Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1


B. Ruumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2

BAB II Pembahasan ............................................................................................................ 3

A. Pengertian Fungi ........................................................................................................ 4


B. Posisi Fungi Dalam Taksonomi ................................................................................. 4
C. Cara Hidup Fungi....................................................................................................... 4
D. Habitat Fungi ............................................................................................................. 4

BAB III Penutup ................................................................................................................ 5


Kesimpulan....................................................................................................................... 5

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 6


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt karena atas berkat dan rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Fungi berserta Penyakitnya pada Manusia”
semoga makalah ini dapat di gunakan sebagai wawasan untuk menambah pengetahuan, dan
sebagai referensi tambahan belajar dan kami sangat memerlukan kritik dan saran yang
membangun guna memperbaiki makalah yang kami buat, semoga makalah yang kami susun ini
berguna bagi para pembaca.

Yogyakarta, 8 April 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran mikrobiologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang
alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan biologi diharapkan dapat
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar beserta isinya
yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik)
(Bambang, 1998) Sedangkan dilihat dari realita telah kita mengenal ada berbagai jenis spesies
ragi dan jamur tetapi ada hanya ada sekitar 1000 yang menyebabkan penyakit pada manusia atau
hewan (banyak yang lain menyebabkan penyakit pada tumbuhan). Hanya dermatofita dan spesies
candida yang sering ditularkan dari satu orang ke orang lain. Untuk lebih mudahnya, infeksi
mikotik manusia dikelompokkan dalam infeksi jamur superfisial, kutan, subkutan, dan profundan
(atau sistematik). Infeksi-infeksi jamur superfisial, kutan, atau subkutan pada kulit, rambut, dan
kuku dapat menjadi kronis dan resisten terhadap pengobatan tetapi jarang mempengaruhi
kesehatan umum si penderita. Mikosis profunda disebabkan oleh jamur patogenik atau jamur
opurunistik yang menginfeksi penderita dengan gangguan imunologi. Mikosis profunda dapat
menimbulkan gangguan sistematik yang kadang-kadang fatal. Aktinomisetes bukan merupakan
jamur tetapi bakteri filamentosa yang bercabang. Namun, organisme ini menimbulkan penyakit
yang gambarannya menyerupai infeksi jamur.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari fungi?

2. Dimanakah letak posisi fungi dalam taksonomi ?

3. Bagaimana cara hidup fungi?

4. Dimanakah letak habitat fungi


5. Bagaimana klasifikasi fungi serta kasus yang terjadi serta pencegahannya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari fungi

2. Untuk mengetahui posisi fungi dalam taksonomi

3. Untuk mengetahui cara hidup fungi

4. Untuk mengetahui habitat fungi

5. Klasifikasi fungi serta kasus yang terjadi serta pencegahannya


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FUNGI

Fungi adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik,
subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian tawar, di
laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut, dipengunungan, maupun di
udara. Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan fungi, antara lain kelembapan,
suhu, keasaman substrat, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan.
Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar
makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal
sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali
yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam
mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki
penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi
memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.
Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot
lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di
dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus.
Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Sedangkan dari sudut lain
mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma eukaryotik yang hidup secara saprofit karena
tidak dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan.
Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat
dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi
dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin
yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang
dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.
Infeksi yang ditimbulkan oleh fungi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : infeksi yang ditimbulkan
karena fungi sebagai individu bersarang atau menyerang tubuh kita (mengakibatkan infeksi) atau
produk yang dihasilkan oleh fungi yang masuk ke dalam tubuh kita (tanpa sengaja) yang bersifat
toksik dan mematikan, sebagai contoh : produk aflatoxin. Beberapa antibiotika yang dihasilkan
oleh fungi sebagai contoh penisilin dan sefalosporin sangat bermanfaat bagi perkembangan dunia
klinis. Produk ini bersifat efektif melawan bakteri gram positif maupun gram negatif yang
bersifat sangat merugikan kita
Berdasarkan suhu, dikenal fungsi termofil, mesofil dan psikofil, berdasarkan pH lingkungan,
dikenal fungsi basofil, asidofil, dan netrofil. Berdasarkan oksigen bebas yang ada dilingkungan
fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi aerob dan fungi anaerob. Misalnya fungi yang hidup
dalam rumen ternak dan sejumlah khamir yang berperan pada permbuatan bir. Fungi dapat hidup
dalam lingkungan yang ekstrem dan dikenal sebagai fungsi termofil apabila tumbuh baik pada
suhu di atas 550C.

B. Posisi Fungi dalam Taksonomi


Fungi dulu dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi
dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti
tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi
dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya
di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu,
sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.
C. Cara Hidup
Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya. Berdasarkan cara
memperoleh makannya, fungi mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Saprofit
2. Parasit
3. Mutua
D. Habitat
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di
tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembab.
Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa
organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam.
Sedangkan reproduksinya fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur
uniselule serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora
aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual
dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami terdiri
dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami. Jamur dibagi Menjadi 6
divisi :
1. Myxomycotina (Jamur lendir). Myxomycotina merupakan jamur yang paling
sederhana.Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
a) Fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti Amuba, disebut
plasmodium
b) Fase tubuh buah Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora
kembara yang disebut myxoflagelata.Contoh spesies : Physarum
polycephalum
2. Oomycotina :Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti.Reproduksi Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang
hidup di darat dengan sporangium dan konidia.Generatif : bersatunya gamet jantan dan
betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
a. Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat maupun serangga
b. Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada kentang

Nama lainnya Fungi Imperfecti (jamur tidak sempurna) dinamakan demikian karena
pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif. Contoh :
Jamur Oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila
tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus namanya diganti
menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina. Banyak penyakit
kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur dari golongan ini, misalnya
:Epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki atlit, Microsporum sp.,
Trichophyton sp. penyebab penyakit kurap.
3. Lichenes / Likenes
Likenes adalah simbiosis antara ganggang dengan jamur, ganggangnya berasal
dari ganggang hijau atau ganggang biru, jamurnya berasal dari Ascomycotina atau
Basidiomycotina. Likenes tergolong tumbuhan pionir/vegetasi perintis karena mampu
hidup di tempat-tempat yang ekstrim.
4. Mikosis Subkutan
Adalah Infeksi oleh jamur yang mengenai kulit, mengenai lapisan bawah kulit
meliputi otot dan jaringan konektif (jaringan subkutis) dan tulang.
1.) Sporotrichosis : Akibat infeksi Sporothrix schenckii, yang merupakan jamur
degan habitat pada tumbuh-tumbuhan atau kayu. Invasi terjadi ke dalam kulit
melalui trauma, kemudian menyebar melalui aliran getah bening.
Klinis : Terbentuk abses atau tukak pada lokasi yang terinfeksi, Getah bening
menjadi tebal, Hampir tidak dijumpai rasa sakit, terkadang penyebaran infeksi
terjadi juga pada persendian dan paru-paru. Akibat secara histologi adalah
terjadinya peradangan menahun, dan nekrosis.
Pengobatan : Pada kasus infeksi dapat sembuh dengan sendirinya walaupun
menahun, meskipun demikian dapat juga diberikan Kalium iodida secara oral
selama beberapa minggu.
2.) Kromoblastosis : infeksi kulit granulomatosa progresif lambat yang disebabkan
oleh Fonsecaea pedrosoi, Fronsecaea compacta, Phialophora verrucosa,
Cladosporium carrionii. Habitat jamur ini adalah di daerah tropik, terdapat di
dalam tumbuhan atau tanah, di alam berada dalam keadaan saprofit.
Klinis : Terbentuknya nodul verrucous atau plaque pada jaringan subkutan. Jamur
masuk melalui trauma ke dalam kulit biasanya pada tungkai atau kaki, terbentuk
pertumbuhan mirip kutil tersebar di aliran getah bening
Pencegahan : Pemakaian sepatu pada saat beraktifitas di lingkungan terbuka
(lapangan tanah, sawah, kebun dll.)
Pengobatan : Dilakukan pembedahan pada kasus lesi yang kecil, sedangkan untuk
lesi yang lebih besar dilakukan kemoterapi dengan flusitosin atau itrakonazol.
3.) Mycetoma (madura foot) : Infeksi pada jaringan subkutan yang disebabkan oleh
jamur Eumycotic mycetoma dan atau kuman (mikroorganisme) mirip jamur yang
disebut Actinomycotic mycetoma.
Klinis : ditandai dengan pembengkakan seperti tumor dan adanya sinus yang
bernanah. Jamur masuk ke dalam jaringan subkutan melalui trauma, terbentuk
abses yang dapat meluas sampai otot dan tulang. Jamur terlihat terlihat sebagai
granula padat dalam nanah. Jika tidak diobati maka lesi-lesi akan menetap dan
meluas ke dalam dan ke perifer sehingga berakibat pada derormitas.
Pencegahan : Pemakaian sepatu pada saat beraktifitas di lingkungan terbuka (
lapangan tanah, sawah, kebun dll.)
Pengobatan : dengan kombinasi streptomisin, trimetropin-sulfametoksazol, dan
dapson pada fase dini sebelum terjadi demorfitas. Pembuatan drainase melaui
pembedahan dapat membantu penyembuhan.
5. Mikosis Sistemik
Adalah infeksi jamur yang mengenai organ internal dan jaringan sebelah dalam.
Seringkali tempat infeksi awal adalah paru-paru, kemudian menyebar melalui darah. Masing-
masing jamur cenderung menyerang organ tertentu. Semua jamur bersifat dimorfik, artinya
mempunyai daya adaptasi morfologik yang unik terhadap pertumbuhan dalam jaringan atau
pertumbuhan pada suhu 37 o C. Mikosis subkutan akut kerapkali juga berdampak pada
terjadinya mikosis sistemik melalui terjadinya infeksi skunder.
1.) Blastomikosis : infeksi yang terjadi melalui saluran pernafasan, menyerang pada
kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf yang diakibatkan oleh
jamur Blastomycetes dermatitidis dan Blastomycetes brasieliensi
Klinis : Kasusnybucha.
Dari sini penulis dapat mengetahui adanya berbagai kasus yang terjadi seperti
yang dialami sebagian besar masyarakat di Jakarta yang terkait dengan adanya
jamur yang konon jamur yang berasal dari negeri gingseng korea itu diyakini
berkhasiat mempengaruhi tubuh secara menyeluruh, dengan menstabilkan
metabolisme tubuh dan menawarkan racun dengan asam glukuronat. Hal ini
menyebabkan peningkatan kapasitas pertahanan endogenis tubuh terhadap
pengaruh beracun dan tekanan lingkungan, sehingga metabolisme sel yang rusak
diperkuat, dan berlanjut dengan pemulihan kesehatan tubuh. Hal itu diperkuat dari
beberapa penelitian yang telah dilakukan mengkonsumsi teh jamur Kombucha
bisa mengobati sembelit, memperbaiki kondisi tubuh, bermanfaat melawan
arteriosclerosis, memulihkan fungsi alat pencernaan, bermanfaat bagi penderita
stres mental, menawarkan racun dan membunuh kanker.
Hal itu dihasilkan selama proses fermentasi dan oksidasi berlangsung (8-12 hari),
sehingga terjadi berbagai reaksi pada larutan teh-manis secara asimilatif dan
disimilatif. Jamur teh memakan gula, dan sebagai gantinya memproduksi zat-zat
bermanfaat yang dalam minuman tersebut, seperti asam glukuronat, asam laktat,
vitamin, asam amino, antibiotik, serta zat-zat lain. Maka dari itu, jamur kombucha
ini bagaikan sebuah pabrik biokimia mini. Seperti apa bentuknya? Secara
karakteristik, jamur tersebut terdiri dari gelatinoid serta membrane jamur yang liat
dan berbentuk piringan bulat serta hidup dalam lingkungan nustrisi teh-manis
yang akan tumbuh secara berulang sehingga membentuk susunan piringan
berlapis.
Piringan pertama akan tumbuh pada lapisan paling atas yang akan memenuhi
lapisan, kemudian disusul oleh pertumbuhan piringan berlapis-lapis dibawahnya
yang akan menebal. Bila dirawat secara benar, jamur ini akan tumbuh pesat dan
sehat Di Indonesia, untuk mendapatkan Kombucha terbilang mudah. Karena
sudah banyak dijual dipasaran. Rata-rata harga yang ditawarkan untuk bibit jamur
Kombucha 100 ribu-150 ribu rupiah. Dengan mencerna 1 liter air. Bibit jamur
kombucha dapat dilarutkan ke dalam larutan teh dengan wadah toples. Tentu
pemilihan wadah patut mempertimbangkan bahan yang khusus bahan pangan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian materi di atas dapat penulis simpulkan bahwa :


1. Fungi adalah organisme yang terdapat dimana-mana di bumi, baik di daerah tropik,
subtropik, di kutub utara, maupun antarika. Fungi juga ditemukan di darat, di perairaian
tawar, di laut, di mangrove, di bawah permukaan tanah, di kedalaman laut,
dipengunungan, maupun di udara.
2. Fungi dulu dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi
dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda.
3. Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya.
4. Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat
yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembab.
Daftar Pustaka

Daftar Pusraka Makalah Mikologi Fungi Pada Manusia Laporan :

1. Moore RT. 1980. "Taxonomic proposals for the classification of marine yeasts and other
yeast-like fungi including the smuts". Botanica Marine 23: 361–73 The classification system
presented here is based on the 2007 phylogenetic study by Hibbett et all

2. http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&id=98263&src=a

3. Entjang. Indan.2003. Mikrobiologi & Parasitologi. PT.Citra Aditya bakti. Bandung.

4. Gould. Dinah.2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.

5. http://www.sarjanaku.com/2010/06/mikologi-fungi-pada-manusia.html

6. Melnick. Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai