Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keadaan pendek (stunting) menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi
anak adalah suatu keadaan dimana hasil pengukuran panjang badan menurut umur
(PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) berada pada -3 SD sampai -2 SD.
Sementara sangat pendek adalah keadaan apabila hasil pengukuran panjang badan
menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) di bawah -3
Standar Deviasi (SD). Stunting pada anak merupakan manifestasi jangka panjang
dari faktor konsumsi diet berkualitas rendah yang dikombinasikan dengan
morbiditas, faktor penyakit infeksi berulang, dan faktor lingkungan.1
Perkembangan masalah gizi di Indonesia dapat dikategorikan menjadi tiga,
yaitu: masalah gizi yang sudah terkendali; masalah gizi yang belum dapat
diselesaikan; dan masalah gizi yang sudah meningkat dan mengancam kesehatan
masyarakat. Masalah gizi yang sudah terkendali seperti Kekurangan Vitamin A
(KVA) pada anak balita, Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) dan anemia
gizi pada anak usia 2-5 tahun. Masalah gizi yang belum dapat diselesaikan seperti
gizi kurang dan pendek (stunting).2
Gizi memiliki peran yang penting di dalam siklus kehidupan manusia.
Keadaan kekurangan gizi pada masa kehamilan dapat menyebabkan Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR). Pada bayi dan anak, kekurangan gizi dapat menimbulkan
gangguan tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang bila tidak mendapatkan
intervensi dari dini akan berlanjut hingga dewasa.3
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 diprioritaskan pada
empat program, yaitu: penurunan prevalensi kematian ibu dan bayi; penurunan
prevalensi kejadian balita pendek (stunting); pengendalian penyakit menular; dan
pengendalian penyakit tidak menular.3 Perbaikan gizi dan penurunan angka
prevalensi stunting pada anak baduta (bawah dua tahun) dari 32,9% pada tahun
2013 menjadi 28% pada tahun 2019 menjadi salah satu prioritas pembangunan
nasional seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.4
1.3.2.1 Mengetahui status gizi pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan
Koto Tangah Kota Padang.
1.3.2.2 Mengetahui prevalensi riwayat bayi BBLR pada anak usia 24-59
bulan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
1.3.2.3 Mengetahui riwayat ASI ekslusif pada anak usia 24-59 bulan di
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
1.3.2.4 Mengetahui riwayat imunisasi pada anak usia 24-59 bulan di
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
1.3.2.5 Mengetahui riwayat infeksi pada anak usia 24-59 bulan di
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
1.3.2.6 Mengetahui tingkat pengetahuan gizi pada ibu dari anak usia 24-59
bulan di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
Tabel 2.2 Prevalensi Status Gizi Balita (TB/U) Provinsi Sumatera Barat
Berdasarkan Kabupaten/Kota
Malnutrisi dan infeksi pada balita merupakan hal yang memiliki kaitan
yang erat. Keadaan malnutrisi meningkatkan kerentanan balita terhadap penyakit
infeksi, dan sebaliknya, penyakit infeksi meningkatkan risiko malnutrisi pada
balita. Keadaan defisiensi nutrien, seperti vitamin, asam lemak, asam amino,
mikronutrien, kekurangan energi protein secara signifikan meningkatkan kejadian
infeksi, terutama pada naka-anak. Keadaan malnutrisi bertanggung jawab, secara
langsung ataupun tidak langsung, terhadap 54% dari 10,8 juta kematian balita
setiap tahun.
Setiap bayi dan anak memiliki hak mendapatkan program imunisasi dasar
sesuai dengan ketentuan dan pemerintah wajib melaksanakan pemberian
imunisasi lengkap seperti yang tercantum dalam Undang-undang Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2009. Program imunisasi di Indonesia mewajibkan detiap bayi
mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang mencakup imunisasi Hepatitis B 1
dosis, BCG 1 dosis, DPT-HB-Hib 3 dosis, polio tetes 4 dosis, dan campak 1 dosis.
Pelaksanaan program imunisasi tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 42 Tahun 2013.45
Karakterisistik anak
ASI eksklusif
Asupan nutrien
Riwayat infeksi
Pengetahuan ibu
tentang gizi
Tingkat pendidikan
Besar pendapatan
Padang.
Padang.
Padang.
3.3.4 Terdapat hubungan antara asupan kalori dan protein dengan kejadian
Kota Padang.
Padang.
Kota Padang.
METODE PENELITIAN
4.3.2 Sampel
n
Z 1 / 2
2 P1 P Z 1 P1 1 P1 P2 1 P2
2
P1 P2 2
Keterangan:
n = jumlah sampel
P = (P1 + P2)/2
Sampel diambil dengan cara simple random sampling dengan sampel yang telah
memenuhi kriteria.
1. Variabel dependen terdiri dari: Berat Badan Lahir (BBL) anak, riwayat
pemberian ASI eksklusif anak, riwayat penyakit infeksi anak, riwayat
imunisasi anak, tingkat pendidikan orang tua, tingkat pengetahuan
orang tua tentang gizi, dan tingkat pendapatan orang tua.
4.5.2.1 Stunting
1. Pengertian : Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) berada pada
-3 SD hingga -2 SD
2. Cara ukur : Tinggi badan diukur dalam posisi berdiri
3. Alat ukur : Microtoise
4. Hasil ukur :
1 Stunting, indeks TB/U berada pada -3 SD hingga -2
SD
2 Normal, indeks TB/U > -2 SD
5. Skala ukur : Ordinal
1. Editing
Proses editing dilakukan untuk mengecek kembali kelengkapan data
dan menghitung nilai yang dibutuhkan dari data tersebut.
2. Entry Data
Proses entry data dilakukan untuk memasukkan data yang diperoleh ke
dalam komputer.
3. Coding
Proses coding dilakukan untuk memberian kode pada masing-masing
data yang diperoleh.
4. Tabulasi
Proses tabulasi dilakukan untuk memasukkan angka-angka hasil
penelitian ke dalam tabel sesuai jenis variable dan tujuan penelitian,
untuk memudahkan dalam analisis data yang diperoleh.
5. Processing
Processing data menggunakan software komputer.
6. Cleaning
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh karakteristik masing-
masing variabel penelitian, baik variabel dependen (stunting) maupun
variabel independen (asupan nutrien, berat lahir balita, jenis kelam. in
balita, riwayat infeksi pada balita, pemberian ASI eksklusif, status
imunisasi, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua). Data diolah
secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk grafik dan tabel
frekuensi sehingga jumlah dan persentasenya dapat ditentukan.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk memperoleh keterkaitan variabel
independen dengan variabel dependen. Data dikelompokkan menjadi
data kategorik. Akan dilakukan tabulasi silang masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Uji Chi-square dilakukan
untuk memperoleh tingkat kemaknaan hubungan variabel independen
dengan variabel dependen. Hubungan dikatakan bermakna apabila
didapatkan p value <0,05.