Anda di halaman 1dari 9

Efektivitas Pemberian Terapi Murotal Terhadap Penurunan Tingkat

Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Di Ruang Kemuning


Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB

Maelina Ariyanti, Heri Bahtiar, Melati Inayati Albayani

ABSTRAK

Data rekam medis RSUP NTB mengenai angka kejadian fraktur setiap tahun
mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2012 sebanyak 235 orang dan pada
tahun 2013 sebanyak 466 orang. Pasien pre operasi fraktur cenderung mengalami
kecemasan yang bisa membahayakan bagi pasien. Mendengarkan ayat suci Al-
Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat
saraf reflektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi murotal
terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi fraktur di Rumah Sakit
Umum Provinsi NTB. Desain penelitian ini menggunakan observasional analitik
model pra-eksperimen dengan One group pre post test disigne. Populasi sampel
penelitian ini adalah seluruh pasien pre operasi fraktur yang ada dibangsal
perawatan di RUSP NTB bulan Januari sampai dengan bulan April 2015 sebanyak
30 0rang dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling. Analisa data
yang digunakan menggunakan Paired T-Test.
Hasil pengkajian setelah diberikan terapi murotal sebagian besar pasien
mengalami cemas ringan. Uji beda tingkat kecemasan diperoleh nilai t hitung,
sebesar 5.288 (p= 0,000< 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
pemberian terapi murotal efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Saran
yang diberikan kepada perawat adalah diharapkan untuk senantiasa melaksanakan
dan meningkatkan peran mandirinya dalam upaya mengatasi masalah kecemasan
pada pasien sebelum pembedahan melalui pemberian terapi murotal
Kata Kunci: Terapi Murotal, Cemas, Pre-operasi, Fraktur.

51
Latar Belakang di berikan perlakuan pasien di ukur
Tingkat kecemasan pasien pre operasi kembali tingkat kecemasannya. Dari hasil
fraktur terjadi karena tindakan tersebut didapatkan bahwa terjadi
pembedahan merupakan pengalaman yang penurunan tingkat kecemasan pada pasien
sulit bagi hampir semua pasien. pre operasi fraktur setelah di berikan terapi
Kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang murotal.
akan bisa membahayakan bagi pasien (Al- Berdasarkan uraian diatas, penulis
Qadhi, 2009). Berdasarkan data rekam tertarik untuk melakukan penelitian
medis RSUP NTB mengenai angka tentang” Efektifitas terapi murotal
kejadian fraktur setiap tahun mengalami terhadap penurunan tingkat kecemasan
peningkatan, dimana pada tahun 2010 pada pasien pre operasi fraktur di RSUP
sebanyak 316 orang, pada tahun 2012 NTB ”
sebanyak 235 orang dan pada tahun 2013 STUDY PUSTAKA
sebanyak 466 orang. Konsep Fraktur
Tindakan keperawatan untuk Fraktur paling sering disebabkan
mengatasi masalah kecemasan pasien oleh trauma. Hantaman yang keras akibat
dapat berupa tindakan mandiri oleh kecelakaan yang mengenai tulang akan
perawat seperti tindakan relaksasi dan mengakibatkan tulang menjadi patah dan
distraksi (Potter, 2005). Salah satu teknik fragmen tulang tidak beraturan atau terjadi
distraksi yang digunakan untuk mengatasi discontinuitas di tulang tersebut. Pada
kecemasan pada pasien adalah dengan fraktur tibia dan fibula lebih sering terjadi
murottal (mendengarkan bacaan ayat-ayat dibanding fraktur batang tulang panjang
suci Al-Qur’an), karena teknik distraksi lainnya karena periost yang melapisi tibia
merupakan tindakan untuk mengalihkan agak tipis, terutama pada daerah depan
perhatian seperti mendengarkan musik dan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang
murottal. ini mudah patah dan karena berada
Manfaat terapi ini untuk memberikan langsung di bawah kulit maka sering
dasar penguat pada pasien bahwa terapi ditemukan adanya fraktur
murotal ini merupakan terapi alternatif terbuka.(Suratun, 2008)
bagi mereka yang telah teruji melalui Konsep Cemas
sebuah penelitian. Hal ini telah dibuktikan Cemas dalam istilah medisnya
oleh beberapa ahli seperti yang telah sering disebut dengan ansietas. Ansietas
dilakukan Ahmad Al-Qadhi, dimana hasil dapat diartikan sebagai suatu respon
penelitian tersebut menunjukkan hasil perasaan yang tidak berdaya dan tidak
positif bahwa mendengarkan ayat suci Al- terkendali. Ansietas adalah respon
Quran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ancaman yang sumbernya tidak
dalam menurunkan ketegangan urat saraf diketahui, internal, dan samar-samar.
reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang
secara kuantitatif dan kualitatif oleh merupakan respon dari suatu ancaman
sebuah alat yang berbasis computer (Al- yang asalnya diketahui, eksternal, jelas
4
Qadhi, 2009). atau bukan bersifat konflik
Berdasarkan study pendahuluan yang (Murwani,2008).
dilakukan di bangsal kemuning RSUP Konsep terapi murotal
NTB pada tanggal 10 januari 2014 Murotal adalah rekaman suara Al-
terhadap 10 pasien pre operasi fraktur Quran yang dilakukan oleh seorang qori’
dimana sebelum diberikan terapi murotal (pembaca Al-Quran purna, 2006).
pasien pre operasi di ukur terlebih dahulu Lantunan Al-qur’an secara fisik
tingkat kecemasannya kemudian setelah mengandung unsur suara manusia,
itu pasien di berikan perlakuan dengan sedangkan suara manusia merupakan
mendengarkan terapi murotal dan setelah instrument penyembuhan yang
menakjubkan dan alat yang paling mudah kriteria yang telah ditetapkan oleh calon
dijangkau. Suara juga dapat menurunkan peneliti.
hormon-hormon stress mengaktifkan Analisa Data
hormone endorphin alami, meningkatkan Berdasarkan tujuan penelitian dan
perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian skala data rasio maka analisis ini
dari rasa takut, cemas dan tegang, diarahkan pada pengujian hipotesis secara
memperbaiki system kimia tubuh sehingga statistik dengan uji paired t-test. Tingkat
menurunkan tekanan darah serta kepercayaan dalam penelitian ini adalah
memperlambat pernafasan, detak jantung, 95% atau dengan tingkat kesalahan
denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. 0,05 (5%).
Laju pernafasan yang lebih dalam atau Hasil Penelitian
lebih lambat tersebut sangat baik Karakteristik Umum Responden
menimbulkan ketenangan, kendali emosi, Umur Responden
pemikiran yang lebih dalam dan Sebagian besar dari responden pada
metabolism yang lebih baik (Heru, 2008). penelitian ini berusia 21-30 tahun yaitu
Terapi murotal ini juga bekerja sebanyak 12 orang (40%). Sebagian besar
pada otak , dimana ketika didorong oleh dari responden berjenis kelamin
rangsangan dari luar (terapi Al-Quran), perempuan yaitu sebanyak 21 orang
maka otak memproduksi zat kimia yang (70%). Sebagian besar dari responden
disebut neuropeptide. Molekul ini akan berpendidikan SMP yaitu sebanyak 12
menangkutkan kedalam reseptor-reseptor orang (40%). Sebagian besar pekerjaan
mereka yang ada didalam tubuh dan akan responden yaitu sebagai Mahasiswa yaitu
memberikan umpan balik berupa sebanyak 12 orang (40%).
kenikmatan atau kenyamanan (O’Riordon, Hasil penelitian yang dilakukan terhadap
2002). efekivitas terapi murotal terhadap
Desain Penelitian penurunan tingkat kecemasan pada pasien
Penelitian ini merupakan penelitian pre operasi fraktur di ruang Kemuning
kuantitatif. Desain yang digunakan adalah RSUP NTB
Observasional Analitik (Pra-Ekspriment) Karakteristik Responden Sebelum
dengan pendekatan one group pre test Diberikan Terapi Murotal
post test disigne, karena sebelum diberikan Tabel 5.1 Distribusi Tingkat
perlakuan atau terapi, pasien dikaji terlebih Kecemasan Responden sebelum
dahulu tingkat kecemasannya, kemudian diberikan Terapi Murotal di Ruang
setelah diberi perlakuan atau terapi maka Kemuning RSUP NTB Tahun 2015
dikaji kembali tingkat kecemasannya, Sumber :Data Primer 2015
apakah mengalami penurunan tingkat
kecemasan atau tidak. Bentuk skema Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan
pendekatan one grop pre test post tes. bahwa dari 30 responden di dapatkan hasil
Penelitian ini akan dilakukan di Ruang sebelum diberikan terapi murotal sebagian
Kemuning Rumah Sakit Umum Provinsi besar responden mengalami tingkat
(RSUP) NTB pada bulan Mei sampai kecemasan sedang yaitu sebanyak 17
bulan Desember tahun 2015. Populasi orang (56.7%) dan yang mengalami
pada penelitian ini yang dijadikan sampel tingkat kecemasan berat sebanyak 5
adalah semua pasien pre operasi fraktur orang(16.7%).
yang mengalami kecemasan di RSUP NTB No Tingkat Jumlah Persentase
Pada bulan Januari sampai bulan April Kecemasan
2015. Teknik sampling dalam penelitian 1 Ringan 8 26.7%
ini diperoleh dengan purposive sampling 2 Sedang 17 56.7%
yang akan dikriteriakan sesuai dengan
3 Berat 5 16.7%
Total 30 100%
Karakteristik Responden setelah kecemasan responden antara sebelum dan
diberikan Terapi Murotal setelah pemberian terapi murotal.
Untuk mengetahui karakteristik responden Hasil uji staistik paired t-Test di peroleh
berdasarkan tingkat kecemasan setelah nilai significancy 0,000 (p<0,05) dan niai
diberikan terapi murotal dapat dilihat pada t = 5.288 Nilai t hitung lebih besar dari
tabel dibawah ini: pada nilai t tabel yaitu t hitung = 5.288> t
Tabel 5.6 Distribusi Tingkat table. Hal ini menunjukkan bahwa Ha
Kecemasan Responden Setelah diterima, dengan demikian maka H0
Diberikan Terapi Murotal di Ruang ditolak dan Ha diterima yang berarti ada
Kemuning RSUP NTB Tahun 2015 efektivitas terapi murotal terhadap
N Tingkat Jumlah Persentase penurunan tingkat kecemasan pada pasien
o Kecemasan pre operasi fraktur di ruang kemuning
1 Ringan 22 73.3% RSUP NTB.
2 Sedang 7 23.3% Pembahasan
3 Berat 1 3.3% Tingkat Kecemasan Sebelum
Jumlah 30 100% Pemberian Terapi Murotal di Ruang
Sumber : Data Primer 2015 Kemuning RSUP NTB
Berdasrkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian tingkat
dari 30 responden didapatkan hasil setelah kecemasan sebelum diberikan terapi
diberikan terapi murotal sebagian besar murotal didapatkan hasil dari distribusi
responden mengalami tingkat kecemasan responden sebelum diberikan terapi
ringan sebanyak 22 orang (73.3%) dan murotal yang mengalami kecemasan
yang mengalami tingkat kecemasan berat ringan sebanyak 8 orang (26.7%),
sebanyak 1 orang (3.3%). kecemasan sedang sebanyak 17 orang
Analisis Efektivitas Penurunan Tingkat (56.7%) dan kecemasan berat sebanyak 5
Kecemasan Pasien Pre Operasi Fraktur orang(16.7%).
di Ruang Kemuning RSUP NTB Tahun Berdasarkan data diatas dapat dinyatakan
2015 bahwa tingkat kecemasan pasien pre
Tabel 5.7 Hasil Analisis efektivitas operasi di ruang Kemuning RSUP NTB
tingkat kecemasan pasien sebelum dan sebelum diberikan terapi murotal adalah
sesudah diberikan terapi murotal rata-rata mengalami kecemasan sedang.
N Variab N Me SD t p- Dimana pada tingkat kecemasan sedang
O el an hitu val memungkinkan seseorang untuk
ng ue memusatkan pada hal yang penting dan
1 Sebelu 3 1.9 0.6 5.28 0,0 mengesampingkan yang lain sehingga
m 0 0 62 8 00 seseorang mengalami perhatian yang
perlak selektif seperti adanya ketakutan akan
uan pembisuan, kecacatan, kematian, takut
2 Setela 3 1.3 akan rasa nyeri, takut kehilangan
h 0 0 0.5 pekerjaan, menjadi tanggungan keluarga,
perlak 35 lingkungan yang baru, takut akan peralatan
uan operasi atau pembisuan yang asing serta
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui petugas kesehatan.
bahwa rata-rata tingkat kecemasan pasien Menurut Hawari (2013), dipandang dari
sebelum diberikan terapi murotal adalah sudut kesehatan jiwa tindakan operatif,
1.90 dengan standar deviasi 0.662 seseorang dihadapkan pada suatu
sedangkan rata-rata kejadian setelah ketidakpastian, terhadap keberhasilan
diberikan terapi murotal adalah 1.30 tindakan operatif yang akan dijalankan dan
dengan standar deviasi 0.535. Nilai mean ketidakpastian terhadap kemampuan
menujukkan adanya penurunan tingkat menyesuaikan diri. Pada keadaan ini
perawat perlu melakukan bimbingan kecemasan sedang sebanyak 7 orang
spiritual dengan doa sebagai salah satu (23,3%) dan kecemasan berat sebanyak 1
cara untuk memenuhi kebutuhan spiritual orang (3,3%).
pasien. Terapi murotal dapat Pada hasil penelitian yang dilakukan di
menumbuhkan keyakinan pada pasien pre Ruang Kemuning RSUP NTB, setelah
operatif akan kesembuhan yang akan diberikan terapi murotal pada pasien pre
dicapai melalui pembedahan yang akan operasi fraktur ini menunjukkan bahwa
dilakukan. sebagian besar tingkat kecemasan dari
Berdasarkan hasil penelitian yang responden tergolong ringan. Hampir
dilakukan oleh Rasmina (2011), tentang semua pasien pre operatif yang diberikan
Pengaruh Pemberian Komunikasi bimbingan spiritual berupa doa
Terapeutik terhadp Penurunan Tingkat mempunyai tingkat kecemasan ringan,
Kecemasan pada pasien Fraktur di Ruang namun ada juga pasien yang mempunyai
Bedah RSUD Bima” dengan jumlah tingkat kecemasan sedang. Hal tersebut
sampel sebanyak 21 orang. Setelah dikarenakan tingkat kepercayaan yang
dilakukan uji T-test didapatkan hasil berbeda terhadap kekuatan doa dapat
p=0,000< α =0,05, sehingga H0 ditolak memberikan kemudahan dan kebebasan
dan Ha diterima. Penelitian ini dari penyakit serta menumbuhkan rasa
menunjukkan bahwa komunikasi percaya diri bagi pasien dalam menjalani
terapeutik mempunyai pengaruh yang tindakan operatif juga berkurang.
signifikan dalam menurunkan kecemasan Selain itu, kelompok usia juga
klien. mempengaruhi tingkat kecemasan pasien
Selain itu, menurut Tanjung (2005) menurut Kaplan dan Sadock
tentang Efek Komunikasi terhadap Tingkat (Sulistiawati,2005) kelompok usia
Kecemasan Pasien Fraktur di Rumah Sakit dibawah 30 tahun cendrung menunjukkan
H.Adam Malik Medan dengan jumlah respon cemas yang lebih berat
sampel sebanyak 13 responden dibandingkan kelompok umur diatasnya.
menunjukkan bahwa sebanyak 84,6% Hal tersebut disebabkan karena ada
responden mengalami kecemasan ringan kecenderungan bahwa pasien-pasien
dan 15,4% mengalami kecemasan sedang dengan umur yang relative lebih muda,
dan tidak ada pasien dengan tingkat lebih sulit beradaptasi dengan lingkungan
kecemasan berat maupun panik sebelum rumah sakit, karena harus berkumpul
pelaksanaan treatment (komunikasi dengan orang-orang sakit berpisah dengan
trapeutik). Setelah pelaksanaan keluarga, teman-teman, dan orang-orang
komunikasi trapeutik 92,3% pasien pre terdekat. Emosi juga masih agak sulit
operasi tingkat kecemasannya menjadi untuk dikendalikan yang menyebabkan
ringan dan hanya 7,7% tingkat penerimaan terhadap lingkungan rumah
kecemasannya menjadi sedang. Penelitian sakit dan penyakitnya masih kurang
ini menunjukkan bahwa komunikasi sehingga mudah khawatir/cemas. Hal ini
trapeutik mempunyai pengaruh yang dapat dikatakan bahwa semakin tua usia
signifikan dalam menurunkan kecemasan seseorang , maka semakin meningkat pula
klien (p=0,001:=0,05). kematangan jiwanya yang berakibat pada
Tingkat Kecemasan Setelah Pemberian penerimaan mekanisme koping yang lebih
Terapi Murotal di Ruang Kemuning baik.
RSUP NTB Penderita fraktur dengan tingkat
Berdasarkan hasil penelitian yang pendidikan rendah cendrung menunjukkan
dilakukan di Ruang Kemuning RSUP adanya respon cemas yang berlebihan
NTB menunjukkan bahwa sebagian besar mengingat keterbatasan mereka dalam
responden mengalami tingkat kecemsasan memahami proses penyembuhan dari
ringan yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), kondisi fraktur yang dialaminya. Respon
cemas yang terjadi pada penderita fraktur yang tepat untuk menenangkan dan
sangat berkaitan sekali dengan mekanisme menentramkan hati. Mendengarkan ayat
koping yang dimilikinya, mekanisme suci Al-Quran ini dijadikan sebagai salah
koping yang baik akan membentuk respon satu terapi yang dapat menurunkan tingkat
psikologis yang baik, respon psikologis kecemasan pasien. Tingkat kecemasan
yang baik yang berperan dalam menunjang pasien setelah diberikan terapi murotal
proses kesembuhan. mempunyai tingkat kecemasan ringan,
Analisis Efektivitas Tingkat Kecemasan namun ada juga pasien yang mempunyai
Terapi Murotal sebelum dan sesudah tingkat kecemasan sedang. Hal ini
pemberian Terapi Murotal dikarenakan tingkat kepercayaan yang
Berdasarkan hasil uji staistik paired t-Test berbeda terhadap kekuatan doa. Hal ini
di peroleh nilai significancy 0,000 telah dibuktikan dengan penelitian yang
(p<0,05) dan niai t = 5.288 Nilai t hitung dilakukan di ruang Kemuning RSUP NTB
lebih besar dari pada nilai t tabel yaitu t dengan responden sebanyak 30 orang
hitung = 5.288> t tabel = 0,361 hal ini menjelaskan bahwa terapi murotal efektif
menunjukkan bahwa H1 diterima, dengan menurunkan tingkat kecemasan pasien.
demikian maka H0 ditolak dan H1 Penelitian ini, juga didukung oleh hasil
diterima yang berarti ada pengaruh penelitian yang dilakukan oleh Paradisi
pemberian terapi murotal terhadap (2012) dengan tema Perbedaan Efektivitas
penurunan tingkat kecemasan pada pasien Pemberian Terapi Murotal dengan Terapi
pre operasi fraktur. Musik Klasik Terhadap Penurunan
Kecemasan pada pasien pre operasi fraktur Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre
setelah diberikan terapi murotal di ruang Operasi Fraktur Ekstremitas. Uji beda
Kemuning RSUP NTB kecemasannya tingkat kecemasan 10,920 (p=0,000<0,05)
menurun, hal ini disebabkan karena sehingga H0 ditolak artinya terapi murotal
adanya sentuhan rohani dengan diberikan efektif menurunkan tingkat kecemasan
terapi murotal, fasilitas memadai, selain itu pasien. Uji beda tingkat kecemasan antara
juga didukung untuk memenuhi spiritual terapi musik dan terapi murotal diperoleh
yang berfungsi dalam reseptor-reseptor nilai T-sebesar 2,946 (p=0,000<0,05)
mereka yang ada didalam tubuh dan akan sehingga pemberian terapi musik efektif
memberikan umpan balik berupa menurunkan tingkat kecemasan pasien,
kenikmatan atau kenyamanan (Riordon, tingkat kecemasan antara sebelum dan
2002). Salah satu tindakan keperawatan sesudah terapi murotal terdapat perbedaan
yang dilakukan sebelum pasien menjalani yang signifikan, sehingga pemberian terapi
tindakan operatif adalah memenuhi murotal efektif menurunkan tingkat
kebutuhan istirahat dan tidur. Pasien pre kecemasan pasien dibandingkan terapi
operatif yang mengalami kecemasan tentu musik.
tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut, Berdasarkan penjelasan diatas, maka
karena pasien akan mengalami gangguan peneliti menyimpulkan bahwa terapi
tidur dengan gejala sebagai berikut sukar murotal yang diberikan pada pasien pre
tidur, terbangun malam hari, tidak pulas, operasi fraktur di Ruang Kemuning RSUP
dan bangun dengan lesu. Pada keadaan ini NTB efektif menurunkan tingkat
perawat perlu melakukan bimbingan kecemasan.
spiritual dengan diberikan terapi murotal Kesimpulan
sebagai salah satu cara untuk memenuhi Berdasarkan hasil penelitian dan analisa
kebutuhan spiritual pasien. data yang telah dilakukan di atas mengenai
Murotal adalah rekaman suara Al-Quran efektivitas terapi murotal terhadap
yang dilakukan oleh seorang qori’ penurunan tingkat kecemasan pada pasie
(pembaca Al-Quran purna, 2006). pre operasi fraktur di Ruang Kemuning
Mendengarkan Al-Quran merupakan cara RSUP NTB , maka dapat disimpulkan
sebagai berikut: Tingkat kecemasan Murwani & Arita. 2008. Pengatur Konsep
sebelum pemberian terapi Murotal Dasar Keperawatan. Jogjakarta:
terhadap pasien pre operasi fraktur Witramaya
sebagian besar mengalami tingkat Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metode
kecemasan sedang yaitu sebanyak 17 Penelitian Kesehatan. Jakarta:
orang (56.7%). Tingkat kecemasan setelah Rineka Cipta
pemberian terapi murotal terhadap pasien Notoadmodjo, S. 2005. Metode Penelitian
pre operasi fraktur sebagian besar Kesehatan, edk 3. Jakarta: Rineka
responden mengalami tingkat kecemasan Cipta.
ringan yaitu sebanyak 22 orang (73.3%). Nugroho. Wahjudi. 2008. Keperawatan
Hasil uji staistik paired t-Test di peroleh Grontik dan Geriatrik Edisi 3.
nilai significancy 0,000 (p<0,05) dan niai Jakarta: EGH
t = 5.288 Nilai t hitung lebih besar dari Nursalam, 2011. Konsep dan Penerapan
pada nilai t tabel yaitu t hitung = 5.288> t Metodologi Penelitian Ilmu
tabel = 0,361 hal ini menunjukkan bahwa Keperawatan Pedoman Skrips,
H1 diterima, dengan demikian maka H0 Tesis Dan Instrumen Penelitian
ditolak dan H1 diterima yang berarti ada Keperawatan. Jakrta: Salemba
pengaruh pemberian terapi murotal Medika.
terhadap penurunan tingkat kecemasan Paradisi. 2012. Efektivitas Terapi Murotal
pada pasien pre operasi fraktur di ruang Dan Terapi Music Terhadap
kemuning RSUP NTB. Penurusan Tingkat Kecemasan
Pada Pasien Pre Operasi Fraktur
DAFTAR PUSTAKA di Rumah Sakit Pekalongan.
Alimul, 2007. Metode Penelitian. JURNAL. Prodi S1 Keperawatan
Surabaya : Rineka Cipta Potter & Ferry. 2005. Buku Ajar
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Fundamental Keperawatan Edisi 4
Pendekatan Praktek. Jakarta: Vol, 1. EGC Jakarta.
Rinika Qadiy. 1984. Pengaruh Terapi Murotal
Burner & Sudart. 2005. Buku Aajar Terhadap Organ Tubuh.
Keperawatan Medikal Bedah. http://www.mail-archive.com
Volume 3. (Edisi 8). Jakarta: EGC diakses tanggal 02/01/2014
Crisy, Y. 2010. Konsep Dasar Operasi. Rasmina. 2012. Pengaruh Pemberian
Http:www. Yeni beth. Com.Diakses Komunikasi Trapeutik Terhadap
tanggal 15/01/2014 Penurunan Tingkat Kecemasan
Depkes RI. ( www.Depkes.go.id. Diakses pada Pasien Pre Operasi Fraktur
tanggal 12/02/ 2014) di Ruang Bedah RSUD BIMA.
Fauzi, A. 2013. Gambaran tingkat JURNAL. Prodi SI Keperawatan
Kecemasan Pada Pasien Fraktur. Remolda, P. 2010. Pengaruh Al Quran
Skripsi. STIYA. Selong Pada Manusia Dalam persfektif
Gusmira. 2005. Ruqiyah Terapi Religi pisiologi dan Fsikologi
Sesuai Sunah Rasulullah SAW. Riordon. 2002.Keperawatan Media Bedah.
Jakarta: Pustaka Marwa Edisi 2 Volume 1. EGC : Jakarta
Hawari. 2013. Manajemen stres, cemas, Rosjad, 1998. Gangguan muskuloskletal.
dan depresi. Jakarta: FKUI. 2006 EGC. Jakarta
Hidayat, A. 2008. Metode Penelitian RSUP. 2010-2012. Data Pasien Fraktur di
Keperawatan dan Teknik RSUP “NTB” Mataram.
Pengumpulan Data. Jakarta: Syamsul. 2010. Gambaran Tingkat
Salemba Jakarta Kecemasan Pasien pada Pasien
Fraktur. Skripsi. Selong
Smeltzer & Bare 2005.Keperawatan
Grontik. Malang
Sanusi M. 2012. Berbagai Terapi
Kesehatan Melalui Amalan-
Amalan Ibadah. Jogjakarta: Najah
Sayid Sabiq. 1997. Aqidah Islam, Pola
Hidup Manusia Beriman. CV
Sylvia & Wilson. 2006. Patofisiologi
Konsep Penyakit Klinis Proses-
Proses Edisi 6 Vol,1. EGC. Jakarta
Stuart, G.W & Sudden, S, J. 2007. Buku
Saku Keperawatan Jiwa Edisi 4
Vol 1. EGC: Jakarta.
Suratun & Fitri. 2008. Asuhan
Keperawatan Klien Gangguan
Mukuloskletal. EGC: Jakarta.
Stikes. 2013. Buku Pedoman Penulisan
Proposal dan Skripsi. Mataram:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Mataram “Yarsi” Mataram.
Tanjung. 2005. Efek Komunikasi Terhadap
Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Operasi Fraktur di Rumah Sakit
H.Adam Malik Medan, JURNAL.
Prodi SI Keperawatan
Tohapura. 2001. Al-Qur’an dan
Terjemahan Departemen Agama
RI. Semarang: CV. Asy Syifa.

Anda mungkin juga menyukai