Lapangan di PT.Manunnggal Inti
Artamas
21 Feb-1 Mar 2017 : Kuliah Lapangan I, PT. Sugih Alamanugroho,
CV. Alam Muliah dan PT. Calvari Abadi

22
14-26 Agustus 2018 : Kuliah Lapangan II di Kampus Lapangan
STTNAS Yogyakarta Kulon Progo D.I.
Yogyakarta
Pengalaman Organisasi
Tahun 2015-sekarang : Anggota Himpunan Mahasiswa Pertambangan (HMTA),
Institut Teknologi Nasional (STTNAS)
Tahun 2016 : Anggota Seksi perlengkapan Diklat Tambang STTNAS Yogyakarta
Tahun 2016 : Seksi Acara Miner Competition Dies Natalis HMTA STTNAS
Tahun 2017-2018 : Seketaris 1 Diklat Tambang HMTA STTNAS Yogyakarta
Tahun 2018 : Sekretaris utama Dies Natalis HMTA STTNAS Yogyakarta Ke-14
Riwayat hidup diatas adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.

Yogyakarta, 18 April 2019

Dicky Syaputra Lubis

23

Anda mungkin juga menyukai