Anda di halaman 1dari 5

INISIASI 3

MODUL 3: TEORI PERMINTAAN KONSUMEN INDIVIDUAL

Teori Daya Guna


 Pendekatan Daya Guna Marginal
Saudara mahasiswa, Konsumen yang mengkonsumsi suatu barang dalam jumlah
yang semakin besar maka kepuAsan totalnya (total utility) akan meningkat sedangkan
tambahan kepuasan (marginal utility) semakin menurun. Kepuasan total adalah kepuasan
yang diterima konsumen dari mengkonsumsi suatu jenis barang. Sedangkan daya guna
marjinal adalah tambahan kepuasan yang diperoleh konsumen untuk setiap satu satuan
tambahan barang yang dikonsumsi. Ada dua pendekatan dalam teori daya guna, yaitu
pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal. Dalam perdekatan kardinal kepuasan
(utility) yang diterima konsumen dapat diukur, misalnya 10, 20, 30 dan sebagainya.
Sedangkan dalam pendekatan ordinal konsumen tidak perlu mengetahui berapa kepuasan
yang diterimanya akan tetapi konsumen tersebut dapat merangkingnya, misalnya kedua,
ketiga, kelima dan seterusnya. Artinya konsumen dapat menentukan kepuasan dari
mengkonsumsi suatu barang tertentu lebih tinggi dari mengkonsumsi barang lain.
Konsumen harus membelanjakan semua pendapatannya pada berbagai barang-barang dan
jasa-jasa agar diperoleh kepuasan total atau daya guna total yang maksimal. Hal ini bisa
dicapai bila konsumen membelanjakan pendapatannya sedemikian rupa hingga rupiah
terakhir yang dibelanjakan pada setiap barang yang dibeli memberikan tambahan daya
guna yang sama. Bila hal ini tercapai maka konsumen tersebut mencapai keseimbangan.
Maksimisasi daya guna total dapat dinyatakan sebagai berikut:

(MUA/PA) =(MUB/PB) =….= (MUX/PX)

dengan kendala anggaran sebesar:

I =(APA + BPB +….. + XPX)

Dimana MU adalah tambahan kepuasan (marginal utility), P adalah harga (price) dan I
adalah pendapatan (income).

Inflection point
TU/MU

MU

(Q)

Gambar 1
Kurva Daya Guna Marjinal
 Pendekatan Kurva Indiferensi
Dalam pendekatan ini konsumen dapat menyatakan berbagai pilihan bundel
kombinasi barang pada urutan peringkat kesukaannya yaitu yang lebih disukai, sama
sukanya dan yang kurang disukai. Dari preferensi konsumen akan bundel-bundel
kombinasai barang dapat disusun kurva indeferensi. Kurva indeferensi yang lebih tinggi
memberikan tingkat kepuasan lebih besar. Garis kendala anggaran menunjukkan batas
kombinasi konsumsi yang dapat dibeli dengan pendapatan konsumen. Konsumen
memperoleh kepuasan (daya guna total) maksimum pada titik keseimbangan yaitu titik
singgung antara garis kendala anggaran dengan kurva indiferensi tertinggi yang dapat
dicapai.
Pada gambar dibawah terlihat bahwa konsumen mencapai kepuasan maksimum pada titik
A pada kurva indiferensi I1 yaitu pada kuantitas barang X dan barang Y yang diminta
sebesar X0 dan Y0. Titik B dan C tidak dipilih konsumen karena hanya memberikan
kepuasan yang lebih kecil atau terletak pada kurva indiferensi yang lebih rendah dari
kurva indiferensi I1. Titik D juga tidak dipilih konsumen karena terletak diluar jangkauan
kendala pendapatan.
Kuantitas
Barang y B
D
yo A

I2
C I1
I0
X0 Kuantitas Barang X

Maksimisasi Kepuasan dengan Kurva Indiferensi

Kurva berlereng menurun dapat dicari dengan menggunakan analisis kurva


indiferensi dan garis kendala anggaran. Mula-mula keseimbangan kepuasan maksimal
konsumen pada titik E0 yaitu persinggungan kurva indiferensi I0 dengan garis kendala
anggaran BL0. Pada harga P0X kuantitas X yang diminta sebesar X0 dan kuantitas Y yang
diminta sebesar Y0. Ketika harga barang X turun dari P0X menjadi P1X maka garis kendala
anggaran berotasi berlawanan dengan arah jarum jam dari BL0 menjadi BL1 sedangkan
harga barang Y dianggap tetap konstan. Keseimbangan konsumsi sekarang adalah pada
titik E1 yaitu titik singgung baru antara BL1 dan I1. Pada harga P1X , kuantitas barang X
yang diminta sebesar X1 dan barang Y yang diminta tetap sebesar Y1. Jika titik-titik
keseimbangan konsumen tersebut dihubungkan maka akan diperoleh kurva konsumsi
harga (KKH). Jika kurva konsumsi harga tersebut diturunkan pada sumbu X kuantitas
barang X dan sumbu Y pada harga barang X maka diperoleh kurva permintaan barang X.
Ketika harga barang X turun maka jumlah barang X yang diminta konsumen lebih
banyak.
I0 I1
Kuantitas
Barang Y
Y0 E0
Y1 E1

BL0 BL1
X0 X1 Kuantitas Barang X

Kurva Konsumsi Harga


Harga
Barang X
P0X A

P1X B

X0 X1 Kuantitas Barang X

Kurva Permintaan Barang X

Hukum permintaan dapat dijelaskan juga dengan efek pendapatan dan efek
subtitusi. Posisi keseimbangan mula-mula di titik A, bila harga barang X turun maka pada
tingkat pendapatan yang sama, garis anggaran berotasi berlawanan dengan arah jarum
jam. Garis anggaran berubah dari BL0 menjadi BL1 dan posisi keseimbangan baru di titik
C. Ketika ada penurunan harga barang X menyebabkan jumlah barang X bertambah dari
X0 menjadi X2. Hal ini disebut dengan efek total yaitu berasal dari efek substitusi dan
efek pendapatan. Untuk mengetahui efek subtitusi,ditunjukkan oleh garis kendala
anggran BL2 yang menyinggung garis anggaran semula yaitu I0 di titik B. Garis kendala
anggaran BL2 sejajar dengan garis kendala anggaran BL 1 karena keduanya didasarkan
pada nisbah harga baru setelah ada penurunan harga barang X. Dengan adanya penurunan
harga barang X mula –mula konsumen ingin melakukan menambah barang X dan
mengurangi barang Y untuk mempertahankan tingkat kurva indiferensi yang bisa dicapai.
Efek subtitusi ditunjukkan dengan bergesernya tiitk A ke titik B. Penurunan harga
menyebabkan naiknya pendapatan riil yaitu bergesernya titik B ke titik C, yang disebut
dengan efek pendapatan. Jadi pada barang normal, akibat penurunan harga barang X efek
subtitusi bergerak sejalan dengan efek pendapatan yang menyebabkan kenaikan kuantitas
yang diminta dari X0 menjadi X2.

I0 I1
Kuantitas
Barang Y
A
C
B

BL0 BL2 BL1

X0 X1 X2 Kuantitas Barang X

Efek Substitusi dan Efek Pendapatan

Pada kasus barang inferior, efek subtitusi dan efek pendapatan tidak berjalan
searah dan efek subtitusi lebih dominan dari pada efek pendapatan. Efek pendapatan pada
barang inferior, ketika ada penurunan harga barang yang menyebabkan kenaikan
pendapatan riil menyebabkan penuruna jumlah barang yang diminta.
Sedangkan pada kasus barang giffen, ketika ada penurunan harga barang
menyebabkan penuruna jumlah barang yang diminta. Hal ini karena efek subtitusi
berjalan berlawanan dengan efek pendapatan dan efek pendapatan lebih besar dari pada
efek subtitusi.

 Kurva Konsumsi Pendapatan dan Kurva Engel


Kurva Engel adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara pendapatan dan
kuantitas yang diminta. Pada barang normal, kurva engel berlereng menanjak karena
kenaikan pendapatan akan menambah kemampuan konsumen untuk membeli dan
mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa.
Kurva Engel dapat diturunkan dari kurva konsumsi pendapatan konsumen.
Misalkan pendapatan konsumen mula-mula N0, titik keseimbangan di titik E0 yaitu
persinggungan antara kurva indiferensi I0 dan garis kendala anggaran BL0 sehingga
kuantitas barang X yang diminta sebesar X0. Bila pendapatan konsumen naik menjadi N1
dan harga barang-barang tetap sehingga garis kendala anggaran bergeser ke atas sejajar
dengan garis kendala anggaran mula-mula menjadi BL1. Keseimbangan baru menjadi E1
yaitu persinggungan antara kurva indiferensi I1 dengan garis kendala anggaran BL1.
Dengan naiknya pendapatan konsumen kuntitas barang X yang diminta naik menjadi X2.
Bila hubungan antara pendatan konsumen ini dengan kuantitas barang X yang diminta
dihubungkan akan diperoleh kurva Engel. Ketika pendapatan konsumen N 0 kuantitas
barang X yang diminta sebesar X0 pada titik A, sewaktu pendapatan konsumen naik
menjadi N1 kuantitas barang X yang diminta sebesar X1 pada titik B.
Kuantitas
Barang Y

E1
E0
I1

I0

BL0 BL1
X0 X1 Kuantitas Barang X

Kurva Konsumsi Pendapatan

Pendapatan

N1 B
N0 A

X0 X1 Kuantitas Barang X

Kurva Engel

Anda mungkin juga menyukai