Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dimas Arini Wibisono

Kelas : Matematika A

Tugas Modul 2 : Pengembangan Profesi Guru


Pertanyaan:
1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh.
2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru
dan siswa?
3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan.

Jawaban:
1. Rumusan Kompetensi Guru
Tidak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan di dunia pendidikan juga ditentukan
dari kualitas pendidiknya. Meskipun paradigma pendidikan sudah berubah dari
teacher centered menjadi student centered, tetap saja guru memegang
peranan penting dalam proses pembelajaran, baik pembelajaran di dalam kelas
maupun di luar kelas. Mengingat pentingnya peran guru dalam pembelajaran,
maka guru harus menyadari bahwa kompetensi mutlak dimiliki seorang
pendidik. Kompetensi tersebut pun bukan hanya sekedar tuntutan pribadi dari
pihak sekolah maupun orang tua peserta didik, melainkan amanat dari UU
No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai.

Kita yang berprofesi sebagai pendidik harus menyadari bahwa pekerjaan guru
ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap
jenis dan pendidikan tertentu. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki
kompetensi, antara lain kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan
kepribadian.
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman wawasan kependidikan,
pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,
perancangan pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik. Secara teori kompetensi
tersebut sudah kita dapatkan ketika menempuh jenjang pendidikan S-1
program pendidikan maupun jenjang lanjutannya (S-2 dll), selebihnya secara
praktis kita peroleh setelah kita praktik mengajar di sekolah. Namun, setelah
kita resmi menjadi guru dan mengajar di sekolah bukan berarti kompetensi kita
serta merta 100% terpenuhi. Dunia pendidikan berkembang secara dinamis,
termasuk perangkat di dalamnya (kurikulum, media belajar, dll), sehingga
kompetensi pedagogik ini perlu terus diupgrade. Contoh kegiatan yang dapat
meningkatkan kompetensi pedagogik kita adalah kegiatan MGMP di sekolah
atau dengan beberapa sekolah lain, mengikuti seminar atau pelatihan, banyak
membaca (literasi), dan terlibat dalam forum diskusi, sehingga kita menjadi guru
pembelajar.

Kompetensi kedua adalah kompetensi keppribadian. Guru bukanlah manusia


sempurna, namun semestinya "label guru" menjadikan guru tersebut lebih
berhati-hati dalam bersikap dan bertutur kata karena guru dapat menjadi role
model bagi peserta didiknya. Kompetensi kepribadian ini bisa kita tingkatkan
dengan cara rutin melakukan evaluasi terhadap diri sendiri dan evaluasi
terhadap kinerja kita sendiri.

Sebagai makhluk sosial, gurupun diharapkan memiliki kompetensi sosial di


dalamnya. Kompetensi sosial ini meliputi kemampuan komunikasi baik secara
lisan maupun lainnya dengan lingkungan sekitarnya. Jika di lingkungan sekolah
maka guru tersebut harus memiliki komunikasi yang baik dengan kepala
sekolah, rekan sejawat, seluruh warga sekolah, peserta didik, maupun orang
tua peserta didik. Gurupun harus mampu bergaul secara santun dengan
masyarakat di sekitar sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya. Itulah
mengapa banyak jabatan organisasi di lingkungan tempat tinggal dipercayakan
kepada seorang guru karena guru dianggap memiliki kompetensi sosial yang
baik.
Yang terakhir adalah kompetensi profesional yang berhubungan dengan
pengetahuan dan disiplin ilmu yang diajarkan. Contoh kegiatan yang bisa
meningkatkan kompetensi profesional kita adalah mengikuti MGMP, bedah
buku, melakukan literasi, menyusun soal untuk penilaian peserta didik, dll.

Semoga guru-guru di Indonesia secara keseluruhan memiliki keempat


kompetensi tersebut dan tidak pernah bosan untuk meningkatkan kompetensi
karena guru adalah agen pembelajaran. Semoga dengan PPG ini menjadikan
guru-guru Indonesia profesional sesuai dengan amanat undang-undang.

2. Keterampilan Belajar Guru dan Peserta Didik Abad 21


Dalam perkembangannya, pendidikan senantiasa mengalami perubahan. Hal
tersebut disebabkan oleh perubahan zaman yang ditandai dengan pesatnya
kemajuan teknologi dan informasi. Guru merupakan salah satu elemen penting
dalam sebuah sistem pendidikan karena keberhasilan proses pembelajaran
juga ditunjang oleh kualitas guru.

Perkembangan teknologi dan informasi memang bagaikan dua sisi yang saling
bertolak belakang. Satu sisi bernilai positif, dengan perkembangan informasi
masyarakat kini sangat mudah mengakses informasi di penjuru dunia manapun
dan perkembangan teknologi semakin memudahkan manusia untuk
berkomunikasi tanpa terkendala jarak (mendekatkan yang jauh) dan
memudahkan manusia dalam melaksanakan aktivitas sehari-harinya.
Perkembangan teknologi dan informasi juga bisa bernilai negatif jika
dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang memiliki niat
tidak baik. Sikap yang harus kita ambil adalah tidak menolaknya dan bijak
menggunakannya, karena bagaimanapun ini adalah abad 21 sehingga guru
pun perlu mengikuti perkembangan pendidikan pada abad 21. Berikut
merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam menghadapi abad 21:
A. Keterampilan berpikir kritis (critical thinking and problem solving)
Salah satu tahapan dalam pembelajaran dengan menggunakan kurikulum
2013 adalah “menanya”. “Menanya” dilakukan setelah peserta didik
melakukan tahapan “mengamati”. Bagaimana jika pertanyaan itu tidak
muncul dari peserta didik? di sinilah guru harus memiliki keterampilan
berpikir kritis. Guru harus mampu memberikan stimulus sehingga muncul
respon peserta didik berupa kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis yang
dimaksud adalah mengaplikasikan rasional dan kegiatan berpikir yang tinggi
(Higher Order Thinking Skills).

B. Keterampilan bekerjasama dan berkomunikasi (collaboration and


communication)
Guru harus mampu bekerjasama dengan siapapun di dalam ruang lingkup
sekolah. Guru harus mampu bekerja bersama-sama kepala sekolah dan
rekan sejawatnya. Guru pun harus mampu berkomunikasi baik dengan
seluruh warga sekolah, termasuk orang tua peserta didik.

C. Keterampilan berpikir kreatif dan mengembangkan imajinasi (creativity


and imagination)
Guru harus mampu memberikan stimulus kepada peserta didik untuk berpikir
kreatif dalam segala bidang.

D. Keterampilan menjadi warga negara yang baik (citizenship)


Hal yang dikhawatirkan terjadi pada kemajuan teknologi dan informasi di
abad 21 adalah nasionalisme berkurang. Meskipun kemampuan berbahasa
asing merupakan hal yang penting dimiliki oleh guru pada abad 21, namun
jangan sampai hal tersebut melunturkan jiwa nasionalisme kita. Guru harus
mampu memberikan penguatan kepada dirinya sendiri maupun peserta didik
untuk tetap menjadi warga negara yang baik dengan cara berkontribusi
membangun negara dengan caranya masing-masing, guru dengan inovasi
pembelajarannya dan peserta didik dengan prestasi belajarnya.

E. Keterampilan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai


sumber (digital literacy)
Melalui digital literacy, guru dapat mengakses sumber berita dan
mengevaluasi secara kritis dan menciptakan informasi melalui teknologi
digital serta mampu mengoperasikan peralatan teknologi.
F. Kemampuan untuk mengembangkan potensi peserta didik (leadership
and personal development)
Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda, sesuai dengan
prinsip pada multiple intelligence. Guru harus mampu memberikan arahan
dan membantu peserta didik menemukan serta mengembangkan
potensinya.

Tidak hanya guru, peserta didikpun harus memiliki kemampuan belajar


khusus untuk menghadapi abad 21, antara lain:
a. Wagner (2010) dan Change Leadership Group dari Universitas
Harvard mengidentifikasi kompetensi dan keterampilan bertahan hidup
yang diperlukan oleh peserta didik dalam menghadapi kehidupan,
dunia kerja, dan kewarganegaraan di abad ke-21 ditekankan pada
tujuh (7) keterampilan berikut: (1) kemampuan berpikir kritis dan
pemecahan masalah, (2) kolaborasi dan kepemimpinan, (3)
ketangkasan dan kemampuan beradaptasi, (4) inisiatif dan berjiwa
entrepeneur, (5) mampu berkomunikasi efektif baik secara oral
maupun tertulis, (6) mampu mengakses dan menganalisis
informasi, dan (7) memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi.
b. US-based Apollo Education Group mengidentifikasi sepuluh (10)
keterampilan yang diperlukan oleh peserta didik untuk bekerja di abad
ke-21, yaitu keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kepemimpinan,
kolaborasi, kemampuan beradaptasi, produktivitas dan
akuntabilitas, inovasi, kewarganegaraan global, kemampuan dan
jiwa entrepreneurship, serta kemampuan untuk mengakses,
menganalisis, dan mensintesis informasi.

Meskipun dunia pendidikan mengalami perkembangan yang pesat terutama


pada penggunaan teknologi dan informasi, namun ada hal yang tidak bisa
dihilangkan, yaitu interaksi sosial. Pada bidang industri, tenaga atau peran
operator boleh saja digantikan oleh robot atau mesin, namun pada sektor
pendidikan, peran guru sebagai pendidik masih diperlukan karena sejatinya
guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik dan itu tidak bisa dilakukan
oleh robot atau mesin.
3. Rancangan Strategi Pengembangan Guru Berkelanjutan
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi profesional.
Profesional tidak secara otomatis didapatkan guru setelah menyelesaikan studi
S-1 Kependidikannya dan mengajar di sekolah, namun perlu terus
dikembangkan dan ditingkatkan melalui berbagai upaya. Ada 3 komponen
Pengembangan Keprofesian berkelanjutan (PKB), yaitu pengembangan diri,
publikasi ilmiah, dan karya inovatif.

Pengembangan diri merupakan upaya-upaya guru dalam rangka meningkatkan


profesionalismenya. Pengembangan diri tersebut dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu:
1. Diklat Fungsional
Diklat fungsional berupa kegiatan pendidikan atau latihan yang bertujuan
untuk mencapai standar kompetensi profesi dalam kurun waktu tertentu.
sebagai contoh saat ini saya sedang melaksanakan pelatihan mengenai media
pembelajaran di P2KPTK2 Jakarta Pusat dari tanggal 9 April-15 April 2019.
Saya merasakan banyak manfaat yang didapatkan dengan mengikuti pelatihan
tersebut, khususnya dalam pembuatan media pembelajaran yang relevan
dengan pembelajaran abad 21. Saya pun pernah mengikuti diklat kurikulum
2013 pada awal kemunculannya selama kurang lebih sepekan dengan
penyelenggaranya adalah LPMP.

2. Kegiatan Kolektif
Kegiatan kolektif adalah kegiatan bersama dalam forum ilmiah untuk
mencapai standar kompetensi atau di atas standar kompetensi profesi yang
ditetapkan. Sebagai contoh saya mengikuti kegiatan MGMP membahas
mengenai kisi-kisi penyusunan naskah soal USBN, bedah SKL. Kegiatan
pengembangan yang pada masa kuliah sering dilakukan namun saat ini sudah
sangat jarang saya lakukan adalah menghadiri acara bedah buku. Menurut
saya sebaiknya kita mengagendakan diri untuk menghadiri acara bedah buku
karena sesungguhnya acara seperti ini sangat bermanfaat.
3. Melakukan Penelitian Tindakan Kelas
Penilitian Tindakan Kelas (PTK) sebenarnya memiliki dua manfaat, yaitu
pertama dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang dapat linear dengan
hasil belajar peserta didik. Kedua, meningkatkan profesionalisme guru.
Kebetulan pada saat menyelesaikan program S-1, skripsi yang saya susun
merupakan penelitian kualitatif, yaitu Penilitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini
menjadi motivasi tersendiri bagi saya untuk melakukan penelitian serupa di
kelas yang saya ampu, apalagi jika PTK yang saya buat dapat menjadi karya
ilmiah yang dapat digunakan untuk kenaikan golongan nantinya setelah saya
menjadi PNS (sekarang masih CPNS) karena saya mendengar banyak
pengalaman guru-guru PNS bergolongan IV A kebanyakan dari mereka stuck
di golongan tersebut bahkan selama berpuluh-puluh tahun karena terhambat
karya ilmiah. Semoga hal ini menjadi pembelajaran berharga dan motivasi
pribadi saya.

Komponen PKB yang kedua adalah publikasi ilmiah. Hal ini paling mudah
dilakukan jika kita sudah melaksanakan PTK dan membuat laporan hasil
penelitiannya dalam bentuk jurnal misalnya.

Komponen PKB yang ketiga adalah karya inovatif. Inovatif adalah penemuan
sesuatu yang baru. Strategi yang ideal namun juga realistis yang bisa dilakukan
pada komponen ini adalah pembuatan alat peraga maupun media
pembelajaran yang bersifat inovatif yang dapat memudahkan peserta didik
dalam proses pembelajaran dan dapat berdampak pada hasil belajar mereka.

Itulah strategi yang menurut saya ideal namun realistis yang dapat diwujudkan
untuk meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme berkelanjutan.

Semoga kita dapat terus meningkatkan profesionalisme melalui kegiatan yang


dapat kita lakukan. Tidak ada kata "sulit" dan "tidak mungkin", yang harusnya
ada adalah kata "berusaha" dan "keniscayaan".

Anda mungkin juga menyukai