Anda di halaman 1dari 11

Dosen : Ir. Magit Fitroni, M.

Kom

Disusun Oleh :

Nama : widya ningsih


George R. Terry dalam buku Principles of Management (Sukarna, 2011:3), juga menyatakan
bahwa management is the accomplishing of a predetemined obejectives through the efforts of
otherpeople atau manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui
atau bersama-sama usaha orang lain.

Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau kelompok dalam organisasi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen berorientasi pada proses (process oriented) yang
berarti bahwa manajemen membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan, dan
keterampilan agar aktivitas menjadi lebih efektif atau dapat menghasilkan tindakan dalam
mencapai kesuksesan. Oleh sebab itu, tidak akan ada organisasi yang akan sukses apabila tidak
menggunakan manajemen yang baik.

Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau kelompok dalam organisasi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen berorientasi pada proses (process oriented) yang
berarti bahwa manajemen membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan, dan
keterampilan agar aktivitas menjadi lebih efektif atau dapat menghasilkan tindakan dalam
mencapai kesuksesan. Oleh sebab itu, tidak akan ada organisasi yang akan sukses apabila tidak
menggunakan manajemen yang baik.

UNSUR-UNSUR MANAJEMEN

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools
merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.

· Man (SDM)

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia
tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.

· Money (uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan
alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar
dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan
dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

· Materials (bahan)

Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk
mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

· Machines (mesin)

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

· Methods (metode)

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan
memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak
mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
· Market (pasar)

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak
laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung.
Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang
harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

Unsur- unsur manajemen menjadi hal mutlak dalam manajemen karena sebagai penentu arah
perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan.

Perencanaan (planning)

Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-


kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai.

4 (empat) tingkat kemampuan dasar dalam kegiatan perencanaan:

a. Insight: kemampuan untuk menghimpun fakta dengan jalan mengadakan penyelidikan


terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang direncanakan.

b. Forsight: kemampuan untuk memproyeksikan atau menggambarkan jalan atau cara-cara


yang akan ditempuh, memperkirakan keadaan-keadaan yang mungkin timbul sebagai akibat
dari kegiatan yang dilakukan.

c. Studi eksploratif: kemampuan untuk melihat segala sesuau secara keseluruhan, sehingga
diperoleh gambaran secara integral dari kondisi yang ada.
d. Doorsight: kemampuan untuk mengetahui segala cara yang dapat menyamarkan
pandangan, sehingga memungkinkan untuk dapat mengambil keputusan.

Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu: Tujuan dan sasaran: merupakan
dasar bagi strategi perusahaan. Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum
membuat perencanaan.

Langkah-langkah dalam membuat perencanaan :

1. Analisis situasi & identifikasi masalah

Melakukan analisa dan identifikasi terhadap situasi organisasi dengan memperhatikan tujuan
organisasi. dalam melakukan analisa situasi dapat menggunakan teknik analisis SWOT

2. Menentukan skala prioritas

Setelah dianalisa dan mengidentifikasi masalah, maka perlu dilakukan penentuan skala prioritas
terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal ini agar kebutuhan organisasi yang mendesak didahulukan
untuk menjamin keberlangsungan organisasi

3. Menentukan tujuan program

Agar pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan mengarah pada pencapaian tujuan
organisasi, maka dibutuhka

Organizing = Menurut George R. Terry, tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan


kelompok orang yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan
memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.

Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan
pemaduan segala sumberdaya organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian.
Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka
kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu
menempatkan the right man in the right place.

Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggungjawab
untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang yang tepat untuk
tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM
tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi. Hal-hal yang perlu
dilakukan dalam proses pengorganisasian sama dengan yang sudah dijelaskan pada
pengorganisasian

Langkah-langkah Pengorganisasian :

Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang tujuan
organisasi yang harus dicapai)

Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang berkompetensi


pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong, karena akan
berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi)

Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff, serta punishment
dan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis koordinasi dan sinergitas
dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk menuju tujuan organisasi)

Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai dengan tugas dan
fungsi tiap-tiap staff)

Actuating = Menggerakkan (actuating) menurut George R. Terry berarti merangsang anggota-


anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik.
Actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal
ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk
melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-
tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership (kepemimpinan), perintah, komunikasi dan
conseling (nasehat). Fungi actuating ini serupa dengan fungsi commanding menurut Henry
Fayol. Adapun cara-cara pengarahan adalah sebagai berikut:

a. Orientasi, merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu afaragar
supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Informasi yang diberikan tersebut berupa:

- Tugas itu sendiri

- Tugas lain yang ada hubungannya

- Ruang lingkup tugas

- Tujuan dari tugas

- Delegasi wewenang

- Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja

- Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, dan seterusnya.

b. Perintah, merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang berada


dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.

c. Delegasi wewenang, bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah.
Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan sebagian dari wewenang yang
dimilikinya kepada bawahan. Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugas-tugas akan
diberikan kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan
wewenang.

Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang
karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu
mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak
sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4)
tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman
dalam organisasi tersebut harmonis.

Control mempunyai perananan atau kedudukan yang penting sekali dalam manajemen,
mengingat mempunyai fungsi untuk menguji apakah pelaksanaan kerja teratur tertib, terarah
atau tidak. Walaupun planning, organizing, actuating baik, tetapi apabila pelaksanaan kerja
tidak teratur, tertib dan terarah, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Dengan
demikian control mempunyai fungsi untuk mengawasi segala kegaiatan agara tertuju kepada
sasarannya, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Untuk melengkapi pengertian diatas, menurut George R. Terry (Sukarna, 2011: 110)
mengemukakan bahwa Controlling, yaitu:

“…Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu
standard, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilaman perlu
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras
dengan standard (ukuran).

mengemukakan proses pengawasan sebagai berikut, yaitu:

Determining the standard or basis for control (menentukan standard atau dasar bagi
pengawasan)

Measuring the performance (ukuran pelaksanaan)

Comparing performance with the standard and ascerting the difference, it any (bandingkan
pelaksanaan dengan standard dan temukan jika ada perbedaan)

Correcting the deviation by means of remedial action (perbaiki penyimpangan dengan cara-cara
tindakan yang tepat).

Manfaat pengawasan / controlling :


Dapat mengetahui sejauh mana program telah dilaksanakan

Dapat mengetahui adanya penyimpangan

Dapat mengetahui apakah waktu & sumber daya mencukup

Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan

Dapat mengetahu staff yang perlu diberikan penghargaan/promosi

Proses controlling meliputi :

Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,

Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi terhadap
kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,

Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.

Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana) kegiatan
tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,

Melakukan tindakan perbaikan.

Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,

Meninjau dan menganalisis ulang rencana.

Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun jika hasilnya sesuai dengan
tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk melanjutkan program yang
berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin dekat untuk dicapai.

Pengawasan dibedakan menurut sifat dan waktunya :

Preventive control
Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Pemimpin mengawasi perencanaan
kegiatan yang akan dilaksanakan hingga persiapan yang dilakukan, termasuk rekruitmen
anggota

Repressive control

Pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung, dengan mengawasi hasil yang dari
pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan laporan yang didapatkan (melakukan pengukuran
capaian hasil)

Pengawasan saat proses dilakukan

Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan proses, sehingga langsung mengikuti proses dan
mengadakan korkesi jika ada penyimpangan

Pengawasan berkala

Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kesepakatan (bisa 1 bulan
sekali, 2 atau 3 bulan)

Pengawasan mendadak (sidak)

Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk melihat kinerja staff sehari-hari dan
menghindari terjadinya penyimpangan

Pengawasan Melekat (waskat)

Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering dilakukan untuk tujuan-
tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan sekecil-kecilnya terjadi
penyimpangan atau kesalahan

Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling termasuk adalah evaluasi dan
pelaporan. Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan atau
program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh, mencakup capaian tujuan kegiatan,
kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas dan efesiensi penganggaran dan proses kegiatan.
Sedangkan pelaporan merupakan penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau pemberian
keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada
pemimpin yang lebih tinggi.

Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat agar tidak melakukan
penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu controlling haruslah dilakukan secara
bertanggung jawab dan dengan standar organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap
bekerja secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai