Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting. Untuk meningkatkan
mutu pendidikan perlu adanya fasilitas – fsilitas pendukung untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya adalah tersedianya
laboratorium. Laboratorium adalah tempat yang digunakan orang untuk
menyiapkan sesuatu atau melakukan kegiatan ilmiah. Dalam dunia medis,
penggunaan sistem informasi sangat diperlukan untuk mempercepat pekerjaan
para tenaga kesehatan, penggunaan sistem informasi ini memungkinkan para
tenaga kesehatan melakukan lebih banyak tes dalam waktu yang singkat dan
hasilnya juga lebih akurat dan dapat dipercaya seperti sistem laboratorium
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout
bangunan laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan
begitu saja kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak
sama dengan bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan
sebelum membangun laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi
bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Dalam Sistem manajemen laboratorium memeiliki persyaratan lokasi
pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin yang
menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak
berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium
jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus
mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya
misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus dapat menjangkau
bangunan laboratorium.

1 | Sistem Manajemen Laboratorium


B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan desain Laboratorium?
2. Apa syarat-syarat dalam membuat desain laboratorium kesehatan?
3. Bagaimana alur kerja laboratorium kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui desain Laboratorium
2. Untuk mengetahui syarat-syarat dalam membuat desain laboratorium
kesehatan
3. Untuk mengetahui alur kerja laboratorium kesehatan

2 | Sistem Manajemen Laboratorium


BAB II
PEMBAHASAN
A. Desain Laboratorium
Desain laboratorium adalah bentuk, ukuran, denah atau tata letak dan
fasilitas diruangan tersebut dirancang dengan baik, sehingga semua kegiatan
dapat berjalan dengan baik dan nyaman. Penataan ruangan yang baik juga
memudahkan dalam akses dari ruangan yang satu ke ruangan yang lainya,
memudahkan pengontrolan, menjaga keamanan alat – alat, dan memelihara
keselamatan kerja. dilakukan oleh arsitektur bangunan.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak
pada arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan
laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air.
Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan lainnya. Lokasi
laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan memudahkan
tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus
dapat menjangkau bangunan laboratorium.
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan.
Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang
utama dan ruangruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para
mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari
ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk
menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau
percobaan baik untuk mahasiswa maupun untuk dosen.
Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan
bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang
penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut,
mungkin juga sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room),
ruangan spesimen, ruangan khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia
dan ruang adminitrasi / staf .

3 | Sistem Manajemen Laboratorium


Hal ini didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan
laboratorium dan kenyamanan para pengguna laboratorium. Penyimpanan
alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan kimia.
Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-
alat yang terbuat dari logam.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan
ruang penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan
laboratorium 100m2, 70 – 80 m2 digunakan untuk ruang utama tempat
praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan
digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang
persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan
penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan.
Adapun desain letak tata ruang laboratorium antara lain sebagai berikut:

Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk


memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas
tersebut ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus.
Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua
pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks),
aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya
meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat,

4 | Sistem Manajemen Laboratorium


lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam
kebakaran dll.
1. Penerangan Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan
yang dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal
dari cahaya matahari atau dari listrik.
2. Ventilasi Laboratorium membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih
untuk laboratorium yang sering menggunakan bahan-bahan mudah
menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak dapat dicukup dari jendela,
sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot (ceiling
fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara
menjadi lebih baik.
3. Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium kesehatan,
terutama untuk laboratorium mikrobiologi, kimia klinik,patologi dsb..
Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah
pasokan, kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat
mempercepat kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari
logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium harus lancar.
Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan
ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan
pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat
merusakkan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam atau basa kuat
atau bahan korosiflainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum
dibuang lewat pipa. Hal ini untuk menghindari kerusakan pipa-pipa
saluran air.
4. Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci
yang terbuat dari porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan
kimia. Bak cuci harus dilengkapi dengan saringan untuk mencegah
masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat. Untuk
menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-
bahan kimia seperti asam-basa kuat dan bahan-bahan korosif lainnya.

5 | Sistem Manajemen Laboratorium


5. Listrik Pada laboratoium kesehatan, listrik merupakan fasilitas yang
sangat penting. Besarnya daya yang terpasang harus mencukupi
kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat-alat laboratorium yang
membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain.
Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan
listrik yang tidak stabil dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula
instalasi listrik, jangan didekatkan dengan aliran air dan gas. Selain itu
harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau.
Terminal out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara
periodic perlu diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodic
disikat untuk menghilangkan bahan-bahan korosif yang biasanya
menempel pada permukaan kabel. Socket dan plug harus diperiksa
apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak
harus segera diganti. Periksa juga secara periodic hubungan kabel ke
socket apakah masih terikat dengan kuat.
6. Mebelair perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas
dan ukurannya. Misalnya untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya.
Umunya meja siswa / mahasiswa ukuran tingginya 70-75 cm. Meja guru
/ dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari meja siswa, agar
sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling
belakang.
Kursi laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat
diatur, sehingga siswa / mahasiswa dapat menyesuaikan dengan jenis
kegitan praktikum / percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk
menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor beton.
Namun demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan
kayu keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus digunakan
sebagai lemari. Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai
kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60 cm dengan
ukuran tinggi 70cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk timbangan
harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang.
6 | Sistem Manajemen Laboratorium
Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton atau dari
bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan hendaknya memiliki
tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan
dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya. Adakalanya
dibutuhkan suatu lemari yang khusus digunakan untuk menyimpan
mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop dibuat dengan
tahapan (shelve) yang kokoh dan datar yang dapat dibuat dari bahan
logam atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau
jumlah mikroskop yang dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan untuk
lemari mikroskop tersebut adalah diusahakan tidak lembab agar terhindar
dari jamur.
7. Personal Agar kesinambungan daya guna laboratorium dapat
dipertahankan, laboratoratorium perlu dikelola secara baik. Salah satu
bagian dari pengelola lab ini adalah staf atau personal laboratorium. Staf
atau personal laboratorium mempunyai tanggunga jawab terhadap
efektifitas dan efisiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat dan
bahan-bahan praktikum. Pada sekolah menengah, biasanya laboratorium
dikelola oleh seorang penanggung jawab laboratorium yang diangkat dari
salah seorang guru IPA (fisika, kimia atau biologi).
Di Perguruan Tinggi yang bertindak sebagai panggung jawab
laboratorium adalah kepala laboratorium yang dapat diangkat oleh Ketua
Jurusan atau Pimpinan Perguruan Tinggi, tergantung status
laboratoriumnya, apakah laboratorium pusat atau laboratorium Jurusan.
Di Sekolah Menengah, pengelola laboratorium bertanggung jawab
kepada Kepala Sekolah. Selain pengelola laboratorium biasanya terdapat
pula seorang teknisi laboratorium. Tugas teknisi laboratorium membantu
penyiapan bahan-bahan / alatalat praktikum, pengecekan secara periodic,
pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan. Agar kinerja pengelola
laboratorium berjalan baik, perlu disusun struktur organisasi
laboratorium. Pada struktur organisasi tersebut, dicantumkan pula para
guru mata pelajaran fisika, kimia dan biologi sebagai penanggung jawab
7 | Sistem Manajemen Laboratorium
masing-masing alat/bahan. Sebagai contoh struktur organisasi tersebut
dapat dilihat pada bagan berikut:
Tugas penanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir
berbagai aspek laboratorium, juga mengatur penjadualan penggunaan
laboratorium. Penjadualan ini dikoordinasikan dengan bagian kurikulum
dan mempertimbangkan usulan-usulan guru. Pada laboratorium dengan
peralatan lab yang rumit atau kompleks, biasanya perlu diangkat seorang
operator alat. Operator alat bertanggung jawab terhadap alat yang
dioperasikannnya, oleh karena itu operator harus selalu siap jika
sewaktu-waktu alat tersebut digunakan.
8. Anggaran
Kelancaran kegiatan laboratorium dan kesinambungan
fungsionalisasi laboratorium sangat tergantung kepada anggaran yang
memadai. Penngertian anggaran disini adalah suatu proses yang meliputi
perencanaan sistematik untuk suatu kegiatan yang menghemat uang.
Untuk laboratorium sains anggaran harus sudah disiapkan dua atau tiga
bulan sebelum tahun ajaran baru dimulai, sehingga cukup waktu untuk
pertimbangan, pembatalan dan finalisasi pesanan-pesanan dann
pengadaan alat. Urutan persiapan anggaran untuk laboratorium sains
yang dianjurkan sebenarnya tidak ada tata cara yang standar disebabkan
variasinya administrasi. Langkah-langkah berikut ini sangat bermanfaat
untuk dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran:
a) Cek semua persediaan alat/bahan
b) Dengan bantuan guru/dosen dan asisten laboratorium, mintakan
informasi mengenai:
1) Barang habis tahunan
2) Periode mana dari tahun ajaran, bahan habis tertentu dibutuhkan
untuk digunakan
3) Alat-alat yang mengalami kerusakan akut
4) Alat-alat baru yang dibutuhkan pada tahun ajaran yang akan
dating
8 | Sistem Manajemen Laboratorium
5) Alat/bahan yang rusak atau hilang
c) Mencari informasi proyeksi penerimaan siswa pada tahun ajaran yang
akan datang
d) Pengecekan fasilitas laboratorium mencakup suplai air, listrik, gas dan
lain-lain
e) Mengecek harga-harga alat/bahan pada saat ini dan memprediksi
harga-harga tersebut pada tahun mendatang
f) Berdasarkan informasi di atas (1-5) dan hasil konsultasi dengan guru-
guru IPA, masing-masing guru senior menyiapkan daftar kebutuhan
untuk tahun yang akan datang. Daftar yang dibuat harus mencakup
tipe alat, model dan jumlah yang dibutuhkan. Secara umum daftar
kebutuhan meliputi:
1) Bahan habis
2) Alat-alat gelas, plastik dan logam
3) Specimen untuk biologi dan preparat mikro (microslide)
4) ATK
5) Dan lain-lain
g) Mendiskusikan hal-hal yang penting dan kritis untuk penyelesaian
kebutuhan alat/bahan tersebut dengan melibatkan Kepala Sekolah dan
guru senior.

B. Alur Kerja Laboratorium


Alur kerja dapat diartikan sebagai otomatisasi prosedur ketika dokumen,
informasi atau pekerjaan dilewatkan melalui sejumlah orang menurut aturan
tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Alur kerja merupakan sarana yang
memodelkan dan mengimplementasikan proses bisnis. Alur Kerja ini terdiri
dari langkah-langkah aktivitas yang berurutan dan memiliki aturan-aturan
tertentu yang ada di dalamnya sehingga dapat digunakan untuk mencapai
sebuah tujuan yang telah ditetapkan.

9 | Sistem Manajemen Laboratorium


Aktivitas A

State 1

Aktivitas B

State 2

Aktivitas C

Gambaran model state-machine untuk alur kerja.


Proses alur kerja dimodelkan menggunakan state-machine yang dapat
mengakomodasi kebutuhan interaksi antara manusia dan sistem. Contoh
pemodel alur kerja menggunakan state-machine diberikan pada Gambar.
Setiap aktivitas dianggap sebagai transisi antar-state dan titik perpindahan
antaraktivitas dianggap sebagai state. Setiap aktivitas dilakukan oleh
seseorang atau bagian tertentu. Keluaran pada setiap aktivitas yaitu suatu
keadaan yang disebut sebagai state, misalnya keadaan berkas lengkap atau
tidak lengkap. Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dengan
penggunaan model state-machine ini, seperti pendekatan secara visual yang
memudahkan dalam pendefinisian alur kerja. Selain itu, proses alur kerja
yang dimodelkan dengan state-machine juga menyediakan kemungkinan
untuk dilakukan pemeriksaan dan verifikasi pada model tersebut.
Alur kerja berhubunga dengan keselamatan, keamanan dan kesehatan
berarti menurunkan resiko kecelakaan. Walaupun petunjuk keselamatan kerja
sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu
dijelaskan berulang-ulang agar setiap individu lebih meningkatkan
kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium. Berbagai peristiwa yang pernah
10 | Sistem Manajemen Laboratorium
terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya bekerja dengan aman
di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan kimia, oleh
sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang
bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapat lebih berhati-hati dan yang lebih
penting lagi tahu cara menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa
percobaan harus dibuang dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan
polusi pada lingkungan.
Cara menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis juga
dibahas secara singkat untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi
ketika bekerja di Laboratorium. Dengan pengetahuan singkat tersebut
diharapkan setiap individu khususnya para asisten dapat bertanggung jawab
untuk menjaga keselamatan kerja mahasiswa di laboratorium dengan sebaik-
baiknya.
Dalam pekerjaan sehari-hari petugas laboratorium selalu dihadapkan
pada bahaya-bahaya tertentu, misalnya bahaya infeksius, reagensia yang
toksik, peralatan listrik maupun gelas yang digunakan secara rutin. Secara
garis besar bahaya yang dihadapi dalam laboratorium dapat digolongkan
dalam :
1. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat / bahan yang mudah terbakar atau
meledak.
2. Bahan beracun, korosif dan kaustik
3. Bahaya radiasi
4. Luka bakar
5. Syok akibat aliran listrik
6. Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
7. Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
Pada umumnya bahaya tersebut dapat dihindari dengan usaha-usaha
pengamanan, antara lain dengan penjelasan, peraturan serta penerapan
disiplin kerja.

11 | Sistem Manajemen Laboratorium


1. Tata Tertib Laboratorium
Secara umum tata tertib yang diberlakukan di tiap intansi kurang
lebih sama yaitu:
a) Praktikan harus hadir paling lambat 10 menit sebelum praktikum
dimulai.
b) Praktikan yang terlambat hanya boleh mengikuti praktikum atas izin
pengawas praktikum.
c) Praktikan harus menggunakan seragam laboratorium (jas
laboratorium) selama praktikum berlangsung.
d) Praktikan harus siap dengan peralatan dasar untuk praktikum (gunting,
tali, lem, wadah, serbet, dan lain – lain).
e) Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum bila tidak atau
belum mengikuti responsi.
f) Wajib memelihara ketenangan selama praktikum berlangsung.
g) Keluar masuk ruangan harus seizin pengawas praktiku
h) Dilarang makan atau minum atau membawa makanan atau minuman
dalam laboratorium.
i) Hanya boleh menggunakan meja praktikum sesuai dengan tempat
yang telah ditentukan untuk setiap praktikan.
j) Dilarang memindah peralatan praktikum dari tempat semula.
k) Setelah selesai digunakan , semua bahan praktikum harus
dikembalikan pada tempatnya semula dalam keadaan rapi dan bersi
l) Semua bahan dan peralatan praktikum harus digunakan dan
diperlakukan dengan baik dan penuh tanggung ja
m) Praktikan hanya boleh meninggalkan laboratorium dengan seizin
pengawas setelah semua bahan dan peralatan praktikum dibersihkan /
dibereskan sebagaimana mestin
n) Setiap kelompok praktikan harus menyusun jadwal piket untuk
memelihara kebersihan laboratorium.
o) Pelanggaran tata tertib akan mengakibatkan sangsi tidak boleh
mengikuti praktikum.
12 | Sistem Manajemen Laboratorium
2. Prosedur Umum
a) Memahami prosedur keselamatan.
b) Tidak meningggalkan pekerjaan sedang berlangsung.
c) Hati-hati menangani peralatan panas / dengan pemana
d) Tidak memipet dengan mulut.
e) Tidak menyalakan api / pemanas dekat pelarut yang mudah menguap.
f) Tidak meninggalkan api / pemanas tanpa pengawasa.
g) Mematikan peralatan, api, dan kran air bila tidak digunakan.
h) Tidak membawa peralatan dan bahan kimia keluar lab tanpa ijin.
i) Tas dan barang bawaan tidak diletakkan di meja percobaa
j) Melapor pada asisiten tentang alergi / penyakit bawaan terhadap bahan
kimia atau hewan percobaa
k) Memahami prosedur penanganan hewan percobaan.
3. Sikap Di Laboratorium
a) Asisten menjadi contoh bagi praktikan.
b) Berpakaian sopan, memakai jas laboratorium dan sepatu tertutup.
c) Tidak bergurau berlebihan.
d) Tidak berlari.
e) Tidak melakukan percobaan tanpa ijin.
f) Tidak duduk di meja
g) Tidak merokok, makan, dan minum
h) Tidak membawa bahan kimia dan peralatan keluar tanpa ijin.
i) Mematuhi aturan keselamatan dan prosedur kerja
4. Peraturan Umum Bekerja Di Laboratorium
a) Keselamatan Kerja Di Laboratorium
Kenali lokasi-lokasi dan cara pengoperasian fasilitas
keselamatan kerja dan keadaan darurat, seperti pemadam kebakaran,
kotak P3K, alarm kebakaran, pintu keluar darurat, dsb.
Di laboratorium dilarang untuk makan, minum, merokok,
menerima tamu serta mengobrol.Laboratorium hanya untuk
13 | Sistem Manajemen Laboratorium
mengerjakan percobaan sesuai dengan prosedur yang tertulis atau
diterangkan oleh koordinator praktikum
Waspada terhadap berbagai kondisi yang tidak aman. segera
laporkan kondisi-kondisi tak aman kepada Koordinator Praktikum
atau Asisten Praktikum.
b) Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian Yang Sesuai
Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di
laboratorium. Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu
tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di laboratorium. Gunakan
selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan ketika bekerja dengan
zat-zat yang berbahaya dan iritan
Jangan pernah menggunakan kontak lensa ketika bekerja di
laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu kacamata pelindung
yang sesuai.
Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi TIDAK BOLEH
digunakan di laboratorium.
Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke
dalam jas lab untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya,
mesin yang bergerak dan nyala api.
Selalu cuci tangan dan lengan Anda sebelum meninggalkan
laboratorium.
c) Melakukan Percobaan
Jangan pernah melakukan pekerjaan, penyiapan sampel atau
percobaan tanpa pengawasan supervisor laboratorium (asisten atau
dosen).
Selalu persiapkan prosedur keselamatan kerja sebelum bekerja
di laboratorium. Anda harus mengacu pada material safety data sheets
(msds) setiap kali bekerja dengan zat-zat kimia tertentu. Cek semua
peralatan sebelum digunakan. Apabila terdapat kerusakan, segera
laporkan kepada petugas laboratorium untuk segera diganti/diperbaiki.

14 | Sistem Manajemen Laboratorium


Pilihlah tempat yang tepat untuk melakukan percobaan.
Percobaan yang melibatkan zat-zat berbahaya dan beracun harus
dilakukan di dalam lemari asam.
Diskusikan selalu setiap perkembangan dalam percobaan kepada
asisten atau dosen pemimpin praktikum.Jangan meninggalkan suatu
percobaan tanpa pengawasan, terutama percobaan yang menggunakan
bahan-bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar.
Jika perlu, tempatkan tanda berhati-hati dan nama anda di
tempat percobaan sedang dilakukan, jika percobaan yang dilakukan
cukup beresiko dan berbahaya.
Kenakan label nama dan nim di jas laboratorium agar mudah
untuk dikenali dan dihubungi.
Lakukan selalu pengecekan terhadap hal-hal yang menunjang
keselamatan kerja setiap kali selesai percobaan. Pastikan semua keran
gas, keran air, saluran listrik dan saluran vakum telah dimatikan
sebelum anda meninggalkan laboratorium.
d) Bahan Kimia
Bahan-bahan kimia di laboratorium kimia harus dianggap beracun
dan berbahaya. JANGAN MAKAN DAN MINUM DI
LABORATORIUM!! Cucilah tangan Anda setiap akan meninggalkan
laboratorium!
Selalu nyalakan lemari asam ketika bekerja di laboratorium.
Kerjakan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa yang mudah
menguap dan mudah terbakar di dalam lemari asam!
Jika Anda menyimpan zat-zat yang mudah menguap di meja
Anda, tutuplah selalu wadah yang digunakan untuk menyimpan zat
tersebut!
Jika Anda menumpahkan zat kimia di meja Anda, segera
bersihkan dengan lap kering atau tissue. Buanglah tissue atau lap
kotor di tempat sampah yang disediakan di dalam lemari asam. Jangan
buang sampah di dalam wasbak!!
15 | Sistem Manajemen Laboratorium
Jika Anda terkena zat kimia, segeralah cuci dengan sabun dan
bilaslah dengan air yang banyak. Kecuali apabila anda terkena
tumpahan/cipratan brom, fenol atau asam sulfat pekat (h2so4 pekat),
hindari membilas dengan air!!!
Jika terkena brom, segeralah bilas dengan anti brom yang
disediakan di laboratorium. Kemudian setelah beberapa saat, bilaslah
dengan air yang banyak.
Jika terkena fenol, segeralah bilas dengan anti fenol yang
disediakan di laboratorium. Kemudian setelah beberapa saat, bilaslah
dengan air yang banyak.
Jika terkena asam sulfat pekat, laplah bagian tubuh Anda yang
terkena asam sulfat pekat dengan tissue kering atau lap kering.
Kemudian setelah beberapa saat, cucilah bagian tubuh Anda dengan
air sabun dan air yang banyak.
Zat-zat kimia berikut sangat iritan, kecuali jika dalam konsentrasi
encer: asam sulfat, asam nitrat, asam hidroklorida (HCl), asam asetat
dan larutan kalium hidroksida dan natrium hidroksida. Berhati-hatilah!
Dimetilsulfoksida, walaupun tidak iritan, tapi cepat sekali terserap
oleh kulit. Berhati-hatilah!
e) Penanganan Khusus Zat-zat Beracun dan Berbahaya
Anda harus mengetahui sifat fisik dan kimia zat-zat yang akan
digunakan dalam setiap percobaan. Baca dan pahami MSDS tiap-tiap
zat!
Beri label reagen dan sampel yang digunakan. Simpan zat-zat
kimia di lokasi yang sesuai. Jangan membuang zat-zat kimia ke
wasbak!Pindahkan zat-zat kimia sisa, residu atau zat tak terpakai ke
botol-botol atau jerigen yang khusus untuk zat-zat sisa, yang tersedia
di laboratorium.
Jangan pernah memipet sesuatu dengan mulut!. Segera bersihkan
setiap tumpahan zat kimia maupun air dengan lap kering. Laporkan
setiap kejadian bila Anda ragu cara menanggulanginya!
16 | Sistem Manajemen Laboratorium
f) Kecelakaan
Jika Anda terluka atau mengalami kecelakaan di laboratorium,
beritahu segera dosen jaga praktikum. Segera hubungi pihak medis
jika lukanya cukup serius.
Kewajiban praktikan perlengkapan praktikan disiapkan sebelum
memasuki laboratorium Perlengkapan di bawah ini harus disediakan
dan dibawa setiap kali akan melakukan praktikum. Jangan sampai
lupa!
Laporan Sementara Paktikum (lihat di petunjuk format
sementara praktikum)
Memakai jas lab, warna putih, terbuat dari bahan sederhana, dan
disarankan yang berlengan panjang.
Berpakaian rapi, sopan dan bersepatu (tidak boleh pakai sandal)
dan disarankan memakai kacamata untuk keselamatan mata Anda.
Perlengkapan lainnya yang akan banyak membantu kelancaran
kerja anda, antara lain: alat tulis, korek api, lap kain, tissue,
sabun/detergen, pisau lipat, gunting kecil.
Pereaksi dan peralatan yang diperlukan. Pereaksi di kiri,
peralatan di kanan, dengan cara diurut dari atas ke bawah. Bila perlu,
sertai dengan gambar rangkaian peralatan.
Diagram percobaan, untuk mempermudah urutan kerja yang
akan dilakukan, dan gambaran percobaan keseluruhannya. Cara kerja
dan pengamatan Merupakan singkatan prosedur kerja yang berbentuk
kalimat pendek berupa poin-poin pengerjaan.
5. Cara – Cara Kerja Yang Baik Dengan Memperhatikan Keselamatan
Dan Keamanan
a) Dalam keadaan sehat fisik dan mental.
b) Mematuhi tata tertib praktikum dan berdisiplin dalam keseluruhan
kegiatan praktikum .
c) Menjaga kebersihan baik ruangan maupun alat - alat selama
praktikum .
17 | Sistem Manajemen Laboratorium
d) Meneliti jumlah dan keadaan alat-alat praktikum sebelum dan
sesudah praktikum selesai
e) Dalam penimbangan, pengerjaan dan penulisan laporan harus
sistematik , cermat dan teliti
f) Jujur dalam semua tindakan , mulai dari pembuatan sampai
penyerahan hasil praktikum.
g) Kreatif, misalnya sebelum memulai praktikum telah mempersiapkan
komponen –komponen pelengkap seperti menyiapkan wadah, tutup
botol dll
h) Selama praktek bicara seperlunya supaya suasana tenang.
i) Tunjukkan sikap dan penampilan percaya diri , tidak bingung dan
tidak ragu-ragu sehingga mampu bekerja dengan tenang.
j) Tidak ceroboh dalam menempatkan alat-alat laboratorium , sehingga
menimbulkan kecelakaan kerja seperti : ketumpahan air panas atau
memecahkan alat laboratorium.
k) Pada penyerahan hasil praktikum perhatikan hal-hal dibawah ini :
1) Wadah : apakah wadah sudah bersih, sesuai (syrup dalam
botol, salep dalam pot , dsb)
2) Etiket : berwarna putih untuk obat dalam
dan biru untuk obat obat luar. Pada etiket harus tercantum
nomor resep, tanggal penyerahan resep, nama pasien, cara
pemakaian obat, paraf si pembuat resep.
3) Signa atau penandaan :
4) Label : Tidak boleh diulang tanpa resep
dokter (untuk obat keras, narkotik dan psikotropik), Obat Luar,
Kocok dahulu,dll.
Hal-hal yang seharusnya kita lakukan pada saat bekerja di laboratorium
antara lain :
1. Tahap persiapan
a) Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan
pada acara praktikum, dengan mambaca petunjuk praktikum,
18 | Sistem Manajemen Laboratorium
mengetahui tujuan dan cara kerja serta bagaimana data percobaan
akan diperoleh, mengetahui hal-hal atau tindakan yang harus
dihindarkan, misalnya menjauhkan bahan yang mudah terbakar
dengan sumber api, membuang sampah dan limbah praktikum pada
tempat yang telah ditentukan dan sebagainya.
b) Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat
mudah terbakar, bersifat racun, karsinogenik atau membahayakan dan
sebagainya, sehingga dapat terhindar dari potensi bahaya yang dapat
ditimbulkan dari bahan kimia yang digunakan.
c) Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat
yang akan digunakan.
d) Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium
berwarna putih lengan panjang, kacamata gogle, sarung tangan karet,
sepatu, masker, dan sebagainya sesuai kebutuhan praktikum.
2. Tahap Pelaksanaan
a) Mengenakan peralatan pelindung tubuh dengan baik.
b) Mengambil dan memeriksa peralatan dan bahan yang akan digunakan.
c) Merangkai alat yang digunakan dengan tepat, dan mengambil bahan
kimia secukupnya. Penggunaan bahan kimia jangan sampai
berlebihan karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
d) Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa
bahan yang digunakan.
3. Tahap pasca pelaksanaan
a) Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang
diperlukan.
b) Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan sesuai posisi semula
c) Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan peralatan
listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat (dengan
tutupnya semula).
d) Bersihkan tempat atau meja dimana kalian bekerja.
e) Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.
19 | Sistem Manajemen Laboratorium
6. Cara Dan Prinsip Kerja Di Laboratorium
a) Tata Tertib Kerja di Laboratorium
1) Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten
yang mengawasi.
2) Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan
Kimia.
3) Persiapkanlah hal yang perlu sebelum masuk laboratorium seperti
buku kerja, jenis percobaan, jenis bahan, jenis perlatan, dan cara
membuang limbah sisa percobaan
4) Dilarang makan, minum dan merokok di laboratoriu
5) Jagalah kebersihan meja praktikum, apabila meja praktiukm basah
segera keringkan dengan lap basah.
6) Jangan membuat keteledoran antar sesama teman.
7) Pencatatan data dalam setiap percobaan selengkap-lengkapnya.
Jawablah pertanyaan pada penuntun praktikum untuk menilai
kesiapan anda dalam memahami percobaan.
8) Berdiskusi adalaha hal yang baik dilakukan untuk memahami lebih
lanjut percobaan yang dilakukan.
9) Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk
melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan
sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
10) Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia.
11) Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak
tinggi
12) Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat.
13) Biasakanlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama
setelah melakukan praktikum.
14) Bila kulit terkena bahan Kimia, janganlah digaruk agar tidak
tersebar.

20 | Sistem Manajemen Laboratorium


15) Bila terjadi kecelakaan yang berkaitan dengan bahan Kimia,
laporkan segera pada asisten atau pemimpin praktikum. Segera
pergi ke dokter untuk mendapat pertolongan secepatnya.

21 | Sistem Manajemen Laboratorium


BAB III
KESIMPULAN

1. Desain laboratorium adalah bentuk, ukuran, denah atau tata letak dan
fasilitas diruangan tersebut dirancang dengan baik, sehingga semua
kegiatan dapat berjalan dengan baik dan nyaman.
2. Alur kerja merupakan sarana yang memodelkan dan
mengimplementasikan proses bisnis. Alur Kerja ini terdiri dari langkah-
langkah aktivitas yang berurutan dan memiliki aturan-aturan tertentu yang
ada di dalamnya sehingga dapat digunakan untuk mencapai sebuah tujuan
yang telah ditetapkan.
,.

22 | Sistem Manajemen Laboratorium


DAFTAR PUSTAKA

Baird, Stewart. (2002). Sams Teach Yourself Extreme Programming in 24


Hours. Indianapolis : Sams Publishing.
Cumberlidge, Matt. (2007). Business Process Management with JBoss jBPM.
Birmingham : Packt Publishing
Microsoft White Paper. (2007). Service Oriented Architecture (SOA) in the
Real World.
Salatino, Mauricio. (2009). jBPM Developer Guide. Birmingham : Packt
Publishing.
Syarif, Munwar. (2009). Alfresco 3 Enterprise Content Management
Implementation. Birmingham : Packt Publishing.
Turban, Efraim., McLean, Ephraim., & Wetherbe, James. (2001).
Information Technology for Management: Transforming Business in
the Digital Economy 3rd Edition. New York : John Wiley & Sons Inc.

23 | Sistem Manajemen Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai