Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan, Vol. 1 No.

2 TAHUN 2015

DETEKSI BAKTERI PATOGEN YANG BERASOSIASI DENGAN Kappaphycus


alvarezii (Doty) BERGEJALA PENYAKIT ICE-ICE
1
)Sri Nurhidayati, 1) Faturrahman, 1) Mursal Ghazali
1
) Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Mataram
Kata kunci: Abstrak
Kappaphycus Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu spesies makro alga yang paling banyak
alvarezii, dibudidayakan di Indonesia. Penyakit utama yang menyerang budidaya rumput laut ini
penyakit ice-ice, adalah penyakit ice-ice yang dapat menurunkan hasil panen hingga 70-80%. Tujuan
postulat Koch penelitian iniadalah untuk mengetahui bakteri patogen yang berasosiasi dengan K.
alvarezii bergejala penyakit ice-ice dan mengetahui agen penyebab penyakit ice-ice.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Sampel K. alvarezii yang
bergejala ice-ice diambil dari lokasi budidaya di Teluk Bumbang Dusun Gerupuk
Lombok Tengah. Sampel tersebut kemudian dibawa ke Laboratorium Biologi untuk
diisolasi bakteri yang berasosiasi dengan K. alvarezii bergejala ice-ice. Terhadap isolat
yang diperoleh dilakukan karakterisasi parsial. Selanjutnya dilakukan uji patogenisitas
(postulat Koch) untuk mengetahui apakah bakteri yang diperoleh merupakan agen
penyebab penyakit ice-ice. Hasil isolasi menunjukkan terdapat 28 isolat bakteri yang
berasosiasi dengan K. alvarezii bergejala ice-ice. Selanjutnya, uji postulat Koch
memperlihatkan hanya satu isolat yang mampu menyebabkan gejala ice-ice yaitu isolat
K25.

Key words : Abstract


Kappaphycus Kappaphycus alvarezii is one of macro-algae species most widely cultivated in
alvarezii, ice-ice, Indonesia. The main diseases that attack the cultivation of seaweed are ice-ice disease
Koch's postulates that can reduce yields by 70-80%. The purpose of this study is to determine the
bacterial pathogens associated with ice-ice symptomatic K.Alvarezii and determine the
causative agent of ice-ice disease. Samples ice-icesymptomaticK.alvarezii taken from
farms in the Gulf Bumbang Gerupuk Dusun Central Lombok. The sample is then taken
to the Laboratory of Biology for isolated bacteria associated with symptomatic
K.alvarezii ice-ice. then performed a partial characterization of the bacterial isolates
were obtained. Furthermore, the pathogenicity test (Koch's postulates) to determine
whether the bacteria were obtained by a disease-causing agents ice-ice. The results
showed there were 28 isolates isolation of bacteria associated with symptomatic
alvarezii K. ice-ice. Furthermore, Koch's postulates test showed only one isolate
capable of causing symptoms ice-ice that isolates K25.

©2015 Universitas Mataram


Alamat koresponden penulis: E-mail : e-mail: fatur@unram.ac.id

24
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan, Vol. 1 No. 2 TAHUN 2015

PENDAHULUAN al., 2013), Aeromonas sp., Proteus sp.


Kappaphycus alvarezii merupakan (Darmayati et al., 2001), Pseudomonas spp.,
salah satu spesies makro alga yang memiliki Pseudoalteromonas gracilis,Vibro spp.
banyak manfaat. Banyak industri menggunakan (Arisandi et al., 2011; Santoso dan Nugraha,
K. alvarezii sebagai salah satu bahan utama dan 2007), Chrommobacterium, Acinotobacter
pelengkap dalam produk seperti: industri (dominan), Flavocytofaga, Vibrio (Nurjanna,
farmasi, kosmetik, makanan, dan lain-lain (Kadi, 2008 dalamArisandi et al., 2011).Oleh sebab itu,
2004). Seiring dengan meningkatnya dalam upaya penanggulangan terhadap
pemanfaatan makro alga, maka permintaan pasar kemungkinan serangan penyakit ice-ice di Pulau
baik di dalam maupun di luar negeri juga Lombok, perlu dilakukan deteksi bakteri yang
semakin tinggi. Permintaan pasar yang tinggi, berasosiasi dengan K. Alvarezii bergejala ice-ice
bibit yang mudah diperoleh, dan harga jual yang dan mengevaluasi bakteri patogen yang
tinggi menyebabkan jenis K. alvarezii paling berasosiasi dengan K. alvareziibergejala
banyak dibudidayakan di wilayah perairan penyakit ice-ice melalui penerapan postulat
Indonesia (Santoso & Nugraha, 2007). Namun, Koch
terdapat kendala yang dihadapi oleh
pembudidaya makro alga, yaitu menurunnya METODOLOGI PENELITIAN
hasil panen yang disebabkan oleh serangan 1. Isolasi Bakteri yang Berasosiasi Dengan K.
penyakit. alvarezii bergejala Penyakit Ice-ice
Penyakit utama yang menyebabbkan Bakteri diisolasi dariK. alvarezii
penurunan produksi di seluruh pusat bergejala penyakit ice-ice yang diperoleh dari
pengembangan budidaya makro alga adalah Teluk Bumbang Dusun Gerupuk, Desa Sengkol
penyakit ice-ice (Aris, et al., 2013).Serangan Kecamatan Pujut Lombok Tengah. Persiapan
penyakit tersebut tidak hanya menurunkan hasil sampel dilakukan pertama-tama bagian dari
panen (60–70%), tetapi dapat juga menyebabkan tallus K. alvareziyang bergejala penyakit ice-ice
gagal panen (Hamsah & Patadjai, 2013), seperti dipotong dan dihaluskan dalam laminar air
di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta para flowkemudian ditimbang sebanyak satu gram.
nelayan yang membudidayakan K. alvarezii Selanjutnya dilakukan pengenceran 10 -1, 10-2,
hampir tidak mendapatkan hasil panen dari 10-3, 10-4, 10-5, dan 10-6 menggunakan NaCl
tahun 2000 sampai 2004 karena terserang fisiologis. Sebanyak 0,1 mL diambil dari tiga
penyakit ice-ice(Yulianto dan Mira, 2009). seri pengenceran (10-3, 10-4, 10-5) ditanam pada
Serangan ice-ice di Nusa Penida menurunkan media marine agar (MA) dengan teknik agar
produksi dari 500 ton (tahun 2007) menjadi 200 sebar. Kemudian diinkubasi pada suhu 280C
ton (tahun 2008). Penurunan ini membuat selama 24 jam.
volume ekspor makro alga Indonesia anjlok 2. Karakterisasi Parsial Bakteri yang
sebesar 97,8% tahun 2007 (Widiastuti, 2009). Berasosiasi Dengan K. alvarezii bergejala
Melihat besarnya dampak dari serangan Penyakit Ice-ice
penyakit yang ditimbulkan maka perlu a. Pengamatan Morfologi
dilakukan usaha penanggulangan, salah satunya Pengamatan morfologi yang dilakukan
adalah dengan pemilihan bibit unggul. Akan meliputimorfologi sel dan morfologi koloni.
tetapi perubahan lingkungan yang ekstrim dan Pengamatan morfologi selsecara mikroskopik
serangan predator dapat melemahkan kondisi dilakukan pada saat pewarnaan gram.
fisik dan menyebabkan stres pada makro alga. Sedangkan, pengamatan morfologi koloni
Keadaan tersebut memudahkan infeksi patogen, dilakukan setelah mendapatkan biakan murni.
karena makro alga membebaskan substansi Pengamatan ini meliputi warna, permukaan
organik yang menyebabkan thallus berlendir, koloni (halus, kasar), bentuk (form), tepian
dan merangsang bakteri tumbuh melimpah koloni (margin), dan elevasi.
(Jailani et al., 2011). b. Pewarnaan Gram
Berdasarkan hasil penelitian di beberapa Pengamatan morfologi sel bakteri
tempat, telah teridentifikasi bakteri yang dilakukan dengan pewarnaan Gram. 1−2 tetes
terdapat pada makro alga K. alvarezii yang aquades steril diletakkan di atas kaca objek,
bergejala ice-ice yaituVibrio cholerae (Hamsah koloni bakteri di ambil satu ose dari media
& Patadjai, 2012), Vibrio alginolyticus (Aris et diletakkan di atas aquades steril dan sebarkan

25
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan, Vol. 1 No. 2 TAHUN 2015

hingga merata, biarkan olesan tersebut kering Adanya pertumbuhan pada tabung reaksi GB
karena udara. Setelah olesan benar-benar kering menunjukkan bakteri dapat memfermentasikan
kemuadian lalukan kaca objek tersebut beberapa glukosa yang ditandai dengan terbentuknya
kali di atas nyala api sampai kaca objek terasa gelembung.
agak panas bila ditempelkan pada punggung 3. Penerapan Postulat Koch (Uji
tangan. Kemudian ditetesi dengan larutan kristal Patogenisitas)
ungu (Gram A), dan didiamkan selama satu Uji patogenisitas digunakan untuk
menit, kemudian cuci menggunakan aquades mengkonfirmasi apakah bakteripatogen yang
pada botol semprot dan dikeringkan. Selanjutnya berhasil diisolasi dari makro alga yangsakit
ditetesi dengan larutan iodium (Gram B) dan mampu menginfeksi kembali makro alga yang
dibiarkan selama 2 menit, dicuci menggunakan sehat dengan gejala yang sama.
aquades pada botol semprot dan dikeringkan. 4. Penyajian Data
Kemudian ditetesi dengan larutan etanol 95% Data disajikan dalam bentuk gambar
(Gram C) selama 30 detik, dicuci menggunakan dan tabel, kemudian dianalisis menggunakan
aquades pada botol semprot dan dikeringkan. metode deskriptif, yaitu dengan
Setelah itu ditetesi dengan larutan safranin mendeskripsikan atau menggambarkan data-data
(Gram D) atau zat penutup dan didiamkan yang diperoleh selama proses penelitian secara
selama 30 detik, kemudian dicuci menggunakan jelas yang didukung dengan kajian pustaka
aquades pada botol semprot dan dikeringkan.
Selanjutnya diamati dengan menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
mikroskop pada pembesaran kuat (Waluyo, 1. Isolat Bakteri yang Berasosiasi dengan
2010). Indikasi pewarnaannya yaitu bakteri Kappaphycus alvarezii Bergejala Ice-ice
gram positif akan berwarna violet dan bakteri Hasil isolasi bakteri pada K. alvarezii
gram negatif akan berwarna merah. Dicatatdan bergejala ice-ice yang diambil dari budidaya
difoto bentuk dari sel bakteri tersebut apakah makro alga di teluk Bumbang Lombok Tengah
bulat (coccus), batang (basil), maupun yaitu diperoleh 28 isolat bakteri. Isolat bakteri
bergelombang (spiral). tersebut memiliki karakter morfologi yang
c. Reaksi Biokimia Isolat BakteriMedia berbeda-beda yang disajikan dalam tabel 1.
TCBS (Thiosulphate Citrate Bile-Salts Namun, ke-28 isolat bakteri yang diperoleh
Sucrose) Agar belum bias dipastikan genus maupun spesiesnya,
Bakteri ditumbuhkan pada media TCBS karena untuk bias memastikan keduanya harus
dilakukan dengan menggoreskan isolat bakteri melakukan lebih banyak uji-uji biokimia. Pada
(telah diisolasi sebelumnya) pada cawan Petri. penelitian ini, hasil isolasi bakteri ditulis dalam
Cawan diinkubasi pada inkubator pada suhu bentuk kode, seperti K1,K2, K3, dan seterusnya
28˚C selama 24 jam. Diamati warna koloni dan sampai k28.
perubahan warna yang terjadi pada media. Arisandi & Farid (2014) menyatakan
Media MacConkey Agar bahwa, bakteri yang dapat diisolasi dari makro
Bakteri ditumbuhkan pada media MacConkey alga yang bergejala ice-ice adalah
Agar (MCA) dengan metode gores. Diinkubasi Pseudoalteromonas gracilis, Pseudomonas spp.,
pada suhu 28˚C selama 24 jam. Diamati warna dan vibrio spp. Darmayati (2010) telah
koloni yang tumbuh. melakukan uji patogenesitas 8 isolat terhadap K.
Uji Katalase alvarezii, menunjukkan bahwa 5 isolat dapat
Uji katalase dilakukan dengan menimbulkan gejala ice-ice. Bakteri tersebut
menempatkan satu ose koloni pada kaca obyek adalah Bacillus cereus, Vibrio granii, V.
kemudian teteskan 1−2 hydrogen peroksida, agarliquefaciens, Pseudomonas nigrifaciens, dan
amati terbentuknya gelembung untuk hasil P.fluorescens. B. cereus memiliki daya
positif dan tidak terbentuk gelembung untuk patogenitas tertinggi.
hasil negatif. 2. Karakterisasi Parsial Isolat Bakteri
Uji Glukosa Pengamatan morfologi Koloni
Uji glukosa dilakukan dengan cara Berdasarkan hasil pengamatan morfologi
memindahkan sebanyak 1 ose dari tiap koloni ke koloni pada media marine agar (MA) ke-28
media Glucose Broth (GB) dalam tabung reaksi koloni bakteri memiliki berbagai bentuk, warna,
dan diinkubasi pada suhu 280C selama 24 jam. tepian (margin), elevasi, permukaan, dan

26
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan, Vol. 1 No. 2 TAHUN 2015

ukuran. Bentuk koloni bulat memiliki jumlah gram positif dan gram negatif menunjukkan
yang dominan dengan warna yang beragam bahwa adanya perbedaan struktur dinding sel
yaitu kuning, putih, abu, bening, dan krem. antara kedua jenis bakteri tersebut. Bakteri gram
Koloni dengan tepian entire lebih dominan positif memiliki struktur dinding sel dengan
dibandingkan tepian koloni undulate, lobate, dan kandungan peptidoglikan yang tebal sedangkan
curled dengan permukaan koloni ada yang halus bakteri Gram negatif memiliki struktur dinding
dan ada yang kasar. Untuk lebih lengkapnya sel dengan kandungan lipid yang tinggi (Lay,
hasil tersebut disajikan dalam bentuk tabel 1 1994).
sebagai berikut. Pewarnaan Gram selain untuk uji Gram
Tabel 1Jumlah dan Morfologi Koloni positif dan Gram negatif pada bakteri, juga
Isolat Bakteri yang berasosiasi dengan K. dilakukan untuk pengamatan morfologi sel
alvarezii bergejala ice-ice. bakteri. Berdasarkan hasil pengamatan
morfologi sel dari 28 isolat diperoleh bakteri
bentuk bacil 20 isolat (71.43%) dan bentuk
coccus 8 isolat (28.57%) (Tabel 2). Kehadiran
bakteri berbentuk bulat (coccus) pada K.
alvarezii kemungkinan disebabkan karena
bakteri ini tidak memiliki alat gerak sehingga
untuk mempertahankan hidup dengan cara
melekatkan diri pada suatu benda yang terdapat
di perairan. Hal ini didukung oleh pernyataan
Hutching dan Saenger (1987) dalam Jaelani
(2014) menyatakan bahwa kebanyakan bakteri
coccus terikat atau bergabung sesamanya untuk
membentuk permukaan yang kuat (solid) karena
Reaksi Gram dan Pengamatan Morfologi Sel adanya bahan berlendir sehingga sel-sel saling
Pewarnaan Gram dilakukan untuk terikat. mengakibatkan bakteri dapat hidup pada
mengelompokkan bakteri menjadi 2 yaitu alga, rumput laut, lamun, dan karang. Bakteri
bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. bentuk bacil dapat hidup di perairan karena
Pada pewarnaan Gram, hasil yang diperoleh memiliki flagel yang digunakan sebagai alat
ditentukan dari komposisi dinding sel pada gerak. Sidharta, (2000) menyatakan flagellum
bakteri. Hasil Pewarnaan Gram isolat bakteri memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi
disajikan dalam tabel 2 berikut ini. lingkungan yang menguntungkan atau
Tabel 2 Komposisi Bakteri yang Berasosiasi menghindar dari lingkungan yang merugikan
Dengan K. alvarezii Bergejala Penyakit Ice-ice bagi kehidupannya.
Berdasarkan Uji Gram Reaksi Biokimia Isolat Bakteri
Karakterisasi biokimia terhadap ke-28
isolat bakteri bertujuan untuk memudahkan
menyamakan karakter ketika dilakukan
karakterisasi ulang isolat bakteri yang mampu
menyebabkan gejala ice-ice pada uji postulat
Koch.
Hasil Pengamatan pewarnaan Gram Tabel 3 Hasil Aktivitas Biokimia Isolat Bakteri
(Tabel 2) menunjukkan 26isolat bakteri bersifat yang Berasosiasi dengan K. alvarezii bergejala
Gram positif dandua isolat lainnya bersifat Gram ice-ice
negatif. Bakteri gram positif pada pewarnaan
Gram berwarna ungu disebabkan kompleks zat
warna kristal violet-yodium tetap dipertahankan
meskipun diberi larutan alkohol, sedangkan
bakteri gram negatif berwarna merah sebab
kompleks tersebut larut pada saat pemberian
larutan alkohol sehingga mengambil warna
merah safranin. Perbedaan warna pada bakteri

27
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan, Vol. 1 No. 2 TAHUN 2015

1. Penerapan Postulat Koch (Uji


Patogenesitas)
Terhadap ke-28 isolat yang diisolasi dari
K. alvarezii bergejala ice-ice dilakukan uji
postulat Koch untuk mendeterminasi isolat mana
yang bersifat patogen. Pada kegiatan ini, telah
dilakukan uji tahap ketiga dan keempat dari
postulat Koch yaitu biakan murni tersebut bila
diinjeksikan pada organisme yang sesuai dapat
Keterangan: tanda (-) pada media TCBS dan menimbulkan penyakit dan mikroorganisme
MCA berarti isolat bakteri tidak tumbuh. Tanda tersebut dapat diisolasi kembali dari organisme
(+) menunjukkan hasil yang positif, sedangkan yang telah terinfeksi tersebut.
tanda (-) menunjukkan hasil yang negatif. Hasil uji patogenesitas (postulat Koch)
Media TCBS merupakan media selektif dari 28 isolat bakteri terdapat satu koloni yang
yang digunakan untuk isolasi Vibrio spp, yang mampu menyebabbakn K. alvarezii bergejala
akan berwarna kuning karena dapat ice-ice yaitu K25. Dikatakan mampu
menfermentasi sukrosa, tetapi beberapa isolat menyebabkan gejala ice-ice karena isolat ini
dari Pseudomonas dan Aeromonas juga dapat telah menginfeksi K. alvarezii pada kedua
tumbuh dan membentuk koloni hijau kebiruan. ulangan sampel uji, sedangkan isolat lainnya
Media ini digunakan untuk karakterisasi parsial hanya menyebabkan infeksi pada satu sampel uji
karena banyak yang menyatakan bahwa Vibrio atau bahkan ada isolat yang tidak menyebkan
sp. merupakan agen penyebab penyakit ice-ice. infeksi pada kedua sampel uji. Sampel uji yang
Mac Conkey merupakan medium selektif telah diinokulasikan isolat K25 pada
differensial yang mengandung zat warna khusus pengamatan hari ke-1 sudah mulai terjadi sedikit
dan karbohidrat untuk membedakan koloni yang pemutihan pada pangkal thallus, pada
memfermentasikan laktosa (bewarna merah pengamatan hari ke-2 dan ke-3 area pemucatan
jambu) dengan yang tidak memfermentasikan thallus semakin meluas, pada pengamatan ke-4
laktosa (tidak bewarna). Bakteri yang mampu atau pengamatan terakhir pemucatan hampir
memfermentasi laktosa akan menghasilkan asam melingkupi seluruh permukaan thallus, thallus
sehingga terjadi penurunan pH pada media terlihat lembek, dan air laut dalam botol
(Raihana, 2011). penanaman menjadi keruh (gambar 1).
Hasil uji katalase menunjukkan bahwa semua
isolate bakteri yang diperoleh dari hasil isolasi
memiliki enzim katalase. Hal ini diketahui dari
gelembung-gelembung gas yang terbentuk pada
saat pengujian. Gelembung-gelembung gas
tersebut berasal dari hydrogen peroksida (H2O2)
yang terurai menjadi air dan oksigen oleh
aktivitas enzim katalase. Hidrogen peroksida
bersifat toksik terhadap sel karena bahan ini
menginaktifkan enzim dalam sel. Hidrogen
peroksida terbentuk sewaktu metabolisme aerob,
sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam
lingkungan aerob pasti menguraikan bahan
tersebut (Lay, 1994).
Uji glukosa dilakukan untuk mengetahui
bakteri yang mampu memfermentasikan Penyakit ice-ice ditandai dengan timbulnya
glukosa. Pada media glukosa terbentuk bintik/bercak-bercak merah pada sebagian
gelembung pada tabung durham yang artinya thallus yang lama kelamaan menjadi kuning
hasil uji glukosa positif ,yaitu bakteri mampu pucat dan akhirnya berangsur-angsur menjadi
memfermentasi glukosa dengan hasil fermentasi putih. Penyakit ini menginfeksi pangkal, batang
berbentuk gas. Sedangkan hasil negative dan ujung thallus muda (Arisandi et al., 2013),
ditunjukkan dengan tidak terbentuknya gas. thallus menjadi rapuh dan mudah putus. Gejala

28
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan, Vol. 1 No. 2 TAHUN 2015

yang diperlihatkan adalah pertumbuhan yang pada media TCBS dan berwarna pink pada
lambat, terjadinya perubahan warna menjadi media MCA, uji katalase positif, uji glukosa
pucat dan pada beberapa cabang menjadi putih positif. Dengan demikian, dapat dinyatakan
dan membusuk (Arisandi et al., 2011). bahwa isolat K25 adalah bakteri patogen
Stress yang diakibatkan perubahan kondisi penyebab penyakit ice-ice pada K. alvarezii
lingkungan yang mendadak yaitu perubahan yang dibudidayakan di Teluk Bumbang pulau
salinitas, suhu air dan intensitas cahaya, Lombok.
merupakan faktor utama yang memacu
timbulnya penyakit ice-ice. Ketika rumput laut KESIMPULAN
mengalami stress akan memudahkan infeksi Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari
patogen. Pada keadaan stress, rumput laut penelitian ini adalah terdapat 28 isolat bakteri
(misalnya: Gracilaria, Eucheuma atau yang berasosiasi dengan Kappaphycus alvarezii
Kappaphycus) akan membebaskan substansi yang bergejala ice-ice. Hasil uji patogenesitas
organik yang menyebabkan thallus berlendir dan ke-28 isolat tersebut diperoleh satu isolat bakteri
merangsang bakteri tumbuh melimpah. Kejadian yang mampu menyebabkan gejala ice-ice yaitu
penyakit ice-ice bersifat musiman dan menular isolat K25.
(Arisandi & Farid, 2014).
Largo et al., (1999) menjelaskan DAFTAR PUSTAKA
mekanisme infeksi bakteri pada K. alvarezii Aris, Muh.. 2011. Identifikasi, patogenisitas
sehingga dapat menimbulkan gejala ice-ice. bakteri dan pemanfaatan gen 16s-rrna
Bakteri menempel pada makro alga yang stress, untuk deteksi penyakit ice-ice Pada
selanjutnya berkembang biak pada dinding sel budidaya rumput laut (Kappaphycus
dengan memanfaatkan polisakarida (karagenan) alvarezii). Tesis. IPB.
sebagai medianya atau sumber karbonnya.
Setelah dua sampai tiga hari kemudian bakteri Aris, M., Sukenda, Enang, H., M.F. Sukadi, M.
masuk ke dalam jaringan sampai pada lapisan Yuhana. 2013. Identifikasi Molekuler
medulla dengan cara menghidrolisa enzim Baketri Patogen dan Desain Primer
karaginase (Lin dalam Yulianto & Mira, 2009), PCR. Budidaya Perairan September
akibatnya warna thallus menjadi pucat/putih, 2013 vol.1 No. 3:43-50.
jaringan lembek serta thallus mudah terputus. Arisandi, A., dan Farid, A. 2014. Dampak
Selain itu, Musa & Wei (2008) dalam Arisandi Faktor Ekologis Terhadap Sebaran
et al., (2011) menyatakan bahwa infeksi bakteri Penyakit Ice-ice. Program Studi Ilmu
dapat berpengaruh terhadap jaringan dan sel Kelautan Fakultas Pertanian
makro alga, sebab menurut Hamoda (1995) Universitas Trunojoyo. Jurnal
dalam Arisandi et al., (2011) beberapa bakteri Kelautan Volume 7, N0. 1, April 2014
memiliki kemampuan menghasilkan enzim ISSN: 1907-9931.
ekstraseluler yang dapat diekskresikan ke luar Darmayati, yeti. 2010. Bakteri Phatogenik
selnya, sehingga mampu mendegradasi senyawa penyebab Penyakit pada rumput laut
organik yang terdapat pada lingkungan tempat kappaphycus alvarezii (Doty, 1986),
tumbuhnya, seperti dinding sel thallus makro (Eucheuma
alga. Lakitan (2011) menyatakan bahwa, cottonii)http://www.sidik.litbang.kkp.g
dinding sel tanaman mempunyai fungsi utama o.id/index.php/searchkatalog/byId/130
sebagai pelindung dan rangka sel, sehingga 9 [Diakses 13 agustus 2014 (08:44)].
apabila dinding sel mengalami kerusakan atau Darmayati, Y.A., Hatmanti, N., Farida dan
terdegradasi maka dapat mengakibatkan Surahman. 2001. Studi Hama
terjadinya perubahan bentuk sel. Penyakit. Laporan Akhir Penelitian
Karakterisasi ulang yang telah dilakukan Pengembangan bibit unggul Rumput
terhadap bakteri yang positif menyebabkan Laut, Pengelolaan Kualitas Air Serta
gejala ice-ice menunjukkan bahwa, isolat bakteri Hama dan Penyakitnya. Proyek
tersebut memiliki karakter yang sama dengan Penelitian, Pengembangan dan
isolat K-25 yaitu bentuk koloni bulat, ukuran Pemanfaatan Sumberdaya Laut Dalam.
sedang, permukaan halus, tepian rata, Gram Pusat Penelitian Oseanografi –LIPI
positif bentuk bacil, koloni berwarna kuning Jakarta.

29
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan, Vol. 1 No. 2 TAHUN 2015

Hamsah dan Patadjai, R. S.. Identifikasi Vibrio


sp. Yang Diisolasi Dari Rumput Laut
Kappaphycus alvarezii Yang
Terserang Penyakit Ice-Ice.
AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 01
Januari 2013, ISSN 0854-0128.
Jaelani, Irwan. 2014. Bakteri Asosiasi Pada
Karang Pachyseris sp. yang Terinfeksi
Penyakit BBD (Black Band Disease)
di Perairan Pulau Barrang Lompo.
Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Jailani, A.Q., Abida, I.W., dan Triajie, H.. 2011.
Laju Kecepatan Penyerangan Ice-ice
Pada Rumput Laut Eucheuma cottonii
di Perairan Bluto Sumenep Madura.
Fakultas Pertanian Universitas
Trunojoyo.
Lakitan, B.. 2011. Dasar-dasar Fisiologi
Tumbuhan. Edisi ke-1, Cetakan ke-9.
Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Raihana, Nadia. 2011. Profil Kultur dan Uji
Sensitivitas Bakteri Aerob dari Infeksi
Luka Operasi Laparatomi di Bangsal
Bedah RSUP dr. M. Djamil Padang.
Padang. Universitas Andalas. Artikel.
Sidharta, B. R. 2000. Pengantar mikrobiologi
kelautan. Yogyakarta. Universitas
Atmajaya.
Waluyo, L..2010. Teknik Metode Dasar
Mikrobiologi. UMM Press. Malang.
Widiastuti, I.Gst.A.A..2009. Petani Rumput
Laut: Bertahan di Tengah Perubahan
Iklim. Article PDF.
Yulianto, K., dan Mira S.. 2009. Budidaya
Makro Alga Kappaphycus alvarezii
(Doty) secara Vertikal dan Gejala
Penyakit “ice-ice” di Perairan Pulau
Pari. Oseanologi dan Limnologi di
Indonesia (2009) 35(3): 323-332 ISSN
0125-9830.

30

Anda mungkin juga menyukai