Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Percobaan

Pada percobaan ini, didapatkan hasil dari beberapa pengujian sampel.


Diantaranya pengujian berat sel kering, konsentrasi sel berdasarkan absorbansi
kromatografi dan pengujian kadar glukosa dengan menggunakan Hand
Refractometry. Dan hasil dari percobaan ini didapatkan :

3.1.1 Pengujian Kadar Glukosa Sampel


Tabel 3.1.1.A Larutan Standar (Glukosa)
Kadar Glukosa (gram) 0 Brix

1 0
3 1,9
5 3,5
7 5,5
9 7
Tabel 3.1.1.B Filtrat Larutan Sampel
Sampel (Jam) 0 Brix
1 7,8
2 7,7
3 7,6
4 7,2
5 7
3.1.2 Pengujiian Berat Sel Kering
Sampel Berat Kertas Berat Kertas + Berat Sel Kering
(Jam) Saring Kosong 1 2 3
1 0,69 gr 0,48 gr 0,75 gr 0,79 gr
2 0,66 gr 0,72 gr 0,76 gr 0,78 gr
3 0,67 gr 0,76 gr 0,8 gr 0,82 gr
4 0,65 gr 0,77 gr 0,77 gr 0,83 gr
5 0,66 gr 0,8 gr 0,83 gr 0,84 gr
3.1.3 Pengujian Kerapatan Optik (OD) berdasarkan Nilai Absorbansi
Sampel (Jam) Nilai Absorbansi
1 0,1213
2 0,1382
3 0,1917
4 0,2556
5 0,3421
3.2 Pembahasan
3.2.1 Analisa Kadar Glukosa
Pada percobaan ini digunakan glukosa sebagai substrat, karena glukosa
memiliki struktur molekul yang sederhana dan mudah digunakan oleh bakteri ragi
(Saccaromuces Cerevisiae). Glukosa akan dimanfaatkan oleh bakteri ragi sebagai
sumber energi pertumbuhan sel, serta dengan adanya atom C pada glukosa dapat
digunakan untuk membentuk material penyusun sel baru.

C6H12O6 CO2 + H2O + Biomassa Sel

Pada reaksi yang berlangsung, produk yang dihasilkan dari proses


fermentasi aerob ini berupa biomassa sel, yang mana jumlah dari biomassa sel ini
berubah tiap jamnya. Pada proses yang berlangsung, selain glukosa sebagai
substrat, juga ditambahkan beberapa nutrisi pendukung diantaranya NPK, Urea.
Nutrisi ini merupakan sumber N2 yang dibutuhkan untuk pembentukan asam
nukleat dan asam amino bagi bakteri ragi.

Penentuan analisa konsentrasi glukosa dilakukan dengan menghubungkan


0 0
persamaan Brix larutan standar dengan nilai Brix pada larutan filtrat sampel
0
tiap jamnya, untuk mengubah Brix kedalam bentuk konsentrasi gr/ml. Berikut
ini merupakan grafik larutan standar glukosa :

8
7
6 y = 0.88x - 0.82
Kadar Glukosa

5 R² = 0.9983
(gram)

4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10
oBrix

Gambar 3.1 Kurva Larutan Standar Glukosa


Berdasarkan Gambar 3.1 diatas, didapatkan sebuah persamaan linear
dimana Y = 0,88 𝑋 − 0,82. Maka persamaan ini yang digunakan untuk
mengubah 0 Brix ke satuan konsentrasi ppm glukosa pada larutan uji sampel di 5
jam nya. Untuk kurva konsentrasi sampel filtrat yang diperoleh pada percobaan,
dapat dilihat pada Gambar 3.2 dibawah ini :
9.2
9
Kadar Glukosa (gr)

8.8
8.6
8.4
8.2
8
7.8
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (Jam)

Gambar 3.2 Kurva Kadar Glukosa Sampel

Pada Gambar 3.2 diatas, didapatkan hasil bahwa konsentrasi glukosa


mengalami penurunan tiap jamnya. Hal ini membuktikan adanya aktivitas bakteri
ragi yang memanfaatkan glukosa dan nutrisi lainnya sebagai sumber energi untuk
tumbuh dan memlakukan perbanyakan sel.

Hasil yang diperoleh juga terlihat bahwa pada jam ke 3 menuju jam ke 4,
penurunan glukosa mengalami penurunan yang cukup tinggi. Ini dapat
disimpulkan bahwa pada waktu tersebut adalah time doubling cell, dimana bakteri
ragi mengalami perbanyakan sel dua kali lipatnya dibandingkan waktu sebelum-
sebelumnya. Time doubling cell ini juga dapat dibuktikan dari hasil yang
diperoleh dan diperlihatkan pada Gambar 3.3

3.2.2 Analisa Biomassa Sel


A. Analisa Berat Sel Kering (Dry Weight)
Pada analisa berat sel kering dilakukan dengan cara pengeringan langsung
pada suhu 110 0C, karena pada suhu ini air bebas dan air terikat pada sampel akan
hilang dan teruapkan, sehingga yang tertinggal pada kertas saring merupakan sel
bakteri yang kering karena penguapan. Hasil analisa sel kering (Dry Weight) dapat
dilihat pada Gambar 3.3 dibawah ini :
0.25

Berat Sel Kering (gr)


0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (Jam)

Gambar 3.3 Kurva Berat Sel Kering

Pada Gambar 3.3 diatas didapatkan hasil bahwa, pertumbuhan bakteri ragi
mengalami pertumbuhan dipercepat pada jam ke 2 hingga jam ke 5. Keadaan ini
disebut eksponensial phase. Dari grafik terlihat juga bahwa bakteri ragi masih
mengalami pertumbuhan sel setelah jam ke 5. Ini ditandai belum terlihatadanya
fasa stasioner pada kurva. Hal ini disebabkan pendeknya waktu pengamatan
kultivasi yang dilakukan, sehingga terbatas hanya pada jam ke 5, sedangkan jika
dilihat dari grafik 3 jam yang dilakukan lebih lama akan terlihat fasa stasioner
pada kurva.

Berdasarkan hasil percobaan didapatkan yield (Yx/s)= 0,016 gr/gr.


Sementara untuk laju pertumbuhan spesifiknya (µ) = 0,17415 /jam dan Td nya
didapatkan 3,98 jam. Hasil (Td) membuktikan bahwa pertumbuhan sel
diperbanyak terjadi pada jam ke 3 menuju ke 4 dan dibuktikan dari besarnya
tingkat konsumsi glukosa pada jam tersebut.

Pada grafik diatas terlihat pendeknya fasa lag yang terjadi, ini disebabkan
sebelum melakukan proses kultivasi, bakteri ragi diinokulasi dalam skala kecil
(Start-Up) sebelum akhirnya pada skala besar, sehingga waktu adaptasi dari
bahteri dapat dipersingkat.
B. Analisa Optikal Density (OD)
Massa atau jumlah sel dalam percobaan ini juga dianalisa berdasarkan
tingkat kerapatan optik atau tingkat kekeruhan cairan dengan menggunakan
spectrofotometer dengan panjang glombang 600 nm. Dari hasil analisa yang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.4 dibawah ini :

0.4
0.35
Absorbansi (OD)

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu

Gambar 3.4 Kurva Nilai Absorbansi OD

Pada Gambar 3.4 diatas menunjukan bahwa pertumbuhan jumlah sel,


semakin lama waktu, maka semakin meningkat, tingkatan nilai ini ditunjukan dari
percobaan pratikum yang dilakukan, dimana larutan kultivasi semakin lama
semakin meningkat. Kekeruhan ini dapat dilihat pada lampiran C. Dan dari kurva
terlihat bahwa pada waktu ke 2 hingga ke 4 mengalami peningkatan tajam, waktu
ini adalah waktu dimana memasuki fasa eksponensial.
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasa. Percobaan ini dapat disimpulakn


beberapa hal sebagai berikut :
1. Pada percobaan yang dilakukan selama 5 jam, pertumbuhan bakteri yang
terjadi terdiri atas dua fasa, yaitu fasa lag dan fasa eksponensial.
2. Konsentrasi substrat berkurang selama proses fermentasi, karena adanya
aktivitas dari bakteri ragi dan jumlah sel kering yang didapat berbanding
lurus dengan lamanya waktu fermentasi.
3. Yield (Yx/s) yang diperoleh pada percobaan ini adalah 0,016 gr/gr,
sementara laju pertumbuhan spesifik (µ) yang didapatkan adalah 0,17415
/jam dengan doubling time (Td) nya 3,98 jam

Anda mungkin juga menyukai