Anda di halaman 1dari 2

Percobaan pada praktikum ini menggunakan 1 ml darah yang kemudian dipipet ke dalam erlenmeyer,

kemudian ditambahkan 7 mL akuades, 1 ml Na-wolframat 10%, dan 1 ml H

SO

0,67 N (tetes demi tetes). Penambahan akuades ditujukan untuk mengencerkan darah sehingga
albumin dalam darah larut dalam akuades. Albumin merupakan protein yang dapat larut dalam air serta
dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur (Poedjiadi 1994).
Penambahan Na-wolframat bertujuan mengendapkan albumin yang terlarut dalam air. H

SO

berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan albumin oleh Na-wolframat dan
menciptakan suasana asam karena reaksi dengan fosfomolibdat terjadi pada suasana asam. Larutan
yang telah dibuat didiamkan selama 10 menit agar terjadi endapan albumin secara sempurna, sehingga
ketika endapan tersebut dipisahkan dengan kertas saring akan memisah dengan sempurna.
Penambahan larutan kupritartrat pada percobaan ini ditujukan untuk membentuk warna biru ketika
ditambahkan pereaksi fosfomolibdat, karena larutan ini mengandung asam laktat dan ion Cu

2+

(Uetake

et al

. 2006). Ketiga tabung reaksi dipanaskan dengan air mendidih selama 8 menit tepat. Pemanasan
berfungsi menambah laju reaksi oleh kupritartrat. Spektroskopi merupakan metode pengukuran yang
didasarkan pada interaksi antara cahaya dengan materi. Bila materi disinari kemungkinan cahaya akan
diserap dan dipancarkan kembali dengan panjang gelombang yang sama atau berbeda. Spektroskopi
sering digunakan untuk mengidentifikasi suatu unsur dan senyawa, melalui pemancaran dan
penyerapan sebuah spektrum. Suatu alat untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Penentuan
struktur senyawa mengunakan metode spektroskopi berdasarkan panjang gelombangnya. Perubahan
warna dan intensitas warnanya diamati dengan spektronik-20 pada panjang gelombang 660 nm (Uetake

et al

. 2006). Pengamatan dengan spektrofotometer menggunakan prinsip hukum Lambert Beer. Faktor yang
mempengaruhi adalah konsentrasi larutan dan bentuk wadah. Bagian sinar yang diserap akan
tergantung pada berapa banyak molekul yang berinteraksi dengan sinar. Jika zat warna tersebut berupa
larutan pekat maka akan diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang
berinteraksi dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk melihat
warnanya sehingga absorbansinya sangat rendah. Bentuk wadah yang semakin panjang akan
mempengaruhi panjang larutan sehingga sinar akan lebih banyak diserap karena sinar berinteraksi
dengan lebih banyak molekul (Murray 2003). Kadar glukosa pada sampel darah sapi yang diperoleh yaitu
sebesar 79 mg/mL dan 94 mg/mL dengan kadar glukosa standar sebesar 100 mg/mL. Kadar glukosa
normal pada hewan ternak ruminansia berkisar pada rentang nilai 40-60 mg/mL dan 35-55 mg/dL. Kadar
glukosa yang diperoleh dari kedua ulangan sampel percobaan menunjukkan bahwa kadar glukosa pada
sampel 1 dan 2 berada diatas kadar glukosa normal. Kadar gula darah yang terlalu tinggi disebut
hiperglikemia dan apabila terlalu rendah disebut hipoglikemia. Hiperglikemia dalam waktu yang lama
dapat menyebabkan masalah masalah-masalah kesehatan yang berkepanjangan, seperti Diabetes
Mellitus. Selain itu, masalah kesehatan lain yang dapat ditimbulkan yaitu kerusakan pada mata, ginjal
dan saraf (Rahmawati

et al.

2009).

Anda mungkin juga menyukai