Inisiasi 1
Inisiasi 1
Dimana MU adalah tambahan kepuasan (marginal utility), P adalah harga (price) dan I
adalah pendapatan (income).
Inflection point
TU/MU
MU
(Q)
Gambar 1
Kurva Daya Guna Marjinal
Pendekatan Kurva Indiferensi
Dalam pendekatan ini konsumen dapat menyatakan berbagai pilihan bundel
kombinasi barang pada urutan peringkat kesukaannya yaitu yang lebih disukai, sama
sukanya dan yang kurang disukai. Dari preferensi konsumen akan bundel-bundel
kombinasai barang dapat disusun kurva indeferensi. Kurva indeferensi yang lebih tinggi
memberikan tingkat kepuasan lebih besar. Garis kendala anggaran menunjukkan batas
kombinasi konsumsi yang dapat dibeli dengan pendapatan konsumen. Konsumen
memperoleh kepuasan (daya guna total) maksimum pada titik keseimbangan yaitu titik
singgung antara garis kendala anggaran dengan kurva indiferensi tertinggi yang dapat
dicapai.
Pada gambar dibawah terlihat bahwa konsumen mencapai kepuasan maksimum pada titik
A pada kurva indiferensi I1 yaitu pada kuantitas barang X dan barang Y yang diminta
sebesar X0 dan Y0. Titik B dan C tidak dipilih konsumen karena hanya memberikan
kepuasan yang lebih kecil atau terletak pada kurva indiferensi yang lebih rendah dari
kurva indiferensi I1. Titik D juga tidak dipilih konsumen karena terletak diluar jangkauan
kendala pendapatan.
Kuantitas
Barang y B
D
yo A
I2
C I1
I0
X0 Kuantitas Barang X
BL0 BL1
X0 X1 Kuantitas Barang X
P1X B
X0 X1 Kuantitas Barang X
Hukum permintaan dapat dijelaskan juga dengan efek pendapatan dan efek
subtitusi. Posisi keseimbangan mula-mula di titik A, bila harga barang X turun maka pada
tingkat pendapatan yang sama, garis anggaran berotasi berlawanan dengan arah jarum
jam. Garis anggaran berubah dari BL0 menjadi BL1 dan posisi keseimbangan baru di titik
C. Ketika ada penurunan harga barang X menyebabkan jumlah barang X bertambah dari
X0 menjadi X2. Hal ini disebut dengan efek total yaitu berasal dari efek substitusi dan
efek pendapatan. Untuk mengetahui efek subtitusi,ditunjukkan oleh garis kendala
anggran BL2 yang menyinggung garis anggaran semula yaitu I0 di titik B. Garis kendala
anggaran BL2 sejajar dengan garis kendala anggaran BL 1 karena keduanya didasarkan
pada nisbah harga baru setelah ada penurunan harga barang X. Dengan adanya penurunan
harga barang X mula –mula konsumen ingin melakukan menambah barang X dan
mengurangi barang Y untuk mempertahankan tingkat kurva indiferensi yang bisa dicapai.
Efek subtitusi ditunjukkan dengan bergesernya tiitk A ke titik B. Penurunan harga
menyebabkan naiknya pendapatan riil yaitu bergesernya titik B ke titik C, yang disebut
dengan efek pendapatan. Jadi pada barang normal, akibat penurunan harga barang X efek
subtitusi bergerak sejalan dengan efek pendapatan yang menyebabkan kenaikan kuantitas
yang diminta dari X0 menjadi X2.
I0 I1
Kuantitas
Barang Y
A
C
B
X0 X1 X2 Kuantitas Barang X
Pada kasus barang inferior, efek subtitusi dan efek pendapatan tidak berjalan
searah dan efek subtitusi lebih dominan dari pada efek pendapatan. Efek pendapatan pada
barang inferior, ketika ada penurunan harga barang yang menyebabkan kenaikan
pendapatan riil menyebabkan penuruna jumlah barang yang diminta.
Sedangkan pada kasus barang giffen, ketika ada penurunan harga barang
menyebabkan penuruna jumlah barang yang diminta. Hal ini karena efek subtitusi
berjalan berlawanan dengan efek pendapatan dan efek pendapatan lebih besar dari pada
efek subtitusi.
E1
E0
I1
I0
BL0 BL1
X0 X1 Kuantitas Barang X
Pendapatan
N1 B
N0 A
X0 X1 Kuantitas Barang X
Kurva Engel