Anda di halaman 1dari 52

PELATIHAN AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN

JEMBATAN
PEKERJAAN
(SUPERVISION ENGINEER OF BRIDGE
CONSTRUCTION)

MODUL
SEBC – 06 : ADMINISTRASI KONTRAK

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)

MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
Modul SEBC-06: Administrasi Kontrak

KATA PENGANTAR

Modul ini disusun berdasarkan dokumen kontrak yang selama ini dipakai oleh proyek-
proyek pemerintah terutama proyek di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum.

Administrasi kontrak merupakan bagian penting dari kegiatan proyek untuk kepentingan
bagi tenaga dengan kualifikasi tenaga ahli maupun teknisi bidang konstruksi jalan dan
jembatan. Dalam rangka pengendalian proyek, maka diperlukan standar prosedur
adminstrasi yang sama dan dapat diikuti oleh semua lini jabatan terkait, baik dalam
jajaran lingkungan penyedian jasa maupun pengguna jasa.

Penyamaan persepsi dan standar prosedur dalam administrasi suatu organisasi proyek
diperlukan untuk mengendalikan proyek agar sesuai dengan yang direncanakan baik
dalam hal waktu, biaya dan mutu. Oleh karena itu diperlukan adanya Modul Administrasi
Kontrak , sebagai materi pelajaran dan pedoman yang dapat digunakan bagi kepentingan
manajemen suatu proyek konstruksi jalan dan jembatan.

Dengan mempelajari modul ini diharapkan seorang pengawas pekerjaan jembatan dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pelaksanaan pengawasan terhadap
pekerjaan jembatan yang dilakukan oleh kontraktor secara berkeahlian sesuai ketentuan
dokumen kontrak dan mewujudkan sasaran proyek secara tepat mutu, tepat waktu , dan
tepat biaya serta tertib administrasi

Demikian modul ini dipersiapkan untuk membekali seorang Ahli Pengawasan Pekerjaan
Jembatan (Supervision Engineer of Bridge Construction) dengan pengetahuan yang
berkaitan dengan pekerjaan pengawasan pekerjaan jembatan.

Jakarta, Desember 2006


Penyusun

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -i-


Modul SEBC-06: Administrasi Kontrak

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Ahli Pengawasan Pekerjaan Jembatan


(Supervision Engineer of Bridge Construction)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :


Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu mengawasi pelaksanaan pekerjaan jembatan
sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar, metode kerja dan dokumen kontrak lainnya.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:
1. Menerapkan ketentuan UUJK, mengawasi penerapan K3 dan memantau lingkungan
selama pelaksanaan pekerjaan jembatan
2. Menerapkan spesifikasi teknik, gambar, metode kerja dan ketentuan dokumen
kontrak yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan jembatan
3. Menyiapkan dan memeriksa bahan untuk rapat pra-pelaksanaan (pre construction
meeting/PCM), rapat-rapat pembahasan (berkala dan khusus), dan rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)
4. Melakukan pengawasan pelaksanaan metode kerja setiap kegiatan pekerjaan
jembatan
5. Melakukan pengawasan mutu, dimensi, kuantitas dan waktu pelaksanaan pekerjaan
jembatan
6. Membantu pengguna jasa dalam menyelenggarakan administrasi pelaksanaan
kontrak
7. Memeriksa laporan pelaksanaan dan membuat laporan pengawasan
8. Membantu proses serah terima hasil pekerjaan pertama (provisional hand
over/PHO), mengawasi pelaksanaan pemeliharaan (warranty period) dan membantu
proses serah terima hasil pekerjaan akhir (final hand over/FHO).

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -ii-


Modul SEBC-06: Administrasi Kontrak

NOMOR : SEBC – 06

JUDUL MODUL : ADMINISTRASI KONTRAK

TUJUAN PELATIHAN :

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu membantu pengguna jasa dalam
menyelenggarakan administrasi pelaksanaan kontrak.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menyiapkan dokumen dministrasi kegitan pengawasan pelaksanaan pekerjaan
jembatan;
2. Menyiapkan dan memeriksa usulan perubahan kontrak;
3. Memeriksa klaim-klaim kontrktor dan pihak lain

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -iii-


Modul SEBC-06: Administrasi Kontrak

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


LEMBAR TUJUAN ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN AHLI
PENGAWASAN PEKERJAAN JEMBATAN (Supervision
Engineer of Bridge Construction) .................................................... vi
DAFTAR MODUL .......................................................................................... vii
PANDUAN INSTRUKTUR ............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. I-1
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................... I-2
1.3 Penyelenggaraan Administrasi Kontrak ............................................. I-2

BAB II PENYIAPAN DOKUMEN ADMINISTRASI


2.1 Rangkuman Kegiatan Pengawasan .................................................. II-1
2.1.1 Tugas Pengawas Sesuai Acuan Kerja Kontrak Pengawasan II-1
2.1.2 Tugas Pengawas Sesuai Dengan Syarat-Syarat Kontrak
Pelaksanaan ......................................................................... II-2
2.2 Arsip Kegiatan Pengawasan ............................................................. II-4

BAB III USULAN PERUBAHAN KONTRAK


3.1 Umum ............................................................................................... III-1
3.2 Rekomendasi Usulan Perubahan Biaya............................................ III-3
3.2.1 Usulan Percepatan Waktu Pelaksanaan ............................... III-5
3.2.2 Usulan Perpanjangan Waktu Pelaksanaan .......................... III-6
3.3 Rekomendasi Usulan Perubahan Biaya............................................ III-6
3.4 Penyiapan Justifikasi Teknis ............................................................. III-8
3.4.1 Review Desain ...................................................................... III-8
3.4.2 Justifikasi Teknis ................................................................... III-10
3.4.3 Prosedur Perubahan Pekerjaan ............................................ III-11
3.4.4 Adendum/Amandemen Kontrak ............................................ III-13
3.4.5 Contract Change Order (CCO) .............................................. III-14

BAB IV KLAIM-KLAIM KONTRAKTOR DAN PIHAK LAIN


4.1 Umum ............................................................................................... IV-1
4.2 Kompensasi dan Ganti Rugi Kepada Kontraktor ............................... IV-1
4.3 Syarat-Syarat Prosedur Klaim........................................................... IV-2
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -iv-
Modul SEBC-06: Administrasi Kontrak

4.4 Pemeriksaan Materi Klaim ................................................................ IV-3


4.5 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Klaim ............................................ IV-4
4.6 Klaim Asuransi.................................................................................. IV-5

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

HAND OUT

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -v-


Modul SEBC-06: Administrasi Kontrak

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN


AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN JEMBATAN
(Supervision Engineer of Bridge Construction)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Pengawasan


Pekerjaan Jembatan (Supervision Engineer of Bridge Construction) dibakukan
dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya
telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Ahli Pengawasan
Pekerjaan Jembatan (Supervision Engineer of Bridge Construction) unit-unit
tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latih Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan
kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen
Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan
Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul
pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan
pengajaran dalam pelatihan Ahli Pengawasan Pekerjaan Jembatan (Supervision
Engineer of Bridge Construction).

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -vi-


Modul SEBC-06: Administrasi Kontrak

DAFTAR MODUL
Ahli Pengawasan Pekerjaan Jembatan
Jabatan Kerja :
(Supervision Engineer of Bridge Construction/SEBC)
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SEBC – 01 UUJK, K3 dan Pemantauan Lingkungan
2 SEBC – 02 Dokumen Kontrak

3 SEBC – 03 Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan

4 SEBC – 04 Pengawasan Pekerjaan Jembatan

5 SEBC – 05 Pengawasan Mutu, Kuantitas dan Waktu

6 SEBC – 06 Administrasi Kontrak


7 SEBC – 07 Pelaporan

8 SEBC – 08 Serah Terima Pekerjaan

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -vii-


Modul SEBC-06: Administrasi Kontrak

PANDUAN INSTRUKTUR

A. BATASAN

NAMA PELATIHAN : AHLI PENGAWASAN PEKERJAAN JEMBATAN


(Supervision Engineer of Bridge Construction )

KODE MODUL : SEBC - 06

JUDUL MODUL : ADMINISTRASI KONTRAK

DESKRIPSI : Materi ini berisi tentang administrasi kontrak yang


memang penting untuk diajarkan pada suatu pelatihan
bidang jasa konstruksi sehingga perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan konstruksi
betul-betul dapat dikerjakan dengan penuh tanggung
jawab yang berazaskan efektif dan efisien, nilai
manfaatnya dapat menyejahteraan bangsa dan negara.

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 6 (Enam) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -viii-


Modul SEBC-06: Administrasi Kontrak

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah Pembelajaran  Mengikuti penjelasan, pengantar, OHT


 Pengantar TIU,TIK, dan pokok bahasan.
 Menjelaskan TIU dan TIK serta  Mengajukan pertanyaan apabila
pokok pembahasan kurang jelas atau sangat berbeda
 Merangsang motivasi peserta dengan pengalaman
untuk mengerti/memahami dan
membandingkan
pengalamannya

Waktu = 15 menit

2. Ceramah Bab I Pendahuluan  Mengikuti ceramah dengan tekun dan OHT


 Latar Belakang memperhatikan hal-hal penting yang
 Maksud dan Tujuan perlu di catat
 Penyelenggaraan Administrasi  Mengajukan pertanyaan apabila
Kontrak kurang jelas atau sangat berbeda
dengan fakta yang ada di lapangan
Waktu = 45 menit dan atau pengalaman

3. Ceramah Bab II Penyiapan  Mengikuti ceramah dengan tekun dan OHT


Dokumen Administrasi memperhatikan hal-hal penting yang
 Rangkuman Kegiatan perlu di catat
Pengawasan  Mengajukan pertanyaan apabila
 Arsip Kegiatan Pengawasan kurang jelas atau sangat berbeda
dengan fakta dilapangan dan atau
Waktu = 90 menit pengalaman

4. Ceramah Bab III Usulan Perubahan  Mengikuti ceramah dengan tekun dan OHT
Kontrak memperhatikan hal-hal penting yang
 Umum perlu di catat
 Rekomendasi Usulan Perubahan  Mengajukan pertanyaan apabila
Waktu kurang jelas atau sangat berbeda
 Rekomendasi Usulan Perubahan dengan fakta dilapangan dan atau
Biaya pengalaman
 Penyiapan Justifikasi Teknis

Waktu = 90 menit

5. Ceramah Bab IV Klaim-Klaim  Mengikuti ceramah dengan tekun dan OHT


Kontraktor dan Pihak Lain memperhatikan hal-hal penting yang
 Umum perlu di catat
 Kompensasi dan Ganti Rugi  Mengajukan pertanyaan apabila
Kepada Kontraktor kurang jelas atau sangat berbeda
 Syaraty Prosedur Klaim dengan fakta dilapangan dan atau
 Tindak Lanjut hasil Pemeriksaan pengalaman
 Klaim Asuransi

Waktu = 30 menit

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) -ix-


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab I : Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keberhasilan penyelesaian proyek tidak saja hanya keberhasilan pencapaian sasaran


proyek secara fisik sesuai dengan waktu, mutu dan biaya yang telah direncanakan,
namun juga bagaimana penyelesaian proyek tersebut diselenggarakan secara tertib
administrasi.

Ketentuan mengenai penyelenggaraan administrasi kontrak secara tertib tersebut menjadi


penting manakala para pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan proyek harus
menghadapi permasalahan yang harus didukung dengan ketentuan-ketentuan kontrak
seperti; adanya usulan-usulan atau klaim dari kontraktor terkait dengan waktu dan biaya,
pembayaran hasil pekerjaan, penyelesaian keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan,
ataupun malah penyelesaian perselisihan yang mungkin timbul.

Administrasi kontrak secara tertib semakin dirasakan pentingnya sehubungan dengan


adanya ketentuan mengenai kegagalan bangunan sebagaimana diatur dalam UU
No.18/1999 tentang Jasa Konstruksi, yang mengharuskan semua pihak dalam
penyelenggaraan proyek tetap masih mempunyai tanggung jawab atas hasil
pelaksanaan pekerjaan proyek setelah serah tarima akhir pekerjaan selesai.

Secara umum hubungan dan pelaksanaan peran masing-masing pihak terkait dengan
penyelenggaraan proyek telah diatur dalam dokumen kontrak terutama dokumen syarat-
syarat kontrak yang mengatur hubungan tersebut secara hukum. Sebagian besar
pelaksanaan ketentuan syarat-syarat kontrak harus didukung dokumen administrasi yang
harus disiapkan masing-masing pihak.

Dukungan administrasi tersebut diperlukan oleh pengawas dalam menjalankan tugas-


tugas pengawasannya. Persyaratan penyelenggaraan administrasi kontrak tersebut tidak
terbatas dalam rangka penyusunan laporan pengawasan, tetapi juga dalam hamoir
seluruh aspek pengawasan seperti: pengawasan mutu, biaya dan waktu.
Penyelenggaraan administrasi kontrak yang tertib menjadi persyaratan mutlak bagi
seorang pengawas dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan
pengawasan pekerjaan.

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) I-1


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab I : Pendahuluan

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pelatihan mengenai administrasi kontrak ini adalah agar peserta pelatihan
yang akan melakukan tugas pengawasan pekerjaan jembatan memperoleh pemahaman
yang tepat dan mampu menerapkan semua ketentuan administrasi kontrak sebagaimana
diatur dalam ketentuan dokumen kontrak. Dengan penguasaan atas administrasi kontrak
tersebut, pengawas akan mampu menyiapkan semua dukungan yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam penyelenggaraan kontrak
terutama terkait dengan pengarsipan dokumen kegiatan pengawasan, usulan perubahan
kontrak dari kontraktor serta klaim-klaim kontraktor dan pihak lain.

Tujuan dari pelatihan modul ini adalah agar sasaran proyek yakni penyelesaian proyek
secara tepat waktu, mutu, biaya serta tertib administrasi yang menjadi persyaratan hasil
pelaksanaan tugas pengawas proyek dapat dicapai.

1.3 PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KONTRAK

Secara umum penyelenggaraan proyek pekerjaan jembatan yang dilakukan secara


kontrak melibatkan para pihak yakni: pemilik/pengguna jasa, direksi pekerjaan, direksi
teknis/konsultan pengawas dan kontraktor.

Direksi pekerjaan sebagai wakil pemilik/pengguna jasa menyelenggarakan pengendalian


pelaksanaan proyek, kontraktor sebagai pelaksana proyek, dan direksi teknis sebagai
konsultan pengawas meyelenggarakan pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan
terutama terkait dengan mutu, waktu dan biaya proyek.

Administrasi kontrak yang harus diselenggarakan oleh pengawas pelaksanaan pekerjaan


jembatan merupakan kegiatan-kegiatan pengumpulan, penyusunan ,penataan,
pengelolaan dan penyimpanan dokumen pengawasan dalam rangka mendukung tugas-
tugas pengawasannya.

Administrasi kontrak dalam rangka penyelenggaraan pengawasan pekerjaan konstruksi


pada dasarnya adalah bagian dari penyelenggaraan administrasi proyek yang dilakukan
oleh pihak proyek.

Pengawas sebagai wakil dari direksi pekerjaan yang secara langsung mengawasi
pekerjaan kontraktor di samping harus melaksanakan administrasi dalam rangaka
pelaksanaan pengawasan juga harus mengawasi pelaksanaan penyelenggaraan
administrasi pelaksanaan yeng diselenggarakan oleh kontraktor yang terkait dengan
peneyelnggaraan administrasi sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak.

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) I-2


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab I : Pendahuluan

Penyelenggaraan administrasi kontrak tersebut dimulai saat diselenggarakannya


persiapan rapat persiapan pelaksanaan (pre-construction meeting), selama pelaksanaan
konstruksi, dan samapai dengan penyerahan akhir pekerjaan (kalau kontrak menentukan
demikian).

Ketentuan kontrak mengatur persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh


kontraktor dalam hal yang bersangkutan mengajukan usulan (waktu dan biaya) dan klaim-
klaim yang harus diperiksa oleh pengawas dalam membantu direksi pekerjaan untuk
mengambil keputusan atas usulan maupun klaim-klaim tersebut.

Agar pengawas mampu melakukan tugas memeriksa atau mengevaluasi atas usulan dan
klaim kontraktor, dukungan administrasi dokumen pelaksanaan pengawasan mutlak
dibutuhkan, terlebih lagi apabila hal-hal tersebut terkait dengan aspek hukum termasuk
bukti-bukti dokumen yang dibutuhkan.

Sering terjadi dalam pelaksanaan pengajuan klaim-klaim kontraktor tidak dapat


dipertimbangkan akibat tidak dipenuhinya persyaratan sahnya klaim seperti tidak
dilampirkannya dokumen pendukung yang disyaratkan sementara pihak pengawas sendiri
juga tidak mempunyai dokumen pendukung dimaksud.

Dukungan dokumen pengawasan sebagai dokumen acuan dalam memeriksa dan


mengevaluasi usulan kontraktor serta sebagai bahan pemberian rekomendasi kepada
direksi pekerjaan akan sangat membantu dalam pemberian rekomendasi secara tepat
dan dapat dipertanggungjawabkan.

Selain berguna dalam memeriksa, mengevaluasi dan merokemdasikan usulan dan klaim
kontraktor, administrasi pengawasan tersebut juag berguna dalam penyusunan
pelaporan, terutam terkait dengan pelaporan pengawasan yang harus disampaikan
kepada direksi pekerjaan.

Administrasi yang tertib akan memudahkan para pihak dalam menyusuri perjalanan dari
suatu permasalahan, sehingga memberikan suatu pemahaman yang sama terhadap
suatu permasalahan dengan adanya kesamaan dokumen pendukungnya.

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) I-3


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

BAB II
PENYIAPAN DOKUMEN ADMINISTRASI

2.1 RANGKUMAN KEGIATAN PENGAWASAN

Sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak, konsultan pengawas atau disebut direksi teknis
sebagai wakil dari direksi pekerjaan di lapangan melakukan tugas mengawasi dan
memeriksa pelaksanaan pekerjaan kontraktor.

Tugas-tugas konsultan pengawas secara rinci diatur dalam dokumen kontrak dan
kerangka acuan kerja kontrak antara konsultan pengawas dengan pengguna jasa.

Secara khusus terkait dengan tugas mengawasi pekerjaan kontraktor, uraian tugas
tersebut termuat dalam ketentuan syarat-syarat kontrak dan spesifikasi teknis pekerjaan
jembatan.

2.1.1 TUGAS PENGAWAS SESUAI DENGAN KERANGKA ACUAN KERJA


KONTRAK PENGAWASAN

Secara umum tugas konsultan pengawas sebagaimana tercantum dalam kerangka acuan
kerja (KAK) kontrak pengawasan adalah menjalankan sebagian tugas direksi pekerjaan
yakni:
 Mengawasi mutu hasil pekerjaan;
 Mengawasi kuantitas pekerjaan; dan
 Mengawasi metode pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan tugas pengawasan tersebut dilakukan dengan rincian sebagai berikut:


 Meneliti dan membuat penjelasan (jika diperlukan) dari syarat-syarat teknik dan
gambar rencana;
 Menyediakan informasi proyek yang dibutuhkan kontraktor;
 Memeriksa semua bahan dan pekerjaan;
 Mengawasi pengujian bahan;
 Mengawasi penyediaan bahan sesuai jadwal yang ditetapkan;
 Memeriksa pelaksanaan pengukuran dan pematokan;
 Mengawasi penerapan gambar rencana dan spesifikasi teknis;

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-1


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

 Melakukan pengukuran kuantiítas dalam rangka penyiapan dokumen pembayaran


kepada kontraktor;
 Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka pelaksanaan rapat-rapat pelaksanaan;
 Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka proses serah terima hasil pekerjaan
 Membuat dan menyimpan semua catatan dan dokumen pelaksanaan yang perlu;
 Menyelenggarakan administrasi pelaksanaan pengawasan pekerjaan; dan
 Membuat dan menyampaikan laporan pengawasan dan laporan pelaksanaan
pekerjaan kepada direksi pekerjaan.

2.1.2 TUGAS PENGAWAS SESUAI DENGAN SYARAT-SYARAT KONTRAK


PELAKSANAAN

Sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak pelaksanaan pekerjaan konstruksi, tugas


konsultan pengawas/engineer’s representative/direksi teknis adalah mewakili pengguna
jasa/direksi pekerjaan/engineer dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontraktor.
Pendelegasian tugas dan kewenangan direksi pekerjaan/engineer kepada konsultan
pengawas/engineer’s representative tersebut dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Pendelegasian kewenangan dan tugas dapat dicabut setiap saat;
 Pemberian dan pencabutan delegasi kewenangan dan tugas tersebut harus dilakukan
secara tertulis dan harus juga disampaiakan kepada pemilik dan kontraktor;
 Semua komunikasi atau keputusan konsultan pengawas/engineer’s representative
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan komunikasi atau keputusan yang
diberikan oleh direksi pekerjaan/engineer dengan ketentuan:
o Kegagalan konsultan pengawas/engineer’s representative untuk menolak hasil
pekerjaan, material dan atau peralatan tidak menghalangi kewenangan direksi
pekerjaan/engineer untuk menolak hasil pekerjaan, material dan atau peralatan
tersebut dan untuk memberikan instruksi pemecahannya;
o Apabila kontraktor tidak puas terhadap keputusan konsultan pengawas/engineer’s
representative, kontraktor berhak menanyakan atau naik banding atas keputusan
konsultan pengawas/engineer’s representative tersebut kepada direksi
pekerjaan/engineer yang kemudian harus mengukuhkan, mengubah atau
memutuskan sebaliknya.

Rincian tugas-tugas konsultan pengawas sebagaimana termuat dalam ketentuan syarat-


syarat kontrak seperti:
 Ikut berperan serta dalam rapat persiapan pelaksanaan yang dilakukan oleh
pengguna jasa/direksi pekerjaan;
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-2
Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

 Bersama-sama dengan kontraktor melakukan pemeriksaan lapangan bersama pada


awal pelaksanaan kontrak dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail
kondisi lapangan untuk setiap rencana mata pembayaran/jenis pekerjaan guna
menetapkan kuantitas awal;
 Bersama-sama dengan kontraktor melakukan pemeriksaan lapangan bersama selama
masa pelaksanaan kontrak untuk menetapkan kuantitas pekerjaan yang telah
dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan;
 Menyetujui program mutu yang disusun oleh kontraktor;
 Menyetujui usulan gambar kerja yang diajukan kontraktor;
 Menerima, meneliti dan menetapkan sertifikat bulanan yang diajukan oleh kontraktor;
 Memberikan persetujuan kemajuan hasil pekerjaan untuk pengajuan pembayarannya
kepada pengguna jasa;
 Bersama-sama direksi pekerjaan, memberikan persetujuan tagihan untuk pembayaran
hasil pekerjaan;
 Melakukan penilaian terhadap usulan biaya dari kontraktor sebagai akibat
pelaksanaan perintah perubahan;
 Memeriksa pekerjaan kontraktor dan memberitahukan kepada kontraktor apabila
terdapat cacat mutu dalam pekerjaan dan dapat memerintahkan kontraktor untuk
menguji hasil pekerjaan yang dianggap terdapat cacat mutu;
 Meneliti dan mengevaluasi dan memberikan rekomendasi atas usulan perpanjangan
waktu pelaksanaan yang diajukan kontraktor;
 Menerima pemberitahuan kerja di luar jam kerja normal dari kontraktor;
 Menerima peringatan dini dari kontraktor atas klaim kontraktor sebagai akibat
terjadinya peristiwa atau keadaan yang akan menimbulkan akibat buruk kepada
pekerjaan, kenaikan harga kontrak atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan,
termasuk meminta kepada kontraktor untuk membuat perkiraan/perhitungannya;
 Bersama-sama direksi pekerjaan dan kontraktor membahas upaya-upaya untuk
menghindari atau mengurangi akibat dari kejadian atau keadaan atau peristiwa
tersebut di atas;
 Bersama-sama kontraktor ikut serta dalam rapat pelaksanaan yang diselenggarakan
oleh direksi pekerjaan yang membahas pelaksanaan pekerjaan dan pemecahan
masalah yang timbul sebagai akibat adanya peringatan dini dari kontraktor dan
membuat risalah rapatnya;
 Memeriksa laporan-laporan harian, mingguan dan bulanan yang dibuat oleh
kontraktor untuk disetujui direksi pekerjaan;
 Membuat foto-foto pelaksanaan untuk digunakan sebagai kelengkapan laporan;

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-3


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

 Membuat laporan bulanan yang akan digunakan sebagai dasar pembayaran;


 Berperan serta dalam proses serah terima pekerjaan;
 Tugas-tugas lain yang secara spesifik didelegasikan oleh direksi pekerjaan/enginer.
Sekalipun konsultan pengawas/direksi teknis menerima kewenangan dari direksi
pekerjaan secara luas, namun dalam menjalankan pendelegasian kewenangan tersebut,
direksi teknik/konsultanm pengawas tidak diperbolehkan melakukan hal-hal sebagai
berikut:
 Tindakan yang berakibat membebaskan kontraktor dari tugas dan kewajibannya
berdasarkan kontrak;
 Memerintahkan pelaksanaan pekerjaan yang mengakibatkan kel;ambatan
penyelesaian proyek atau pembayaran tambahan oleh pemilik/pengguna jasa;
 Membuat perubahan pekerjaan, kecuali ada wewenang yang jelas dan tegas yang
diberikan oleh direksi pekerjaan dan tercantum dalam syarat-syarat khusus kontrak.

2.2 ARSIP KEGIATAN PENGAWASAN

Sesuai tugas-tugas pengawasan sebagaimana diuraikan dii atas, konsultan pengawas


menyelenggarakan pengarsipan kegiatannya sebagai berikut:

1. Rapat persiapan pelaksanaan.


Sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak, rapat persiapan pelaksanaan harus diikuti
oleh: direksi pekerjaan, direksi teknis, unsur perncanaan dan kontraktor.
Materi pokok yang dibahas dalam rapat tersebut adalah:
a. Pasal-pasal penting dalam dokumen kontrak:
1) Asuransi pekerjaan;
2) Pekerjaan tambah kurang;
3) Penyelesaian perselisihan;
4) Pemeliharaan pekerjaan;
5) Kompensasi;
6) Denda dan ganti rugi;
7) Pemutusan kontrak;
8) Lain-lain yang dinilai dinilai perlu.
b. Tata cara penyelenggaraan pekerjaan:
1) Organisasi kerja;
2) Tata cara pengaturan pekerjaan;
3) Jadual pelaksanaan pekerjaan;
4) Jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil;

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-4


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

5) Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan;


6) Sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai
rencana kerja;
7) Penyusunan progarm mutu;
8) Lain-lain yang dianggap perlu.
Hasil dari pembahasan tersebut dituangkan dalam berita acara.

2. Pemeriksaan lapangan bersama.


Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah penerbitan SPMK, direksi teknis
bersama-sama dengan panitia peneliti pelaksanaan kontrak dan kontraktor
melaksanakan pemeriksaan lapangan bersama dengan melakukan pengukuran dan
pemeriksaan detail kondisi lapangan untuk setiap rencana mata pembayaran guna
menetapkan kuantitas awal.
Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara. Apabila dalam
pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi kontrak maka harus dituangkan
dalam bentuk adendum kontrak.
Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap mata pembayaran harus
dilakukan oleh direksi teknis dan penyedia jasa selama periode pelaksanaan kontrak
untuk menetapkan kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan guna pembayaran
hasil pekerjaan.

3. Persetujuan usulan program mutu.

Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disepakati oleh pengguna jasa
dan dapat direvisi sesuai kebutuhan.
Program mutu minimal berisi:
a. Informasi pengadaan;
b. Organisasi proyek pengguna jasa dan penyedia jasa;
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. Prosedur instruksi kerja;
f. Pelaksana kerja.

4. Persetujuan usulan gambar kerja


Dalam pelaksanaan pekerjaan jembatan, sebelum pelaksanan setiap pekerjaan
komponen jembatan dimulai, kontraktor wajib menyampaikan kepada direksi
pekerjaan/direksi teknis usulan gambar kerja untuk disetujui direksi pekerjaan untuk
pekerjaan-pekerjan:

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-5


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

a. Pondasi;
1) Beton
2) Beton pratekan
3) Tiang
4) Sumuran
b. Bangunan Bawah
1) Kepala jembatan
2) Pilar
c. Bangunan Atas;
1) Beton bertulang
2) Beton pratekan
3) Rangka baja
4) Landasan
d. Bangunan pelengkap dan pengaman jembatan
1) Rambu
2) Sandaran
3) Papan nama jembatan
4) Turap
5) Parapet
6) Bronjong
7) Fender
8) Krib
9) Pengaman tebing dinding beton
10) Pengaman dinding pasangan batu kali
11) Dinding penan tanah
12) Bangunan pengatur dasar sungai
e. Jalan dan Jembatan sementara/darurat
Pemeriksaan usulan gambar verja dilakukn dengan mengacu pada gambar rencana
dan spesifikasi teknis.Penyampaian usulan gambar kerja untuk pekerjaan struktur
termasuk:
a. Gambar detail dan perhitungan terinci perancah;
b. Gambar detail prosedur penegangan kabel sesuai jenis sistem penegangan beton
pratekan yang dipilih;
c. Gambar rancangan pekerjaan sementara untuk pemasangan baja struktur;
d. Gambar fabrikasi baja struktur yang difabrikasi kontraktor;
e. Gambar perakitan komponen baja struktur;
f. Gambar pemasangan baja struktur.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-6


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

5. Persetujuan kemajuan hasil pekerjaan


Pengguna jasa harus melakukan penilaian atas hasil pekerjaan dalam masa
pelaksanaan pekerjaan.
Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik pekerjaan.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan detil yang diberikan dalam
gambar, dan sebagaimana yang diperitahkan oleh direksi pekerjaan, dimana sebagian
besar pekerjaan tersebut akan dibayar menurut sistem harga satuan. Pembayaran
kepada kontraktor harus dilakukan berdasarkan kuantitas aktual yang diukur pada
masing-masing mata pembayaran dalam kontrak yang telah dilaksanakan sesuai
dengan seksi yang berkaitan dari spesifikasi, baik cara pengukuran maupun
pembayarannya. Pembayaran juga akan dilakukan berdasarkan pengukuran dan
pembayaran lump sum untuk mata pembayaran mobilisasi dan demobilisasi, dan
pekerjaan pemeliharaan rutin, serta pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan
yang diperintahkan atas dasar pekerjaan harian.

6. Penetapan sertifikat bulanan dan persetujuan tagihan untuk pembayaran hasil


pekerjaan;
 Usulan sertifikat bulanan harus diserahkan pada setiap bulan dari periode
pelaksanaan.
 Kontraktor harus bertanggungjawab penuh untuk penyiapan dan pengajuan setiap
usulan sertifikat bulanan, dan harus mengikuti ketentuan berikut :
o Usulan sertifikat Bulanan harus disiapkan menurut formulir yang ditetapkan oleh
direksi pekerjaan.
o Usulan sertifikat bulanan harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang
cukup pengajuan tersebut lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan, agar
supaya direksi pekerjaan dapat mengesahkan pelaksanaan pembayaran dalam
batas waktu sesuai syarat-syarat kontrak dan spesifikasi ini.
o Usulan sertifikat bulanan yang sudah dilengkapi dengan dokumen pendukung
harus diserahkan kepada direksi pekerjaan sesuai dengan waktu yang
disyaratkan di bawah ini.
o Bilamana kontraktor gagal menyiapkan data pendukung yang dapat diterima
direksi pekerjaan, atau dengan perkataan lain terlambat menyerahkan, maka
tanggal pelaksanaan pembayaran dapat diundurkan dan pengguna jasa tidak
bertanggungjawab atas keterlambatan ini.
 Setiap usulan sertifikat bulanan harus diberi tanggal menurut tanggal terakhir dari
bulan kalender, tetapi jumlah tuntutan penagihan (claim) harus didasarkan atas
nilai yang sudah diselesaikan sampai hari kedua puluh lima pada periode bulan
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-7
Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

yang bersangkutan. Usulan Sertifikat Bulanan yang telah disiapkan itu harus
dikirimkan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat pada hari terakhir dari setiap
bulan kalender.

 Usulan sertifikat bulanan harus merangkum ringkasan nilai semua jenis peker-jaan
yang telah diselesaikan menurut masing-masing divisi dari spesifikasi terhitung
sejak tanggal awal kontrak, dan juga harus menunjukkan persentase pekerjaan
yang telah diselesaikan dari setiap divisi sebagai nilai pekerjaan yang telah
diselesaikan dibandingkan terhadap jumlah harga kontrak dari masing-masing
divisi yang bersangkutan. Jumlah kotor usulan sertifikat bulanan yang diperoleh
harus dihitung dari jumlah nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dari masing-
masing divisi, termasuk nilai “material on site” yang telah disetujui untuk dibayar
dan juga setiap pekerjaan tambahan yang telah disahkan melalui variasi.

 Nilai pekerjaan yang telah diselesaikan dari setiap divisi sebagaimana tercantum
pada usulan sertifikat bulanan harus didukung penuh dengan lampiran doku-mentasi
yang menunjukkan bagaimana setiap nilai itu dihitung. Perhitungan yang demikian
akan mencakup hal-hal berikut ini tetapi tidak terbatas pada :
o Berita acara pengukuran kuantitas dan harga satuan mata pembayaran menurut
kontrak yang dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga.
o Berita acara pengukuran kuantitas dan dimana ketentuan dalam spesifikasi
mensyaratkan penyesuaian harga satuan mata pembayaran sebagaimana
diperlukan untuk pelaksanaan pelapisan ulang (overlay) yang disetujui dengan
tebal atau kadar aspal kurang dari yang disyaratkan.
o Pencantuman setiap pekerjaan yang dilaksanakan menurut suatu variasi yang
sah, dimana harga satuan baru atau alternatif jumlah pembayaran yang telah
ditetapkan untuk pekerjaan yang dimaksud dalam divisi yang bersangkutan.
 Selembar atau lebih ringkasan yang terpisah dan menunjukkan status berikut ini
harus dilampirkan dalam usulan sertifikat bulanan :
o Uang muka dan pengembalian uang muka.
o Uang yang ditahan (retention money).
o Variasi yang diminta dan usulan cara pembayaran (jika ada).
o Variasi.
o Tuntutan penagihan (claim, jika ada).
o PPN (pajak pertambahan nilai)
 Bilamana kontraktor telah mengajukan usulan pembayaran terpisah pada suatu seksi
atau bagian pekerjaan yang telah diselesaikan, maka baik Usulan sertifikat bulanan

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-8


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

maupun dokumen pendukungnya harus memuat perhitungan yang menunjukkan


nilai pekerjaan yang telah diselesaikan.
 Kontraktor harus memelihara semua arsip pengukuran yang sudah disetujui beserta
data pendukung lainnya dan harus mengupayakan semua arsip ini tersedia setiap
saat jika diperlukan oleh direksi pekerjaan dan wakil direksi pekerjaan/direksi teknis
untuk memeriksa ulang perhitungan kuantitas kontraktor dalam usulan sertifikat
bulanan. Cara perhitungan yang digunakan untuk menentukan kuantitas untuk
pembayaran harus benar-benar sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berhubungan dengan pengukuran dan pembayaran untuk tiap seksi dari spesifikasi.
 Direksi pekerjaan dan/atau wakilnya/direksi teknis akan memeriksa detil dan
perhitungan setiap usulan sertifikat bulanan, kemudian kontraktor harus diberitahu
akan persetujuan atau penolakannya dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal
penyerahan usulan sertifikat bulanan tersebut.
 Tanpa memandang apakah diadakan koreksi atau tidak terhadap usulan sertifikat
Bulanan, sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan selama
pemeriksaannya, setiap sertifikat bulanan harus dilengkapi dengan tandatangan dari
semua pihak, dan harus siap untuk disampaikan kepada pemilik paling lambat hari
kesepuluh bulan berikutnya.
 Bilamana direksi pekerjaan menetapkan bahwa diperlukan koreksi atau koreksi-
koreksi terhadap usulan sertifikat bulanan sebagaimana yang diusulkan oleh
kontraktor, maka ia dapat melaksanakan salah satu dari tindakan berikut :
o Mengembalikan usulan sertifikat bulanan tersebut kepada kontraktor untuk
disetujui, disesuaikan dan diajukan kembali oleh Kontraktor, atau
o Membuat usulan perubahan sebagaimana yang diperlukan untuk memperbaiki
usulan sertifikat bulanan tersebut dan segera memberitahu kontraktor secara
tertulis tentang detil dan alasan usulan perubahan tersebut.
 Bilamana kuantitas tertentu yang ditagihkan telah dimasukkan ke dalam usulan
sertifikat bulanan oleh kontraktor atau cara pengukuran yang diajukan belum dapat
disetujui oleh direksi pekerjaan sebelum tanggal terakhir (closing date) penyerahan
sertifikat bulanan kepada pemilik, maka mata pembayaran tersebut tidak boleh
dimasukkan dan disahkan dalam sertifikat bulanan ini, tetapi dapat dimasukkan ke
dalam usulan sertifikat bulanan bulan berikutnya setelah diperoleh persetujuan.
Persetujuan tersebut harus didasarkan atas hasil pengukuran ulang yang dilakukan
bersama, atau melalui suatu pembuktian yang diajukan oleh kontraktor dan dapat
diterima oleh direksi pekerjaan.
 Dalam batas waktu seperti ditetapkan di atas, direksi pekerjaan harus menghitung
jumlah neto sertifikat bulanan dengan cara pemotongan dari jumlah total (gross

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-9


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

sum) yang diusulkan oleh kontraktor atau jumlah yang disetujui lain atau jumlah
yang telah diubah sebagaimana ditetapkan oleh direksi pekerjaan dengan
sejumlah yang disyaratkan dalam syarat-syarat kontrak (Bab 3 dari dokumen
kontrak). Usulan sertifikat bulanan yang telah lengkap akan disahkan untuk
pembayaran oleh direksi pekerjaan, dan diteruskan kepada pemilik untuk
pelaksanaan proses pembayaran, dan satu salinannya harus disampaikan kepada
kontraktor.
 Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh pengguna
jasa, apabila kontraktor telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
 Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan
yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di lapangan
(apabila ditentukan demikian);
 Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi
alasan untuk menunda pembayaran. Pengguna jasa dapat meminta kontraktor
untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan mengesampingkan
hal-hal yang sedang menjadi perselisihan dan besarnya tagihan yang dapat
disetujui untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar sesuai ketentuan dalam syarat-
syarat khusus kontrak
 Setiap pembayaran harus dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran uang muka,
denda (bila ada), dan pajak;
 Untuk kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pembayaran kepada
pengguna jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh subkontraktor
sesuai dengan kemajuan pekerjaan;
 Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
persen) dan berita acara penyerahan pertama pekerjaan diterbitkan.
 Hasil perhitungan penyesuaian harga dituangkan dalam amandemen kontrak yang
dibuat secara berkala selambat-lambatnya setiap 6 (enam) bulan;
 Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh pengguna jasa, apabila kontraktor
telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
 Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran.
 Ganti rugi dan kompensasi kepada kontraktor dituangkan dalam amandemen
kontrak;
 Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh pengguna jasa, apabila
kontraktor telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-10


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

 Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran.
 Pengguna jasa harus sudah membayar kepada penyedia jasa selambat-
lambatnya dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sejak penyedia jasa telah
mengajukan tagihan yang telah disetujui oleh direksi teknis dan direksi pekerjaan.

7. Penilaian terhadap usulan biaya dan perpanjangan waktu pelaksanaan dari


kontraktor
 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga digunakan untuk membayar
prestasi pekerjaan.
 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan berubah lebih
dari 10% (sepuluh persen) dari kuantitas awal, maka harga satuan pembayaran
utama tersebut disesuaikan dengan negosiasi.
 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka penyedia jasa harus
menyerahkan analisa harga satuannya kepada pengguna jasa. Penentuan harga
satuan mata pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi berdasarkan analisa
harga satuan tersebut dan harga satuan dasar penawaran.
 Amandemen kontrak harus dibuat bila terjadi perubahan kontrak.
o Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para
pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
o Perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;
o Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan
pelaksanaan pekerjaan.
o Amandemen bisa dibuat apabila disetujui oleh para pihak yang membuat
kontrak tersebut.
o Prosedur amandemen kontrak dilakukan sebagai berikut:
 Pengguna jasa memberikan perintah tertulis kepada penyedia jasa untuk
melaksanakan perubahan kontrak, atau penyedia jasa mengusulkan
perubahan kontrak;
 Penyedia jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari
pengguna jasa dan mengusulkan perubahan harga (bila ada) selambat-
lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari;
 Atas usulan perubahan harga dilakukan negosiasi dan dibuat berita acara
hasil negosiasi;
 Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat amandemen kontrak.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-11


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

8. Pemeriksaan pekerjaan kontraktor


 Pengguna jasa harus melakukan penilaian atas hasil pekerjaan dalam masa
pelaksanaan pekerjaan.
 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik
pekerjaan.
 Kontraktor harus menyediakan pelayanan pengujian dan/atau fasilitas laboratorium
sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu
dari spesifikasi.
 Bilamana secara khusus dimasukkan dalam lingkup kontrak, maka Kontraktor harus
menyediakan dan memelihara sebuah laboratorium lengkap dengan peralatannya di
lapangan, sesuai dengan ketentuan.
 Formulir yang dapat digunakan untuk pengujian yang sebenarnya dan pelaporan
hasil pengujian hanyalah formulir telah disetujui terlebih dahulu oleh direksi
pekerjaan
 Kontraktor harus memberitahu direksi pekerjaan rencana waktu pelaksanaan
pengujian, paling sedikit satu jam sebelum pengujian dilaksanakan sehingga
memungkinkan direksi pekerjaan atau wakilnya/direksi teknis/konsultn pengawas
untuk menyaksikan setiap pengujian bukan rutin yang mereka inginkan.
 Laporan pengujian harus segera dikerjakan dan didistribusikan sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengujian ulang, penggantian bahan atau
pemadatan ulang sedemikian hingga dapat mengurangi keterlambatan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
 Dalam pengadaan seluruh jenis bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini,
kontraktor harus bertanggungjawab untuk memeriksa dengan detil ketentuan-
ketentuan yang terda-pat dalam peraturan dan standar yang disebutkan, dan
memeriksa bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini telah
memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan
 Setiap akhir setiap bulan kontraktor harus melengkapi jadwal pelaksanaan untuk
menggambarkan secara akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual sampai
tanggal 25 pada bulan tersebut.
 Setiap interval mingguan kontraktor harus menyerahkan pada setiap hari Senin
pagi, jadwal kegiatan mingguan yang menunjukkan lokasi seluruh operasi dan
kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut.
 Kontraktor harus membuat jadwal kemajuan keuangan dalam bentuk diagram
balok horisontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh kemajuan
pekerjaan dengan karakteristik berikut :

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-12


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

o Setiap jenis mata pembayaran atau kegiatan dari kelompok mata pembayaran
yang berkaitan harus digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan
harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan.
o Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan.
o Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat
kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.

o Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan


gambaran tentang kemajuan keuangan rencana pada setiap akhir bulan
terhadap kemajuan keuangan aktual.
o Skala dan format dari jadwal kemajuan keuangan harus sedemikian rupa hingga
tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang. Ukuran
lembar kertas minimum adalah A3.
 Jika diperlukan oleh direksi pekerjaan, kontraktor harus menyediakan analisa
jaringan yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan
sehingga dapat diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat
diperoleh jadwal untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh
jadwal pelaksanaan.
 Kontraktor harus menyediakan jadwal pelaksanaan setiap jembatan dengan skala
balok horisontal untuk setiap jenis pekerjaan dan pelengkapnya untuk pencatatan
kemajuan pekerjaan (progress) aktual terhadap program untuk setiap mata
pembayaran.

9. Penerimaan pemberitahuan kerja di luar jam kerja normal dari kontraktor;


Sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak, kontraktor tidak boleh melaksanakan
pekerjaan di luar jam kerja normal, termasuk pada malm hari dan hri libur resmi tanpa
ijin direksi pekerjaan. Dikecualikan dari ketentuan tersebut adalah dalam hal:
a. dalam keadaan darurat untuk menyelamatkan jiwa, harta benda, atau pekerjaan;
dan
b. untuk setiap pekerjaan yang biasanya dilaksanakan secara bergilir.
Apabila kontraktor bermaksud bekerja di luar jam kerja normal, kontraktor harus
memberitahukan kepada direksi teknis sebelum bekerja di luar jam kerja untuk
mendapatkan ijin dari direksi pekerjaan/direksi teknis dan untuk keperluan
pengawasan pekerjaan, kontraktor harus membayar biaya lembur staf direksi
pekerjaan/direksi teknis.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-13


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

10. Penerimaan peringatan dini dari kontraktor


 Kontraktor wajib menyampaikan peringatan dini kepada direksi pekerjaan melalui
direksi teknik selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak terjadinya peristiwa-
peristiwa tertentu atau keadaan-keadaan yang dapat berakibat buruk terhadap
pekerjaan, kenaikan harga kontrak atau keterlambatan tanggal penyelesaian
pekerjaan. Direksi pekerjaan melalui direksi teknik dapat meminta penyedia jasa
untuk membuat perkiraan akibat yang akan timbul terhadap pekerjaan, harga
kontrak dan tanggal penyelesaian pekerjaan. Perkiraan tersebut wajib diserahkan
penyedia jasa sesegera mungkin.

11. Pembahasan upaya-upaya untuk menghindari atau mengurangi akibat dari


kejadian atau keadaan atau peristiwa dalam peringatan dini;
 Kontraktor wajib bekerja sama dengan direksi pekerjaan melalui direksi teknik
dalam menyusun dan membahas upaya-upaya untuk menghindari atau
mengurangi akibat dari kejadian atau keadaan yang disampaiak dalam peringatan
dini.
 Kontraktor tidak berhak menerima pembayaran tambahan untuk biaya-biaya yang
sesungguhnya dapat dihindari melalui peringatan dini.

12. Pembahasan dalam rapat pelaksanaan pekerjaan


 Direksi pekerjaan, direksi teknik dan kontraktor dapat meminta dilakukan rapat
pelaksanaan yang dihadiri semua pihak, untuk membahas pelaksanaan pekerjaan
dan memecahkan masalah yang timbul sehubungan dengan peringatan dini.
 Direksi teknik wajib membuat risalah rapat pelaksanaan di atas.
 Tanggung jawab masing-masing pihak atas tindakan yang harus diambil
ditetapkan oleh direksi pekerjaan secara tertulis.

13. Pemeriksaan laporan-laporan harian, mingguan dan bulanan kontraktor


 Buku harian diisi oleh kontraktor dan diketahui oleh direksi teknis, mencatat
seluruh rencana dan realisasi aktivitas pekerjaan sebagai bahan laporan harian.
 Laporan harian dibuat oleh kontraktor, diperiksa oleh direksi teknis, dan disetujui
oleh direksi pekerjaan.
 Laporan harian berisi:
o Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;
o Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
o Jenis, jumlah dan kondisi peralatan di lapangan;
o Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-14
Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

o Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan


pekerjaan;
o Catatan lain yang dianggap perlu.
 Laporan mingguan dibuat oleh kontraktor, terdiri dari rangkuman laporan harian
dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan mingguan serta catatan yang dianggap
perlu.
 Laporan bulanan dibuat oleh kontraktor, terdiri dari rangkuman laporan mingguan
dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan serta catatan yang dianggap
perlu.
 Untuk kelengkapan laporan, penyedia jasa dan direksi teknis wajib membuat foto-
foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.

14. Pembuatan laporan bulanan pengawasan;


 Konsultan pengawas/direksi teknis wajib membuat laporan bulanan yang akan
digunakan sebagai dasar pembayaran, meliputi;
o Hasil pengawasan pelaksanaan pekerjaan;
o Hasil kualitas pekerjaan;
o Hasil perhitungan kuantitas pekerjaan;
o Foto-foto hasil pelaksanaan pekerjaan;
o Laporan lain yang dianggap perlu
 Laporan direksi teknis dibuat sekurang-kurangnya dalam 4 rangkap untuk
didistribusikan kepada:
o Asli untuk pengguna jasa;
o Tindasan pertama untuk direksi teknis;
o Tindasan kedua untuk atasan pengguna jasa;
o Tindasan ketiga untuk atasan langsung pengguna jasa.

15. Pemeriksaan penyesuaian harga


 Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
syarat-syarat khusus kontrak.
 Penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak jangka panjang lebih dari 12
(dua belas) bulan.
 Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh mata pembayaran kecuali
komponen keuntungan dan biaya umum (overhead) sebagaimana tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga.
 Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang telah disetujui oleh direksi pekerjaan. Jenis pekerjaan yang
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-15
Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

terlambat dilaksanakan karena kesalahan kontraktor, penyesuaian harga satuan


menggunakan indeks harga sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan.
 Penyesuaian harga satuan bagi kompensasi pekerjaan berasal dari luar negeri
dan dibayar dengan valuta asing menggunakan indeks harga dari negra asal
barang tersebut.

16. Pelaksanaan serah terima pekerjaan.


 Pengguna jasa membentuk panitia penerima pekerjaan yang terdiri dari unsur
atasan langsung, proyek dan direksi teknis.

 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), kontraktor mengajukan


permintaan secara tertulis kepada pengguna jasa untuk penyerahan pertama
pekerjaan.
 Pengguna jasa memerintahkan panitia penerima pekerjaan untuk melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh kontraktor
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat permintaan dari
kontraktor. Apabila terdapat kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, kontraktor
wajib menyelesaikan/memperbaiki, kemudian panitia penerima pekerjaan
melakukan pemeriksaan kembali dan apabila sudah sesuai dengan ketentuan
kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan.
 Setelah penyerahan pertama pekerjaan pengguna jasa membayar sebesar 100%
(seratus persen) dari nilai kontrak dan kontraktor harus menyerahkan jaminan
pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak.
 Penyedia jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
 Setelah masa pemeliharaan berakhir kontraktor mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pengguna jasa untuk penyerahan akhir pekerjaan.
 Pengguna jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia jasa
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik,
setelah diperiksa oleh panitia penyerahan pekerjaan dan telah dibuat berita acara
penyerahan akhir pekerjaan.
 Setelah penyerahan akhir pekerjaan pengguna jasa wajib mengembalikan jaminan
pemeliharaan dan jaminan pelaksanaan.
 Apabila penyedia jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sesuai
kontrak, maka pengguna jasa berhak mencairkan jaminan pemeliharaan untuk
membiayai pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan jaminan pelaksanaan dan

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-16


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab II : Penyiapan Dokumen Administrasi

disetor ke kas negara, kontraktor dikenakan sanksi masuk daftar hitam selama 2
(dua) tahun.

17. Pemeriksaan gambar pelaksanaan


 Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi pekerjaan gambar pelaksanaan (as
built drawing) paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum penyerahan akhir
pekerjaan.
 Apabila kontraktor terlambat menyerahkan gambar pelaksanaan, maka pengguna
jasa dapat menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus
kontrak.
 Apabila kontraktor tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, maka pengguna jasa
dapat memperhitungkan pembayaran kepada kontraktor sesuai dengan ketentuan
dalam syarat-syarat khusus kontrak.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) II-17


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

BAB III
USULAN PERUBAHAN KONTRAK

3.1 UMUM

Pada pelaksanaan kontrak pekerjaan jalan dan jembatan hampir selalu terjadi perubahan
kontrak atau lebih dikenal adendum. Adendum kontrak bisa disebabkan adanya
perpanjangan waktu atau bisa juga disebabkan oleh adanya pengurangan nilai kontrak
atau karena penambahan nilai kontrak sebagai akibat adanya revisi disain.

Faktor-faktor yang penting dalam mengajukan suatu proses perubahan kontrak adalah:
a. Apa yang menjadi alasan utama sehingga Addendum perlu diadakan
b. Apa uraian pekerjaan atau subyek apa yang akan dijadikan (pokok) persoalan
sehingga terjadi suatu perubahan pada kontrak yang sedang berjalan
c. Apa kajian terhadap usulan perubahan tersebut dapat memenuhi kelayakan teknis
maupun biaya

Ketiga pertanyaan tersebut di atas merupakan suatu keharusan yang perlu dibahas dan
dikembangkan untuk dapat dipertanggungjawabkan dalam kelayakan teknis maupun
biaya. Yang perlu diperhatikan dalam proses pengajuan perubahan (adendum) adalah
prosedur pembuktian.

Apabila terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan pekerjaan
dengan spesifikasi teknis dan gambar yang ditetapkan dalam dokumen kontrak, maka
pengguna jasa bersama penyedia jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi
antara lain :
a. Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam dokumen
kontrak
b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata pembayaran
c. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
lapangan

Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan berubah (bertambah
atau berkurang) lebih dari suatu nilai tertentu sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak
(FIDIC menentuka 25%) dari kuantitas kontrak awal, maka harga satuan perubahan mata
pembayaran utama tersebut disesuaikan dengan negosiasi harga

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-1


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka penyedia jasa harus menyerahkan
analisa harga satuannya kepada pengguna jasa dan dilakukan negosiasi teknis dan harga
berdasarkan analisa harga satuan dan harga satuan dasar penawaran.

Perintah perubahan pekerjaan harus dibuat secara tertulis oleh pengguna jasa kepada
penyedia jasa, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak

Pada umumnya usulan perubahan kontrak adalah berkenaan dengan adanya usulan
review disain atau perpanjangan waktu.

Dalam proses perubahan kontrak, peran pengguna jasa dan kontraktor merupakan
kelompok awal yang perlu menguji kebenaran data perubahan yang diperoleh
umpamanya data lalu lintas, pengujian tanah dst. Kajian tidak terbatas pada kajian teknis
saja tetapi juga termasuk kajian biaya.

Apabila pada suatu keadaan tertentu diperlukan adanya perubahan seperti pekerjaan
tambah atau kurang atau perpanjangan waktu, maka hal itu harus dianggap sebagai
suatu akibat. Oleh karena itu dalam mengkaji suatu usulan review desain, pengguna jasa
harus dapat mengetengahkan alasan pokok yang mengakibatkan perlunya perubahan.
Apabila diminta oleh pengguna jasa, kontraktor wajib mengajukan usulan biaya untuk
melaksanakan perintah perubahan

Direksi teknis wajib menilai usulan biaya dan melaporkan kepada direksi pekerjaan
tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari

Apabila pekerjaan dalam perintah perubahan harga satuannya terdapat dalam daftar
kuantitas dan harga dan apabila menurut pendapat direksi pekerjaan bahwa kuantitas
pekerjaan tidak melebihi batas sesuai ketentuan dokumen kontrak atau waktu
pelaksanaan tidak mengakibatkan perubahan harga, maka harga satuan yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga digunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya
perubahan

Apabila harga satuan berubah atau pekerjaan dalam perintah perubahan tidak ada harga
satuannya dalam daftar kuantitas dan harga, jika dinilai wajar, maka usulan biaya dari
kontraktor merupakan harga satuan baru untuk perubahan pekerjaan yang bersangkutan

Apabila usulan biaya dari kontraktor dinilai tidak wajar, maka pengguna jasa
mengeluarkan perintah perubahan dengan mengubah harga kontrak berdasarkan harga
perkiraan pengguna jasa

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-2


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

Apabila perintah perubahan sedemikian mendesak sehingga pembuatan usulan biaya


serta negosiasinya akan menunda pekerjaan, maka perintah perubahan tersebut harus
dilaksanakan oleh kontraktor dan diberlakukan sebagai peristiwa kompensasi sesuai
ketentuan dokumen kontrak

Kontraktor tidak berhak menerima pembayaran tambahan untuk biaya-biaya yang


sesungguhnya dapat dihindari melalui peringatan dini

3.2 REKOMENDASI USULAN PERUBAHAN WAKTU

Pengendalian jadwal pelaksanaan dimaksudkan untuk memantau dan membandingkan


antara rencana penyelesaian pekerjaan dengan hasil pencapaian yang telah
dilaksanakan. Apabila terjadi penyimpangan maka harus dicari penyebabnya dan solusi
pemecahan masalah agar dapat kembali sesuai dengan rencana kerja semula. Untuk
melakukan pengendalian ini digunakan tolok ukur yakni Jadwal rencana kerja yang telah
disusun antara lain berupa bagan balok, kurva “S”, diagram vektor atau critical path
method.

Jadwal pekerjaan diperlukan untuk :


 Menyiapkan rencana dan urutan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang ditentukan
 Mengenali pekerjaan pokok
 Memberitahukan rencana kepada kelompok lain Pejabat Pembuat Komitmen, penyedia
jasa pengawas, penyedia jasa pelaksana
 Menyediakan alat untuk memonitor
 Menyediakan alat untuk menaksir tenaga kerja, peralatan dan bahan keperluan serta
untuk pengawasan keuangan
 Jadwal pekerjaan dibuat oleh penyedia jasa pelaksana dengan persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen, secara global Jadwal pekerjaan dapat dipakai untuk mengetahui
kemajuan pekerjaan, sehingga dapat diketahui apakah pekerjaan terlambat atau tidak,
untuk itu diagran “S” (kurva-S) merupakan suatu alat untuk mengetahui kemajuan
pekerjaan yang sekaligus sebagai pengelola proyek

Ketentuan syarat-syarat kontrak mengatur mengenai jadwal pelaksanaan pekerjaan


sebagai berikut:
 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam syarat-syarat
khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.
 Pengguna jasa harus menerbitkan SPMK selambat- lambatnya 14 (empat belas) hari
sejak tanggal penandatanganan kontrak, setelah dilakukan penyerahan lapangan.

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-3


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan kontrak yang
akan dinyatakan penyedia jasa dalam pernyataan dimulainya pekerjaan.
 Dalam waktu 7 hari setelah penandatangan kontrak, kontraktor harus melaksanakan
rapat pra pelaksanaan (pre construction meeting) yang dihadiri pengguna jasa, direksi
pekerjaan, wakil direksi pekerjaan/direksi teknis dan kontraktor untuk membahas semua
hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini.
 Dalam waktu 15 hari setelah rapat pra pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan
program mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan jadwal
kemajuan pelaksanaan kepada direksi pekerjaan untuk dimintakan persetujuannya.
 Mobilisasi harus mulai dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari sejak diterbitkan SPMK, yaitu antara lain mendatangkan peralatan berat,
kendaraan, alat laboratorium, menyiapkan fasilitas kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan mendatangkan personil. Mobilisasi peralatan dan
personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
 Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar dalam kontrak harus
diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja, kecuali
penyediaan fasilitas dan pelayanan pengendalian mutu harus diselesaikan dalam
waktu 45 hari.
 Bilamana kontraktor gagal menyelesaikan mobilisasi fasilitas dan pelayanan pengen-
dalian mutu, maka kontraktor akan dikenakan pengurangan sejumlah pembayaran
seperti yang disyaratkan dalamketentuan kontrak, kontraktor juga akan dikenakan
seluruh biaya aktual ditambah 10% (sepuluh persen) untuk semua fasilitas dan
pelayanan pengendalian mutu yang dilaksanakan oleh direksi pekerjaan atau pihak
lainnya atas perintah direksi pekerjaan.
 Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa telah melaksanakan pekerjaan
selesai 100% (seratus persen) sesuai ketentuan kontrak dan telah dinyatakan dalam
berita acara penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh direksi pekerjaan.
 Apabila penyedia jasa berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
Jadwal karena keadaan di luar pengendaliannya dan kontraktor telah melaporkan
kejadian tersebut kepada pengguna jasa, maka pengguna jasa melakukan
penjadwalan kembali pelaksanaan tugas kontraktor dengan amandemen kontrak.

Walaupun jadwal pelaksanaan pekerjaan telah disusun pada awal pelaksanaan


pekerjaan, namun dalam perjalanan waktu jadwal pelaksanaan dapat disepakati untuk
diubah sesuai dengan usulan pengguna jasa maupun pihak kontraktor. Pada dasarnya
perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam rangka penyesuaian dengan
kondisi lapangan. Perubahan waktu pelaksanaan dapat berupa percepatan maupun

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-4


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

perpanjangan waktu pelaksanaan yang dapat diusulkan oleh baik pengguna jasa maupun
oleh kontraktor.

Percepatan waktu pelaksanaan yang diusul;kan pengguna jasa dapat mebawa


konsekwensi pemberian kompensasi berupa tambahan biaya kepada kontraktor.
Baik percepatan waktu pelaksanaan maupun perpanjangan waktu pelaksanaan dilakukan
sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak.

3.2.1 USULAN PERCEPATAN WAKTU PELAKSANAAN

Ketentuan syarat-syarat kontrak mengenai percepatan waktu pelaksanaan adalah


sebagai berikut:
 Apabila pengguna jasa menginginkan agar kontraktor menyelesaikan pekerjaan
sebelum rencana tanggal penyelesaian pekerjaan, maka direksi pekerjaan akan
meminta usulan biaya yang diperlukan oleh kontraktor untuk mempercepat
penyelesaian pekerjaan. Bila pengguna jasa dapat menerima usulan biaya tersebut,
maka rencana tanggal penyelesaian pekerjaan dipercepat dan disahkan bersama oleh
direksi pekerjaan dan kontraktor.
 Apabila pengguna jasa menerima usulan biaya untuk percepatan pelaksanaan
pekerjaan, maka usulan biaya tersebut ditambahkan dalam harga kontrak dan
diperlakukan sebagai perintah perubahan untuk diproses menjadi amandemen
kontrak.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh pengguna jasa dalam pengusulan percepatan
waktu pelaksanaan adalah:
 Karena percepatan waktu pelaksanaan dapat memberikan konsekwensi pemberian
kompensasi kepada kontraktor dalam bentuk tambahan biaya, maka pengguna jasa
harus telah mempertimbangkan keuntungan yang akan diperoleh dari percepatan
waktu pelaksanaan tersebut. Dengan lebih cepatnya berfungsinya hasil pekerjaan
(misalnya jembatan) tersebut secara ekonomis akan memberikan keuntungan
dibandingkan dengan tambahan biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna jasa
yang harus diberikan sebagai kompensasi kepada kontraktor.
 Apabila secara ekonomis tidak juga memberikan keuntungan yang signifikan, namun
apabila secara sosial ataupun alasan lain (misalnya keamanan dan keselamatan
umum) keuntungan tersebut diperoleh, maka hal tersebut dapat dipertimbangkan
untuk usulan percepatan waktu pelaksanaan tersebut.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut dimuat dalam justifikasi usulan percepatan waktu


pelaksanaan.
Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-5
Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

3.2.2 USULAN PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN

Ketentuan syarat-syarat kontrak mengenai perpanjangan waktu pelaksanaan adalah


sebagai berikut:
 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh pengguna jasa atas
pertimbangan yang layak dan wajar, yaitu untuk:
o Pekerjaan tambah;
o Perubahan disain;
o Keterlambatan yang disebabkan oleh pengguna jasa;
o Masalah yang timbul di luar kendali kontraktor;
o Keadaan kahar.
 Kontraktor mengusulkan secara tertulis perpanjangan waktu pelaksanaan dilengkapi
alasan dan data kepada pengguna jasa. Pengguna jasa menugaskan panitia peneliti
pelaksanaan kontrak dan direksi teknis untuk meneliti dan mengevaluasi usulan
tersebut. Hasil penelitian dan evaluasi dituangkan dalam berita acara dilengkapi
dengan rekomendasi dapat atau tidaknya diberi perpanjangan waktu.
 Berdasarkan berita acara hasil penelitian dan evaluasi perpanjangan waktu
pelaksanaan dan rekomendasi, maka pengguna jasa dapat menyetujui/tidak
menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan.
 Apabila perpanjangan waktu pelaksanaan disetujui, maka harus dituangkan di dalam
amandemen kontrak.
 Perhitungan penyesuaian harga sesuai dengan ketentuan kontrak didasarkan atas
amandemen kontrak.

3.3 REKOMENDASI USULAN PERUBAHAN BIAYA

Rekomendasi usulan perubahan biaya diberikan sebagai berikut:


 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan spesifikasi teknis dan gambar yang ditentukan dalam dokumen
kontrak, maka pengguna jasa bersama penyedia jasa dapat melakukan perubahan
kontrak yang meliputi antara lain:
o Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
o Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata pembayaran;
o Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
lapangan.
 Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari nilai harga yang
tercantum dalam kontrak awal.

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-6


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna jasa secara tertulis kepada
kontraktor, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
 Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan
amandemen kontrak.
 Apabila diminta oleh pengguna jasa, kontraktor wajib mengajukan usulan biaya untuk
melaksanakan perintah perubahan.
 Direksi teknis wajib menilai usulan biaya tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 7
(tujuh) hari.
 Apabila pekerjaan dalam perintah perubahan harga satuannya terdapat dalam daftar
kuantitas dan harga, dan apabila menurut pendapat direksi pekerjaan bahwa
kuantitas pekerjaan tidak melebihi batas sesuai ketentuan kontrak. atau waktu
pelaksanaan tidak mengakibatkan perubahan harga, maka harga satuan yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga digunakan sebagai dasar untuk
menghitung biaya perubahan.
 Apabila harga satuan berubah atau pekerjaan dalam perintah perubahan tidak ada
harga satuannya dalam daftar kuantitas dan harga, jika dinilai wajar, maka usulan
biaya dari penyedia jasa merupakan harga satuan baru untuk perubahan pekerjaan
yang bersangkutan.
 Apabila usulan biaya dari kontraktor dinilai tidak wajar, maka pengguna jasa
mengeluarkan perintah perubahan dengan mengubah harga kontrak berdasarkan
harga perkiraan pengguna jasa.
 Apabila perintah perubahan sedemikian mendesak sehingga pembuatan usulan biaya
serta negosiasinya akan menunda pekerjaan, maka perintah perubahan tersebut
harus dilaksanakan oleh kontraktor dan dan diberlakukan sebagai peristiwa
kompensasi sesuai ketentuan kontrak.
 Kontraktor tidak berhak menerima pembayaran tambahan untuk biaya-biaya yang
sesungguhnya dapat dihindari melalui peringatan dini.
 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan berubah lebih dari
10% (sepuluh persen) dari kuantitas awal, maka harga satuan pembayaran utama
dapat disesuaikan dengan negosiasi.
 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka kontraktor harus menyerahkan
analisa harga satuannya kepada pengguna jasa. Penentuan harga satuan mata
pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi berdasarkan analisa harga satuan
tersebut dan harga satuan dasar penawaran.

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-7


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

3.4 PENYIAPAN JUSTIFIKASI TEKNIS

Usulan perubahan biaya atau waktu pada umumnya diakibatkan oleh adanya pekerjaan
tambah/kurang yang diperlukan di lapangan. Kebutuhan pekerjaan tambah/kurang
dituangkan dalam bentuk perubahan perkiraan kuantitas setiap mata pembayaran
maupun perubahan jadwal waktu pelaksaannya (apabila diperlukan).

Perubahan-perubahan jenis atau kuantitas pekerjaan dalam proyek pembangunan


jembatan baru atau penggantian jembatan dapat berupa:
 Revisi terhadap rancangan bangunan bawah dan/atau bangunan atas yang terdapat
dalam dokumen lelang untuk pekerjaan pembangunan jembatan dan/atau
penggantian jembatan.
 Revisi detil struktur dan jenis pondasi.
 Revisi detil dimensi bangunan bawah jembatan dan elevasi struktur bangunan
tersebut
 Revisi detil bangunan atas jembatan, tipe jembatan.dan/atau dimensi panjang atau
lebar jembatan.

Justifikasi teknis dibuat oleh direksi teknis, disetujui oleh direksi pekerjaan dan kontraktor.
Dokumen justifikasi teknis berisi : deskripsi proyek (nama proyek, pemberi
tugas/pengguna jasa, nama kontraktor, nama konsultan/pengawas teknik, lokasi proyek,
nilai proyek, sumber dana, nomor kontrak, tanggal kontrak, tanggal SPMK, tanggal mulai
dan selesainya pekerjaan, waktu pelaksanaan, gambaran proyek (major work), dasar
perubahan pekerjaan, daftar pekerjaan/volume tambah kurang, back up volume pekerjaan
tambah kurang, revised schedule, dokumen pendukung lain.

3.4.1 REVIEW DESAIN

Hasil pembahasan atas usulan perubahan biaya atau waktu pelaksanaan yang diperlukan
dalam rangka penyesuaian kondisi pelaksanaan atau lapangan dimuat dalam bentuk
justifikasi teknis dan apabila hal tersebut berkaitan dengan desain, maka disebut review
desain.
Review desain adalah merupakan suatu upaya untuk menyesuaikan produk desain awal
(jalan maupun jembatan) yang pelaksanaan konstruksinya tidak seperti yang dikehendaki
dalam perencanaan teknis (desain awal).
Alasan diperlukannya review desain adalah
a. Kondisi di lapangan tidak sesuai dengan asumsi kondisi yang digunakan dalam
perencanaan awal /desain awal.

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-8


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

b. Kendala pelaksanaan di lapangan yang mengakibatkan desain awal tidak dapat atau
tidak memungkinkan untuk diterapkan
c. Desain alternatif yang lebih baik
d. Desain bertahap / Phasing Design
Apabila proses review desain dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan maka disebut sebagai rekayasa lapangan. Definisi dari rekayasa lapangan
adalah suatu kegiatan untuk mencari kesesuaian antara rancangan asli yang ditunjukkan
dalam gambar dengan kebutuhan aktual lapangan. Kegiatan ini terdiri dari survai
lapangan dan analisis data lapangan.
Review desain akan menghasilkan perubahan daftar kuantitas atau juga memungkinkan
untuk dilakukan perubahan terhadap jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Kasus yang sering terjadi terkait dengn perubahan desain antara lain:
a. Produk perencanaan yang tidak lengkap dan tidak akurat di mana kualitas produk yang
tersedia bukan merupakan rancangan bertahap/phasing design, maupun rancangan
rekayasa lengkap/detailed engineering design, yang disebabkan oleh misalnya
keterbatasan waktu dan dana dalam perencanaan.
b. Dari kedua jenis produk perencanaan di atas, kuantitas pekerjaan utama (major items)
seharusnya sudah harus akurat. Dalam banyak kasus, major items mengalami revisi
yang besar terkait keakuratan perencanaan.
c. Karena produk perencanaan yang tidak akurat, salah satu hal yang disebabkan oleh
ketidak akuratan tersebut adalah kurang informasinya utilitas yang ada dan harus
dipindahkan. Pemindahan utilitas akan sangat memerlukan waktu dan biaya.
d. Berdasarkan dokumen kontrak / spesifikasi teknis, yang melakukan review desain adalah
direksi pekerjaan. Tetapi dalam kenyataannya sering ditemui bahwa yang mengerjakan
review desain adalah kontraktor.
e. Review desain bertujuan untuk mengatasi masalah teknis atau kendala di lapangan.
Sering terjadi review desain dilakukan untuk mencari keuntungan yang lebih bagi
kontraktor.
f. Review desain dilakukan di luar atau setelah masa mobilisasi
g. Perbedaan antara data hasil survei lapangan dan data desain disebabkan oleh waktu
pelaksanaan yang terpaut jauh dengan waktu pelaksanaan.
Pada umumnya hasil rekayasa lapangan akan mengakibatkan kerja tambah atau kerja
kurang (walaupun jarang sekali dijumpai).
Pekerjaan tambah adalah suatu penambahan pekerjaan yang terjadi sebagai akibat kondisi
lapangan yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan secara
keseluruhan. Sedangkan pekerjaan kurang adalah suatu pengurangan volume pekerjaan

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-9


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

juga karena kondisi lapangan, meskipun volumenya secara jelas tercantum di dalam
dokumen kontrak.
Pengertian pekerjaan tambah / kurang atau disebut juga variasi dibedakan dalam 2 jenis
yaitu :
a. Berupa kenaikan atau penurunan volume pekerjaan pada item tertentu yang sudah ada
harga satuannya di dalam kontrak
b. Berupa pekerjaan tambahan yang belum ada kesepakatan harga satuannya di dalam
kontrak.
Berkaitan dengan pekerjaan tambah/kurang, sesuai dengan dokumen kontrak, pengguna
jasa mempunyai kewenangan untuk melaksanakan perubahan pekerjaan di lapangan antara
lain :
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum di dalam kontrak
b. Menghapus atau bahkan mengadakan jenis pekerjaan baru
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan
d. Mengubah ketinggian, kedudukan dan ukuran dari bagian-bagian pekerjaan
e. Melaksanakan pekerjaan tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan.
Untuk menghindari terjadinya perselisihan di kemudian hari saat pelaksanaan kontrak ,
maka segala perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan tambah/kurang agar dilakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Dibuat suatau kesepqakatan tertulis, ditandatangani oleh pengguna jasa, direksi
pekerjaan, direksi teknis /konsultan supervisi dan kontraktor;
b. Usulan perubahan bisa berasal dari pengguna jasa atau kontraktor yang kemudian
ditindaklanjuti dengan negosiasi atas dasar harga yang wajar
Kewenangan dalam menetapkan batasan persetujuan harga pekerjaan tambah/kurang
diatur oleh instansi yang berwenang, direksi pekerjaan melangkah sesuai dengan prosedur
dan ketentuan yang berlaku.

3.4.2 JUSTIFIKASI TEKNIS

Justifikasi teknis yang dihasilkan oleh direksi pekerjaan dan konsultan perencana/konsultan
pengawas dan ditandatangani keduanya mencakup ketentuan sebagai berikut :
 Untuk item-item yang mengalami perubahan (bertambah atau berkurang) lebih dari nilai
tertentu yang disebutkan dalam syarat-syarat kontrak (misalnya FIDIC sebesar 25%
atau kontrak nasional sebesar 10%), harga satuannya dimungkinan untuk diubah melalui
negosiasi dengan kontraktor.
 Untuk item pekerjaan/pembayarn baru yang belum ada dalam daftar kuantitas asal harus
dilakukan negosiasi untuk masing-masing harga satuan pekerjaan baru tersebut.. Dalam
Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-10
Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

hal ini pengguna jasa harus mempertimbangkan harga satuan pekerjaan paling tidak dari
dua atau tiga kontrak yang sedang berjalan sebagai acuan untuk menentukan harga
satuan item pekerjaan/pembayaran baru serta sebagai data pendukung.
 Revisi jdawal pelaksanaan dan kurva - S
 Berita acara hasil rapat negosiasi (notulen) antara direksi pekerjan dan konsultan
dengan kontraktor.

3.4.3 PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN

Perubahan-perubahan atas pekerjaan dapat terjadi karena diprakarsai baik oleh direksi
pekerjaan (atau oleh direksi teknis jika dikuasakan demikian oleh pengguna jasa untuk
bertindak atasa namanya) maupun oleh kontraktor, dan harus disepakati serta
ditandatangani oleh kedua belah pihak yang dituangkan dalam variasi. Bilamana dasar
pembayaran yang dituangkan dalam variasi tersebut mengakibatkan variasi dalam
struktur harga satuan mata pembayaran atau variasi dalam jumlah harga kontrak, maka
perubahan pekerjaan/variasi tersebut harus dinegosiasi dan dituangkan dalam
adendum/amademen kontrak.

1. Umum

a. Perintah Perubahan (Contract Change Order/CCO)

Perintah perubahan adalah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh direksi


pekerjaan yang diparaf oleh kontraktor, menunjukkan penerimaanya atas
perubahan pekerjaan atau dokumen Kontrak dan persetujuannya atas dasar
penyesuaian pembayaran dan waktu , jika ada, untuk pelaksanaan perubahan
pekerjaan tersebut. Perintah perubahan harus diterbitkan dalam satu formulir
standar dan akan mencakup semua instruksi yang dikeluarkan oleh direksi
pekerjaan yang akan menimbulkan satu perubahan dalam dokumen kontrak atau
instruksi-instruksi sebelumnya yang dikeluarkan oleh direksi pekerjaan.

b. Adendum/Amandemen

Adendum/amandemen adalah persetujuan tertulis antara pengguna jasa dan


kontraktor merumuskan satu perubahan dalam pekerjaan atau dokumen kontrak
yang telah menghasilkan satu perubahan dalam susunan harga satuan mata/item
pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan
telah dirundingkan sebelumnya dan disetujui di bawah satu perintah perubahan.
Adendum/amandemen juga akan dibuat pada bagian penutup kontrak dan untuk
semua perubahan-perubahan teknis yang besar tanpa memandang apakah

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-11


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

perubahan perubahan tersebut terjadi untuk struktur harga atau besarnya nilai
kontrak.

c. Penyerahan-Penyerahan
 Kontraktor akan menunjuk secara tertulis wakil perusahaannya yang akan
diberi kuasa untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang
bertanggung jawab untuk memberitahukan pihak-pihak lainnya dalam tenaga
kontraktor mengenai otorisasi perubahan-perubahan tersebut
 Direksi pekerjaan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang yang diberi
kuasa untuk mengadministrasikan prosedur perubahan atas nama pengguna
jasa.
 Kontraktor akan membantu setiap pengajuan satu usulan lump sum dan untuk
setiap harga satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data
pembuktian yang cukup untuk memungkinkan direksi teknis mengevaluasi
usulan tersebut.

2. Prosedur Awal Perubahan Pekerjaan


a. Direksi pekerjaan dapat merintis perintah perubahan dengan memberikan kepada
kontraktor satu pengumuman tertulis yang berisikan:
 Satu uraian rinci mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam
proyek.
 Gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi kelengkapan yang merinci
perubahan yang diusulkan
 Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang
diusulkan tersebut.
 Baik perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di bawah struktur
harga satuan mata/item pembayaran yang ada, maupun suatu harga satuan
atau lump sum tambahan yang diperlukan, harus disetujui dan dirumuskan
dalam satu adendum/amandemen.
 Satu pengumuman demikian adalah hanya satu pemberitahuan saja dan tidak
merupakan satu perintah untuk melaksanakan perubahan-perubahan tersebut,
atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang berlangsung.
b. Kontraktor dapat meminta satu perintah perubahan dengan mengajukan satu
pemberitahuan kepada direksi teknis, yang berisi :
 Uraian perubahan yang diajukan;
 Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan;
 Pernyataan pengaruh pada jadwal pelaksanaa, jika ada;

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-12


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

 Pernyataan pengaruh yang ada dari pekerjaan-pekerjaan subkontraktor yang


terpisah, jika ada;
 Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus di bawah
harga satuan mata/item pembayaran yang ada beserta dengan suatu harga
satuan tambahan atau lump sum yang dipertimbangkan, mungkin perlu
disetujui.

3. Pelaksanaan Perintah Perubahan


a. Isi masalah dalam perintah perubahan didasarkan pada:
 Permintaan direksi pekerjaan dan sambutan kontraktor atas persetujuan
bersama;
 Permohonan kontraktor untuk satu perubahan yang diterima oleh direksi
pekerjaan;
b. Direksi pekerjaan akan mempersiapkan perintah perubahan tersebut dan
menyediakan satu nomor perintah perubahan
c. Perintah perubahan tersebut akan menguraikan perubahan dalam pekerjaan-
pekerjaan, kedua-duanya baik penambahan maupun penghapusan, dengan
lampiran revisi dokumen kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian
perubahan.
d. Perintah perubahan tersebut akan menetapkan dasar pembayaran satu
penyesuaian waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan, dan
dimana perlu akan menunjukan setiap tambahan harga satuan ataupun jumlah
yang telah dirundingkan di antara direksi pekerjaan dan kontraktor yang perlu
dirumuskan dalan proyek dan kontraktor yang dirumuskan dalam satu adendum.
e. Untuk kasus tertentu semua perubahan yang akan dilakukan harus dilaporkan
atau harus disetujui oleh pemberi bantuan dana (bank atau lembaga keuangan
lain).
f. Direksi pekerjaan akan menandatangi dan menetapkan tanggal perintah
perubahan sebagai otorisasi bagi kontraktor untuk melaksanakan perubahan
tersebut.
g. Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal perintah perubahan untuk
untuk menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya

3.4.4 ADENDUM/AMANDEMEN KONTRAK

Addendum kontrak harus segera dibuat bila terjadi perubahan kontrak yang terjadi
seperti:

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-13


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab III : Usulan Perubahan Kontrak

a. Perubahan pekerjaan yang disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para
pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan
b. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan
c. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan
Prosedur pembuatan adendum kontrak dilakukan sebagai berikut:
a. Pengguna jasa segera memberikan perintah tertulis kepada kontraktor untuk
melaksanakan perubahan kontrak, atau penyedia jasa mengusulkan perubahan
kontrak.
b. Kontraktor harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari pengguna jasa
dan mengusulkan perubahan harga (bila ada) selambat-lambatnya dalam waktu 7
(tujuh) hari. Pengguna jasa harus memberikan tanggapan atas usulan perubahan
kontrak dari kontraktor selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari.
c. Atas usulan perubahan kontrak dilakukan negosiasi teknis dan harga dan dibuat berita
acara hasil negosiasi.
d. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat adendum kontrak.

3.4.5 CONTRACT CHANGE ORDER (CCO)

Penyesuaian pekerjaan diajukan secara tertulis dalam bentuk perintah perubahan


(change order) dimaksudkan untuk memodifikasi, menambahkan kepada atau
membatalkan sebagian atau seluruh ketentuan-ketentuan yang disepakati dalam
dokumen kontrak (Dokumen kontrak yang disyahkan pada saat pelelangan).

Contract change order merupakan perjanjian antara kedua belah pihak tentang
pelaksanaan perubahan/tambahan pekerjaan terbatas pada perubahan pekerjaan yang
dimaksud pada tahap pelaksanaan waktu itu, bukan akumulatip dari CCO sebelumnya.
Jadi CCO hanya sebagai kesepakatan dengan pelaksanaan agar pekerjaan bisa segera
dimulai, bukan dimaksudkan sebagai dokumen syah dari segi hukumnya.

Dalam suatu kontrak pembuatan jalan bisa terdapat puluhan CCO bahkan ada yang
ratusan CCO dan dari segi tertib administrasi masing-masing CCO diberi nomor yang
berurutan sesuai dengan sequent pekerjaan.

Selama suatu CCO tidak mempengaruhi total nilai kontrak “induk”, CCO dianggap sudah
cukup sebagai pendukung kontrak induk dari segi hukum kontrak. Tetapi apabila suatu
saat CCO akumulatip itu sudah merubah nilai kontrak induk, adendum kontrak perlu
dibuat sebagai bagian dari kontrak induk dengan mengikuti prosedur yang berlaku.

Pelatihan Supervisison Engineer of Bridge Construction (SEBC) III-14


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab IV : Klaim-Klaim Kontraktor dan Pihak Lain

BAB IV
KLAIM-KLAIM KONTRAKTOR DAN PIHAK LAIN

4.1 UMUM

Sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak kontraktor dapat mengajukan permintaan


pembayaran (claims) untuk pembayaran tambahan atau harga yang berubah berdasarkan
perintah yang diterbitkan oleh pengguna jasa. Segera setelah mendapatkan suatu
perintah atau kejadian, yang akan mengakibatkan timbulnya biaya tambahan atau waktu
tambahan, kontraktor harus menyampaikan pemberitahuan maksud tersebut kepada
direksi pekerjaan.

Bentuk permintaan pembayaran tambahan dapat berupa ganti rugi atau kompensasi.

Ganti rugi dan kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak kepada kontraktor harus
dituangkan dalam adendum/amandemen kontrak.

Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh pengguna jasa apabila kontraktor
telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data.

Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran.

Besarnya ganti rugi yang harus dibayar oleh pengguna jasa atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar,
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak

Tata cara pembayaran ganti rugi atau kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak.

4.2 KOMPENSASI DAN GANTI RUGI KEPADA KONTRAKTOR

Kompensasi dapat diberikan kepada kontraktor bila dapat dibuktikan merugikan penyedia
jasa dalam hal sebagai berikut :
 Penyedia jasa belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan, karena pengguna jasa tidak
menyerahkan seluruh/sebagian lapangan kepada penyedia jasa;
 Pengguna jasa tidak memberikan gambar, spesifikasi atau instruksi sesuai dengan
jadual yang telah ditetapkan;
Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) IV-1
Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab IV : Klaim-Klaim Kontraktor dan Pihak Lain

 Pengguna jasa memodifikasi atau mengubah jadual yang dapat mempengaruhi


pelaksanaan pekerjaan;
 Pengguna jasa terlambat melakukan pembayaran;
 Pengguna jasa menginstruksikan untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah
dilaksanakan pengujian ternyata tidak diketemukan kerusakan /kegagalan/
penyimpangan pekerjaan;
 Pengguna jasa menolak subkontraktor tanpa alasan yang wajar;
 Keadaan tanah ternyata jauh lebih buruk dari informasi termasuk data penyelidikan
tanah (bila ada) yang diberikan kepada peserta lelang;
 Penyedia jasa lain, petugas pemerintah, petugas utilitas atau pengguna jasa tidak
bekerja sesuai waktu yang ditentukan, sehingga mengakibatkan keterlambatan
dan/atau biaya tambah bagi penyedia jasa;
 Dampak yang menimpa/membebani penyedia jasa diakibatkan oleh kejadian-kejadian
yang menjadi resiko pengguna jasa;
 Pengguna jasa menunda berita acara penyerahan pertama pekerjaan/atau berita
acara penyerahan akhir pekerjaan;
 Pengguna jasa memerintahkan penundaan pekerjaan; dan
 Kompensasi lain sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen kontrak.

Penyedia jasa dapat meminta kompensasi biaya dan atau waktu pelaksanaan

Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pengguna jasa atas keterlambatan pembayaran
adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan
tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau
dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak.

4.3 SYARAT PROSEDUR KLAIM

Agar klaim kontraktor tersebut dapat disetujui pengguna jasa, maka harus dipenuhi
persyaratan sesuai ketentuan syarat-syarat kontrak sebagai berikut:
 Penyedia jasa wajib menyampaikan peringatan dini kepada direksi pekerjaan melalui
direksi teknis selambat-lambatnya 14 hari (kontrak nasional) atau 28 hari (ketentuan
sayarat-syarat kontrak FIDIC) sejak terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu atau
keadaan-keadaan yang dapat berakibat buruk terhadap pekerjaan, kenaikan harga
kontrak atau keterlambatan tanggal penyelesaian pekerjaan. Direksi pekerjaan melalui
direksi teknis dapat meminta penyedia jasa untuk membuat perkiraan akibat yang
akan timbul terhadap pekerjaan, harga kontrak dan tanggal penyelesaian pekerjaan.
Perkiraan tersebut wajib diserahkan penyedia jasa sesegera mungkin.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) IV-2


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab IV : Klaim-Klaim Kontraktor dan Pihak Lain

 Kontraktor wajib membuat catatan-catatan atau rekaman atas kejadian tersebut yang
dibutuhkan sebagai bahan pendukung pengajuan kliamnya dan memberi hak pada
direksi pekerjaan untuk melakukan pemeriksaan dan penelitian atas catatan dan
rekaman tersebut.
 Dalam waktu 28 hari atau jangka waktu yang wajar yang disetujui direksi pekerjaan,
sejak penyampaian peringatan dini oleh kontraktor kepada direksi pekerjaan,
kontraktor wajib menyampaikan perincian perhitungan klaim.
 Selama peristiwa penyeban klaim berlanjut atau belum selesai, perhitungan klaim
tersebut dianggap interim.
 Selama peristiwa belum selesai, kontraktor wajib menyampaikan secara berkala
akumulasi perhitungan klaim.
 Dalam waktu 28 hari seteleh peristiwa berakhir, kontraktor harus menyampaikan
perhitungan final.
 Kontraktor wajib bekerja sama dengan direksi pekerjaan melalui direksi teknis dalam
menyusun dan membahas upaya-upaya untuk menghindari atau mengurangi akibat
dari kejadian atau keadaan tersebut.
 Kontraktor tidak berhak menerima pembayaran tambahan untuk biaya-biaya yang
sesungguhnya dapat dihindari melalui peringatan dini.
 Apabila kontraktor tidak mengikuti prosedur klaim, hak untuk pembayaran terbatas
pada keputusan direksi pekerjaan atau arbitrator.
 Pembayaran interim atas klaim dapat disertakan pada pembayaran bulanan.

4.4 PEMERIKSAAN MATERI KLAIM

Berdasarkan pengajuan klaim oleh kontraktor, maka direksi teknis melakukan


pemeriksaan atas pengajuan kliam tersebut atas hal-hal sebagai berikut:
 Pemenuhan persyaratan administrasi pengajuan kliam sebagaimana diatur dalam
ketentuan syarat-syarat kontrak (terkait waktu dan dokumen pendukung);
 Apabila klaim tersebut akibat perubahan pekerjaan di lapangan, perlu diperiksa ulang
apakah perubahan tersebut adalah berupa hal-hal sebagai berikut:
o Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum di dalam kontrak;
o Menghapus atau bahkan mengadakan jenis pekerjaan baru;
o Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan;
o Mengubah ketinggian, kedudukan dan ukuran dari bagian-bagian pekerjaan; dan
o Melaksanakan pekerjaan tambahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) IV-3


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab IV : Klaim-Klaim Kontraktor dan Pihak Lain

 Perhitungan rinci klaim, baik berupa biaya maupun waktu pelaksanaan, harus
dilengkapi laporan ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya klaim meliputi :
o Uraian , termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya perubahan
cakupan, revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan
perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.
o Pembahasan lokasi-lokasi ynag bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat
yang sedang berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.
o Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya.
 Usulan harga satuan untuk item pembayaran baru dianalisa berdasarkan harga
satuan dasar yang telah ada dalam kontrak dan dilakukan pembandingan dengan
harga satuan pada kontrak-kontrak yang ada pada paket kontrak terdekat.
 Evaluasi usulan berdasarkan pada hasil analisa teknis dan analisa biaya.
 Rekomendasi direksi teknis merupakan pilihan terbaik yang menguntungkan pihak
pengguna jasa tanpa merugikan pihak kontraktor.
 Hasil evaluasi/pemeriksaan harus disetujui direksi pekerjaan dan kontraktor

4.5 TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN KLAIM

Sebagai hasil evaluasi usulan klaim dari kontraktor oleh direksi teknis yang disetujui
direksi pekerjaan dan kontraktor, maka langkah selanjutnya adalah:
 Pembuatan adendum/amandemen kontrak;
 Pengajuan tagihan oleh kontraktor dengan dilengkapi data pendukung:
o Perhitungan kuantitas dan biaya;
o Data-data pendukung;
 Persetujuan direksi teknis;
 Pengajuan surat permintaan pembayaran oleh pengguna jasa paling lambat 7 hari
sejak diterimanya tagihan dari kontraktor;
 Pengguna jasa harus sudah membayar kepada kontraktor selambat-lambatnya 14
hari sejak penyedia mengajukan tagihan yang telah disetujui oleh direksi teknis dan
direksi pekerjaan (apabila pengguna jasa terlambat membayar, maka dikenakan
bunga keterlambatan pembayaran berdasarkan suku bunga yang berlaku pada saat
itu menurut ketetapan Bank Indonesia)

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) IV-4


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab IV : Klaim-Klaim Kontraktor dan Pihak Lain

4.6 KLAIM ASURANSI

1. Lingkup Asuransi
Sesuai ketentuan kontrak, kontraktor harus menyediakan, atas nama pengguna jasa
dan kontraktor, asuransi yang mencakup dari saat mulai pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan akhir masa pelaksanaan (serah terima pertama), dan atas nama
kontraktor selama masa pemeliharaan, yaitu:
 Pekerjaan, bersama dengan semua barang dan peralatan pelaksanaan pekerjaan,
serta personil untuk pelaksanaan pekerjaan atas segala resiko yaitu kecelakaan,
kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat diduga;
 Biaya tambahan sebesar 15% dari total biaya penggantian terhadap semua
kerusakan atau kerugian termasuk biaya profesionil dan biaya pembongkaran dan
pembersihan setiap bagian pekerjaan dan bongkaran/kotoran.
 Pihak ketiga terhadap kerusakan atau kerugian akibat kecelakaan di tempat kerja;
Di samping itu kontraktor juga wajib menyediakan atas nama bersama antara
pengguna asa dan kontraktor menyediakan asuransi perlindungan terhadap
kegagalan bangunan.
Besarnya masing-masing asuransi sesuai ketentuan dokumen kontrak.
Dikecualikan terhadap kewajiban asuransi tersebut adalah kerugian atau kerusakan
akibat dari:
 Perang, permusuhan, pendudukan, tindakan musuh asing;
 Pemberontakan, revolusi, huru hara, kekuatan militer, atau perang saudara;
 Radiasi, atau kontaminasi radio-aktif;
 Tekanan gelombang disebabkan oleh pesawat udara atau peralatan udara yang
terbang pada kecepatan sonik atau supersonik.

2. Prosedur Klaim Asuransi


Apabila terjadi suatu peristiwa yang menjadi tanggung asuransi sesuai ketentuan
kontrak, maka prosedur klaim yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
 Segera setelah terjadi peristiwa resiko tersebut, kontraktor wajib melaporkan
kejadian tersebut kepada pengguna jasa dan direksi pekerjaan serta direksi teknis;
 Berdasarkan laporan kontraktor tersebut, pengguna jasa, direksi pekerjaan, direksi
teknis dan kontraktor melakukan peninjauan terhadap kejadian dimaksud;
 Hasil peninjauan dituangkan dalam berita acara hasil peninjauan;
 Berdasarkan berita acara hasil peninjauan, kontraktor membuat rincian biaya
untuk klaim ke perusahaan asuransi;

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) IV-5


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Bab IV : Klaim-Klaim Kontraktor dan Pihak Lain

 Berdasarkan surat klaim asuransi adri kontraktor tersebut, pihak perusahaan


asuransi melakukan pemeriksaan atas klaim tersebut;
 Apabila perusahan menyetujui klaim, perusahaan asuransi melakukan
pembayaran klaim.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) IV-6


Modul SEBC-06: Administrasi Kontrak Rangkuman

RANGKUMAN

Administrasi kontrak sebagai bagian dari administrasi proyek, merupakan bagian penting
dari kegiatan proyek dalam rangka pengawasan pelaksanaan pekerjaan.

Dalam rangka pengendalian proyek, maka diperlukan standar prosedur adminstrasi yang
sama dan dapat diikuti oleh semua lini jabatan terkait, baik dalam jajaran lingkungan
penyedian jasa maupun pengguna jasa.

Penyamaan persepsi dan standar prosedur dalam administrasi suatu organisasi proyek
diperlukan untuk mengendalikan proyek agar sesuai dengan yang direncanakan baik
dalam hal waktu, biaya dan mutu.

Kegiatan administrasi kontrak yang harus dilaksanakan pengawas pekerjaan jembatan


mencakup penyaiapan dokumen administrsi, pemeriksan dan pemberian rekomendasi
atas usulan perubahan kontrak, dan pemeriksaan serta pemberian rekomendasi atas
klaim-klaim kontraktor dan pihak lain.

Penyelenggaraan administrasi yang dilakukan sesuai ketentuan dan prosedur yang telah
ditetapkan akan sangat berperan dalam pencapaian sasaran penyelenggaraan proyek
yakni di samping tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu juga tertib administrasi.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) R-1


Modul SEBC-06 : Administrasi Kontrak Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Asyianto, Ir.,MBA, IPM, Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi, PT Pradnya


Paramita, Jakarta, 2005

2. Ervianto, Wulfram I, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi, Yogyakarta,


2002.

3. Federation Internationale Des Ingenieurs-Conseils (FIDIC), Conditions of Contract


for Works of Civil Engineering Construction Fourth Edition 1987, Reprinted In
1992 With Further Amendments, Lausanne, 1992.

4. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Keputusan Menteri Permukiman


dan Prasarana Wilayah Nomor 257KPTS/M/2004 Tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi , Jakarta, 2004.

5. Departemen Permukiman dan Prasaran a Wilayah, Keputusan Menteri Permukiman


dan Prasarana Wilayah Nomor 349/KPTS/M/2004 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan),
Jakarta, 2004.

Pelatihan Supervision Engineer of Bridge Construction (SEBC) DP-1

Anda mungkin juga menyukai