Bahan Materi :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum Antar Tata Hukum (HATAH) dan berikan contoh kasus?
2. Dalam suatu kasus hukum selalu harus ada Subjek dan Objek Hukum, coba jelaskan alasannya
mengapa demikian?
Materi 1
Istilah dari hokum perselisihan (concriten recht) yang dipelajari adalah sistim hokum yang berlaku
sekarang pada suatu tempat tertentu (hokum positive) yang disebut ius contitum.
Sistim hokum dapat dilihat dari UUD 1945 yang terdapat pada pasal 2 aturan peralihan.
Pada zaman penjajahan Belanda hokum atau peraturan yang berlaku disebut IS (indische staatlement),
dalam IS pasal 131, 163 Indonesia terbagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Golongan Eropah
Contoh :
Perkawinan antara golongan Bumi putera dengan golongan timur asing atau eropa maka digunakan
hokum antar tata hokum.
HATTAH adalah :
Hokum antar tata hokum yang mempelajari sistim hokum pada suatu Negara tertentu pada saat
tertentu (hokum positive/ius constitum)
Hokum positive suatu Negara tidak sama, untuk mempelajarinya (hokum positif) dapat dilihat pada UUD
suatu Negara, karena hokum itu merupakan pancaran/kepentingan Negara tersebut.
Dalam mempelajari Hattah yang menjadi objeknya adalah hokum perselisihan yang terjemahan dari
concriten recht sedangkan coalisie recht adalah suatu variasi dari concriten recht dimana istilah ini di
pakai ahli-ahli hokum yang berasal dari hokum perselisihan. Jika terjadi hokum yang berselisih maka
dicarilah hokum penunjuk untuk menyelesaikannya
Merupakan kombinasi dari complicten ready yang diterjemahkan dari hokum cualici
Mengenai istilah ini tidak ada ahli yang sepakat seolah-olah terjadi perselisihan para ahli sehingga
diberikan pengertian (defenisi) mengenai HATTAH ini yaitu :
HATTAH ADALAH :
Keseluruhan peraturan dan keputusan hokum yang menunjukkan hokum apa yang berlaku atau apa
yang merupakan hokum jika terdapat nya peristiwa2 antar stetsel hokum (sistim hokum) yang berbeda.
Selanjutnya HATAH dapat diperinci menjadi lebih lanjut sebagai berikut:
HAW meliputi peristiwa hukum yang berhubungan dengan suatu perundang-undangan yang kemudian
digantikan oleh perundang-undangan lain tentang bidang yang sama.misalnya saja pada tahun 1966
pemerintah RI mengeluarkan undang-undang devisa yang isinya laranagan untuk menyimpan devisa
asing bagi siapa pun yang berada di wilayah hukum indonesia.kecuali pihak-pihak yang telah
memperoleh izin dari biro lalu lintas devisa.undang-undang devisa 1966 ini pada tahun 1976 diganti
dengan undang yang isinya memberi kebebasan bagi siapa pun yang berada diwilayah hukum indonesia
untuk menyimpan devisa asing.
HAT meliputi semua peristiwa hukum anatara para pihak yang tunduk pada hukuman adat yang berbeda
misalnya perkawinan lisye seorang gadis kawanuo dengan buce si nyong ambon
HAG meliputi segala peristiwa hukum yang terjadi antara para pihak yang tunduk pada salah satu hukum
adat dengan pihak yang tunduk terhadap BW misalnya jual beli antara si rudi warga negara indonesia
asli dengan si handaya warga negara indonesia keturunan cina
HAA meliputi peristiwa hukum yang terjadi antara orang-orang yang menganut agama yang berlainan
misalnya perkawinan antara abdul yang beragama islam dan reinta yang beragama kristen
Agar lebih mudah melihat perbedaan antara beberapa bidang hukum tertentu dapat dibuat suatu skema
yang menghubugkan bidan-bidang hukum tersebut dengan lingkup laku hukum terhadap waktu tempat
pribadi,materi sebagai berikut
H.A.T.A.H
Lingkup
H.A.W H.A.T H.A.G H.A.A
Laku terhadap
WAKTU X = = =
TEMPAT = X = =
PRIBADI X X X X
MATERI/ISI X X X X
= SAMA
X BERBEDA
A. HAW
Peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan huku yang menunjukan hukum mana
yang berlaku dala suatu peristiwa hukum yang terjadi antara warga negara dari suatu
negara (pada satu tempat) memperlihatkan hubungan dengan sistem-sistem kaidah-
kaidah hukum yang berbeda dalam lingkup pribadi,waktu dan persoalan
B. HAT
Peraturan-peraturan dan keputusan hukum yang menunjukan hukum mana yang berlaku
dalam suatu peristiwa hukum yang terjadi antara warga negara dari suatu negara pada
suatu waktu tertentu memperlihatkan hubungan dengan sistem-sistem dan kaidah-
kaidah hukum yang berbeda dalam lingkup waktu pribadi,tempat dan persoalan.
C. HAG
Peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan hukum yang menunjukan hukum mana
yang berlaku dalam suatu peristiwa hukum yang terjadi antara warga negara dari satu
negara pada suatu tempat dan suatu waktu tertentu memperlihatkan hubungan dengan
sistem-sistem dan kaidah-kaidah hukum yang berbeda dalam lingkup laku pribadi dan
persoalan
B. PEMBAGIAN HATTAH
1. HATTAH INTERN
Menurut Kalsen :
Keseluruhan peraturan dan keputusan hokum menunjukkan stetsel hokum mana yang berlaku atau
apakah yang merupakan hokum.
Jika hubungan-hubungan dan peristiwa-peristiwa antara warga Negara dalam suatu Negara
memperlihatkan titik pertalian nya dengan stetsel2 dan kaidah-kaidah hokum dalam lingkungan waktu,
Sesuai dengan apa yang dikatakan kelsen, bahwa setiap HATTAH ini bekerja sesuai norma hokum dan
setiap norma hokum mempunyai 4 lingkungan kekuasaan yaitu :
Karena setiap norma hokum berlaku menurut waktu tertentu, menurut tempat tertentu, menurut
orang2 tertentu juga mengenai soal2 tertentu.
Keseluruhan peraturan dan keputusan hokum menunjukkan stetsel hokum mana yang berlaku/apakah
yang merupakan hokum jika hubungan/peristiwa antar Negara memperlihatkan talipertaliannya dengan
stetsel2 hukum dan kaedah hokum yang berbeda dalam lingkungan kekuasaan waktu yang berbeda.
HAW
W W
TT
P P
S S
Dan berbeda dengan kaedah swantara (kaedah sendiri), contoh UU pernikahan campuran (pasal 6 ayat
1). Bahwa ketentuan hokum suami apabila menikah dengan warga Negara Indonesia maka anaknya
termasuk warga Negara Asing.
Keseluruhan peraturan2 dan keputusan2 hukum yang menunjukkan stetsel hokum mana yang berlaku
atau apakah yang merupakan hokum. Jika hubungan-hubungan peristiwa antar warga Negara dalam
satu Negara memperlihatkan pertalian dan stetsel-stetselnya dengan kaedah hokum dalam kuasa
setempat dan soal.
H.A.T
WW
T T
P P
S S
Keseluruhan peraturan2 dan keputusan hakim yang menunjukkan stetsel hokum mana yang
berlaku/apakah merupakan hokum mana yang berlaku jika hubungan2 dan peristiwa2 antar warga
Negara dalam satu Negara, waktu, tempat memperlihatkan titik pertalian dengan stetsel2 dengan
kepribadian dan soal.
HAG/HAA
W W
T T
P P
S S
2. HATTAH EXTERN
Keseluruhan peraturan dan keputusan hokum yang menunjukkan stetsel2 hukum mana yang berlaku
atau apa yang merupakan hokum jika hubungan dan peristiwa antar Negara pada waktu tertentu
memperlihatkan titik pertaliannya dengan stetsel dan kaidah hokum dari 2 negara/lebih yang berbeda
dari lingkungan kuasa tempat dengan kepribadian dan soal.
Pada HPI ini lebih ditentukan pada perbedaan sistim hokum suatu Negara dengan Negara lain (unsur2
asing di dalamnya)
HPI
WW
T T
P P
S S
NN NY
Dalam menghadapi HPI ini hokum mana yang harus diberlakukan jika terjadi 2 stetsel hokum yang
berbeda, hokum mana yang dipilih diantara hokum masing2 inilah kerjanya HPI (HATTAH EXTERN).
Di antara problem2 Hukum perdata International (HPI) hampir sama dengan HATTAH antar tempat.
Contoh :
· Seorang laki2 (lampung) menikah dengan perempuan sunda, ini merupakan masalah HPI dan yang
merupakan masalah hokum antar tempat jika terjadi.
· Antara Negara satu dengan Negara lain ini sudah menjadi persoalan HPI.
Kesimpulan :
Bahwa HPI ini muncul bila ada konflik antar 2 hukum/lebih yang berlainan dari masing2 negara/berbeda
tetapi berlawanan dengan hokum pidana tidak bisa dikatakan HPI
Berdasarkan asas yang dianut oleh Pidana (OTORITER) siapa yang melakukan perbuatan pidana
diwilayah Indonesia akan diberlakukan hokum Indonesia baik untuk orang asing maupun orang
indonesia kecuali pada daerah2 kedutaan yang ada di Indonesia.
Ex :
Orang Amerika mencuri di daerah Indonesia, diberlakukan hokum Indonesia tetapi bisa dilakukan
kesepakatan untuk diadili/dipakai hokum amerika di amerika.
Materi 2
Dalam dunia hukum, perkataan orang (Persoon) berarti pembawa hak, yaitu sesuatu yang mempunyai hak
dan kewajiban dan disebut subjek hukum. Subjek hukum itu terdiri dari :
Boleh dikatakan setiap manusia, baik warga negara maupun orang asing dengan tidak memandang
agama maupun kebudayaannya adalah subjek hukum. Berlakunya manusia itu sebagai pembawa hak mulai
saat ia dilahirkan dan berakhir saat ia meninggal dunia.
Walaupun menurut hukum setiap manusia tidak terkecuali memiliki hak. Akan tetapi, didalam
hukum tidaklah semua orang boleh bertindak sendiri dalam melaksanakan hak – haknya. Mereka yang oleh
hukum telah dinyatakan tidak cakap untuk melakukan sendiri perbuatan hukum ialah :
Badan hukum sebagai pembawa hak yang tidak berjiwa dapat melakukan sebagai pembawa hak
manusia. Misalnya, dapat melakukan persetujuan – persetujuan, memiliki kekayaan yang sama sekali
terlepas dari kekayaan – kekayaan anggotanya.
Bedanya dengan manusia ialah, badan hukum tidak dapat melakukan perkawinan, tidak dapat
dihukum penjara (kecuali hukuman denda).
a. Badan Hukum Publik, yaitu Negara, Daerah Swantantra Tingkat I dan II, Kotamadya, Kotapraja,
Desa.
b. Badan Hukum Perdata, yang dapat dibagi lagi dalam :
1. Badan Hukum (Perdata) Eropah, seperti Perseroan Terbatas, Yayasan, Lembaga, Koperasi,
Gereja.
2. Badan Hukum Indonesia seperti : Gereja Indonesia, Masjid, Wakaf, Koperasi Indonesia.
1. Subjek Hukum
Subjek hukum adalah orang pembawa hak dan kewajiban atau setiap mahkluk yang berwenang
untuk memiliki, memperoleh dan menggunakan hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum. Subjek hukum
terdiri dari dua, yaitu :
1.1 Manusia
Manusia sebagai subjek hukum telah mempunyai hak dan mampu menjalankan haknya dan dijamin
oleh hukum.
Pada prinsipnya orang sebagai subjek hukum dimulai sejak lahir hingga meninggal dunia.
Namun ada pengecualian menurut Pasal 2 KUHPerdata, bahwa bayi yang masih ada didalam kandungan
ibunya dianggap telah lahir dan menjadi subjek hukum jika kepentingannya menghendaki, seperti dalam
hal kewarisan. Namun, apabila dilahirkan dalam keadaan meninggal dunia, maka menurut hukum dia
dianggap tidak pernah ada. Sehingga ia bukan termasuk subjek hukum.
Ada juga golongan manusia yang tidak dapat menjadi subjek hukum karena tidak cakap dalam
melakukan perbuatan hukum (Personal Miserabile) yaitu:
2. Orang yang berada dalam pengampunan (Curatele) yaitu, orang yang sakit ingatan, pemabuk,
pemboros, dan isteri yang tunduk pada pasal 110 KUHP, yang sudah dicabut oleh SEMA No.
3/1963.
Badan hukum adalah orang yang diciptakan oleh hukum. Jadi badan hukum sebagai pembawa hak
dan tidak berjiwa, dapat melakukan persetujuan – persetujuan, memiliki kekayaan yang sama sekali
terlepas dari kekayaan anggotanya. Misalnya, suatu perkumpulan dapat dimintakan pengesahan
sebagai badan hukum dengan cara :
Dimintakan pengesahan anggaran dasar kepada Menteri Kehakiman dan HAM khusus untuk
Badan Hukum Dana Pensiun oleh Menteri Keuangan.
Badan hokum privat (Privat Rechts Persoon) adalah badan hokum yang didirikan
berdasarkan hokum sipil atau perdata yang menyangkut kepentingan banyak orang didalam badan
hokum itu.
Dengan demikian badan hokum privat merupakan badan hokum swasta yang didirikan
orang untuk tujuan tertentu yakni keuntungan, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan lain –
lain. Menurut hukum yang berlaku secara sah misalnya, Perseroan Terbatas, Koperasi, badan amal
dan yayasan.
Badan Hukum Publik (Publiek Rechts Persoon) adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan publik untuk menyangkut kepentingan publik atau orang banyak atau negara
umumnya.
Dengan demikian badan hukum publik merupakan badan hukum negara yang dibentuk
oleh yang berkuasa berdasarkan perudang – undangan yang dijalankan secara fungsional oleh
eksekutif (pemerintah) atau badan pengrus yang diberikan tugas untuk itu, seperti Negara Republik
Indonesia, Pemerintah Daerah Tingkat I dan II, Bank Indonesia dan Perusahaan Negara.
2. Objek Hukum
objek hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat untuk subjek hukum dan menjadi objek
dalam suatu hubungan hukum.objek hukum berupa benda atau barang atau hak yang dapat dimiliki dan
bernilai ekonomis. Biasanya objek hukum disebut BENDA. Menurut hukum perdata, benda ialah segala
barang – barang dan hak – hak yang dimiliki orang.
Jenis objek hukum yaitu berdasarkan pasal 503-504 KUH Perdata disebutkan bahwa benda
dapat dibagi menjadi 2, yakni benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen), dan benda yang bersifat
tidak kebendaan (Immateriekegoderan). Berikut ini penjelasannya :
Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen) adalah suatu benda yang sifatnya dapat
dilihat, diraba, dirasakan dengan panca indera, terdiri dari benda berubah / berwujud. Yang meliputi :
2.1.1. Benda bergerak / tidak tetap, berupa benda yang dapat dihabiskan dan benda yang tidak dapat
dihabiskan.
Benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriegoderen) adalah suatu benda yang dirasakan
oleh panca indera saja (tidak dapat dilihat) dan kemudian dapat direalisasikan menjadi suatu kenyataan,
contohnya merk perusahaan, paten, dan ciptaan musik / lagu.
Hak kebendaan yang bersifat sebagai pelunasan utang adalah hak jaminan yang melekat pada
kreditur yang memberikan kewenangan kepadanya untuk melakukan ekekusi kepada benda melakukan
yang dijadikan jaminan, jika debitur melakukan wansprestasi terhadap suatu prestasi (perjanjian).
Penggolongan jaminan berdasarkan sifatnya, yaitu :
3.1.2. Benda tersebut dapat dipindah tangankan haknya pada pihak lain.
3.2.1. Gadai.
3.2.2. Hipotik.
3.2.4. Fidusia.
Kesimpulan
Subjek dan objek hukum memiliki keterkaitan yang tidak dapat dilepaskan. Karena tidak
memungkinkan adanya objek hukum tanpa adanya subjek terlebih dahulu.
Objek adalah hal yang dikuasi oleh subjek hukum tersebut, sedangkan subjek penguasa
daripada objek hukum tersebut. Namun, tidak berarti suatu subjek hukum dapat berlaku sewenangnya
terhadap objek hukum karena tetap ada suatu perundangan yang mengatur terhadap pelanggaran yang
dilakukan suatu subjek hukum terhadap objek hukum.
Maka dari semua uraian diatas kita bisa simpulkan bahwa fungsi tentang adanya subjek dan objek hukum
dapat mempermudah untuk menyelesaikan masalah sebuah kasus . Dengan kata lain, Subjek dan objek
hukum adalah peranan penting untuk memecahkan sebuah misteri dan merupakan bukti yang otentik
agar terdapat pertimbangan dari pengadilan negeri dan upaya melakukan hukum banding dari masalah
sengketa tersebut dalam arti hukum akan ditegakan apabila hukum itu benar dan bagi hukum yang salah
akan berdampak pada sebuah instasi tersebut .