Anda di halaman 1dari 3

Ternak lele bioflok - Akhir-akhir ini banyak muncul baru petani lele yang mencoba keberuntungan

mereka. Hal ini terjadi karena ternak lele bioflok saat ini menawarkan keuntungan yang cukup tinggi
dan siklus panen cukup pendek dibandingkan dengan jenis lain dari budidaya ikan adalah hanya 2,5
sampai 3 bulan hanya sementara ikan lain dapat mencapai 7-8 bulan.

Memilih budaya dari ternak lele bioflok meskipun menawarkan banyak keuntungan, budidaya ikan
lele juga memiliki tantangan yang cukup berat apalagi kami menggunakan sistem budidaya
kenvensional. Saat ini harga pakan semakin lama semakin tinggi padahal modal untuk membeli
pakan mencapai 75%. Selain kendala lain yang sering dihadapi saat ini adalah kesempitan tanah
untuk budidaya.

Membaca banyak masalah yang dihadapi oleh petani lele, para ilmuwan mencoba untuk
menemukan solusi melalui teknologi. Hasil ditemukan teknologi ternak lele bioflok di kolam terpal.
Sistem ini tinggal dipastikan memiliki banyak keuntungan dan dapat meningkatkan produksi.

BUDIDAYA LELE SISTEM BIOFLOK


Bioflok berasal dari bio kata yang berarti kehidupan sementara flok berarti gumpalan. Jadi bioflok
dapat ditafsirkan sebagai sebuah sistem yang menggunakan bahan sisa atau kotoran yang ada di
dalam kolam dengan cara membuatnya sebagai rumpun gumpalan kecil yang kemudian dapat
menjadi makanan tambahan untuk Lele.

Kerja bioflok adalah mengubah senyawa organik amonia, hidrogen sulfida, gas metana, nitrit yang
membahayakan kehidupan lele ke makanan protein tinggi termasuk probiotik. Munculnya bahan
beracun ini karena tingkat oksigen dalam air sangat rendah bakteri dapat hidup adalah bakteri
anairob. Dalam rangka untuk bakteria yang tinggal bakteri aerobik kemudian kolam terpal perlu
untuk mendapatkan banyak pasokan oksigen.
Untuk meningkatkan oksigen sistem perlu diberikan pasokan oksigen secara terus menerus. Aerator
(alat untuk aerasi) di tempat di tengah kolam terpal. Selain meningkatkan olsigen aerator berfungsi
untuk aduk air dan sedimen di kolam.

KOLAM TERPAL SISTEM BIOFLOK


Sistem bioflok menggunakan kolam terpal bulat karena dalam putaran kolam jarak antara aerators
dengan tepi kolam renang yang sama di setiap sisi. Dengan bentuk kolam terpal seperti ini
penyebaran oksigen akan sama di semua bagian dari kolam terpal.

Budidaya sistem bioflok dapat menghemat makanan ikan hingga 30%. Ini dapat terjadi karena
makanan protein tinggi dalam bentuk flok yang sudah ada di kolam. Penghematan pakan akan
meningkatkan keuntungan petani yang diberikan biaya terbesar untuk membeli pakan.

Selama ternak lele bioflok tidak butuh penggantian air. Sehingga akan menghemat air. Hal ini
terutama bermanfaat di daerah yang sangat sulit air. Sebenanrnynya dalam bioflok ada air endapan
(untuk menghilangkan sedimen di kolam) dan ditambah air lagi tetapi jika dihitung akan masih jauh
lebih efisien airnya dibandingkan sistem konvensional. Pembuangan air dilakukan setiap hari 1 kali
dan akan ditambahkan air kembali setiap 1 minggu.

Dibandingkan dengan sistem konvensional, bioflok menampung lebih banyak ikan. Di area kolam
sama di kolam-kolam konvensional yang hanya mampu menampung sekitar 300 sampai 500 ikan /
m3 sementara kolam terpal sistem bioflok dapat menampung hingga 1000 ekor / m3 bahkan lebih.
Dengan kapasitas yang lebih banyak, lebih banyak produksi meskipun lahan yang tersedia jumlahnya
terbatas.
Sebuah kolam yang baik memiliki pH 6-9. Untuk lele kecil menjaga pH air antara 6-7,5 karena lele
kecil kurang mampu hidup di pH tinggi.

Anda mungkin juga menyukai