Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Juli 2017

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH DI DESA
BLEMBEM WILAYAH KERJA PUSKESMAS
GONDANGREJO
!"#$%&%'(&")*!+,-&1), Hutari Puji Astuti2)
1
Prodi S-1 Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta
!"#$%&%'(&"(!)*+&,'-!&./01-
2
Prodi DIII Kebidanan, STIKes Kusuma Husada Surakarta
uthe_dwi@yahoo.co.id

ABSTRAK
Gaya hidup masyarakat yang lebih seperti makanan cepat saji, dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan termasuk hipertensi, gagal jantung, diabetes mellitus, stroke, dan penyakit ginjal.
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang dialami oleh banyak orang tua. Salah satu cara untuk
mencegah komplikasi hipertensi tidak terjadi dapat diberikan senam tindakan hipertensi. Penelitian ini
berjudul pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah di Blembem Desa Puskesmas
Gondangrejo. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi terhadap
penurunan tekanan darah di Desa Blembem Puskesmas Gondangrejo. Metode penelitian adalah pre-
eksperimen dengan satu kelompok pre-test dan desain post-test. Pengumpulan data dilakukan pada
saat sebelum dan sesudah diberikan intervensi senam hipertensi latihan. Sampling dengan purposive
sampling dan sampel beberapa 40 orang. Alat penelitian ini terdiri sphygmomanometer, stetoskop dan
tekanan darah lembar observasi tekanan darah pre test dan post test. Analisis data menggunakan uji
Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada efek senam hipertensi untuk pengurangan tekanan
darah di Desa Blembem Puskesmas Gondangrejo dengan nilai p 0.000. Berdasarkan hasil penelitian
senam hipertensi dapat digunakan sebagai informasi dan pertimbangan dalam memilih intervensi untuk
orang tua yang memiliki hipertensi.
Kata kunci: hipertensi, lansia, senam hipertensi

ABSTRACT
People’s lifestyles are more like fast food, can cause a variety of health problems include hypertension,
heart failure, diabetes mellitus, stroke and kidney disease. Hypertension is a health problem experienced
by many elderly people. One way to prevent complications of hypertension does not occur can be given
action gymnastics hypertension. This study titled gymnastics effect of hypertension on blood pressure
reduction in Blembem Village Puskesmas Gondangrejo. The purpose of the study to determine the
effect of exercise hypertension to the reduction of blood pressure in the Village Puskesmas Blembem
Gondangrejo. The research method is pre-experiment with one group pre-test and post-test design.
Data collection is done at the time before and after the exercise intervention hypertension. Sampling
with purposive sampling and sample some 40 people. The research tool consists sphygmomanometer,
stethoscope and blood pressure observation sheet pre test and post test. Data analysis using Wilcoxon
test. Results showed no effect of exercise hypertension to the reduction of blood pressure in the Village
Puskesmas Blembem Gondangrejo with p value 0.000. Based on the research results gymnastics
hypertension can be used as an information and considerations in choosing interventions for elderly
people who have hypertension.
Keywords: hypertension, elderly, hypertension gymnastics
129
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Juli 2017

1. PENDAHULUAN merokok dan 5 orang kontrol dan minum


Gaya hidup masyarakat sekarang lebih obat tidak teratur. Berdasarkan latar belakang
menyukai makanan siap saji, dimana makanan maka tujuan penelitian untuk mengetahui
tersebut banyak mengandung lemak, protein, pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan
tinggi garam dan rendah serat (Muhammadun, tekanan darah di Desa Blembem Wilayah Kerja
2010). Hal tersebut menyebabkan berbagai Puskesmas Gondangrejo.
masalah kesehatan antara lain hipertensi, gagal
2. PELAKSANAAN
jantung, diabetes mellitus, stroke dan penyakit
ginjal. Hipertensi esensial (primer) merupakan a. Lokasi Penelitian
penyakit urutan kedua setelah infeksi saluran Desa Blembem wilayah kerja Puskesmas
nafas bagian atas akut dari sepuluh besar Gondangrejo .
penyakit rawat jalan di Rumah Sakit tahun 2010 b. Populasi dan sampel penelitian
(Kemenkes RI, 2012). Hasil Riskesdas (2013) Populasi dalam penelitian ini adalah semua
kecenderungan prevalensi hipertensi mengalami lansia penderita hipertensi di Desa Blem-
kenaikan dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% bem wilayah kerja Puskesmas Gondangrejo
pada tahun 2013. sejumlah 40 orang.
Cara pencegahan yang dapat dilakukan oleh Teknik sampling dengan menggunakan
lansia agar terhindar dari penyakit hipertensi purposive sampling yaitu teknik penentuan
dengan semboyan SEHAT yaitu seimbangkan sampel dengan pertimbangan tertentu yang
gizi, enyahkan rokok, hindari stress, awasi didasarkan pada kriteria inklusi (Sugiyo-
tekanan darah dan teratur berolahraga. Teratur no,2010).
berolahraga dapat dilakukan dengan cara latihan Kriteria inklusi:
!"#$ yang sesuai dengan lansia diantaranya a. Lansia yang tinggal di Desa Blembem
berjalan-jalan, bersepeda, berenang, melakukan
pekerjaan rumah dan senam hipertensi (Maryam b. Lansia yang masih mampu melihat,
dkk,2008). mendengar dan melakukan gerakan
senam
Senam hipertensi adalah bagian dari usaha Kriteria eksklusi:
untuk mengurangi berat badan dan mengelola
stress yang merupakan dua faktor yang a. Lansia yang tidak dapat mengikuti keg-
mempertinggi resiko hipertensi (Vitahealth,2004). iatan secara penuh
Hasil penelitian Victor Moniaga, dkk (2013) b. Lansia hipertensi dengan komplikasi
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna c. Lansia yang sedang dalam perawatan
pengukuran tekanan darah sistolik subjek medis
sebelum perlakuan dengan minggu ketiga setelah Variabel independen dalam penelitian adalah
perlakuan senam bugar lansia. senam hipertensi. Senam hipertensi merupakan
Studi pendahuluan yang telah dilakukan senam dengan gerakan yang melibatkan sebagian
didapatkan data dari sepuluh besar penyakit besar otot tubuh dengan intensitas sedang yang
di wilayah Puskesmas Gondangrejo jumlah ditunjukkan untuk penderita hipertensi dan usia
penderita hipertensi pada bulan Januari sampai lanjut.
bulan Maret 2015 sejumlah 167 kasus atau Variabel dependen dalam penelitian ini
16% dari jumlah kunjungan pasien rawat jalan. adalah tekanan darah lansia. Tekanan darah
Hipertensi terutama diderita oleh lansia dengan adalah kekuatan yang di perlukan agar darah
jumlah penderita hipertensi pada tahun 2014 dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan
sejumlah 591 penderita. Berdasarkan wawancara beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia.
terhadap 20 lansia yang berkunjung 11 orang Skala ukur ratio.
menyatakan tekanan darah meningkat karena Alat penelitian terdiri dari alat penelitian un-
jarang makan sayur, tidak pernah kontrol dan tuk variabel tekanan darah lansia menggunakan
tidak olahraga, 4 orang menyatakan karena %&'!"(&%&)$ *+'$ !%&%,!#,-.$ /&0+'12%'3+$ *"#0+!" -

130
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Juli 2017

kasi tekanan darah sistolik dan diastolik (mmHg), untuk membuktikan hipotesis penelitian yaitu
kertas dan alat tulis. Setelah mengukur tekanan (&'4"*&'%" #+!"$-&'4+)25$!&'+($5"-&)%&'!"$%&)-
darah setiap responden sebelum dan sesudah se- hadap penurunan tekanan darah di Desa Blem-
nam hipertensi, digunakan lembar observasi yai- bem Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo.
tu nomor responden, jenis kelamin, umur lansia, Sebelum dilakukan analisa bivariat dilakukan uji
tekanan darah pre test dan post test. normalitas dengan Saphiro-wilk untuk mengeta-
hui apakah data berdistribusi normal atau tidak.
3. METODE PENELITIAN Analisa data dengan wilcoxon (Sugiyono, 2010).
Jenis dan rancangan penelitian adalah
penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pre- 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
eksperimen. A. Karakteristik Responden
Rancangan penelitian yang digunakan
1. Umur
adalah one group pre-test dan post-test design
(Sugiyono,2010) untuk mengetahui perubahan Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik
tekanan darah setelah pemberian tindakan senam responden berdasarkan umur
hipertensi. Usia Jumlah Persentase (%)
Tahap pengumpulan data pada penelitian ini 51-59 tahun 29 72,5
adalah sebagai berikut : (usia pertengahan)
a. Tahap I merupakan tahap persiapan berupa 60-74 tahun 11 27,5
persiapan tempat penelitian, diawali dengan (usia lanjut)
permohonan ijin ke Badan Kesbangpolin- Total 40 100
mas Karanganyar.
b. Tahap II peneliti memilih sampel sesuai den- Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
gan kriteria inklusi dan menjelaskan bahwa usia sebagian besar responden adalah usia 51-59
penelitian akan dilaksanakan selama tiga tahun sebanyak 29 orang (72,5%) sedangkan usia
minggu, dan responden akan diobservasi 60-74 tahun sebanyak 11 orang (27,5%). Lansia
setiap dua hari sekali oleh peneliti. Calon cenderung mengalami peningkatan tekanan
responden yang setuju menjadi respon- darah seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi
den dalam penelitian ini diminta menanda- yang berkaitan dengan usia ini adalah produk
tangani informed consent. samping dari keausan arteriosklerosis dari arteri-
c. Tahap III merupakan tahap pengambilan arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari
data mengikuti tahapan kerja dalam proses berkurangnya kelenturan. Dengan mengerasnya
penelitian mulai dari tahap pre tes, intervensi arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri
dan post test. dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri.
Dinding, yang kini tidak elastis, tidak dapat
Pengolahan data dilakukan dengan meng-
lagi mengubah darah yang keluar dari jantung
gunakan komputer dengan editing,
diting, coding, tab-
menjadi aliran yang lancar. Hasilnya adalah
ulating dan entry data. Analisis data dilakukan
gelombang denyut yang tidak terputus dengan
dengan analisis univariat dan analisis bivariat se-
puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah yang
hingga data lebih mudah dibaca dan diinterpreta-
dalam (diastolik) (Wolff , 2008).
sikan. Analisis univariat dilakukan menggunakan
distribusi frekuensi dan hasil statistik deskriptif Peningkatan umur pada lansia akan
yang meliputi mean, median, standar deviasi, ni- menyebabkan peningkatan resistensi perifer dan
lai minimal dan maksimal (Istijanto,2009). aktivitas simpatik serta penurunan sensitivitas
-&'4+%2)+'$ %&#+'+'$ *+)+5$ 8)&9&#!$ 6+),)&!&-%,):$
Analisis bivariat adalah analisis untuk men-
pada usia lanjut sehingga tekanan darah
421"$ 5262'4+'$ 3+'4$ !"4'" #+'$ +'%+)+$ *2+$ 7+)"-
cenderung meningkat (Kusmana, 2009).
able (Hastono, 2007). Analisis bivariat dilakukan

131
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Juli 2017

2. Jenis kelamin Menurut analisa peneliti hipertensi


Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik merupakan gangguan sistem peredaran darah
responden berdasarkan jenis kelamin yang menyebabkan kenaikan tekanan darah
diatas nilai normal. Tekanan darah 140 mmHg
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) termasuk hipertensi ringan, dan tekanan darah
Laki-laki 18 45 180 mmHg termasuk hipertensi berat.
Perempuan 22 55 Hipertensi dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor antara lain faktor usia, riwayat hipertensi,
Total 40 100
keturunan, jenis kelamin, faktor lingkungan
Berdasarkan tabel 2 jenis kelamin responden dan faktor kebudayaan (Kusmana, 2009).
terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 22 Semakin tua umur seseorang, maka pengaturan
responden (55%) sedangkan laki-laki sebanyak metabolisme zat kapurnya (kalsium) terganggu.
18 responden (45%). Menurut Cortas prevalensi Hal ini menyebabkan banyaknya zat kapur yang
terjadinya hipertensi antara pria dan wanita beredar bersama aliran darah, akibatnya darah
sama, namun wanita terlindung dari penyakit menjadi padat dan tekanan darahpun meningkat
kardiovaskular sebelum menopause, karena (Dewi, 2010).
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan Hasil penelitian menunjukkan adanya penu-
dalam meningkatkan HDL, dimana HDL berperan runan tekanan darah setelah melakukan senam
penting dalam pencegahan aterosklerosis (Sylvia hipertensi. Olahraga dapat meningkatkan curah
& Price, 2007). jantung yang akan disertai meningkatnya distri-
Bagi wanita (terutama usia 45-55 tahun) busi oksigen ke bagian tubuh yang membutuh-
merupakan masa pre-menopause sehingga kan, sedangkan pada bagian-bagian yang kurang
tekanan darah menjadi meningkat. Hal tersebut memerlukan oksigen akan terjadi vasokonstriksi,
disebabkan oleh mulai hilangnya sedikit demi misalnya traktus digestivus. Meningkatnya curah
sedikit hormon estrogen pada wanita yang jantung pasti akan berpengaruh terhadap tekanan
berfungsi sebagai pelindung pembuluh darah dari darah (Tristyaningsih, 2011).
kerusakan (Maryam, 2008). Olahraga menyebabkan perubahan besar
pada sistem sirkulasi dan pernapasan dimana
B. Tekanan Darah keduanya berlangsung bersamaan sebagai respon
Tabel 3.Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah homeostatic. Olahraga teratur dapat menurunkan
Dilakukan Senam Hipertensi tekanan sistolik maupun diastolik pada orang
dengan hipertensi tingkat ringan (Ridjab, 2005).
Sebelum Sesudah
Nilai Senam aerobik dapat membantu memper-
mmHg mmHg
6+"#"$-), 0$0&(+#$*+)+5;$(&'2)2'#+'$#,0&!%&),0$
Mean 158/96 146,88/88,75
total, Low Density Lipoprotein (LDL), trigli-
Maksimum 180/100 180/100
serida dan menaikkan High Density Lipoprotein
Minimum 140/80 130/70
(HDL) serta memperbaiki sistem hemostatis dan
Berdasarkan tabel 3 tekanan darah lansia tekanan darah (Puji, 2007).
sebelum dilakukan senam hipertensi diperoleh
C. Uji Normalitas
nilai minimum sebesar 140/80 mmHg, maksimum
180/100 mmHg dan nilai rata-rata sebesar 158/96 Sebelum dilakukan pengujian hipotesis
mmHg (hipertensi ringan), sedangkan tekanan dilakukan terlebih dahulu uji normalitas yang
darah lansia setelah dilakukan senam hipertensi bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi
diperoleh nilai minimum sebesar 130/70 mmHg, normal atau tidak. Uji normalitas dalam
maksimum 140/80 mmHg dan nilai rata-rata penelitian ini menggunakan uji Saphiro Wilk
sebesar 146,88/88,75 mmHg (hipertensi ringan). karena responden kurang dari 50 orang. Taraf
(&'%&)2!%(&3 4563 #!%'3 7&'$%!2!%3 !7!.!"3 89/3
Apabila < > 0,05, maka data terdistribusi normal,

132
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Juli 2017

sedangkan jika <$ =>;>?$ *+%+ terdistribusi tidak lansia penderita hipertensi. Olahraga yang
normal. cukup dapat menurunkan kecemasan, stres,
dan menurunkan tingkat depresi. Penurunan
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Saphiro Wilk
tersebut akan menstimulasi kerja sistem saraf
Variabel pvalue Keterangan perifer terutama parasimpatis yang menyebabkan
vasodilatasi penampang pembuluh darah akan
Tekanan Darah Lansia 0,002 Tidak Normal mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan
darah baik sistolik maupun diastotik. Penelitian
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa 0+"'$ (&'2'12##+'$ +#%" %+!$ !"#$ !&'+($ 624+)$
hasil uji normalitas Saphiro Wilk didaptakan nilai lansia dapat menurunkan tekanan darah penderita
pvalue$!&6&!+)$>;>>@$=$>;>?$(+#+$*+%+$6&)*"!%)"62!"$ hipertensi, dimana tekanan sistolik menunjukan
tidak normal. perbedaan yang bermakna sedangkan pada
diastolik mengalami peningkatan tapi masih
D. Pengaruh senam hipertensi terhadap
dalam batas normal ( Moniaga, 2013)
penurunan tekanan darah
Frekuensi latihan 3-5 kali seminggu dengan
Tabel 5. Hasil Uji Beda Wilcoxon lama latihan 20-60 menit sekali latihan dapat
menyebabkan dilatasi pembuluh-pembuluh
Kelompok Observasi pvalue
darah sehingga tekanan darah menurun. Orang
Tekanan Darah 0,000
yang melakukan latihan 3 kali seminggu
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa p value akan mengalami peningkatan daya tahan
adalah 0,000 sehingga H0 ditolak artinya ada kardiorespirasi dan latihan olahraga secara
pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan teratur bisa menurunkan resiko penyakit jantung
tekanan darah di Desa Blembem Wilayah Kerja (Kusmana, 2009).
Puskesmas Gondangrejo. Menurut analisa
5. KESIMPULAN
peneliti adanya pengaruh senam hipertensi
terhadap tekanan darah disebabkan oleh karena a. Karakteristik responden menunjukkan umur
senam hipertensi tersebut dapat mencegah atau responden sebagian besar adalah umur 51-
melambatkan kehilangan fungsi pada system 59 tahun sebanyak 29 orang; jenis kelamin
organ dan dapat mengeliminasi berbagai resiko terbanyak adalah perempuan sebanyak 22
penyakit seperti hipertensi dan penyakit arteri orang
koroner. b. Tekanan darah lansia sebelum dilakukan se-
nam hipertensi diperoleh nilai rata-rata sebe-
A&'4+'$+*+'3+$0+%"5+'$ !"#$+%+2$!&'+($0+'!"+$
sar 158/96 mmHg (hipertensi ringan).
yang teratur dan terus menerus maka katup-katup
c. Tekanan darah lansia setelah dilakukan se-
jantung yang tadinya mengalami sklerosis dan
nam hipertensi diperoleh nilai rata-rata sebe-
penebalan berangsur kembali pada kondisi dasar
sar 146,88/88,75 mmHg (hipertensi ringan).
atau normal, miokard tidak terjadi kekakuan lagi,
d. Ada pengaruh senam hipertensi terhadap
adanya kontraksi otot jantung, isi sekuncup dan
penurunan tekanan darah di Desa Blembem
curah jantung tidak lagi mengalami peningkatan.
Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo den-
Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah tidak
gan p value 0,000.
lagi meningkat atau mengalami penurunan
tekanan darah (Maryam, 2008). Rismayanthi
REFERENSI
berpendapat bahwa olahraga aerobik terutama
bermanfaat untuk meningkatkan dan memperta- Adib. M. 2009. Cara Mudah Memahami dan
hankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru, Menghindari Hipertensi Jantung dan Stroke.
peredaran darah, otot-otot, dan sendi-sendi. Yogyakarta: Dianloka Pustaka.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dewi dan Familia, 2010. Hidup Bahagia dengan
Margiyati yang menyatakan bahwa senam Hipertensi. Jogjakarta : A+ plus Books
lansia dapat menurunkan tekanan darah pada

133
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Juli 2017

Hastono, P Sutanto. 2007. Analisis Data F"*1+6$ AH.$ D&'4+)25$ H#%" %+!$ !"#$ %&)5+*+-$
Kesehatan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Tekanan Darah. Jurnal Kedokteran
Masyarakat Universitas Indonesia Atmajaya, Volume 4 No. 2, 2005, hlm 73
Istijanto. 2009. Aplikasi Praktis Riset Rismayanthi C. 2009. Pengaruh Latihan Senam
Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Jantung Indonesia Terhadap Penurunan
Utama Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi.
Junaidi, I. 2010. Hipertensi Pengenalan, Yogyakarta: PSIK UNY
Pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta: PT Sanif, Edial. 2009. Hipertensi Pada Wanita.
Bhuana Ilmu Populer. Diakses 15 Januari 2015 http:// www.
Karyadi. 2006. Hidup Bersama Penyakit jantung hipertensi. com/ hipertensi/ 78.html.
Hipertensi, Asam Urat, Jantung Koroner. Santjaka, Aris. 2011. Statistik untuk : penelitian
Jakarta: Gramedia. kesehatan. Yogyakarta Nuha Medika
Kusmana, D. 2009. :&;<+*<%(&=3 ><)%&(&?3 Sri Thristyaningsih, Probosuseno, Herni Astuti.
Prevalensi, Farmakoterapi dan Latihan Senam bugar lansia berpengaruh terhadap
Fisik. Cermin Dunia Kedokteran. daya tahan jantung paru, status gizi, dan
Margiyati. 2010. Pengaruh senam lansia tekanan darah. Jurnal gizi klinik Indonesia.
terhadap penurunan tekanan darah pada Juli 2011.
lansia penderita hipertensi di posyandu Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian.
lansia ngudi waras, dusun kemloko, desa Bandung: Alfabeta.
bergas kidul semarang:http://eprints. undip. Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku ajar
ac.id/16652/diakses 9 agustus 2016. keperawatan medikal-bedah Brunner &
Maryam, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Suddarth. Jakarta:EGC
Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Victor Moniaga, dkk. 2013. Pengaruh Senam
Mc Gowan, M. P. 2007. Menjaga Kebugaran Bugar Lansia terhadap Tekanan Darah
Jantung B+#+)%+$C$DE$F+1+$G)+ '*,$D&)!+*+. Penderita Hipertensi di BPLU Senja Cerah
Mubarak. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Paniki Bawah. Jurnal e- Biomedik (eBM),
Komunitas 2 : Teori & Aplikasi dalam Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 785-
Praktik. Jakarta: CV.Sagung Seto. 789.
Muhammadun. 2010. Hidup Bersama Hipertensi. Vitahealth. 2004. Hipertensi (Informasi Lengkap
Yogjakarta: In Books. Nugroho Wahyudi. untuk Keluarga dan Penderitanya). Jakarta:
2008. Gerontik & Geriatrik. Bandung: EGC. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Price, A. S. & Wilson M. L. 2006. @!*1)(&1.1'&3 Wolff, Hanns Peter. 2008. Hipertensi Cara
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Mendeteksi dan Mencegah Tekanan Darah
Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: Tinggi Sejak Dini. Jakarta: Bhuana Ilmu
EGC. Populer.
Puji I, Heru S, Agus S. Pengaruh Senam aerobik. Yudik Prasetyo. 2007. Olahraga Bagi Penderita
Jurnal Media Ners. Volume 1 Nomor 2. Hipertensi. Yogyakarta: FIK UNY.
2007, hlm 49-99.

-oo0oo-

134

Anda mungkin juga menyukai