2007-06-Administrasi Kontrak PDF
2007-06-Administrasi Kontrak PDF
JEMBATAN
PEKERJAAN
(SUPERVISION ENGINEER OF BRIDGE
CONSTRUCTION)
MODUL
SEBC – 06 : ADMINISTRASI KONTRAK
2007
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
Modul SEBC-06: Administrasi Kontrak
KATA PENGANTAR
Modul ini disusun berdasarkan dokumen kontrak yang selama ini dipakai oleh proyek-
proyek pemerintah terutama proyek di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum.
Administrasi kontrak merupakan bagian penting dari kegiatan proyek untuk kepentingan
bagi tenaga dengan kualifikasi tenaga ahli maupun teknisi bidang konstruksi jalan dan
jembatan. Dalam rangka pengendalian proyek, maka diperlukan standar prosedur
adminstrasi yang sama dan dapat diikuti oleh semua lini jabatan terkait, baik dalam
jajaran lingkungan penyedian jasa maupun pengguna jasa.
Penyamaan persepsi dan standar prosedur dalam administrasi suatu organisasi proyek
diperlukan untuk mengendalikan proyek agar sesuai dengan yang direncanakan baik
dalam hal waktu, biaya dan mutu. Oleh karena itu diperlukan adanya Modul Administrasi
Kontrak , sebagai materi pelajaran dan pedoman yang dapat digunakan bagi kepentingan
manajemen suatu proyek konstruksi jalan dan jembatan.
Dengan mempelajari modul ini diharapkan seorang pengawas pekerjaan jembatan dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pelaksanaan pengawasan terhadap
pekerjaan jembatan yang dilakukan oleh kontraktor secara berkeahlian sesuai ketentuan
dokumen kontrak dan mewujudkan sasaran proyek secara tepat mutu, tepat waktu , dan
tepat biaya serta tertib administrasi
Demikian modul ini dipersiapkan untuk membekali seorang Ahli Pengawasan Pekerjaan
Jembatan (Supervision Engineer of Bridge Construction) dengan pengetahuan yang
berkaitan dengan pekerjaan pengawasan pekerjaan jembatan.
LEMBAR TUJUAN
NOMOR : SEBC – 06
TUJUAN PELATIHAN :
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. I-1
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................... I-2
1.3 Penyelenggaraan Administrasi Kontrak ............................................. I-2
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
HAND OUT
DAFTAR MODUL
Ahli Pengawasan Pekerjaan Jembatan
Jabatan Kerja :
(Supervision Engineer of Bridge Construction/SEBC)
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SEBC – 01 UUJK, K3 dan Pemantauan Lingkungan
2 SEBC – 02 Dokumen Kontrak
PANDUAN INSTRUKTUR
A. BATASAN
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Waktu = 15 menit
4. Ceramah Bab III Usulan Perubahan Mengikuti ceramah dengan tekun dan OHT
Kontrak memperhatikan hal-hal penting yang
Umum perlu di catat
Rekomendasi Usulan Perubahan Mengajukan pertanyaan apabila
Waktu kurang jelas atau sangat berbeda
Rekomendasi Usulan Perubahan dengan fakta dilapangan dan atau
Biaya pengalaman
Penyiapan Justifikasi Teknis
Waktu = 90 menit
Waktu = 30 menit
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum hubungan dan pelaksanaan peran masing-masing pihak terkait dengan
penyelenggaraan proyek telah diatur dalam dokumen kontrak terutama dokumen syarat-
syarat kontrak yang mengatur hubungan tersebut secara hukum. Sebagian besar
pelaksanaan ketentuan syarat-syarat kontrak harus didukung dokumen administrasi yang
harus disiapkan masing-masing pihak.
Maksud dari pelatihan mengenai administrasi kontrak ini adalah agar peserta pelatihan
yang akan melakukan tugas pengawasan pekerjaan jembatan memperoleh pemahaman
yang tepat dan mampu menerapkan semua ketentuan administrasi kontrak sebagaimana
diatur dalam ketentuan dokumen kontrak. Dengan penguasaan atas administrasi kontrak
tersebut, pengawas akan mampu menyiapkan semua dukungan yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan kontrak
terutama terkait dengan pengarsipan dokumen kegiatan pengawasan, usulan perubahan
kontrak dari kontraktor serta klaim-klaim kontraktor dan pihak lain.
Tujuan dari pelatihan modul ini adalah agar sasaran proyek yakni penyelesaian proyek
secara tepat waktu, mutu, biaya serta tertib administrasi yang menjadi persyaratan hasil
pelaksanaan tugas pengawas proyek dapat dicapai.
Pengawas sebagai wakil dari direksi pekerjaan yang secara langsung mengawasi
pekerjaan kontraktor di samping harus melaksanakan administrasi dalam rangaka
pelaksanaan pengawasan juga harus mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan
administrasi pelaksanaan yeng diselenggarakan oleh kontraktor yang terkait dengan
peneyelnggaraan administrasi sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak.
Agar pengawas mampu melakukan tugas memeriksa atau mengevaluasi atas usulan dan
klaim kontraktor, dukungan administrasi dokumen pelaksanaan pengawasan mutlak
dibutuhkan, terlebih lagi apabila hal-hal tersebut terkait dengan aspek hukum termasuk
bukti-bukti dokumen yang dibutuhkan.
Selain berguna dalam memeriksa, mengevaluasi dan merokemdasikan usulan dan klaim
kontraktor, administrasi pengawasan tersebut juag berguna dalam penyusunan
pelaporan, terutam terkait dengan pelaporan pengawasan yang harus disampaikan
kepada direksi pekerjaan.
Administrasi yang tertib akan memudahkan para pihak dalam menyusuri perjalanan dari
suatu permasalahan, sehingga memberikan suatu pemahaman yang sama terhadap
suatu permasalahan dengan adanya kesamaan dokumen pendukungnya.
BAB II
PENYIAPAN DOKUMEN ADMINISTRASI
Sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak, konsultan pengawas atau disebut direksi teknis
sebagai wakil dari direksi pekerjaan di lapangan melakukan tugas mengawasi dan
memeriksa pelaksanaan pekerjaan kontraktor.
Tugas-tugas konsultan pengawas secara rinci diatur dalam dokumen kontrak dan
kerangka acuan kerja kontrak antara konsultan pengawas dengan pengguna jasa.
Secara khusus terkait dengan tugas mengawasi pekerjaan kontraktor, uraian tugas
tersebut termuat dalam ketentuan syarat-syarat kontrak dan spesifikasi teknis pekerjaan
jembatan.
Secara umum tugas konsultan pengawas sebagaimana tercantum dalam kerangka acuan
kerja (KAK) kontrak pengawasan adalah menjalankan sebagian tugas direksi pekerjaan
yakni:
Mengawasi mutu hasil pekerjaan;
Mengawasi kuantitas pekerjaan; dan
Mengawasi metode pelaksanaan pekerjaan.
Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disepakati oleh pengguna jasa
dan dapat direvisi sesuai kebutuhan.
Program mutu minimal berisi:
a. Informasi pengadaan;
b. Organisasi proyek pengguna jasa dan penyedia jasa;
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. Prosedur instruksi kerja;
f. Pelaksana kerja.
a. Pondasi;
1) Beton
2) Beton pratekan
3) Tiang
4) Sumuran
b. Bangunan Bawah
1) Kepala jembatan
2) Pilar
c. Bangunan Atas;
1) Beton bertulang
2) Beton pratekan
3) Rangka baja
4) Landasan
d. Bangunan pelengkap dan pengaman jembatan
1) Rambu
2) Sandaran
3) Papan nama jembatan
4) Turap
5) Parapet
6) Bronjong
7) Fender
8) Krib
9) Pengaman tebing dinding beton
10) Pengaman dinding pasangan batu kali
11) Dinding penan tanah
12) Bangunan pengatur dasar sungai
e. Jalan dan Jembatan sementara/darurat
Pemeriksaan usulan gambar verja dilakukn dengan mengacu pada gambar rencana
dan spesifikasi teknis.Penyampaian usulan gambar kerja untuk pekerjaan struktur
termasuk:
a. Gambar detail dan perhitungan terinci perancah;
b. Gambar detail prosedur penegangan kabel sesuai jenis sistem penegangan beton
pratekan yang dipilih;
c. Gambar rancangan pekerjaan sementara untuk pemasangan baja struktur;
d. Gambar fabrikasi baja struktur yang difabrikasi kontraktor;
e. Gambar perakitan komponen baja struktur;
f. Gambar pemasangan baja struktur.
yang bersangkutan. Usulan Sertifikat Bulanan yang telah disiapkan itu harus
dikirimkan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat pada hari terakhir dari setiap
bulan kalender.
Usulan sertifikat bulanan harus merangkum ringkasan nilai semua jenis peker-jaan
yang telah diselesaikan menurut masing-masing divisi dari spesifikasi terhitung
sejak tanggal awal kontrak, dan juga harus menunjukkan persentase pekerjaan
yang telah diselesaikan dari setiap divisi sebagai nilai pekerjaan yang telah
diselesaikan dibandingkan terhadap jumlah harga kontrak dari masing-masing
divisi yang bersangkutan. Jumlah kotor usulan sertifikat bulanan yang diperoleh
harus dihitung dari jumlah nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dari masing-
masing divisi, termasuk nilai “material on site” yang telah disetujui untuk dibayar
dan juga setiap pekerjaan tambahan yang telah disahkan melalui variasi.
Nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dari setiap divisi sebagaimana tercantum
pada usulan sertifikat bulanan harus didukung penuh dengan lampiran doku-mentasi
yang menunjukkan bagaimana setiap nilai itu dihitung. Perhitungan yang demikian
akan mencakup hal-hal berikut ini tetapi tidak terbatas pada :
o Berita acara pengukuran kuantitas dan harga satuan mata pembayaran menurut
kontrak yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga.
o Berita acara pengukuran kuantitas dan dimana ketentuan dalam spesifikasi
mensyaratkan penyesuaian harga satuan mata pembayaran sebagaimana
diperlukan untuk pelaksanaan pelapisan ulang (overlay) yang disetujui dengan
tebal atau kadar aspal kurang dari yang disyaratkan.
o Pencantuman setiap pekerjaan yang dilaksanakan menurut suatu variasi yang
sah, dimana harga satuan baru atau alternatif jumlah pembayaran yang telah
ditetapkan untuk pekerjaan yang dimaksud dalam divisi yang bersangkutan.
Selembar atau lebih ringkasan yang terpisah dan menunjukkan status berikut ini
harus dilampirkan dalam usulan sertifikat bulanan :
o Uang muka dan pengembalian uang muka.
o Uang yang ditahan (retention money).
o Variasi yang diminta dan usulan cara pembayaran (jika ada).
o Variasi.
o Tuntutan penagihan (claim, jika ada).
o PPN (pajak pertambahan nilai)
Bilamana kontraktor telah mengajukan usulan pembayaran terpisah pada suatu seksi
atau bagian pekerjaan yang telah diselesaikan, maka baik Usulan sertifikat bulanan
sum) yang diusulkan oleh kontraktor atau jumlah yang disetujui lain atau jumlah
yang telah diubah sebagaimana ditetapkan oleh direksi pekerjaan dengan
sejumlah yang disyaratkan dalam syarat-syarat kontrak (Bab 3 dari dokumen
kontrak). Usulan sertifikat bulanan yang telah lengkap akan disahkan untuk
pembayaran oleh direksi pekerjaan, dan diteruskan kepada pemilik untuk
pelaksanaan proses pembayaran, dan satu salinannya harus disampaikan kepada
kontraktor.
Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh pengguna
jasa, apabila kontraktor telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di lapangan
(apabila ditentukan demikian);
Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. Pengguna jasa dapat meminta kontraktor
untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan
hal-hal yang sedang menjadi perselisihan dan besarnya tagihan yang dapat
disetujui untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar sesuai ketentuan dalam syarat-
syarat khusus kontrak
Setiap pembayaran harus dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran uang muka,
denda (bila ada), dan pajak;
Untuk kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pembayaran kepada
pengguna jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh subkontraktor
sesuai dengan kemajuan pekerjaan;
Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
persen) dan berita acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan.
Hasil perhitungan penyesuaian harga dituangkan dalam amandemen kontrak yang
dibuat secara berkala selambat-lambatnya setiap 6 (enam) bulan;
Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh pengguna jasa, apabila kontraktor
telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran.
Ganti rugi dan kompensasi kepada kontraktor dituangkan dalam amandemen
kontrak;
Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh pengguna jasa, apabila
kontraktor telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran.
Pengguna jasa harus sudah membayar kepada penyedia jasa selambat-
lambatnya dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sejak penyedia jasa telah
mengajukan tagihan yang telah disetujui oleh direksi teknis dan direksi pekerjaan.
o Setiap jenis mata pembayaran atau kegiatan dari kelompok mata pembayaran
yang berkaitan harus digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan
harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan.
o Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan.
o Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat
kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.
disetor ke kas negara, kontraktor dikenakan sanksi masuk daftar hitam selama 2
(dua) tahun.
BAB III
USULAN PERUBAHAN KONTRAK
3.1 UMUM
Pada pelaksanaan kontrak pekerjaan jalan dan jembatan hampir selalu terjadi perubahan
kontrak atau lebih dikenal adendum. Adendum kontrak bisa disebabkan adanya
perpanjangan waktu atau bisa juga disebabkan oleh adanya pengurangan nilai kontrak
atau karena penambahan nilai kontrak sebagai akibat adanya revisi disain.
Faktor-faktor yang penting dalam mengajukan suatu proses perubahan kontrak adalah:
a. Apa yang menjadi alasan utama sehingga Addendum perlu diadakan
b. Apa uraian pekerjaan atau subyek apa yang akan dijadikan (pokok) persoalan
sehingga terjadi suatu perubahan pada kontrak yang sedang berjalan
c. Apa kajian terhadap usulan perubahan tersebut dapat memenuhi kelayakan teknis
maupun biaya
Ketiga pertanyaan tersebut di atas merupakan suatu keharusan yang perlu dibahas dan
dikembangkan untuk dapat dipertanggungjawabkan dalam kelayakan teknis maupun
biaya. Yang perlu diperhatikan dalam proses pengajuan perubahan (adendum) adalah
prosedur pembuktian.
Apabila terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan pekerjaan
dengan spesifikasi teknis dan gambar yang ditetapkan dalam dokumen kontrak, maka
pengguna jasa bersama penyedia jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi
antara lain :
a. Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
kontrak
b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata pembayaran
c. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
lapangan
Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan berubah (bertambah
atau berkurang) lebih dari suatu nilai tertentu sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak
(FIDIC menentuka 25%) dari kuantitas kontrak awal, maka harga satuan perubahan mata
pembayaran utama tersebut disesuaikan dengan negosiasi harga
Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka penyedia jasa harus menyerahkan
analisa harga satuannya kepada pengguna jasa dan dilakukan negosiasi teknis dan harga
berdasarkan analisa harga satuan dan harga satuan dasar penawaran.
Perintah perubahan pekerjaan harus dibuat secara tertulis oleh pengguna jasa kepada
penyedia jasa, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak
Pada umumnya usulan perubahan kontrak adalah berkenaan dengan adanya usulan
review disain atau perpanjangan waktu.
Dalam proses perubahan kontrak, peran pengguna jasa dan kontraktor merupakan
kelompok awal yang perlu menguji kebenaran data perubahan yang diperoleh
umpamanya data lalu lintas, pengujian tanah dst. Kajian tidak terbatas pada kajian teknis
saja tetapi juga termasuk kajian biaya.
Apabila pada suatu keadaan tertentu diperlukan adanya perubahan seperti pekerjaan
tambah atau kurang atau perpanjangan waktu, maka hal itu harus dianggap sebagai
suatu akibat. Oleh karena itu dalam mengkaji suatu usulan review desain, pengguna jasa
harus dapat mengetengahkan alasan pokok yang mengakibatkan perlunya perubahan.
Apabila diminta oleh pengguna jasa, kontraktor wajib mengajukan usulan biaya untuk
melaksanakan perintah perubahan
Direksi teknis wajib menilai usulan biaya dan melaporkan kepada direksi pekerjaan
tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari
Apabila pekerjaan dalam perintah perubahan harga satuannya terdapat dalam daftar
kuantitas dan harga dan apabila menurut pendapat direksi pekerjaan bahwa kuantitas
pekerjaan tidak melebihi batas sesuai ketentuan dokumen kontrak atau waktu
pelaksanaan tidak mengakibatkan perubahan harga, maka harga satuan yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga digunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya
perubahan
Apabila harga satuan berubah atau pekerjaan dalam perintah perubahan tidak ada harga
satuannya dalam daftar kuantitas dan harga, jika dinilai wajar, maka usulan biaya dari
kontraktor merupakan harga satuan baru untuk perubahan pekerjaan yang bersangkutan
Apabila usulan biaya dari kontraktor dinilai tidak wajar, maka pengguna jasa
mengeluarkan perintah perubahan dengan mengubah harga kontrak berdasarkan harga
perkiraan pengguna jasa
Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan kontrak yang
akan dinyatakan penyedia jasa dalam pernyataan dimulainya pekerjaan.
Dalam waktu 7 hari setelah penandatangan kontrak, kontraktor harus melaksanakan
rapat pra pelaksanaan (pre construction meeting) yang dihadiri pengguna jasa, direksi
pekerjaan, wakil direksi pekerjaan/direksi teknis dan kontraktor untuk membahas semua
hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini.
Dalam waktu 15 hari setelah rapat pra pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan
program mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan jadwal
kemajuan pelaksanaan kepada direksi pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.
Mobilisasi harus mulai dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari sejak diterbitkan SPMK, yaitu antara lain mendatangkan peralatan berat,
kendaraan, alat laboratorium, menyiapkan fasilitas kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan mendatangkan personil. Mobilisasi peralatan dan
personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar dalam kontrak harus
diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja, kecuali
penyediaan fasilitas dan pelayanan pengendalian mutu harus diselesaikan dalam
waktu 45 hari.
Bilamana kontraktor gagal menyelesaikan mobilisasi fasilitas dan pelayanan pengen-
dalian mutu, maka kontraktor akan dikenakan pengurangan sejumlah pembayaran
seperti yang disyaratkan dalamketentuan kontrak, kontraktor juga akan dikenakan
seluruh biaya aktual ditambah 10% (sepuluh persen) untuk semua fasilitas dan
pelayanan pengendalian mutu yang dilaksanakan oleh direksi pekerjaan atau pihak
lainnya atas perintah direksi pekerjaan.
Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa telah melaksanakan pekerjaan
selesai 100% (seratus persen) sesuai ketentuan kontrak dan telah dinyatakan dalam
berita acara penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh direksi pekerjaan.
Apabila penyedia jasa berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
Jadwal karena keadaan di luar pengendaliannya dan kontraktor telah melaporkan
kejadian tersebut kepada pengguna jasa, maka pengguna jasa melakukan
penjadwalan kembali pelaksanaan tugas kontraktor dengan amandemen kontrak.
perpanjangan waktu pelaksanaan yang dapat diusulkan oleh baik pengguna jasa maupun
oleh kontraktor.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh pengguna jasa dalam pengusulan percepatan
waktu pelaksanaan adalah:
Karena percepatan waktu pelaksanaan dapat memberikan konsekwensi pemberian
kompensasi kepada kontraktor dalam bentuk tambahan biaya, maka pengguna jasa
harus telah mempertimbangkan keuntungan yang akan diperoleh dari percepatan
waktu pelaksanaan tersebut. Dengan lebih cepatnya berfungsinya hasil pekerjaan
(misalnya jembatan) tersebut secara ekonomis akan memberikan keuntungan
dibandingkan dengan tambahan biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna jasa
yang harus diberikan sebagai kompensasi kepada kontraktor.
Apabila secara ekonomis tidak juga memberikan keuntungan yang signifikan, namun
apabila secara sosial ataupun alasan lain (misalnya keamanan dan keselamatan
umum) keuntungan tersebut diperoleh, maka hal tersebut dapat dipertimbangkan
untuk usulan percepatan waktu pelaksanaan tersebut.
Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna jasa secara tertulis kepada
kontraktor, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan
amandemen kontrak.
Apabila diminta oleh pengguna jasa, kontraktor wajib mengajukan usulan biaya untuk
melaksanakan perintah perubahan.
Direksi teknis wajib menilai usulan biaya tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 7
(tujuh) hari.
Apabila pekerjaan dalam perintah perubahan harga satuannya terdapat dalam daftar
kuantitas dan harga, dan apabila menurut pendapat direksi pekerjaan bahwa
kuantitas pekerjaan tidak melebihi batas sesuai ketentuan kontrak. atau waktu
pelaksanaan tidak mengakibatkan perubahan harga, maka harga satuan yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga digunakan sebagai dasar untuk
menghitung biaya perubahan.
Apabila harga satuan berubah atau pekerjaan dalam perintah perubahan tidak ada
harga satuannya dalam daftar kuantitas dan harga, jika dinilai wajar, maka usulan
biaya dari penyedia jasa merupakan harga satuan baru untuk perubahan pekerjaan
yang bersangkutan.
Apabila usulan biaya dari kontraktor dinilai tidak wajar, maka pengguna jasa
mengeluarkan perintah perubahan dengan mengubah harga kontrak berdasarkan
harga perkiraan pengguna jasa.
Apabila perintah perubahan sedemikian mendesak sehingga pembuatan usulan biaya
serta negosiasinya akan menunda pekerjaan, maka perintah perubahan tersebut
harus dilaksanakan oleh kontraktor dan dan diberlakukan sebagai peristiwa
kompensasi sesuai ketentuan kontrak.
Kontraktor tidak berhak menerima pembayaran tambahan untuk biaya-biaya yang
sesungguhnya dapat dihindari melalui peringatan dini.
Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan berubah lebih dari
10% (sepuluh persen) dari kuantitas awal, maka harga satuan pembayaran utama
dapat disesuaikan dengan negosiasi.
Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka kontraktor harus menyerahkan
analisa harga satuannya kepada pengguna jasa. Penentuan harga satuan mata
pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi berdasarkan analisa harga satuan
tersebut dan harga satuan dasar penawaran.
Usulan perubahan biaya atau waktu pada umumnya diakibatkan oleh adanya pekerjaan
tambah/kurang yang diperlukan di lapangan. Kebutuhan pekerjaan tambah/kurang
dituangkan dalam bentuk perubahan perkiraan kuantitas setiap mata pembayaran
maupun perubahan jadwal waktu pelaksaannya (apabila diperlukan).
Justifikasi teknis dibuat oleh direksi teknis, disetujui oleh direksi pekerjaan dan kontraktor.
Dokumen justifikasi teknis berisi : deskripsi proyek (nama proyek, pemberi
tugas/pengguna jasa, nama kontraktor, nama konsultan/pengawas teknik, lokasi proyek,
nilai proyek, sumber dana, nomor kontrak, tanggal kontrak, tanggal SPMK, tanggal mulai
dan selesainya pekerjaan, waktu pelaksanaan, gambaran proyek (major work), dasar
perubahan pekerjaan, daftar pekerjaan/volume tambah kurang, back up volume pekerjaan
tambah kurang, revised schedule, dokumen pendukung lain.
Hasil pembahasan atas usulan perubahan biaya atau waktu pelaksanaan yang diperlukan
dalam rangka penyesuaian kondisi pelaksanaan atau lapangan dimuat dalam bentuk
justifikasi teknis dan apabila hal tersebut berkaitan dengan desain, maka disebut review
desain.
Review desain adalah merupakan suatu upaya untuk menyesuaikan produk desain awal
(jalan maupun jembatan) yang pelaksanaan konstruksinya tidak seperti yang dikehendaki
dalam perencanaan teknis (desain awal).
Alasan diperlukannya review desain adalah
a. Kondisi di lapangan tidak sesuai dengan asumsi kondisi yang digunakan dalam
perencanaan awal /desain awal.
b. Kendala pelaksanaan di lapangan yang mengakibatkan desain awal tidak dapat atau
tidak memungkinkan untuk diterapkan
c. Desain alternatif yang lebih baik
d. Desain bertahap / Phasing Design
Apabila proses review desain dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan maka disebut sebagai rekayasa lapangan. Definisi dari rekayasa lapangan
adalah suatu kegiatan untuk mencari kesesuaian antara rancangan asli yang ditunjukkan
dalam gambar dengan kebutuhan aktual lapangan. Kegiatan ini terdiri dari survai
lapangan dan analisis data lapangan.
Review desain akan menghasilkan perubahan daftar kuantitas atau juga memungkinkan
untuk dilakukan perubahan terhadap jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Kasus yang sering terjadi terkait dengn perubahan desain antara lain:
a. Produk perencanaan yang tidak lengkap dan tidak akurat di mana kualitas produk yang
tersedia bukan merupakan rancangan bertahap/phasing design, maupun rancangan
rekayasa lengkap/detailed engineering design, yang disebabkan oleh misalnya
keterbatasan waktu dan dana dalam perencanaan.
b. Dari kedua jenis produk perencanaan di atas, kuantitas pekerjaan utama (major items)
seharusnya sudah harus akurat. Dalam banyak kasus, major items mengalami revisi
yang besar terkait keakuratan perencanaan.
c. Karena produk perencanaan yang tidak akurat, salah satu hal yang disebabkan oleh
ketidak akuratan tersebut adalah kurang informasinya utilitas yang ada dan harus
dipindahkan. Pemindahan utilitas akan sangat memerlukan waktu dan biaya.
d. Berdasarkan dokumen kontrak / spesifikasi teknis, yang melakukan review desain adalah
direksi pekerjaan. Tetapi dalam kenyataannya sering ditemui bahwa yang mengerjakan
review desain adalah kontraktor.
e. Review desain bertujuan untuk mengatasi masalah teknis atau kendala di lapangan.
Sering terjadi review desain dilakukan untuk mencari keuntungan yang lebih bagi
kontraktor.
f. Review desain dilakukan di luar atau setelah masa mobilisasi
g. Perbedaan antara data hasil survei lapangan dan data desain disebabkan oleh waktu
pelaksanaan yang terpaut jauh dengan waktu pelaksanaan.
Pada umumnya hasil rekayasa lapangan akan mengakibatkan kerja tambah atau kerja
kurang (walaupun jarang sekali dijumpai).
Pekerjaan tambah adalah suatu penambahan pekerjaan yang terjadi sebagai akibat kondisi
lapangan yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan. Sedangkan pekerjaan kurang adalah suatu pengurangan volume pekerjaan
juga karena kondisi lapangan, meskipun volumenya secara jelas tercantum di dalam
dokumen kontrak.
Pengertian pekerjaan tambah / kurang atau disebut juga variasi dibedakan dalam 2 jenis
yaitu :
a. Berupa kenaikan atau penurunan volume pekerjaan pada item tertentu yang sudah ada
harga satuannya di dalam kontrak
b. Berupa pekerjaan tambahan yang belum ada kesepakatan harga satuannya di dalam
kontrak.
Berkaitan dengan pekerjaan tambah/kurang, sesuai dengan dokumen kontrak, pengguna
jasa mempunyai kewenangan untuk melaksanakan perubahan pekerjaan di lapangan antara
lain :
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum di dalam kontrak
b. Menghapus atau bahkan mengadakan jenis pekerjaan baru
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan
d. Mengubah ketinggian, kedudukan dan ukuran dari bagian-bagian pekerjaan
e. Melaksanakan pekerjaan tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan.
Untuk menghindari terjadinya perselisihan di kemudian hari saat pelaksanaan kontrak ,
maka segala perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan tambah/kurang agar dilakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Dibuat suatau kesepqakatan tertulis, ditandatangani oleh pengguna jasa, direksi
pekerjaan, direksi teknis /konsultan supervisi dan kontraktor;
b. Usulan perubahan bisa berasal dari pengguna jasa atau kontraktor yang kemudian
ditindaklanjuti dengan negosiasi atas dasar harga yang wajar
Kewenangan dalam menetapkan batasan persetujuan harga pekerjaan tambah/kurang
diatur oleh instansi yang berwenang, direksi pekerjaan melangkah sesuai dengan prosedur
dan ketentuan yang berlaku.
Justifikasi teknis yang dihasilkan oleh direksi pekerjaan dan konsultan perencana/konsultan
pengawas dan ditandatangani keduanya mencakup ketentuan sebagai berikut :
Untuk item-item yang mengalami perubahan (bertambah atau berkurang) lebih dari nilai
tertentu yang disebutkan dalam syarat-syarat kontrak (misalnya FIDIC sebesar 25%
atau kontrak nasional sebesar 10%), harga satuannya dimungkinan untuk diubah melalui
negosiasi dengan kontraktor.
Untuk item pekerjaan/pembayarn baru yang belum ada dalam daftar kuantitas asal harus
dilakukan negosiasi untuk masing-masing harga satuan pekerjaan baru tersebut.. Dalam
Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-10
Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak
hal ini pengguna jasa harus mempertimbangkan harga satuan pekerjaan paling tidak dari
dua atau tiga kontrak yang sedang berjalan sebagai acuan untuk menentukan harga
satuan item pekerjaan/pembayaran baru serta sebagai data pendukung.
Revisi jdawal pelaksanaan dan kurva - S
Berita acara hasil rapat negosiasi (notulen) antara direksi pekerjan dan konsultan
dengan kontraktor.
Perubahan-perubahan atas pekerjaan dapat terjadi karena diprakarsai baik oleh direksi
pekerjaan (atau oleh direksi teknis jika dikuasakan demikian oleh pengguna jasa untuk
bertindak atasa namanya) maupun oleh kontraktor, dan harus disepakati serta
ditandatangani oleh kedua belah pihak yang dituangkan dalam variasi. Bilamana dasar
pembayaran yang dituangkan dalam variasi tersebut mengakibatkan variasi dalam
struktur harga satuan mata pembayaran atau variasi dalam jumlah harga kontrak, maka
perubahan pekerjaan/variasi tersebut harus dinegosiasi dan dituangkan dalam
adendum/amademen kontrak.
1. Umum
b. Adendum/Amandemen
perubahan perubahan tersebut terjadi untuk struktur harga atau besarnya nilai
kontrak.
c. Penyerahan-Penyerahan
Kontraktor akan menunjuk secara tertulis wakil perusahaannya yang akan
diberi kuasa untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang
bertanggung jawab untuk memberitahukan pihak-pihak lainnya dalam tenaga
kontraktor mengenai otorisasi perubahan-perubahan tersebut
Direksi pekerjaan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang yang diberi
kuasa untuk mengadministrasikan prosedur perubahan atas nama pengguna
jasa.
Kontraktor akan membantu setiap pengajuan satu usulan lump sum dan untuk
setiap harga satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data
pembuktian yang cukup untuk memungkinkan direksi teknis mengevaluasi
usulan tersebut.
Addendum kontrak harus segera dibuat bila terjadi perubahan kontrak yang terjadi
seperti:
a. Perubahan pekerjaan yang disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para
pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
b. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan
c. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan
Prosedur pembuatan adendum kontrak dilakukan sebagai berikut:
a. Pengguna jasa segera memberikan perintah tertulis kepada kontraktor untuk
melaksanakan perubahan kontrak, atau penyedia jasa mengusulkan perubahan
kontrak.
b. Kontraktor harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari pengguna jasa
dan mengusulkan perubahan harga (bila ada) selambat-lambatnya dalam waktu 7
(tujuh) hari. Pengguna jasa harus memberikan tanggapan atas usulan perubahan
kontrak dari kontraktor selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari.
c. Atas usulan perubahan kontrak dilakukan negosiasi teknis dan harga dan dibuat berita
acara hasil negosiasi.
d. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat adendum kontrak.
Contract change order merupakan perjanjian antara kedua belah pihak tentang
pelaksanaan perubahan/tambahan pekerjaan terbatas pada perubahan pekerjaan yang
dimaksud pada tahap pelaksanaan waktu itu, bukan akumulatip dari CCO sebelumnya.
Jadi CCO hanya sebagai kesepakatan dengan pelaksanaan agar pekerjaan bisa segera
dimulai, bukan dimaksudkan sebagai dokumen syah dari segi hukumnya.
Dalam suatu kontrak pembuatan jalan bisa terdapat puluhan CCO bahkan ada yang
ratusan CCO dan dari segi tertib administrasi masing-masing CCO diberi nomor yang
berurutan sesuai dengan sequent pekerjaan.
Selama suatu CCO tidak mempengaruhi total nilai kontrak “induk”, CCO dianggap sudah
cukup sebagai pendukung kontrak induk dari segi hukum kontrak. Tetapi apabila suatu
saat CCO akumulatip itu sudah merubah nilai kontrak induk, adendum kontrak perlu
dibuat sebagai bagian dari kontrak induk dengan mengikuti prosedur yang berlaku.
BAB IV
KLAIM-KLAIM KONTRAKTOR DAN PIHAK LAIN
4.1 UMUM
Bentuk permintaan pembayaran tambahan dapat berupa ganti rugi atau kompensasi.
Ganti rugi dan kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak kepada kontraktor harus
dituangkan dalam adendum/amandemen kontrak.
Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh pengguna jasa apabila kontraktor
telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data.
Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran.
Besarnya ganti rugi yang harus dibayar oleh pengguna jasa atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar,
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak
Tata cara pembayaran ganti rugi atau kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak.
Kompensasi dapat diberikan kepada kontraktor bila dapat dibuktikan merugikan penyedia
jasa dalam hal sebagai berikut :
Penyedia jasa belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan, karena pengguna jasa tidak
menyerahkan seluruh/sebagian lapangan kepada penyedia jasa;
Pengguna jasa tidak memberikan gambar, spesifikasi atau instruksi sesuai dengan
jadual yang telah ditetapkan;
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) IV-1
Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab IV : Klaim-Klaim Kontraktor dan Pihak Lain
Penyedia jasa dapat meminta kompensasi biaya dan atau waktu pelaksanaan
Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna jasa atas keterlambatan pembayaran
adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan
tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau
dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak.
Agar klaim kontraktor tersebut dapat disetujui pengguna jasa, maka harus dipenuhi
persyaratan sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak sebagai berikut:
Penyedia jasa wajib menyampaikan peringatan dini kepada direksi pekerjaan melalui
direksi teknis selambat-lambatnya 14 hari (kontrak nasional) atau 28 hari (ketentuan
sayarat-syarat kontrak FIDIC) sejak terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu atau
keadaan-keadaan yang dapat berakibat buruk terhadap pekerjaan, kenaikan harga
kontrak atau keterlambatan tanggal penyelesaian pekerjaan. Direksi pekerjaan melalui
direksi teknis dapat meminta penyedia jasa untuk membuat perkiraan akibat yang
akan timbul terhadap pekerjaan, harga kontrak dan tanggal penyelesaian pekerjaan.
Perkiraan tersebut wajib diserahkan penyedia jasa sesegera mungkin.
Kontraktor wajib membuat catatan-catatan atau rekaman atas kejadian tersebut yang
dibutuhkan sebagai bahan pendukung pengajuan kliamnya dan memberi hak pada
direksi pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan dan penelitian atas catatan dan
rekaman tersebut.
Dalam waktu 28 hari atau jangka waktu yang wajar yang disetujui direksi pekerjaan,
sejak penyampaian peringatan dini oleh kontraktor kepada direksi pekerjaan,
kontraktor wajib menyampaikan perincian perhitungan klaim.
Selama peristiwa penyeban klaim berlanjut atau belum selesai, perhitungan klaim
tersebut dianggap interim.
Selama peristiwa belum selesai, kontraktor wajib menyampaikan secara berkala
akumulasi perhitungan klaim.
Dalam waktu 28 hari seteleh peristiwa berakhir, kontraktor harus menyampaikan
perhitungan final.
Kontraktor wajib bekerja sama dengan direksi pekerjaan melalui direksi teknis dalam
menyusun dan membahas upaya-upaya untuk menghindari atau mengurangi akibat
dari kejadian atau keadaan tersebut.
Kontraktor tidak berhak menerima pembayaran tambahan untuk biaya-biaya yang
sesungguhnya dapat dihindari melalui peringatan dini.
Apabila kontraktor tidak mengikuti prosedur klaim, hak untuk pembayaran terbatas
pada keputusan direksi pekerjaan atau arbitrator.
Pembayaran interim atas klaim dapat disertakan pada pembayaran bulanan.
Perhitungan rinci klaim, baik berupa biaya maupun waktu pelaksanaan, harus
dilengkapi laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya klaim meliputi :
o Uraian , termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya perubahan
cakupan, revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan
perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.
o Pembahasan lokasi-lokasi ynag bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat
yang sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.
o Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya.
Usulan harga satuan untuk item pembayaran baru dianalisa berdasarkan harga
satuan dasar yang telah ada dalam kontrak dan dilakukan pembandingan dengan
harga satuan pada kontrak-kontrak yang ada pada paket kontrak terdekat.
Evaluasi usulan berdasarkan pada hasil analisa teknis dan analisa biaya.
Rekomendasi direksi teknis merupakan pilihan terbaik yang menguntungkan pihak
pengguna jasa tanpa merugikan pihak kontraktor.
Hasil evaluasi/pemeriksaan harus disetujui direksi pekerjaan dan kontraktor
Sebagai hasil evaluasi usulan klaim dari kontraktor oleh direksi teknis yang disetujui
direksi pekerjaan dan kontraktor, maka langkah selanjutnya adalah:
Pembuatan adendum/amandemen kontrak;
Pengajuan tagihan oleh kontraktor dengan dilengkapi data pendukung:
o Perhitungan kuantitas dan biaya;
o Data-data pendukung;
Persetujuan direksi teknis;
Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh pengguna jasa paling lambat 7 hari
sejak diterimanya tagihan dari kontraktor;
Pengguna jasa harus sudah membayar kepada kontraktor selambat-lambatnya 14
hari sejak penyedia mengajukan tagihan yang telah disetujui oleh direksi teknis dan
direksi pekerjaan (apabila pengguna jasa terlambat membayar, maka dikenakan
bunga keterlambatan pembayaran berdasarkan suku bunga yang berlaku pada saat
itu menurut ketetapan Bank Indonesia)
1. Lingkup Asuransi
Sesuai ketentuan kontrak, kontraktor harus menyediakan, atas nama pengguna jasa
dan kontraktor, asuransi yang mencakup dari saat mulai pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan akhir masa pelaksanaan (serah terima pertama), dan atas nama
kontraktor selama masa pemeliharaan, yaitu:
Pekerjaan, bersama dengan semua barang dan peralatan pelaksanaan pekerjaan,
serta personil untuk pelaksanaan pekerjaan atas segala resiko yaitu kecelakaan,
kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat diduga;
Biaya tambahan sebesar 15% dari total biaya penggantian terhadap semua
kerusakan atau kerugian termasuk biaya profesionil dan biaya pembongkaran dan
pembersihan setiap bagian pekerjaan dan bongkaran/kotoran.
Pihak ketiga terhadap kerusakan atau kerugian akibat kecelakaan di tempat kerja;
Di samping itu kontraktor juga wajib menyediakan atas nama bersama antara
pengguna asa dan kontraktor menyediakan asuransi perlindungan terhadap
kegagalan bangunan.
Besarnya masing-masing asuransi sesuai ketentuan dokumen kontrak.
Dikecualikan terhadap kewajiban asuransi tersebut adalah kerugian atau kerusakan
akibat dari:
Perang, permusuhan, pendudukan, tindakan musuh asing;
Pemberontakan, revolusi, huru hara, kekuatan militer, atau perang saudara;
Radiasi, atau kontaminasi radio-aktif;
Tekanan gelombang disebabkan oleh pesawat udara atau peralatan udara yang
terbang pada kecepatan sonik atau supersonik.
RANGKUMAN
Administrasi kontrak sebagai bagian dari administrasi proyek, merupakan bagian penting
dari kegiatan proyek dalam rangka pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
Dalam rangka pengendalian proyek, maka diperlukan standar prosedur adminstrasi yang
sama dan dapat diikuti oleh semua lini jabatan terkait, baik dalam jajaran lingkungan
penyedian jasa maupun pengguna jasa.
Penyamaan persepsi dan standar prosedur dalam administrasi suatu organisasi proyek
diperlukan untuk mengendalikan proyek agar sesuai dengan yang direncanakan baik
dalam hal waktu, biaya dan mutu.
Penyelenggaraan administrasi yang dilakukan sesuai ketentuan dan prosedur yang telah
ditetapkan akan sangat berperan dalam pencapaian sasaran penyelenggaraan proyek
yakni di samping tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu juga tertib administrasi.
DAFTAR PUSTAKA