Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengetian

Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat

adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan

aktivitas perawatan diri menurun, kurang perawatan diri ketidakmampuan

merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri,

dan toileting (Buang Air Besar atau Buang Air Kecil) (Mukhripah, 2008).

Higiene adalah ilmu kesehatan, cara perawatan diri manusia untuk

memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

disebut higiene perorangan (perry & poter, 2006). Personal hygiene berasal

dari Bahasa Yunani yang berarti Personal yang artinya perorangan dan Hygien

berarti sehat kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis

sesuai kondisi kesehatannya (Wartonah, 2006).

Defisit Perawatan Diri gangguan kemampuan melakukan aktivitas

yang terdiri dari mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting atau kebersihan

diri secara mandiri (Nanda, 2006). Keadaan individu mengalami kerusakan

fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan

kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima aktivitas perawatan


diri (makan, mandi atau higiene, berpakaian atau berhias, toileting,

instrumental) (Carpenito, 2007).

B. Etiologi

Menurut Depkes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah:

1. Faktor Predisposisi

a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga

perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan

perawatan diri.

c. Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang

menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk

perawatan diri.

d. Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri

lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan

dalam perawatan diri.

2. Faktor presipitasi

Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat

menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut

dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:


a. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan

diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak

peduli terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka

kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status sosioekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,

sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk

menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang

baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita

diabetes mellitus dia harus menjaga kebersihan kakinya.

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah

kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual,

hambatan lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu

sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan

diri (Nanda, 2006).


3. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene menurut

Wartonah (2006) yaitu :

a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang

sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran

mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada

kuku.

b. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

C. Tanda Dan Gejala

Menurut Mukhripah (2008) kurang perawatan diri sering ditemukan

adanya tanda dan gejala sebagai berikut :

a. gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit

berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.

b. ketidakmampuan berhias atau berdandan, ditandai dengan rambut acak-

acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien

laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.

c. ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan

mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada

tempatnya.
d. ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB

atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik

setelah BAB atau BAK.

D. Manifestasi Klinik

Adapun jenis dan karakteristik kurang perawatan diri tanda dan gejala

menurut Nanda (2006) meliputi :

1. Kurang perawatan diri mandi atau hygiene

Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau

kebersihan diri secara mandiri, dengan batasan karakteristik

ketidakmampuan klien dalam memperoleh atau mendapatkan sumber air,

mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi,

mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.

2. Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias

Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas berpakaian dan berhias

untuk diri sendiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam

mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan,

menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,

mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian

dan mengenakan sepatu.

3. Kurang perawatan diri makan

Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas makan, dengan

batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam mempersiapkan

makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat

tambahan, mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi

11
makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu

memasukkannya ke mulut, melengkapi makan, mencerna makanan

menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,

serta mencerna cukup makanan dengan aman.

4. Kurang perawatan diri toileting

Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas toileting, dengan

batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam pergi ke toilet atau

menggunakan pispot, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi

pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengan

tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

E. Mekanisme Koping

Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi

stressor meliputi status sosialekonomi, keluarga, jaringan interpersonal,

organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih luas, juga

menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti

kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and Sundeen, 1998).

F. Masalah Keperawatan

Menurut Keliat (2006) masalah keperawatan yang muncul untuk kasus ini

adalah :

1. Gangguan pemeliharaan kesehatan.

2. Defisit perawatan diri : mandi, berhias.

3. Menarik diri.

12
G. Pohon Masalah

Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri : mandi, berhias core problem

Isolasi sosial : menarik diri

Skema 1 : pohon masalah defisit perawatan diri : mandi, berhias


(Sumber : Keliat, 2006)

H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dari skema pohon masalah defisit perawatan diri

adalah sabagai berikut :

1. Gangguan pemeliharaan kesehatan

2. Defisit perawayan diri

3. Menarik diri

13
I. Intervensi
Defisit perawatan diri merupakan core problem atau diagnosa utama dalam pohon masalah diatas, berikut ini adalah rencana asuhan
keperawatan dari defisit perawatan diri (Keliat, 2006).

No Dx Perencanaan Intervensi
Dx Keperawat Tujuan Kriteria evaluasi
an
1 Defisit TUM : Ekspresi wajah bersahabat, Bina hubungan saling percaya dengan prinsip
perawatan Pasien dapat menunjukan rasa senang, klien komunikasi terapeutik
diri memelihara bersedia berjabat tangan, klien 1. Sapa klien dengan ramah baik verbal
kebersihan diri bersedia menyebutkan nama, ada maupun nonverbal
secara mandiri kontak mata, klien bersedia duduk 2. Perkenalkan diri dengan sopan
TUK : berdampingan dengan perawat, 3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
1. Klien dapat klien bersedia mengutarakan panggilan
membina masalah yang dihadapinya 4. Jelaskan tujuan pertemuan
hubungan saling 5. Jujur dan menempati janji
percaya 6. Tunjukan sikap empati dan menerima klien
apa adanya
7. Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan
dasar klien

1. Mengidentifikasi Klien dapat menyebutkan 1. Kaji pengetahuan klien tentang kebersihan


kebersihan diri kebersihan dirinya diri dan tandanya
klien 2. Beri kesempatan klien untuk menjawab
pertanyaan
3. Berikan pujian terhadap kemampuan klien
menjawab pertanyaan
2. Menjelaskan Klien dapat memahami 1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
pentingya pentingnya kebersihan diri 2. Meminta klien menjelaskan kembali
kebersihan diri pentingnya kebersihan diri8
3. Diskusikan dengan klien tentang kebersihan

14
diri
4. Beri penguatan positif atas jawabannya

3. Menjelaskan Klien dapat menyebutkan dan 1. Menjelaskan alat yang dibutuhkan dan cara
peralatan yang dapat mendemonstrasikan dengan membersihkan diri
digunakan untuk alat kebersihan 2. Memperagakan cara membersihkan diri dan
menjaga mempergunakan alat untuk membersihkan
kebersihan diri diri
dan cara 3. Meminta klien untuk memperagakan ulang
melakukan alat dan cara kebersihan diri
kebersihan diri 4. Beri pujian positif terhadap klien

4. Menjelaskan cara Klien dapat mengerti cara makan 1. Menjelaskan cara makan yang benar
makan yang yang benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan
benar mendemonstrasikan cara yang benar
3. Memberi pujian positif terhadap klien
5. Menjelaskan cara Klien dapat mengerti cara mandi 1. Menjelaskan cara mandi yang benar
mandi yang benar yang benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan
mendemonstrasikan cara yang benar
3. Memberi pujian positif terhadap klien
6. Menjelaskan cara Klien dapat mengerti cara 1. Menjelaskan cara berdandan yang benar
berdandan yang berdandan yang benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan
benar mendemonstrasikan cara yang benar
3. Memberi pujian positif terhadap klien
7. Menjelaskan cara Klien dapat mengerti cara 1. Menjelaskan cara toileting yang benar
toileting yang toileting yang benar 2. Beri kesempatan klien untuk bertanya dan
benar mendemonstrasikan cara yang benar
3. Memberi pujian positif terhadap klien

8. Mendiskusikan Keluarga dapat mengerti tentang 1. Menjelaskan kepada keluarga tentang


masalah yang merawat klien pengertian tanda dan gejala defisit
dirasakan perawatan diri, dan jenis defisit perawatan

15
keluarga dalam diri yang dialami pasien beserta proses
merawat pasien terjadinya
2. Menjelaskan kepada keluarga cara – cara
merawat pasien defisit perawatan diri
3. Beri kesempatan keluaraga untuk bertanya
4. Beri pujian positif terhadap keluarga
2 Menarik TUM:
diri Pasien dapat
berinteraksi dengan
orang lain
TUK:
1. Mengidentifikasi 1) Klien dapat mengungkapkan a. Beri kesempatan untuk mengukapkan
penyebab isolasi perasaannya perasaan nya
sosial klien 2) Klien dapat mengungkapkan
penyebab isolasi sosial : b. Bantu klien dapat mengukapkan penyebab
menarik diri isolasi sosial

2. Mengidentifikasi 1) Diharapkan klien mampu a. Klien mampu meyebutkan


keuntungan menyebutkan keuntungan Keuntungan berhubungan sosial dan
berinteraksi dan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri. Tanyakan pada klien
kerugian tidak kerugian menarik diri tentang :
berinteraksi - Banyak teman Manfaat hubungan sosial
dengan orang lain - Tidak kesepian Kerugian menarik diri.
- Bisa berdiskusi
- Saling menolong
Kerugian menarik diri, misal:
- Sendiri
- Kesepian
- Tidak bisa diskusi

16
3. Melatih klien 1) Klien dapat memperagakan cara a. Beri reinforcement positif atas keberhasilan
berkenalan berkenalan dengan 1 orang dan usaha klien dalam berkenalan dengan 1
dengan satu orang
orang b. Motivasi klien untuk lebih banyak lagi
berkenalan dengan orang
4. Melatih klien 1) Klien dapat mendemonstrasikan a. Motivasi klien untuk berkenalan lebih banyak
berkenalan cara berkenalan dengan 2 orang lagi dengan orang
dengan 2 orang atau lebih b. Anjurkan klien untuk mengikuti lalu
atau lebih 2) Klien merasa senang mempraktekkan berkenalan dengan lebih
banyak orang
c. Beri reinforcement positif atas tindakan benar
yang dilakukan klien

5. Melatih klien 1) Klien mau mengikuti dan a) Motivasi klien untuk mengikuti apa yang
berinteraksi mempraktekan apa yang di telah diajarkan
dengan kelompok ajar kan b) Beri contoh cara berkenalan dengan
2) Klien senang kelompok “ selamat pagi temen 2 “ nama
saya perawat fajar
c) Beri reinforcement positif atas tindakan
klien yang benar
a. Mendiskusikan
masalah yang1) Keluarga dapat : a) Bina hubungan saling percaya dengan
dirasakan keluarga - Menjelaskan perasaan nya keluarga
dalam merawat - Menjelaskan cara merawat - Saling berkenalan
klien klien menarik diri - Jelaskan tujuan
b. Menjelas - Mendemonstrasikan cara - Buat kontrak
kan pengertian perawatan klien menarik diri - Ekplorasi perasaan keluarga klien
menarik diri, tanda - Berpartisipasi dalam b) Motivasi keluarga klien untuk menyetujui
dan gejala serta perawatan klien menarik diri dan mengikuti kontrak
proses terjadinya 1) Keluarga mengerti dan c) Diskusikan dengan keluarga klien tentang :

17
c. Menjelas meyebutkan kembali pengertian, - Isolasi sosial : menarik diri
kan cara merawat tanda dan gejala, dan proses - Penyebab isolasi sosial
klien isolasi sosial terjadinya isolasi sosial : - Akibat yang akan terjadi jika isolasi sosial
: menarik diri menarik diri. : menarik diri tidak di tangani
- Cara keluarga menghadapi isolasi sosial :
menarik diri
d) Dorong anggota keluarga untuk mengikuti
cara merawat klien isolasi sosial : menarik
diri
e) Beri reinforcement positif pada keluarga

18
3 Gangguan TUM:
pemeliharaan Klien dapat menjaga
kesehatan kesehatannya
TUK:
1. Klien dapat Ekspresi wajah bersahabat, Bina hubungan saling percaya dengan
membina menunjukan rasa senang, klien prinsip komunikasi terapeutik
hubungan bersedia berjabat tangan, klien 1. Sapa klien dengan ramah baik verbal
saling bersedia menyebutkan nama, maupun nonverbal
percaya ada kontak mata, klien bersedia 2. Perkenalkan diri dengan sopan
duduk berdampingan dengan 3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
perawat, klien bersedia panggilan
mengutarakan masalah yang 4. Jelaskan tujuan pertemuan
dihadapinya 5. Jujur dan menempati janji
6. Tunjukan sikap empati dan menerima klien
apa adanya
7. Beri perhatian pada pemenuhan
kebutuhan dasar klien

2. mengidentifikasi 1. Klien dapat memahami 1. Klien mampu meyebutkan penyebab,


masalah pengertian, penyebab, keuntungan dan kerugian gangguan
pemeliharaan keuntungan dan kerugian pemeliharaan kesehatan.
kesehatan masalah pemeliharaan 2. Berikan pujian atas jawaban yang benar.
kesehatan 3. Jelaskan ulang bila ada materi yang belum
dipahami.
a. Mendiskusikan Keluarga dapat : 1. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
masalah yang - Menjelaskan perasaan nya - Saling berkenalan
dirasakan - Menjelaskan cara merawat - Jelaskan tujuan
keluarga dalam klien mengenai gangguan - Buat kontrak
merawat klien pemeliharaan - Ekplorasi perasaan keluarga klien
b. menjelaskan
pengertian Keluarga mengerti dan 2. Motivasi keluarga klien untuk menyetujui dan
gangguan meyebutkan kembali mengikuti kontrak
pemeliharaan pengertian, dan penyebab 3. Diskusikan dengan keluarga klien tentang :
kesehatan, dan terjadinya gangguan - Gangguan pemeliharaan kesehatan
penyebabnya pemeliharaan kesehatan - Penyebab gangguan pemeliharaan kesehatan
c. Menjelaskan cara - Akibat yang akan terjadi jika gangguan
merawat klien pemeliharaan kesehatan tidak ditanganiCara
gangguan 4. Dorong anggota keluarga untuk mengikuti cara
pemeliharaan merawat klien gangguan pemeliharaan
kesehatan kesehatan
5. Beri reinforcement positif pada keluarga

20

Anda mungkin juga menyukai