Anda di halaman 1dari 6

Nama : Aura Nabilla

NIM : 03031181621014

Contoh Medium Sintetis dan Proses Pembuatan

1.1. Klasifikasi Medium Berdasarkan Bahan Pembuatan


Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Isolat mikroorganisme dapat dilakukan dengan media
pertumbuhan menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya. Medium yang umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan
kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme bersangkutan. Beberapa mikroorganisme
dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung
garam anargonik ditambah sumber karbon organik seperti gula. Mikroorganime
lainnya sementara itu memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yakni
berupa medium yang ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.
Hal yang terpenting dari suatu medium, yaitu harus mengandung nutrien
yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air.
Nutrien ini adalah degradasi dari nutrisi organik dengan molekul yang kompleks.
Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang
meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh. Adapun fungsi-fungsi dari
medium dalam pengembangbiakkan mikroorganisme adalah sebagai berikut:
1. Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies tanpa
syarat nutrisi.
2. Media penghambat digunakan sebagai medium yang memuat unsur pokok
tertentu yang menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme tertentu.
3. Medium pemeliharaan digunakan untuk proses pertumbuhan awal dan
penyimpanan selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang disimpan
baik pada suhu ruang atau suhu dingin.
Medium berdasarkan bahan atau komposisi pembuatannya dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu medium sintetis, medium semi sintetis, dan medium non sintetis
(alami). Medium sintesis yaitu media yang komposisinya merupakan zat kimia
murni yang diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar,
Mac Conkey Agar. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya
adalah zat kimia murni dan sebagian lagi berasal dari bahan alami sehingga hanya
sebagian komposisinya yang diketahui secara pasti, misalnya Potato Dextrose Agar
(PDA) yang mengandung agar, dekstrosa, dan ekstrak tauge (Hastowo, 1992).
Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan semua komposisi
bahan alami sehingga tidak dapat diketahui secara pasti komposisinya dan biasanya
langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart
Infusion Agar, dan Pancreatic Extract. Ketepatan komposisi medium tergantung
pada kebutuhan species yang akan dikultivasi karena kebutuhan nutrisi sangat
bervariasi. Pengetahuan tentang habitat normal mikroorganisme sering berguna
untuk menentukan medium yang cocok karena kebutuhan tergantung lingkungan
alaminya. Meskipun persyaratan medium untuk menumbuhkan mikroorganisme
sangat beragam, namun sebagai organisme hidup mempunyai kebutuhan dasar yang
sama yaitu memerlukan sumber karbon, energi, air, nitrogen, fosfat, dan mineral.

1.2. Pembuatan Medium Mac Conkey Agar


Medium Mac Conkey Agar adalah media jenis sintetis selektif dan media
diferensial yang digunakan untuk mengisolasi bakteri batang gram negatif,
berdasarkan kemampuan bakteri memfermentasi laktosa atau tidak. Media Mac
Conkey Agar digunakan terutama untuk famili Enterobacteriaceae dan genus
Pseudomonas. Media ini dikembangkan oleh seorang bacteriologist yang bernama
Alfred Theodore Mac Conkey. Bakteri gram negatif yang tumbuh dapat dibedakan
berdasarkan atas kemampuannya untuk memfermentasikan senyawa laktosa.
Koloni bakteri yang memfermentasikan laktosa berwarna merah bata dan
dapat dikelilingi oleh endapan garam empedu. Endapan ini disebabkan oleh
penguraian laktosa menjadi asam yang akan bereaksi dengan garam empedu.
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa biasanya bersifat patogen. Golongan
bakteri ini tidak memperlihatkan perubahan pada media. Warna koloni dapat dilihat
pada bagian koloni yang terpisah. Beberapa contoh pertumbuhan koloni pada Mac
Conkey Agar sebagai berikut. Bakteri Salmonella dan Shigella membentuk media
biasa. Escherichia coli, berwarna merah dikelilingi zona keruh. Enterobacter dan
Klebsiella, berwarna merah muda dan membentuk mucoid (Wahyuni dkk, 2013).
Tabel 1. Komposisi Media Mac Conkey Agar
Bahan Jumlah
Peptone (pancreatic digest of gelatin) 17 gram
Protease Peptone (meat and casein) 3 gram
Lactose Monohydrate 10 gram
Bile Salts 1,5 gram
Sodium Chloride 5 gram
Neutral red 0,03 gram
Crystal Violet 0,001 gram
Agar 13,5 gram
Aquadest 1 liter

(Sumber: Hastowo, 1992)


Macam-macam komposisi yang ada pada medium Mac Conkey Agar
memiliki masing-masing kegunaan. Pepton berfungsi untuk menyediakan nitrogen,
vitamin, mineral, dan asam amino esensial untuk pertumbuhan bakteri. Laktosa
berguna untuk menyediakan karbon dan energi serta untuk membedakan bakteri
yang bisa memfermentasi laktosa dengan bakteri yang tidak memfermentasi
laktosa. Bile salts (garam empedu) berguna sebagai agen selektif yang berfungsi
untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Kristal violet berguna
sebagai agen selektif yang berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri gram
positif. Natrium klorida berguna untuk menyediakan elektrolit dan keseimbangan
osmotik bagi media pertumbuhan mikroorganisme. Neutral red digunakan sebagai
indikator pH, dimana akan terjadi perubahan warna menjadi berwarna merah jika
pH berada di bawah nilai 6,8. Agar berguna untuk memadatkan media.
Proses pembuatan medium Mac Conkey Agar dapat dilakukan dengan
metode pembuatan skala laboratorium. Preparasi bahan dipersiapkan terlebih
dahulu. Bubuk media Mac Conkey ditimbang terlebih dahulu sebanyak 50 gram,
kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 1 liter. Larutan kemudian
dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditutup atas permukaanya. Media dipanaskan,
pemanasan dilakukan sampai mendidih untuk melarutkan media. Media
selanjutnya disterilkan dalam autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit. Media
kemudian didinginkan dalam inkubator, penurunan suhu dilakukan sampai
mencapai suhu hangat-hangat kuku (45°C-50°C). Media dihomogenkan, kemudian
dituang ke dalam cawan petri. Bakteri yang dapat memfermentasi laktosa, seperti
Escherichia coli dan Klebsiella sp. koloni dan media akan berwarna merah atau
merah muda, karena adanya produksi asam dari hasil fermentasi laktosa dengan
adanya indikator neutral red media akan berwarna merah atau merah muda. Bakteri
yang tidak dapat memfermentasi laktosa, seperti Salmonella sp. dan Shigella sp.
koloni dan media akan berwarna transparan atau tidak berwarna karena bakteri
tidak memfermentasikan laktosa menjadi asam (Poetranto dkk, 2015).

Gambar 1. Medium Mac Conkey Agar


(Sumber: Hastowo, 1992)

1.3. Pembuatan Medium Glucose Agar


Sabouraud Dextrose Agar (SDA) adalah media yang selektif terutama
digunakan untuk isolasi dermatophyta, jamur, dan ragi, tetapi juga dapat tumbuh
bakteri berserabut seperti Nocardia. Nilai pH yang asam dari media ini (pH sekitar
5,0), dianggap mampu menghambat pertumbuhan bakteri tetapi memungkinkan
pertumbuhan ragi dan kebanyakan jamur berfilamen. Agen anti bakteri juga dapat
ditambahkan untuk meningkatkan efek ketahanan terhadap bakteri. Media ini juga
digunakan untuk menentukan evaluasi mikologi makanan, kontaminasi dalam
kosmetik, dan uji klinis untuk membantu dalam diagnosis infeksi ragi dan jamur.
SDA merupakan media yang terdiri dari enzimatic digest kasein dan
jaringan hewan yang menyediakan sumber nutrisi asam amino dan senyawa
nitrogen untuk pertumbuhan jamur dan ragi. Dextrose adalah karbohidrat yang
difermentasi, tergabung dalam konsentrasi tinggi sebagai sumber karbon dan
energi. Agar adalah agen pemadat tekstur dari medium. Antibiotik seperti
kloramfenikol dan tetrasiklin yang bertindak sebagai senyawa anti mikrobial
spektrum sebagai luas untuk menghambat pertumbuhan berbagai bakteri gram
positif dan gram negatif. Gentamisin merupakan senyawa kimia yang ditambahkan
untuk lebih menghambat pertumbuhan jenis bakteri gram negatif.
Persiapan alat dan bahan yang diperlukan untukproses pembuatan media
Saboraud Dextrose Agar (SDA). Petridish dibungkus dengan kertas secara rapat
serta dimasukkan ke dalam kantung plastik. Penimbangan SDA dilakukan sebanyak
3,25 gram untuk pembuatan media sebanyak 50 mL. Agar yang telah ditimbang
kemudian dituangkan ke masing-masing erlenmeyer dan diberi pelabelan. Volume
aquadest yang akan digunakan diukur dengan gelas ukur sebanyak 50 mL,
kemudian dituang ke masing-masing erlenmeyer. Homogenisasi dilakukan antara
agar dan aquadest dengan cara memanaskan erlenmeyer di atas kompor sambil
diaduk dengan batang pengaduk hingga benar-benar mendidih (Fardiaz, 2001).
Masing-masing mulut erlenmeyer ditutup dengan kapas steril dan
alumunium foil, kemudian diikat dengan karet. Erlenmeyer harus tertutup rapat
untuk menghindari kontaminasi media dari zat atau bahan kontaminan yang masuk.
Sterilisasi dilakukan pada semua alat gelas yang akan digunakan dalam pembuatan
media, selanjutnya media yang telah dibuat dimasukkan ke dalam autoklaf.
Sterilisasi dilakukan dengan suhu 121 oC, tekanan 1 atm, selama 15 menit. Alat
gelas dan media didinginkan pada suhu ruang. Burner dihidupkan untuk melakukan
fiksasi pada area pinggir petridish, agar tercipta suasana steril. Media yang berada
di dalam erlenmeyer kemudian dituangkan ke masing-masing petridish yang ada.
Fiksasi dilakukan kembali pada areal pinggir petridish. Hal-hal yang harus
dihindari saat melakukan penuangan, yaitu membuka cawan petri yang terlalu lebar
untuk menghindari kontaminan yang mungkin masuk. Fiksasi dilakukan setiap
membuka dan menutup cawan petri untuk menghindari kontaminasi pada media.
Media dimasukkan ke inkubator, untuk menguji keberhasilan dan sterilitas
pembuatan media SDA pada suhu 37 oC selama 24 jam. Pengamatan media
dilakukan setelah 24 jam. Suasana steril media harus selalu terjaga untuk mencegah
adanya kontaminan yang mengganggu media agar yang dibuat (Dermawan, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, S. 2018. Isolasi Jamur pada Medium Glucose Agar. Studi Ilmiah MIPA.
5(3): 76-80.
Fardiaz, S. 2001. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hastowo, S. 1992. Mikrobiologi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Poetranto, J., dkk. 2015. Pengaruh Jumlah Laktosa pada Pembuatan Medium Mac
Conkey Agar. Jurnal Biologi. 1(4): 212-220.
Wahyuni, I., dkk. 2013. Deteksi Bakteri Coliform dan Escheria coli pada Minuman
Es Jeruk di Cafe Lesehan Pantai Talise Palu. Biocelebes. 7(2): 57-65.

Anda mungkin juga menyukai