PENDAHULUAN
negara. Diperkirakan sekitar 4,7 juta individu mengalami CHF, 12,4 juta
adalah penyakit sindrom klinis yang ditandai oleh sesak nafas dan fatigue saat
istirahat atau aktivitas yang dapat diakibatkan oleh struktur atau fungsi
jantung (Sudoyo, 2008). Penyebab CHF yang paling sering adalah penyakit
kardiovaskular dapat menghilangkan nyawa 17,9 juta setiap tahun, 31% dari
seluruh kematian global. Seperti hal nya dari 56,9 juta kematian di seluruh
dunia pada tahun 2016, lebih dari separuh (54%) disebabkan oleh penyakit
pada tahun 2016. Penyakit ini tetap menjadi penyebab utama kematian secara
penyakit CHF di Indonesia, hal ini dibuktikan oleh data dari Riset Kesehatan
1
2
Dasar tahun 2013, prevalensi penyakit CHF pada usia >15 tahun sebesar
pada tahun 2018 yaitu sebanyak 1,5%. Klien terbanyak dengan gagal jantung
sedangkan Nusa Tenggara Timur menjadi yang paling sedikit klien yang
2018). Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 merupakan peringkat ke-3 dengan
prevalensi penyakit CHF sebanyak 43.361 orang, setelah Jawa Timur dengan
jumlah 54.826 orang dan Jawa Barat dengan jumlah 45.027 orang (Riskesdas,
2013).
CHF dapat dinilai sebagai penyakit progresif yang terjadi saat otot
jantung rusak dan kehilangan fungsi dan miosit jantung ataupun jantung tidak
keadaan klinis dan tidak spesifikasinya serta hanya sedikit tanda-tanda klinis
pada tahap awal penyakit. Risiko kematian akibat CHF berkisar antara 5-10%
pertahun pada CHF ringan yang akan meningkat menjadi 30-40% pada CHF
mengalami CHF, 5% pada usia diatas 75 tahun dan 25% diatas usia 85 tahun.
Angka kematian akibat CHF sekitar 10% setelah 1 tahun, separuh diantara
3
berdampak pada kualitas hidup pasien. Salah satu kerusakan yang terjadi
mekanisme dasar yang terlibat dalam pengaturan tekanan darah, nadi dan
adalah sesak nafas atau dyspnea. Gangguan pernafasan dapat diatasi dengan
terapi oksigenasi. Oksigenasi adalah pemberian aliran gas oksigen lebih dari
tubuh (Saryono & Widinati, 2010). Terapi oksigenasi dapat dilakukan dengan
Sedangkan terapi non farmakologi yang dapat dilakukan yaitu edukasi, latihan
gagal jantung salah satunya adalah dengan latihan nafas dalam (Fadli, 2016).
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada pasien bagaimana cara melakukan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2013).
4
setelah diberikan nafas dalam yang dilakukan minimal 3 kali sehari selama 12
mmHg menjadi 100 mmHg, nilai denyut nadi mengalami penurunan dari 88
darah, nadi, dan respirasi pada pasien CHF. Deep diaphragmatic breathing
derajat dyspnea 2,14 poin, tekanan darah sistolik 3 mmHg, diastolik 6,2
mmHg, nadi 2,98 kali permenit dan respirasi 4,76 kali permenit.
Karanganyar tahun 2018, pada tahun 2016 sebanyak 27 orang yang menderita
CHF, pada tahun 2017 sama jumlahnya dengan tahun 2016 yaitu 27 orang
5
1.3 Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
Oksigenasi.
1.3.2 TujuanKhusus
oksigenasi.
6
1.4 ManfaatPenulis
1.4.1 Teoritis
mengalami CHF.
1.4.2 Praktis
3. Bagi Perawat
4. Bagi Penulis