Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN MATERI KULIAH

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

AGENCY THEORY

WAODE RIZKY AMALIA

A062181023

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
AGENCY THEORY
Teori keagenan adalah pengembangan dari suatu teori yang mempelajari suatu desain
kontrak dimana para agen bekerja atau bertugas atas nama principal ketika keinginan atau
tujuan agen bertolak belakang maka akan terjadi suatu konflik. Konflik keagenan yang
ditimbulkan oleh tindakan perataan laba dipicu dari adanya pemisahan peran atau perbedaan
kepentingan antara principal dengan agen. Secara actual teori keagenan memiliki
karakteristik kooperatif dan non kooperatif.
Dalam konsep teori agensi, manajemen sebagai agen semestinya mengutamakan
kepentingan pemegang saham, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan manajemen hanya
mementingkan kepentingannya sendiri untuk memaksimalkan utililitas. Manajemen dapat
melakukan tindakan-tindakan yang tidak menguntungkan perusahaan secara keseluruhan
yang dalam jangka panjang bisa merugikan kepentingan perusahaan. Bahkan untuk mencapai
kepentingannya sendiri, manajemen dapat bertindak menggunakan akuntansi sebagai alat
untuk melakukan rekayasa. Perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen inilah disebut
dengan agency problem yang salah satunya disebabkan oleh adanya asimetri informasi.
Pertentangan dan tarik menarik kepentingan antara prinsipal dan agen dapat
menimbulkan permasalahan yang dalam Agency Theory dikenal sebagai Asymmetric
Information (AI) yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya
distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen. Ketergantungan pihak
eksternal pada angka akuntansi, kecenderungan manajer untuk mencari keuntungan sendiri
dan tingkat AI yang tinggi, menyebabkan keinginan besar bagi manajer untuk memanipulasi
kerja yang dilaporkan untuk kepentingan diri sendiri.
Inti dari Agency Theory ( Teori Keagenan) adalah pendesainan kotrak yang tepat
untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan.
Agency Theory memiliki 3 landasan asumsi : (1) Asumsi tentang sifat manusia; (2) Asumsi
tentang keorganisasian; (3) Asumsi tentang informasi
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi
(agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara
pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan
dan pengendalian sumber daya tersebut.
Adanya agency problem di atas, menimbulkan biaya keagenan (agency cost), yang
menurut Jensen dan Meckling (1976) terdiri dari : (1) The monitoring expenditures by the
principle; (2) The bonding expeditures by the agent; (3) The residual loss.
Questions :

1. Agency Theory seringkali menimbulkan Agency Conflict antara Prinsipal (pemilik)


dengan Agennya (Manajemen perusahaan/Direksi). Menurut Anda hal-hal apa saja yang
menimbulkan konflik, berikan contohnya, dan bagaimana caranya agar konflik tersebut
menjadi berkurang?
2. Bagaimana pendapat Anda tentang penyataan bahwa teori agensi ini adalah teori yang
terlalu abstrak dan didasarkan pada asumsi yang sempit, terlalu mekanistik, boleh
dikatakan sebagai teori tanpa ruh?
3. Menurut Anda, apakah teori agensi ini baik atau buruk apabila asimetri informasi itu
terjadi disebabkan semata-mata agen hanya ingin melindungi kepentingan perusahaan ?

Anda mungkin juga menyukai