BARU
BARU
PENDAHULUAN
1
2
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
2. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menyebutkan dan menjelaskan beberapa teori yang
berkaitan dengan data yang akan mendukung dalam melakukan
penelitian berdasarkan literatur.
3. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan langkah-langkah dari penelitian yang
akan dilaksanakan. Langkah-langkah disusun bertahap dan
didagambarkan dalam diagram alir penelitian.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aluminium
Aluminium merupakan logam ringan mempunyai ketahanan korosi yang
sangat baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya
sebagai sifat logam. Sebagai tahanan terhadap, kekuatan mekaniknya yang
sangat meningkatkan dengan penambahan Cu,Mg,Mn,Si,Zn dsb, Secara satu
persatu. (Surdia & Saito, 1999)
Menurut (Ihsan, Candra, Firdaus, Sari, & Putra, 2017) Sifat-sifat penting
yang dimiliki aluminium sehingga banyak digunakan sebagai material teknik
adalah sebagai berikut:
1. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³)
2. Tahan korosi Sifat bahan korosi darialuminium diperoleh karena
terbentuknya lapisan aluminium oksida (Al₂O₃) pada permukaan
aluminium (fenomena pasivasi). Pasivasi adalah pembentukan lapisan
pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara sehingga
lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi. Lapisan ini
membuat Al tahan korosi tetapi sekaligus sukar dilas, karena perbedaan
melting point (titik lebur).
3. Penghantar listrik dan panas yang baik juga merupakan konduktor panas
dan elektrik yang baik. Jika dibandingkan dengan massanya, aluminium
memiliki keunggulan dibandingkan dengan tembaga, yang saat ini
merupakan logam konduktor panas dan listrik yang cukup baik, namun
cukup berat.
4. Mudah di fabrikasi atau ditempa Sifat lain yang menguntungkan dari
aluminium adalah sangat mudah difabrikasi, dapat dituang (di cor)
5
6
2. Al-Mn
Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangi
ketahanan korosi dan dipakai untuk membuat paduan yang tahan
korosi. dalam keseimbangan larutan padat Al adalah 25,3% Mn pada
500°C 0,36%
3. Al-Si
Adalah tipe eutektik yang sederhana mempunyai titik
euktektik 557°C 11,7%, larutan padat terjadi pada sisi Al.
7
2.2.1 Annealing
Gambar 2.1 Siklus Annealing (Rohman, D.H, Umardani, & Hardjuno, 2014)
2.2.2 Quenching
pendinginan cepat melalui media pendingin air, oli, atau air garam, sehingga fasa
autenit bertransformasi secara parsial membentuk struktur martensit. Tujuan
utama dari proses quenching ini adalah untuk menghasilkan baja dengan sifat
kekerasan tinggi. (Handoyo, 2015)
2. Udara
Dilakukannya pendingingan perlakuan panas yang membutuhkan
pendinginan dengan kecepatan rendah.
1. Fatigue Machine
Ada banyak jenis mesin yang digunakan untuk menguji
kelelahan. Yang paling umum adalah Rotating bending machine,
diikuti oleh Servo-hidrolik machine. Mesin bending berputar
memungkinkan cara sederhana untuk menerapkan lentur momen ke
spesimen berputar. Ada berbagai metode pemuatan yang berbeda:
salah satu titik pemuatan, seperti dalam kantilever; atau dengan
memuat dua atau empat titik. Secara umum, spesimen yang
digunakan untuk memutar lentur diruncing melintasi penampang
melintang untuk memungkinkan terjadinya tegangan konstan.
Tekanan pada permukaan spesimen bervariasi secara sinusoid antara
tegangan tekan dan tarik maksimum:
10
2. Specimens
Gambar 2.4 Diagram skema alat uji kelelahan untuk tes rotating-bending
(Callister, 2001)
12
Gambar 2.5 Amplitudo tegangan (S) dari siklus ke kegagalan kelelahan (N)
(Callister, 2001)
Studi Literatur
Persiapan
Peleburan
Pencetakan
Pembuatan Sampel
Uji Fatigue
Kesimpulan
15
16
3. Jangka Sorong
Jangka Sorong merupakan alat ukur yang dilengkapi dengan
skala nonius, Dengan tingkat ketelitiannya bisa mencapai 0,02 mm.
Dalam hal ini Jangka Sorong yang digunakan merk Minutoyo pabrikan
Jepang dengan ketelitian 0,05 mm.
4. Pengujian Fatigue
Pengujian fatigue dilakukan di Laboratorium Metalurgi Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Palembang
dengan menggunakan alat uji fatigue Reapeated Torsion & Bending.
Gambar 3.4. Alat Uji Fatigue Torsee’s Torsion Repeated & Bending Fatigue
5. Makroskop
Retak pada permukaan spesimen bisa dilihat dengan
menggunakan makroskop seperti pada Gambar 3.5
6. Pengujian Fatigue
Menghitung tegangan:
𝑀.𝑦
𝜎= (3.6)
𝐼
𝑙 𝑀𝑑𝑥 𝑀𝑙
𝜃 = ∫𝑙 2 = (3.7)
1 𝐸𝐼 𝐸𝐼
𝜃𝐸𝐼
𝑀= (3.8)
𝑙
Dimana:
σ = tegangan
M = momen lentur
I = momen inersia
y = jarak
l = panjang benda uji
E = modulus elastisitas
θ = sudut
7. Pengujian SEM
Tujuan dilakukan pengujian SEM adalah untuk mengetahui
perbedaan striasi antara permukaan patahan awal spesimen dengan
patahan setelahnya. Pengujian ini dilakukan pada sampel yang akan di
uji. Pengamatan menggunakan pembesaran 1000x, 2000x, 10000x,
20000x.
9. Pemanasan Spesimen
Perlakuan panas yang dilakukan yaitu annealing dan quenching
pada temperatur 400 ºC dan waktu penahanan pemanasan (holding time)
selama 60 Menit.
URAIAN Bulan
No. KEGIATAN I II III IV
1. Studi Literatur X X X X
2. Persiapan Penelitian, Melakukan - X X -
Penelitian.
3. Analisis data hasil pengujian, dan - - X X
kesimpulan
4. Laporan (Skripsi) - - - X
Keterangan :
X = Pelaksanaan Kegiatan
- = Tidak ada Kegiatan.
21
DAFTAR PUSTAKA