Kepolisian
1. Istilah Polisi
Dalam peristilahannya, “polisi” berasal dari bahasa latin, yaitu “politea”, artinya tata
negara, kehidupan politik, kemudian di Inggris menggunakan kata “police”, “polite” di
Belanda, “polizei” di Jerman dan di Indonesia sendiri menggunakan kata “polisi”, di artikan
sebagai: Tugas, organ, pejabat dan ilmu oengetahuan kepolisian.1 Sedangkan Kepolisian
menurut Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1997 pasal
1 dan Undang-Undang Kepolisian Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 pasal 1 ialah
segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Administrasi (Police)
2. Fungsi Polisi
1
Warsito H. Utomo, Hukum Kepolisian Indonesia, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005, hal. 9
2
I Ketut A. Purnama, HukumKepolisian Sejarah dan Peran POLRI Dalam Penegakan Hukum Serta Perlindungan
HAM, Bandung: Rafika Aditama, 2018, hal.58
ketentuan Undang-Undang (pasal 30 UUD 1945 dan pasal 2 Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002 tentang POLRI).
3. Tugas Kepolisian
Tugas kepolisian dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu tugas represif dan tugas
preventif. Tugas represif ini adalah mirip dengan tugas kekuasaan executive, yaitu
menjalankan peraturan atau perintah dari yang berkuasa apabila telah terjadi peristiwa
pelanggaran hukum. Sedangkan tugas preventif dari kepolisian ialah menjaga dan mengawasi
agar peraturan hukum tidak dilanggar oleh siapapun.
Dari uraian tersebut di atas, dapat kita lihat mengenai tugas polisi di masyarakat
dalam perspektif Hukum Kepolisian yang akan dijabarkan pada pembahasan berikut:
Apabila kita tela’ah mengenai tugas kepolisisan, Polisi sangat berperan aktif dalam
menjaga keamanan dan ketertiban umum dalam masyarakat. Untuk mencapai kedua hal
tersebut, harus dilakukan penegakan hukum agar masyararakat merasa aman dan pada
hakekatntnya Polisi adalah sebagai penegak hukum sebagaimana pengertian Polisi. Namun,
dalam penegakkan hukum teteap diperlukan andil masyarakat dalam pelaksanaannya agar
hukum berjalan sebagai mana mestinya, karena masyarakat merupakan salah satu komponen
Hukum Kepolisian dan hidup pada aturan hukum ataub masyrakata yang mendasarkan
hubungan antara anggotanya dengan hukum.3
3
Abdussalam, Hukum Kepolisian Sebagai Hukum Positif dalam Disiplin Hukum Yang Telah Direvisi, Jakarta:
Restu Agung, 2009, hal. 84.
Kondisi pada saat itu cukup menghkhawatirkan, terlebih saat situasi masih sangat
darurat karena logistik yang belum sampai, begitu juga hambatan karena kondisi jalan yang
masih rusak, hingga terjadinya tindak pidana pencurian. Karena hal-hal tersebut, sudah
sepatutnya Polisi melakukan tugasnya di daerah tersebut.
Dari ulasan tersebut dapat dilihat bahwa tugas Polisi di masyrakat sesuai dengan
perspektif Hukum Kepolisian. Polisi menjalankan tugas sesuai dengan pengertian Polisi itu
sendiri, maupun tugas dan fungsinya, seperti yang tertulis pada pasal 13 Undang-Undang
No.2 Tahun 2012 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang disebutkan bahwa:
Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:
a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;4
b. menegakkan hukum; dan
c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Maka dari itu, polisi sudah menjalankan tugas sebagai seorang Polisi sebagaimana mestinya,
seperti yang diharapkan Hukum Kepolisian. Selanjutnya, masyarakat sebagai salah satu komponen
Hukum Kepolisian sudah seharusnya ikut berkontribusi dalam menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat, dan diharapkan agar masyrakat juga tegas menegakkan hukum demi terciptanya
kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
4
UU No. 2 tahun 2012