Anda di halaman 1dari 1

Siapa Takut Menjadi Driver Gojek

Sampai hari ini, pekerjaan yang sedang bahkan banyak digeluti oleh masyarakat Indoesia
adalah sebagai driver gojek. Dalam faktanya, banyak pekerja – pekerja yang melakukan
dualisme dalam pekerjaan atau ada yang keluar dari pekerjaan sebelumnya untuk menjadi
driver gojek. Pada awalnya berbondong – bondong pekerja laki – laki, kemudian diikuti oleh
beberapa perempuan namun tidak banyak.

Setiap perempuan mempunyai alasannya tersendiri untuk memilih apa pekerjaannya, yang
jelas pastinya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu soal ekonomi.
Demikian pula yang menimpaku, seorang mahasiswi salah satu universitas swasta di kota
Malang yang menempuh pendidikan berjalan 6 tahun dan belum lulus. Sehingga ketika
masuk kuliah jalan tahun ke 5 aku telah membatasi pemasukan dari orangtua, untuk tahun
pertama memang aku bekerja pada sebuah kedai makanan sebagai kasir dan baru masuk
tahun ke dua atau tahun ke 6 ini, aku mulai bekerja sebagai driver gojek. Karena aku pikir
pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mudah dilakukan dan waktu kerja yang fleksibel.

Sebagai perempuan menjadi driver gojek ternyata tidak mudah dikarenakan budaya
masyarakat atau pandangan masyarakat terhadap perempuan yang pada akhirnya
memiskinkan perempuan itu sendiri.

- Terancam terkena pelecehan seksual


- Terancam mendapat penolakan dari customer
- Ancaman jika bekerja pada malam hari

Apapun pekerjaannya, jika tidak memulai keberanian dari hari ini, kapan kita akan menjadi
perempuan yang mandiri secara ekonomi sedang zaman terus membuat arus ekonomi
mempersulit dan memiskinkan perempuan. Awalanya memang akan banyak kesulitan yang
akan datang seperti pandagan masyarakat atau judge judge, penghasilan yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai