Suryanto
Balai Besar Penelitian Dipterokarpa
RINGKASAN
I. PENDAHULUAN
59
Info Teknis Dipterokarpa
Vol. 6 No. 1, September 2012 : 59 - 75
60
Hutan Sebagai Sumberdaya Dunia
Suryanto
61
Info Teknis Dipterokarpa
Vol. 6 No. 1, September 2012 : 59 - 75
62
Hutan Sebagai Sumberdaya Dunia
Suryanto
hutan yang lebih banyak dan kebutuhan akan sumberdaya hutan tersebut akan
terus bertambah besar dari apa yang pernah ada sebelumnya.
63
Info Teknis Dipterokarpa
Vol. 6 No. 1, September 2012 : 59 - 75
alam yang tersisa, yang dalam hal ini dominan terdapat pada negara sedang
berkembang. Sementara itu, komunitas di negara-negara berkembang
berpendapat bahwa tingginya sorotan negara-negara industri terhadap
deforestasi hutan tropis hampir tidak sebanding dengan besarnya perhatian
yang mereka berikan terhadap pencegahan pemanasan global dan kerusakan
hutan di Eropa pada era dulu. Komunitas dari negara berkembang
menyuarakan bahwa komunitas di negara-negara maju sebagai komunitas
yang menyumbang porsi besar terhadap masalah lingkungan pada era dulu
harus dapat memberikan perhatian yang sama dalam upaya mengurangi emisi
karbon dan penggunaan bahan bakar fosil. Kedua, beberapa negara
berkembang beranggapan bahwa usaha perlindungan dan konservasi hutan
tropis akan "mengunci" peluang dan kesempatan dalam pemanfaatan sumber-
daya alamnya. Kuncian ini akan berdampak menghalangi kemajuan ekonomi
negara berkembang. Ketiga, komitmen negara berkembang untuk meng-
konservasi hutan mereka mensyaratkan adanya kontribusi dari negara maju
berupa pendanaan dan transfer teknologi, paling tidak sebagai kompensasi
keuntungan ekonomi yang hilang. Keempat, negara berkembang memper-
soalkan keinginan negara maju untuk memperoleh akses bebas terhadap
sumber genetik dan kearifan lokal. Dalam hal ini, negara berkembang
mengharapkan agar negara maju membayar akses tersebut, diantara dalam
bentuk transfer teknologi.
Pemahaman ini mengantarkan pada suatu teori bahwa kesadaran dan
tindakan arif yang diperlukan saat ini tidak semata terkooptasi hanya pada
persoalan proteksi dan tindakan konservasi yang ketat untuk mempertahankan
keberadaan sisa hutan yang ada. Yang dibutuhkan cenderung kepada
peningkatan kesadaran untuk pengelolaan yang lestari, yang diharapkan
mampu mencukupi kebutuhan manusia untuk semua barang dan jasa yang
dihasilkan dari hutan. Seperti disampaikan oleh Gardner dan Engelman(1999),
untuk pencapaian hal tersebut, luas hutan di dunia bahkan sebaiknya harus
bertambah. Tindakan-tindakan yang perlu diupayakan adalah antara lain : a).
menekan laju kehilangan hutan alam melalui tindakan pengelolaan yang
lestari dan ramah lingkungan; yang mana tindakan konservasi adalah bagian
dari pengelolaan tersebut, b). upaya rehabilitasi hutan yang terdegradasi serta
c) afforestasi dan pembangunan hutan tanaman.
Seperti yang ditampilkan pada Gambar 2, Gardner dan Engelman
(1999) telah mengidentifikasi beberapa faktor, yang diklasifikasikan sebagai
penyebab yang melatarbelakangi dan penyebab langsung kehilangan hutan di
dunia, yaitu a). perubahan populasi, baik peningkatan jumlah, perpindahan
dan kepadatan penduduk, b) orientasi pertumbuhan ekonomi dan pengentasan
kemiskinan, c) kegagalan pasar, dalam hal ini adanya ketidaktepatan
mengukur nilai barang dan jasa hutan, serta d) kesalahan kebijakan dalam
penetapan harga dan pajak, termasuk diantaranya besarnya subsidi, tarif
64
Hutan Sebagai Sumberdaya Dunia
Suryanto
65
Info Teknis Dipterokarpa
Vol. 6 No. 1, September 2012 : 59 - 75
Perubahan batas
Kriteria
Fenomena
2 Kurva U
66
Hutan Sebagai Sumberdaya Dunia
Suryanto
perubahan kriteria tersebut, pada tahun 2000 dua negara maju ini dinilai
memiliki luas hutan menjadi 850 juta ha dan 155 juta ha pada. Secara total,
perubahan kriteria ini melahirkan suatu fenomena penambahan luas hutan
dunia. Pada tahun 2000 ini luas hutan dunia meningkat menjadi 3,989 milyar
ha. Penambahan luas hutan akibat perubahan kriteria ini menutupi fenomena
lainnya bahwa laju pengurangan hutan di negara-negara sedang berkembang
sesungguhnya terus berjalan.
Pada penilaian tahun 2005 menunjukkan bahwa negara-negara maju
berhasil melanjutkan tren peningkatan jumlah hutan di negaranya. Fenomena
peningkatan tidak sekedar dibantu oleh perubahan kriteria, tetapi dengan
beberapa keberhasilannya dalam membangun hutan-hutan tanaman.
Sementara itu, di Asia, peningkatan signifikan jumlah hutan terjadi di China,
yaitu dengan keberhasilannya membangun hutan-hutan tanaman dan
hutan-hutan bambu. Peningkatan jumlah hutan juga terjadi di negara-negara
Asia timur lainnya, seperti Jepang dan Korea serta India. Untuk Asia lainnya,
bersama Afrika dan Amerika Selatan, tren penurunan jumlah hutan terus
terjadi, terutama disebabkan oleh perubahan fungsi hutan alamnya menjadi
lahan pertanian atau perkebunan atau karena pengelolaan hutan yang tidak
baik. Penurunan terbesar terjadi di Brasil dan Indonesia. Secara total, luas
hutan dunia tetap turun. Pada penilaian tahun 2005 jumlah total luas hutan
dunia adalah sebesar 3,952 milyar ha.
Tabel 1. Jumlah luas hutan dunia dan perkembangnya dalam beberapa regional
Luas Per Regional 1990 2000 2005 % luas daratan
Eropa 989.320 998.091 1.001.394 44,3
Amerika Selatan 890.818 852.796 831.540 47,7
Amerika Utara 677.801 677.971 677.464 32,7
Asia Selatan dan Tenggara 323.156 297.380 283.127 33,4
Afrika Barat danTengah 300.914 284.608 277.829 44,1
Afrika Timur dan Selatan 252.354 235.047 226.534 27,8
Oceania 212.514 208.034 206.254 24,3
Asia Timur 208.155 225.663 244.862 21,3
Afrika Utara 146.093 135.958 131.048 8,6
Asia Tengah dan Barat 43.176 43.519 43.588 4
Amerika Tengah 27.639 23.837 22.411 43,9
Karibia 5.350 5.706 5.974 26,1
TOTAL LUAS HUTAN DUNIA 4.077.290 3.988.610 3.952.025 30,3
67
Info Teknis Dipterokarpa
Vol. 6 No. 1, September 2012 : 59 - 75
68
Hutan Sebagai Sumberdaya Dunia
Suryanto
Manusia menggunakan kayu atau produk lainnya yang terbuat dari kayu
dalam aktifitas hidupnya, didominasi seperti untuk kayu bakar dan industri,
selain juga untuk bangunan maupun furnitur. Pertumbuhan ekonomi dan
populasi secara langsung meningkatkan konsumsi kayu di dunia. Di negara
sedang berkembang, konsumsi kayu didominasi untuk konsumsi kayu bakar,
sementara itu, di negara maju, selain untuk furnitur, konsumsi kayu di
dominasi untuk industri pulp dan kertas. Pada tahun 1960, konsumsi kayu
bakar dunia dilaporkan sebesar 1,1 milyar m3, sama besar untuk konsumsi
industri, yaitu sebesar 1,1 milyar m3, sehingga total konsumsi kayu dunia pada
tahun 1960 tersebut adalah sebesar 2,2 milyar m3. Gardner dan Engelman
(1999) menyatakan bahwa hingga tahun 1995, konsumsi kayu dunia
meningkat hingga 60 persen, 1,8 milyar m3 konsumsi untuk kayu bakar dan 1,5
milyar m3 konsumsi untuk industri atau total sebesar 3,3 milyar m3. Pada
69
Info Teknis Dipterokarpa
Vol. 6 No. 1, September 2012 : 59 - 75
grafik berikut dapat dilihat bahwa konsumsi per kapita selalu berada pada
pergeseran tipis antara 0,6 - 0,7 m3 per kapita.
Gambar 6. Tren peningkatan populasi dunia dan konsumsi kayu per kapita yang
relatif stabil mempengaruhi konsumsi kayu dalam
70
Hutan Sebagai Sumberdaya Dunia
Suryanto
Tabel 2. Konsumsi kayu industri dan kayu bakar di dunia per wilayah regional
Konsumsi Kayu (dalam juta m3)
Regional Industri Kayu Bakar Total
1990 2000 2005 1990 2000 2005 1990 2000 2005
Afrika 54 69 79 445 547 591 499 616 670
Asia 239 192 174 215 195 189 454 387 363
Eropa 606 488 543 138 126 139 744 614 682
Amerika Tengah&Utara 703 724 724 151 109 112 854 833 836
Amerika Selatan 144 207 225 302 183 173 446 390 398
Oceania 34 47 54 10 12 10 44 59 64
Total Dunia 1780 1727 1799 1261 1172 1214 3041 2899 3013
Gambar 7. Konsumsi kayu industri dan kayu bakar didunia per wilayah regional
VI. PENUTUP
71
Info Teknis Dipterokarpa
Vol. 6 No. 1, September 2012 : 59 - 75
DAFTAR PUSTAKA
FAO. 1991. Global Forest Resources Assessment 1990. Food and Agriculture
Organization of United Nations, Rome.
FAO. 1996. Global Forest Resources Assessment 1995. Food and Agriculture
Organization of United Nations, Rome.
FAO. 2001. Global Forest Resources Assessment 2000. Food and Agriculture
Organization of United Nations, Rome.
FAO. 2006. Global Forest Resources Assessment 2005. Food and Agriculture
Organization of United Nations, Rome.
Gardner, T. and R. Engelman. 1999. Forest Future : Population, Consumption
and Wood Resources. Population Action International, Washington
D.C.
Ramakrishna, K and G, M. Woodwell (editors). 1993. World Forest for The
Fiture : Their Use and Conservation. Yale University Press, New
Haven and London.
Worldbank. 2010. Stern Review: The Economics of Climate Change.
www.worldbank.org/SternReviewEng.pdf. 20 Desember 2010.
72
Hutan Sebagai Sumberdaya Dunia
Suryanto
LAMPIRAN
73
Info Teknis Dipterokarpa
Vol. 6 No. 1, September 2012 : 59 - 75
74
Hutan Sebagai Sumberdaya Dunia
Suryanto
75