Besi adalah unsur kimia dengan simbol Fe (dari bahasa Latin: ferrum) dan nomor
atom 26. Merupakan logam dalam deret transisi pertama. Ini adalah unsur paling umum
di bumi berdasarkan massa, membentuk sebagian besar bagian inti luar dan dalambumi. Besi
adalah unsur keempat terbesar pada kerak bumi. Kelimpahannya dalam planet berbatu seperti
bumi karena melimpahnya produksi akibat reaksi fusi dalam bintang bermassa besar, di mana
produksi nikel-56 (yang meluruh menjadi isotop besi paling umum) adalah reaksi fusi
nuklir terakhir yang bersifat eksotermal. Akibatnya, nikel radioaktif adalah unsur terakhir
yang diproduksi sebelum keruntuhan hebat supernova. Keruntuhan tersebut
menghamburkan prekursor radionuklida besi ke angkasa raya.
Seperti unsur golongan 8 lainnya, besi berada pada rentang tingkat oksidasi yang
lebar, −2 hingga +6, meskipun +2 dan +3 adalah yang paling banyak. Unsur besi terdapat
dalam meteorit dan lingkungan rendah oksigen lainnya, tetapi reaktif dengan oksigen dan air.
Permukaan besi segar tampak berkilau abu-abu keperakan, tetapi teroksidasi dalam udara
normal menghasilkan besi oksida hidrat, yang dikenal sebagai karat. Tidak seperti logam lain
yang membentuk lapisan oksida pasivasi, oksida besi menempati lebih banyak tempat
daripada logamnya sendiri dan kemudian mengelupas, mengekspos permukaan segar untuk
korosi.
Logam besi telah digunakan sejak zaman purba, meskipun paduan tembaga, yang
memiliki titik lebur lebih rendah, yang digunakan lebih awal dalam sejarah manusia. Besi
murni relatif lembut, tetapi tidak bisa didapat melalui peleburan. Materi ini mengeras dan
diperkuat secara signifikan oleh kotoran, karbon khususnya, dari proses peleburan. Dengan
proporsi karbon tertentu (antara 0,002% dan 2,1%) menghasilkan baja, yang lebih keras dari
besi murni, mungkin sampai 1000 kali. Logam besi mentah diproduksi di tanur tinggi,
dimana bijih direduksi dengan batu bara menjadi pig iron, yang memiliki kandungan karbon
tinggi. Pengolahan lebih lanjut dengan oksigen mengurangi kandungan karbon sehingga
mencapai proporsi yang tepat untuk pembuatan baja. Baja dan paduan besi berkadar karbon
rendah bersama dengan logam lain (baja paduan) sejauh ini merupakan logam yang paling
umum digunakan oleh industri, karena lebarnya rentang sifat-sifat yang didapat dan
kelimpahan batuan yang mengandung besi.
Senyawa kimia besi memiliki banyak manfaat. Besi oksida dicampur dengan serbuk
aluminium dapat dipantik untuk membuat reaksi termit, yang digunakan dalam pengelasan
dan pemurnian bijih. Besi membentuk senyawa biner dengan halogen dan kalsogen. Senyawa
organologamnya antara lain ferosen, senyawa sandwich pertama yang ditemukan.
Besi memainkan peranan penting dalam biologi, membentuk kompleks dengan
oksigen molekuler dalam hemoglobin dan myoglobin; kedua senyawa ini adalah
protein pengangkut oksigen dalam vertebrata. Besi juga logam pada bagian aktif sebagian
besar enzim redoks yang berperan dalam respirasi seluler serta oksidasi dan reduksi dalam
tumbuhan dan hewan.
KARAKTERISTIK
TS BH
Material
(MPa) (Brinell)
Ausformed (hardened)
2930 850–1200
steel
Sifat mekanik besi dan paduannya dapat dievaluasi menggunakan berbagai uji, termasuk uji
Brinell, uji Rockwell dan uji kekerasan Vickers. Data pada besi begitu konsisten sehingga
sering digunakan untuk kalibrasi peralatan atau uji perbandingan.[5][6] Namun, sifat mekanik
besi sangat dipengaruhi oleh kemurnian sampel: besi murni kristal tunggal untuk keperluan
penenelitian faktanya lebih lunak daripada aluminium,[4] dan besi hasil produksi industri yang
paling murni (99,99%) memiliki kekerasan 20–30 Brinell.[7] Kenaikan kandungan karbon
dalam besi akan menyebabkan kenaikan yang signifikan pada kekerasan dan kekuatan tarik.
Kekerasan maksimum 65 Rc dicapai dengan kadar karbon 0.6%, meskipun prosedur ini untuk
logam dengan daya tarik rendah
Volume molar vs tekanan untu besi-α pada temperatur kamar
Karena signifikansinya untuk inti planet, sifat fisik besi pada tekanan dan suhu tinggi
juga telah dipelajari secara mendalam. Bentuk besi yang stabil di bawah kondisi standar dapat
mengalami tekanan hingga 15 GPa sebelum berubah menjadi bentuk tekanan tinggi, seperti
yang dijelaskan pada bagian selanjutnya.
Nukleosintesis
Besi dibentuk oleh bintang yang sangat besar dengan inti yang sangat panas (lebih
dari 2,5 milyar kelvin) melalui proses pembakaran silikon. Ia merupakan unsur stabil terberat
yang diproduksi dengan cara ini. Proses dimulai dari inti stabil kedua terbesar melalui
pembakaran silikon, yaitu kalsium. Satu inti stabil kalsium mengalami fusi dengan satu inti
helium, membentuk titanium yang tidak stabil. Sebelum titanium meluruh, ia dapat berfusi
dengan inti helium lainnya, membentuk kromium yang tak stabil. Sebelum kromium
meluruh, ia dapat berfusi dengan inti helium lainnya, membentuk besi yang tak stabil.
Sebelum besi meluruh, ia dapat berfusi dengan inti helium lainnya, membentuk nikel-56 yang
tak stabil. Fusi nikel-56 lebih jauh memerlukan energi dan bukannya menghasilkan energi,
sehingga setelah produksi nikel-56, bintang tidak lagi menghasilkan energi yang dibutuhkan
untuk menjaga inti agar tidak runtuh. Akhirnya, nikel-56 meluruh menjadi kobalt-56 yang tak
stabil, yang pada gilirannya meluruh menjadi besi-56 yang stabil. Ketika inti bintang runtuh,
ia membentuk supernova. Supernova juga menciptakan bentuk-bentuk besi stabil tambahan
melalui proses-r.
KIMIA dan SENYAWA
Tingkat
Contoh senyawa
oksidasi
Biru Prusia
Telah dikenal beberapa kompleks sianida. Contoh yang paling terkenal adalah biru Prusia,
(Fe4(Fe[CN]6)3). Kalium ferisianida dan kalium ferosianida juga telah diketahui;
pembentukan biru Prusia pada reaksi dengan besi(II) dan besi(III) merupakan dasar "uji
kimia basah".[29]Biru Prusia juga digunakan sebagai antidot pada
[37][38]
keracunan talium dan sesium radioaktif. Biru Prusia dapat digunakan untuk mencuci
pakaian guna menghilangkan noda kekuningan yang ditinggalkan oleh garam besi dalam air.
Telah dikenal beberapa senyawa karbonil besi. Senyawa besi(0) utama adalah besi
pentakarbonil, Fe(CO)5, yang digunakan untuk memproduksi serbuk karbonil besi, bentuk
yang sangat reaktif dari logam besi. Termolisis besi pentakarbonil menghasilkan gugus tiga-
inti, triferum dodekakarbonil. Pereaksi Collman, dinatrium tetrakarbonilferat, adalah pereaksi
yang digunakan dalam kimia organik. Pereaksi ini mengandung besi dengan tingkat oksidasi
−2. Siklopentadienilferum dikarbonil dimer mengandung besi dengan tingkat oksidasi yang
langka, yaitu +1.
Ferosen (bahasa Inggris: Ferrocene) adalah kompleks yang sangat stabil. Senyawa
sandwich pertama, yang mempunyai pusat besi(II) dengan dua ligan siklopentadienil yang
terikat melalui kesepuluh atom karbonnya. Pengaturan ini adalah hal yang mengejutkan
ketika pertama kali ditemukan,[40] tetapi penemuan ferosen memicu cabang baru kimia
organologam. Ferosen sendiri dapat digunakan sebagai tulang punggung ligan,
misalnya dppf. Ferosen dapat dioksidasi menjadi kation ferosenium (Fc+). Pasangan
ferosen/ferosenium sering digunakan sebagai rujukan dalam elektrokimia.
Besi tempa
Besi telah digarap, atau ditempa, selama beberapa milenium. Namun, objek besi
berumur panjang jauh lebih jarang daripada objek yang dibuat dari emas atau perak karena
besi mudah berkarat. Manik-manik yang terbuat dari besi meteordi 3500 SM atau
sebelumnya ditemukan di Gerzah, Mesir oleh G.A. Wainwright.[42] Manik-manik
mengandung 7,5% nikel, yang merupakan tanda bahwa berasal dari meteor karena hanya
sedikit besi yang ditemukan pada kerak bumi dan tidak ada kandungan nikelnya. Besi
meteorit sangat dihormati karena asal-usulnya di langit dan sering digunakan untuk menempa
senjata dan alat-alat atau seluruh spesimen yang ditempatkan di gereja-gereja.[43] Barang-
barang yang terbuat dari besi oleh bangsa Mesir bertanggal 2500 hingga 3000 SM.[42] Besi
memiliki keuntungan pembeda dibandingkan perunggu untuk peralatan perang. Besi jauh
lebih keras dan lebih awet dibandingkan perunggu, meskipun rentan terhadap karat. Namun,
hal. ini telah ditentang. Hittitolog Trevor Bryce berargumentasi bahwa sebelum teknik
pengolahan besi tingkat lanjut dikembangkan di India, senjata besi meteorit yang digunakan
oleh tentara Mesopotamia awal memiliki kecenderungan mudah hancur dalam peperangan,
karena kandungan karbonnya yang tinggi.
Produksi besi pertama dimulai sejak Zaman Perunggu tengah tetapi memerlukan
beberapa abad sebelum dapat menggantikan perunggu. Contoh leburan besi dari Asmar,
Mesopotamia dan Tall Chagar Bazaar di Siria bagian utara dibuat antara 2.700 dan 3.000
SM.[45] Hittites tampaknya adalah yang pertama memahami produksi besi dari bijihnya dan
sangat dihormati dalam masyarakat mereka. Mereka mulai melebur besi antara 1.500 dan
1.200 SM dan praktik ini tersebar ke Timur Dekat setelah kekaisaran mereka runtuk pada
tahun 1.180 SM.[45] Periode berikutnya disebut Zaman Besi. Peleburan besi, oleh karenanya
dinamakan Zaman Besi, mencapai Eropa dua ratus tahun kemudian dan tiba di Zimbabwe,
Afrika pada abad ke-8.[45] Di China, besi hanya muncul sekitar tahun 700-500
SM.[46] Peleburan besi telah diperkenalkan kepada China melalui Asia Tengah.[47] Bukti awal
penggunaan tanur tinggidi China berpenanggalan abad pertama setelah masehi,[48] dan tungku
kubah (bahasa Inggris: cupola furnaces) digunakan pada awal periode perang (403–221
BCE).[49] Penggunaan tanur tinggi dan kubah tetap menyebar selama Dinasti Song dan Tang.
Artifak besi lebur ditemukan di India berpenanggalan antara 1.800 hingga 1.200 SM, dan
di Levant sejak sekitar 1.500 SM (menunjukkan peleburan di Anatolia atau Kaukasus).
Pengolahan besi masuk ke Yunani di akhir abad ke-11 SM. Penyebaran pengolahan
besi di Eropa Tengah dan Barat dihubungkan dengan ekspansi kaum Kelt. Menurut Gaius
Plinius Secundus (Pliny the Elder) penggunaan besi adalah jamak pada
era Romawi.[43] Produksi besi tahunan Kekaisaran Romawi diperkirakan
84.750 ton,[55] sementara China Han yang padat penduduk memproduksi sekitar 5.000 ton.
Selama Revolusi Industri di Inggris, Henry Cort mulai memperhalus besi dari besi
kasar (bahasa Inggris: pig iron) dan besi tempa (atau besi batang) menggunakan sistem
produksi inovatif. Pada tahun 1783, ia mematenkan proses puddling untuk mengolah bijih
besi. Proses ini kemudian disempurnakan oleh peneliti lain, termasuk Joseph Hall.
Besi tuang / besi cor
Besi tuang (atau besi cor) (bahasa Inggris: cast iron) pertama kali diproduksi
di China selama abad ke-5 SM, tetapi hampir tidak dikenal di Eropa sampai periode abad
pertengahan. Artifak besi tuang tertua ditemukan oleh arkeolog di tempat yang sekarang
dikenal sebagai Luhe County, Jiangsu, China. Besi tuang digunakan oleh China kunountuk
peralatan perang, pertanian, dan arsitektur. Selama periode abad pertengahan, di Eropa
ditemukan sarana produksi besi tempa dari besi cor (dalam konteks ini dikenal sebagai besi
kasar) dengan menggunakan finery forge. Pada seluruh proses ini, digunakan batu
bara sebagai bahan bakar.
Tanur tinggi abad pertengahan mempunyai tinggi sekitar 10 kaki (3,0 m) dan terbuat dari bata
tahan api; udara tekan diperoleh dari penghembus yang digerakkan oleh tangan. Tanur tinggi
modern jauh lebih besar.
Pada tahun 1709, Abraham Darby I membentuk tanur tinggi batu bara untuk
memproduksi besi tuang. Ketersediaan besi murah adalah salah satu faktor yang
menyebabkan Revolusi Industri. Menjelang akhir abad ke-18, besi tuang mulai menggantikan
besi tempa untuk tujuan tertentu, karena harganya yang lebih murah. Kandungan karbon
dalam besi tidak dilihat sebagai alasan untuk membedakan sifat besi tempa, besi tuang, dan
baja hingga abad ke-18.
Karena besi menjadi lebih murah dan lebih banyak, besi juga menjadi bahan struktural utama
menyusul pembangunan inovatif jembatan besi pertama pada tahun 1778.
Baja
Baja (dengan kandungan karbon yang lebih kecil daripada besi kasar tetapi lebih
banyak daripada besi tempa) pertama kali diproduksi menggunakan bloomery. Pandai besi
di Luristan, Iran bagian barat membuat baja yang bagus pada 1.000 SM. Kemudian, versi
pengembagannya adalah, baja Wootz oleh India dan baja Damaskus dikembangkan sekitar
300 SM dan 500 setelah masehi. Metode ini adalah spesialisasi, dan oleh karenanya baja tiak
menjadi komoditas utama hingga tahun 1850an.
Metode produksi baru adalah melalui karburasi besi batangan dalam proses
sementasi ditemukan pada abad ke-17. Pada Revolusi Industri, metode baru memproduksi
besi batangan tanpa batu bara ditemukan dan hal ini kemudian digunakan untuk
memproduksi baja. Pada akhir 1850an, Henry Bessemer menciptakan proses pembuatan baja
baru, melibatkan penghembusan udara melalui lelehan besi kasar untuk memproduksi baja
lunak. Hal ini membuat baja jauh lebih ekonomis, oleh karena itu besi tempa tidak lagi
diproduksi.
Dasar kimia modern
Pada tahun 1774, Antoine Lavoisier mereaksikan uap air dengan besi logam di dalam
tabung besi pijar untuk menghasilkan hidrogen dalam percobaan yang mengarah ke
demonstrasi konservasi massa, yang mengubah instrumentasi kimia dari ilmu kualitatif
menjadi kuantitatif. Oksidasi anaerobik besi pada temperatur tinggi secara skematis dapat
ditunjukkan oleh reaksi berikut:
Metalurgi
Produksi besi 2009 (juta ton)
Korea
0,1 27.3 48.6
Selatan
1. Pengecatan. Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik,
karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan
keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan
air.
4. Tin plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin
plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya
melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang
rusak, misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi.
Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena
itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan
besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal
ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan seng). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang
lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari
korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang
disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif
daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia
dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang
mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah
digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Chromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi
dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk
bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti
zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang
rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh
lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium
dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara
ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan
kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
A. Baja (Steel)
Baja paduan adalah baja paduan dengan berbagai elemen dalam jumlah total antara
1,0% dan 50% berat untuk meningkatkan sifat mekanik. Baja Paduan dipecah menjadi dua
kelompok:
Baja paduan rendah biasanya digunakan untuk mencapai hardenability lebih baik,
yang pada gilirannya akan meningkatkan sifat mekanis lainnya. Mereka juga digunakan
untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam kondisi lingkungan tertentu. Dengan menengah
ke tingkat karbon tinggi, baja paduan rendah sulit untuk las. Menurunkan kandungan karbon
pada kisaran 0,10% menjadi 0,30%, bersama dengan beberapa pengurangan elemen paduan,
meningkatkan weldability dan sifat mampu bentuk baja dengan tetap menjaga kekuatannya.
Seperti logam digolongkan sebagai baja paduan rendah kekuatan tinggi.
Baja ini dengan komposisi karbon kurang dari 2%. Fasa dan struktur mikronya adalah
ferrit dan perlit. Baja ini tidak bisa dikeraskan dengan cara perlakuan panas (martensit) hanya
bisa dengan pengerjaan dingin. Sifat mekaniknya lunak, lemah dan memiliki keuletan dan
ketangguhan yang baik. Serta mampu mesin (machinability) dan mampu las nya (weldability)
baik.
Baja Mil memiliki komposisi karbon antara 0,2%-0,5% C (berat). Dapat dikeraskan
dengan perlakuan panas dengan cara memanaskan hingga fasa austenit dan setelah ditahan
beberapa saat didinginkan dengan cepat ke dalam air atau sering disebut quenching untuk
memperoleh fasa ang keras yaitu martensit. Baja ini terdiri dari baja karbon sedang biasa
(plain) dan baja mampu keras. Kandungan karbon yang relatif tinggi itu dapat meningkatkan
kekerasannya. Namun tidak cocok untuk di las, dengan kata lain mampu las nya rendah.
Dengan penambahan unsur lain seperti Cr, Ni, dan Mo lebih meningkatkan mampu kerasnya.
Baja ini lebih kuat dari baja karbon rendah dan cocok untuk komponen mesin, roda kereta
api, roda gigi (gear), poros engkol (crankshaft) serta komponen struktur yang memerlukan
kekuatan tinggi, ketahanan aus, dan tangguh.
Baja karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6- 1,4% C (berat). Kekerasan dan
kekuatannya sangat tinggi, namun keuletannya kurang. baja ini cocok untuk baja perkakas,
dies (cetakan), pegas, kawat kekuatan tinggi dan alat potong yang dapat dikeraskan dan
ditemper dengan baik. Baja ini terdiri dari baja karbon tinggi biasa dan baja perkakas. Khusus
untuk baja perkakas biasanya mengandung Cr, V, W, dan Mo. Dalam pemaduannya unsur-
unsur tersebut bersenyawa dengan karbon menjadi senyawa yang sangat keras sehingga
ketahanan aus sangat baik.
Baja paduan tinggi terdiri dari baja tahan karat atau disebut dengan stainless steel dan
baja tahan panas.
Baja ini memiliki ketahanan korosi yang baik, terutama pada kondisi atmosfer. Unsur
utama yang meningkatkan korosi adalah Cr dengan komposisi paling sedikit 11%(berat).
Ketahanan korosi dapat juga ditingkatkan dengan penambahan unsur Ni dan Mo. Baja tahan
karat dibagi menjadi tiga kelas utama yaitu jenis martensitik, feritik, dan austenitik. jenis
martensitik dapat dikeraskan dengan menghasilkan fasa martensit. baja tahan karat austenitik
memiliki fasa y (austenit) FCC baik pada temperatur tinggi hingga temperatur kamar.
Sedangkan jenis feritik terdiri dari fasa ferrit (a) BCC. Untuk jenis austenitik dan feritik dapat
dikeraskan dengan pengerjaan dingin (cold working). Jenis Feritik dan Martensitik bersifat
magnetis sedangkan jenis austenitik tidak magnetis.
Besi cor adalah kelompok paduan besi memiliki kadar karbon diatas 1,7%(berat).
Biasanya berkisar antara 3-4,43% C(berat). Dikarnakan elemen utamanya selain C dan Si
juga ada elemen-elemen pemadu lainnya seperti Mn, S, P, Mg dan lain-lain dalam jumlah
yang sedikit. Sifatnya sangat getas namun mampu cornya baik dibanding baja. Titik cairnya
lebih rendah, ketahanan korosinya lebih baik, hal ini dikarenakan adanya grafit yang tersebar
didalam besi cor. Berdasarkan jenis matriksnya besi cor terdiri dari besi cor kelabu (gray cast
iron), besi cor putih, besi cor noduler, besticor mampu bentuk (malleable).