FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN 2019 AGENCY THEORY Teori keagenan adalah pengembangan dari suatu teori yang mempelajari suatu desain kontrak dimana para agen bekerja atau bertugas atas nama principal ketika keinginan atau tujuan agen bertolak belakang maka akan terjadi suatu konflik. Konflik keagenan yang ditimbulkan oleh tindakan perataan laba dipicu dari adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara principal dengan agen. Secara actual teori keagenan memiliki karakteristik kooperatif dan non kooperatif. Dalam konsep teori agensi, manajemen sebagai agen semestinya mengutamakan kepentingan pemegang saham, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan manajemen hanya mementingkan kepentingannya sendiri untuk memaksimalkan utililitas. Manajemen dapat melakukan tindakan-tindakan yang tidak menguntungkan perusahaan secara keseluruhan yang dalam jangka panjang bisa merugikan kepentingan perusahaan. Bahkan untuk mencapai kepentingannya sendiri, manajemen dapat bertindak menggunakan akuntansi sebagai alat untuk melakukan rekayasa. Perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen inilah disebut dengan agency problem yang salah satunya disebabkan oleh adanya asimetri informasi. Pertentangan dan tarik menarik kepentingan antara prinsipal dan agen dapat menimbulkan permasalahan yang dalam Agency Theory dikenal sebagai Asymmetric Information (AI) yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen. Ketergantungan pihak eksternal pada angka akuntansi, kecenderungan manajer untuk mencari keuntungan sendiri dan tingkat AI yang tinggi, menyebabkan keinginan besar bagi manajer untuk memanipulasi kerja yang dilaporkan untuk kepentingan diri sendiri. Inti dari Agency Theory ( Teori Keagenan) adalah pendesainan kotrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan. Agency Theory memiliki 3 landasan asumsi : (1) Asumsi tentang sifat manusia; (2) Asumsi tentang keorganisasian; (3) Asumsi tentang informasi Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Adanya agency problem di atas, menimbulkan biaya keagenan (agency cost), yang menurut Jensen dan Meckling (1976) terdiri dari : (1) The monitoring expenditures by the principle; (2) The bonding expeditures by the agent; (3) The residual loss. Questions :
1. Agency Theory seringkali menimbulkan Agency Conflict antara Prinsipal (pemilik)
dengan Agennya (Manajemen perusahaan/Direksi). Menurut Anda hal-hal apa saja yang menimbulkan konflik, berikan contohnya, dan bagaimana caranya agar konflik tersebut menjadi berkurang? 2. Bagaimana pendapat Anda tentang penyataan bahwa teori agensi ini adalah teori yang terlalu abstrak dan didasarkan pada asumsi yang sempit, terlalu mekanistik, boleh dikatakan sebagai teori tanpa ruh? 3. Menurut Anda, apakah teori agensi ini baik atau buruk apabila asimetri informasi itu terjadi disebabkan semata-mata agen hanya ingin melindungi kepentingan perusahaan ?