Fotometri Dan Spektrofotometri
Fotometri Dan Spektrofotometri
Konsep Dasar
PERLU DIINGAT
Energi Radian
Distribusi yang luas dari ukuran panjang gelombang, berkisar dari sekecil 10
nm hingga lebh dari 1000 km
Porsi terlihat dari spektrum berkisar dari ~380 hingga ~750 nm
Energi dari cahaya berbanding terbalik secara proporsional dari panjang
gelombang; makin pendek panjang gelombang makin besar energi
Cahaya memiliki karakteristik baik pada panjang gelombang dan paket
energi; paket dideskripsikan sebagai foton
Ketika sorotan cahaya tertentu dengan intensitas I0 menembus melalui sel persegi
yang mengandung cairan dari bahan menyerap cahaya pada panjang gelombang
tertentu, λ (Gambar 9.1), anggaplah intensitas dari sorotan cahaya yang
ditransmisikan adalah IS, transmisi (T) cahaya didefinisikan menjadi:
𝐼𝑆
𝑇= (9.1)
𝐼0
Namun, beberapa cahaya tertentu dapat direfleksikan oleh permukaan sel atau
diserap oleh dinding sel maupun larutan. Faktor-faktor ini dieliminasi
menggunakan sel referensi yang identik dengan sel sampel, namun komponen yang
akan berpengaruh dihilangkan dari larutan pada sel referensi. Transmisi melalui sel
referensi ini adalah IR dibagi dengan I0; trnasmisi dari bahan dari larutan kemudian
didefinisikan sebagai IS dibagi dengan IR. Pada praktik sel referensi dimasukkan
dan instrumen disesuaikan ke skala pembacaan 100 (korespondensi terhadap 100%
transmisi), setelah itu persen pembacaan transmisi dibuat pada sampel. Jumlah
cahaya yang diserap (A) saat cahaya melintas melalui sampel ekuivalen dengan:
𝐼
𝐴 = − log ( 𝑆 ) = − log 𝑇 (9.2)
𝐼𝑅
Gambar 9.1 Transmisi cahaya melalui sel sampel dan referensi. Transmisi cahaya pada
sampel vs referensi kemudian adalah IS/IR. I0, intensitas cahaya; IR, intensitas cahaya yang
ditransmisikan melalui reagen kosong pada sel referensi; IS, intensitas cahaya yang
ditransmisikan untuk bahan pada larutan.
Hukum Beer
𝐴 = 𝑎𝑏𝑐 (9.3)
Akibat hubungan antara absorpsi dan transmisi (Persamaan 9.2), konsentrasi juga
berbanding terbalik secara proporsional dengan logaritma cahaya yang
ditransmisikan (Gambar 9.2). Hukum Beer membentuk dasar dari analisis
kuantitatif oleh fotometri absorpsi. Nilai absorpsi (A) tidak memiliki satuan; maka
satuan untuk a adalah resiprokal dari b dan c. jika b adalah 1 cm dan c disebutkan
dalam mol per liter, simbol ε (epsilon) digantikan untuk konstanta a. Nilai ε
merupakan konstanta untuk bahan tertentu pada panjang gelombang tertentu di
bawah kondisi larutan, suhu, pH, dan lain-lain., dan disebut absorptivitas molar (ε).
Nomenklatur dari spektrofotometri terangkum dalam Tabel 9.3.
𝑐𝑢 = 𝐴𝑢 × 𝐾 (9.4)
Selain itu, hukum Beer diikuti hanya jika kondisi di bawah ini dipenuhi:
Pengukuran Eror
Pada kebanyakan fotometer, respons dari detektor terhadap sinyal dari cahaya yang
ditransmisikan adalah sebagaimana sehingga adanya ketidakpastian dalam %T
bersifat konstan terhadap keseluruhan skala %T. Ketidakpastian berasal dari
kesalahan elektrik dan mekanik dari instrumen dan variasi individu dalam
penggunaan alat.
Jarak tetap pada skala linier (seperti, 1% T) menunjukkan perubahan lebih besar
dalam absorpsi untuk nilai %T redah dibanding nilai %T tinggi. Untuk alasan ini,
eror atau ketidakpastian absolut pada konsentrasi lebih besar ketika pembacaan
diambil pada absorpsi tinggi. Namun, eror konsentrasi relatif lebih besar pada
pambacaan baik pada absorpsi rendah maupun tinggi. Eror relatif paling minimal
pada absorpsi 0.434 (36.8% T). Konsekuensinya, metode perlu didesain agar berada
dalam interval absorpsi sekitar 0.1 dan 0.7 (20% dan 80% T).