1 0
3 1,9
5 3,5
7 5,5
9 7
Tabel 3.1.1.B Filtrat Larutan Sampel
Sampel (Jam) 0 Brix
1 7,8
2 7,7
3 7,6
4 7,2
5 7
3.1.2 Pengujiian Berat Sel Kering
Sampel Berat Kertas Berat Kertas + Berat Sel Kering
(Jam) Saring Kosong 1 2 3
1 0,69 gr 0,48 gr 0,75 gr 0,79 gr
2 0,66 gr 0,72 gr 0,76 gr 0,78 gr
3 0,67 gr 0,76 gr 0,8 gr 0,82 gr
4 0,65 gr 0,77 gr 0,77 gr 0,83 gr
5 0,66 gr 0,8 gr 0,83 gr 0,84 gr
3.1.3 Pengujian Kerapatan Optik (OD) berdasarkan Nilai Absorbansi
Sampel (Jam) Nilai Absorbansi
1 0,1213
2 0,1382
3 0,1917
4 0,2556
5 0,3421
3.2 Pembahasan
3.2.1 Analisa Kadar Glukosa
Pada percobaan ini digunakan glukosa sebagai substrat, karena glukosa
memiliki struktur molekul yang sederhana dan mudah digunakan oleh bakteri ragi
(Saccaromuces Cerevisiae). Glukosa akan dimanfaatkan oleh bakteri ragi sebagai
sumber energi pertumbuhan sel, serta dengan adanya atom C pada glukosa dapat
digunakan untuk membentuk material penyusun sel baru.
8
7
6 y = 0.88x - 0.82
Kadar Glukosa
5 R² = 0.9983
(gram)
4
3
2
1
0
0 2 4 6 8 10
oBrix
8.8
8.6
8.4
8.2
8
7.8
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (Jam)
Hasil yang diperoleh juga terlihat bahwa pada jam ke 3 menuju jam ke 4,
penurunan glukosa mengalami penurunan yang cukup tinggi. Ini dapat
disimpulkan bahwa pada waktu tersebut adalah time doubling cell, dimana bakteri
ragi mengalami perbanyakan sel dua kali lipatnya dibandingkan waktu sebelum-
sebelumnya. Time doubling cell ini juga dapat dibuktikan dari hasil yang
diperoleh dan diperlihatkan pada Gambar 3.3
0.15
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (Jam)
Pada Gambar 3.3 diatas didapatkan hasil bahwa, pertumbuhan bakteri ragi
mengalami pertumbuhan dipercepat pada jam ke 2 hingga jam ke 5. Keadaan ini
disebut eksponensial phase. Dari grafik terlihat juga bahwa bakteri ragi masih
mengalami pertumbuhan sel setelah jam ke 5. Ini ditandai belum terlihatadanya
fasa stasioner pada kurva. Hal ini disebabkan pendeknya waktu pengamatan
kultivasi yang dilakukan, sehingga terbatas hanya pada jam ke 5, sedangkan jika
dilihat dari grafik 3 jam yang dilakukan lebih lama akan terlihat fasa stasioner
pada kurva.
Pada grafik diatas terlihat pendeknya fasa lag yang terjadi, ini disebabkan
sebelum melakukan proses kultivasi, bakteri ragi diinokulasi dalam skala kecil
(Start-Up) sebelum akhirnya pada skala besar, sehingga waktu adaptasi dari
bahteri dapat dipersingkat.
B. Analisa Optikal Density (OD)
Massa atau jumlah sel dalam percobaan ini juga dianalisa berdasarkan
tingkat kerapatan optik atau tingkat kekeruhan cairan dengan menggunakan
spectrofotometer dengan panjang glombang 600 nm. Dari hasil analisa yang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.4 dibawah ini :
0.4
0.35
Absorbansi (OD)
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu