Abstract. The high insidence of malnutrition in Indonesia shows that the public awareness
about nutrient is still low. Balance nutrient is important especially at the early growth of
child. The lack knowledge of mother about balance nutrient for child can affect the way
child’s feeding. This study aimsto determine the changes of knowledge and behavior of
mother before and after nutrient balancing counseling. The study is conducted in
community health center (posyandu) of Lampaseh, Banda Aceh on September 12 nd to
October 31st 2015. This is experimental study with pretest-posttest control group design.
Statistic test in this study is using T-test with two independent samples from 60 selected
samples with simple random sampling. The result shows that control group, 15 samples
(50%) with good kowledge is increase to 17 samples (56,7%) after five days without
counseling. The intervention group, 17 samples (56,7%) with good knowledge is increase
to 22 samples (56,4%) after counseling. The behavior of mother without counseling from
control group, 14 samples (53,8%) with good behavior is increase to 16 samples (47,1%)
whereas the intervention group, 12 samples (46,2%) with good behavior is increase to 18
samples (52,9%). Conclusion: There is difference of knowledge between control group
without counseling and intervention group with counseling (p=0,001) and there is
difference of behavior control group without counseling and intervention group with
counseling (p=0,029). (JKS 2016; 2: 87-92)
Pendahuluan
Keadaan gizi yang baik akan meningkatkan kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah
kesehatan individu dan masyarakat. Keadaan umum dijumpai setiap negara di dunia.
gizi yang optimal sangat penting untuk Pengetahuan gizi yang kurang berdampak
pertumbuhan normal serta perkembangan fisik kurangnya pengetahuan atau informasi tentang
dan kecerdasan bagi bayi, anak-anak, remaja, gizi untuk menerapkan informasi tersebut
dan semua kelompok umur. 11 dikehidupan sehari-hari.2,3
Tingginya kasus malnutrisi di Indonesia
menunjukkan masih rendahnya tingkat Pravelensi status gizi baik di Indonesia masih
kesadaran masyarakat mengenai gizi. Kurangnya rendah, pravelensi balita kurus dan sangat kurus
pengetahuan dan salah persepsi tentang 12.1% dan pravelensi balita gemuk 11.9%. Pada
anak usia 5-10 tahun berdasarkan IMT/U 11.1 %
Cut Rizki Azria adalah Mahasiswa Fakultas mengalami kekurusan serta 7.3% mengalami
Kedokteran Universitas Syiah Kuala kegemukan. Pada penduduk usia di atas 18 tahun
Husnah adalah Dosen bagian ilmu gizi Fakultas pada penilaian menggunakan indeks massa
Kedokteran Universitas Syiah Kuala tubuh (IMT) menunjukkan terjadinya kekurusan
87
Cut Rizki Azria, Husnah Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Pengetahuan
Dan Perilaku Ibu Tentang Gizi Seimbang Balita Kota Banda Aceh
sebanyak 8.7%, berat badan lebih 13.5% dan random kemudian diberi pretest untuk
obesitas 15.4%.4 mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok
Penelitian oleh Kementerian Kesehatan Republik kontrol, diikuti intervensi pada kelompok
Indonesia tahun 2013, dari 33 Provinsi di eksperimen. Intervensi yang dilakukan dengan
Indonesia, 16 provinsi masih memiliki memberikan penyuluhan gizi kepada ibu-ibu
pravelensi gizi kurang salah satu adalah Aceh yang membawa balita ke posyandu yang menjadi
dengan peringkat ke tujuh ini menunjukkan sampel penelitian. Data penelitian didapatkan
bahwa pravelensi gizi kurang balita di Aceh dari pengisian kuesioner sebelum dan sesudah
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya intervensi pada dua kelompok ibu-ibu yang
Aceh menduduki peringkat ke 10 gizi kurang.5 dipilih secara random.
Perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi mencakup Penelitian dilaksanakan di Posyandu desa
preferensi makanan, perilaku makan, dan asupan Lampaseh Aceh Kecamatan Meuraxa Kota
energi yang sangat berkaitan dengan status gizi Banda Aceh, tanggal 15 September sampai 31
dari anak. Perilaku ibu meliputi pengetahuan, Oktober 2015. Sampel adalah ibu yang
sikap dan tindakan dalam pemenuhan nutrisi membawa balita ke posyandu yang memenuhi
adalah salah satu faktor penyebab masalah gizi kriteria inklusi dan ekslusi. Pengambilan sampel
balita. Dari hasil survei pada ibu dalam secara non probability sampling dengan teknik
pemenuhan nutrisi balita menggambarkan Simple Random Sampling.
bahwa, 63% ibu memiliki pengetahuan kurang,
50% ibu sering mengikuti kemauan balita dalam Kriteria inklusi adalah ibu dan anak balita yang
memilih makanan termasuk jajanan, sedangkan tinggal di desa Lampaseh Aceh, Ibu yang
75% ibu memberikan makanan tanpa mempunyai anak berumur 1-5 tahun, bersedia
memperhatikan kandungan gizinya.6 menjadi responden dan menandatangani surat
Pengetahuan dapat mempengaruhi sikap persetujuan. Kriteria eksklusi dalam penelitian
seseorang, sedangkan sikap dapat mempengaruhi ini adalah ibu dan anak balita yang sedang sakit.
perubahan perilaku seseorang.7
Setelah menentukan sampel, maka sampel
Salah satu upaya menanggulangi masalah gizi dipilih secara acak dan mengelompokkan
melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan menjadi kelompok kontrol dan intervensi, dan
perilaku seseorang dengan melakukan melakukan pre-test pada kedua kelompok
penyuluhan gizi. Penyuluhan gizi merupakan dengan cara membagi kuesioner rumah ke rumah
suatu prinsip pemasaran yang bersifat edukatif dengan teknik wawancara terpimpin, selanjutkan
untuk memperbaiki kesadaran gizi dan melakukan penyuluhan pada kelompok
menghasilkan perilaku peningkatan gizi yang intervensi, dan setelah 5-10 hari melalukan post-
baik.8 Ibu sangat berperan dalam terbentuknya test pada kedua kelompok.9
pola perilaku makan balita, sehingga diharapkan
terjadi perubahan perilaku dalam pemilihan Hasil di analisis dengan secara univariat untuk
makan pada balita. Hasil penelitian Dyah (2012), mendeskripsikan karakteristik responden dan
terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap analisis bivariat menggunakan uji T 2 sampel
peningkatan pengetahuan dan pemberian bebas untuk mengetahui hubungan antara
makanan tambahan yang baik untuk balita.8 variabel independen dan variabel dependen.10
88
Cut Rizki Azria, Husnah Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Pengetahuan
Dan Perilaku Ibu Tentang Gizi Seimbang Balita Kota Banda Aceh
Pretest Posttest
Tingkat
Kontrol Intervensi Kontrol Intervensi
Perilaku
n % n % n % n %
89
Cut Rizki Azria, Husnah Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Pengetahuan
Dan Perilaku Ibu Tentang Gizi Seimbang Balita Kota Banda Aceh
Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat perilaku (40,0%) setelah dilakukan penyuluhan terjadi
ibu baik tentang praktik gizi seimbang sebelum peningkatan yaitu pada kelompok kontrol
penyuluhan pada kelompok kontrol 14 orang menjadi 16 orang (53,3%) dan kelompok
(46,7%) dan kelompok intervensi 12 orang intervensi menjadi 18 orang (60,0%).
Tabel 4 Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Pengetahuan Ibu tentang Gizi Seimbang Balita
Pengetahuan n Mean t-hitung t- tabel P
Tabel 5 Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Perilaku Ibu tentang Gizi Seimbang Balita
Variabel n Mean t- t- P
Perilaku hitung tabel
Kelompok 30 4,466
Intervensi 2,244 2,045 0,029
Kelompok 30 2,183
Kontrol
Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji statistik seimbang ibu antara kelompok kontrol yang
didapatkan nilai t-hitung > t-tabel (2,244 > tidak diberi penyuluhan gizi seimbang dengan
2,045) dengan p-value 0,029 maka dapat kelompok intervensi yang diberi penyuluhan gizi
disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan seimbang.
gizi seimbang terhadap perilaku praktik gizi
90
Cut Rizki Azria, Husnah Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Pengetahuan
Dan Perilaku Ibu Tentang Gizi Seimbang Balita Kota Banda Aceh
penyuluhan gizi-kesehatan dengan sesudah tepat dilakukan oleh orang tua dan didukung
dilakukan penyuluhan pada kedua kelompok.12 oleh pihak-pihak yang peduli terhadap ibu dan
anak. Artinya semakin baik pengetahuan gizi-
2. Tingkat Perilaku Gizi Seimbang kesehatan ibu maka pertumbuhan anak juga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum membaik.
diberi penyuluhan kesehatan tentang praktik gizi
seimbang balita perilaku ibu dalam kategori baik Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
pada kelompok kontrol (46,7%) dan kelompok Ditamarte (2011) adanya pengaruh penyuluhan
intervensi (53,3%). Setelah diberikan gizi terhadap pengetahuan ibu tentang gizi balita
penyuluhan kesehatan kelompok intervensi pada masing-masing perlakuan yaitu metode
menunjukkan peningkatan menjadi (60%) buku saku (f=14,008) dan metode simulasi
dibandingkan dengan kelompok kontrol yang (f=103,975). Namun hasil metode buku saku
menurun menjadi (40%). Hal ini menjelaskan dinilai lebih rendah daripada penyuluhan gizi
bahwa peningkatan perilaku ibu setelah dengan metode simulasi, pengetahuan ibu
dilakukan penyuluhan hanya terjadi pada tentang gizi balita dengan metode simulasi
kelompok intervensi. setelah penyuluhan termasuk dalam kategori
tinggi (25,87).16 Penelitian Suwarto (2008)
Penyuluhan gizi merupakan bagian penting terdapat hubungan antara pengetahuan tentang
dalam upaya perbaikan gizi balita. Penyuluhan gizi dengan pemberian konsumsi makanan
atau pendidikan kesehatan yang diberikan dapat bergizi kepada anak balita sesuai dengan status
mempengaruhi perilaku seseorang jika informasi gizinya. Hasil analisis statistik menujukkan nilai
yang diterima oleh suatu obyek penelitian p-value. Sehingga pengetahuan tentang gizi
sebaiknya dapat diaplikasikan langsung dalam mempunyai hubungan positif dan signifikan
kehidupan sehari-hari sehingga menjadi pola dengan pemberian konsumsi makanan bergizi
perilaku berubah ke arah lebih baik, maka para kepada anak balita sesuai dengan status
ibu menjadi peran yang sangat penting untuk gizinya.13
meningkatkan status gizi balita. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian Manurung (2010) 4. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Perilaku
tindakan atau perilaku ibu sebelum penyuluhan Ibu tentang Gizi Seimbang Balita
gizi yang baik (14,29%) sesudah penyuluhan Hasil uji statistik didapatkan nilai t-hitung > t-
gizi menjadi (42,86%). Hasil uji menunjukkan tabel (2,244 > 2,045) dengan nilai p-value 0,029
ada perbedaan sesudah perlakuan sehingga dapat terdapat pengaruh penyuluhan tentang gizi
disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan seimbang balita terhadap perilaku ibu tentang
gizi terhadap perilaku ibu dalam penyediaan praktik gizi seimbang. Semakin bertambahnya
menu seimbang, yaitu terjadi peningkatan informasi yang diterima ibu dan pengetahuan
pengetahuan, sikap dan tindakan dalam yang meningkat tentang gizi seimbang balita
penyediaan menu seimbang untuk balita. semakin baik pula perilaku ibu tentang praktik
gizi seimbang yang diberikan kepada balita.
Hasil ini berbeda dengan penelitian Yuliana dkk
(2006) bahwa rata-rata skor pola pengasuhan Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh
gizi kesehatan ibu pada pengukuran awal terhadap sikap dan perilaku dalam memilih
kelompok kontrol adalah 30 poin sedangkan makanan yang menentukan mudah tidaknya
kelompok perlakuan 34,1 poin. Namun sesudah seseorang memahami manfaat kandungan gizi
dilakukan penyuluhan gizi kesehatan terjadi dari makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan
peningkatan skor pada kedua kelompok dengan gizi yang baik diharapkan mempengaruhi
nilai masing-masing 31,6 poin kelompok kontrol konsumsi makanan yang baik, sehingga dapat
dan 36,2 poin pada kelompok perlakuan. 12 menuju status gizi yang baik pula. Pengetahuan
gizi juga mempunyai peranan sangat penting
3. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap dalam pembentukan kebiasaan makan seseorang.
Pengetahuan Ibu tentang Gizi Seimbang Balita Sehingga penyuluhan kesehatan yang diberikan
Hasil uji statistik didapatkan nilai t-hitung > t- dapat mempengaruhi perilaku ibu tentang gizi
tabel (3,338 > 2,045) dengan nilai p-value 0,001 seimbang balita menjadi lebih baik.
bahwa terdapat pengaruh penyuluhan tentang
gizi seimbang terhadap pengetahuan antara Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
kelompok kontrol yang tidak diberi penyuluhan Rahmawati dkk (2007) terdapat peningkatan
gizi seimbang dengan kelompok intervensi. pengetahuan, sikap, dan perilaku pada ibu yang
Informasi yang diberikan pada penyuluhan dapat memiliki anak dibawah lima tahun yang
menambah pengetahuan ibu, semakin sering ibu mendapatkan informasi secara audiovisual lebih
mendapat informasi kesehatan semakin baik tinggi dibandingkan dengan ibu yang
pula pengetahuan ibu tentang gizi seimbang mendapatkan informasi dari modul dan
balita, maka samakin baik dalam kelompok kontrol.15 Terdapat perbedaan
memperhitungkan jenis dan jumlah makanan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu sebelum
yang diperolehnya untuk dikonsumsi. dan sesudah diberikan intervensi.18 Hasil
Penyuluhan gizi seimbang penting untuk penelitian Aindrawati (2014) menggunakan uji
meningkatkan pengetahuan gizi seimbang bagi Wilcoxon bahwa terdapat perbedaan pada sikap
ibu yang memiliki balita. Upaya untuk pola asuh gizi antara sikap sebelum (pre test)
meningkatkan pengetahuan gizi-kesehatan ibu dan sesudah (post test) diberikan penyuluhan
melalui penyuluhan merupakan langkah yang dengan nilai p=0,001. Disimpulkan adanya
91
Cut Rizki Azria, Husnah Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Pengetahuan
Dan Perilaku Ibu Tentang Gizi Seimbang Balita Kota Banda Aceh
pengaruh penyuluhan terhadap sikap pola asuh Surabaya : Skripsi Fakultas Perawatan
gizi orang tua. Peningkatan sikap sebagian besar Universitas Airlangga;2012.
orang tua Anak Usia Dini (AUD) tidak terlepas 7. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku
dari faktor yang mendukung sikap positif, Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 2010.pp.5-
diantaranya faktor spiritual dan faktor 10.
antusiasme/semangat.14 Sejalan dengan 8. Ambarini, Dyah. Pengaruh Penyluhan Gizi
penelitian Manurung (2010) ada pengaruh Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai
penyuluhan gizi terhadap perilaku ibu dalam Pemberian Tambahan yang Baik. Surakarta :
penyediaan menu seimbang yaitu terjadi Skripsi Universitas Sebelas Maret.2012.
peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan 9. Notoatmodjo,S. Metodelogi Penelitian
dalam penyediaan menu seimbang untuk balita. Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta;
2010.pp.50-64.
Kesimpulan 10.Chandra B. Biostatistik untuk Kedokteran
1.Terdapat pengaruh sebelum dan sesudah dan Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku
penyuluhan gizi terhadap pengetahuan ibu Kedokteran EGC.2010.pp.64-89.
tentang gizi seimbang balita (p=0,001). 11. Leokuna, Joice M. Pengetahuan Ibu tentang
2. Terdapat pengaruh sebelum dan sesudah Gizi Balita Sebelum dan Sesudah
penyuluhan gizi terhadap perilaku ibu tentang Penyuluhan di RW 10 Kampung Citiis Desa
gizi seimbang balita (p=0,029). Cihanjuang Rahayu Kecamatan Parongpong
Bandung Barat. Skripsi Fakultas
Keperawatan: Universitas Advent
Daftar Pustaka Indonesia.2013.
1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Gizi 12. Yuliana, Khomsan A, Patmonodewo S,
Seimbang. Jakarta : Kementerian Kesehatan Riyadi H, Muchtadi D. Pengaruh
RI;2014.p.44 Penyuluhan Gizi-Kesehatan dan Faktor
2. Kania.Pentingnya Pengetahu Gizi Lainnya terhadap Pertumbuhan Anak Usia
bagiMasyarakat. Jumat.19Mei Prasekolah. Jurnal Gizi dan
2015.13.58.24www.itb.ac.id/news/itb_berita_ Pangan.2006;25 (4):576-77.
2754.pdf; 2010. 13. Khomsan A. Teknik Pengukuran
3. Suhardjo. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi Masyarakat
Jakarta : Penerbit Aksara bekerjasama dengan dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
pusat antar universitas pangan dan gizi Pertanian, IPB, Bogor.2007.pp.67-100
Institut Pertanian Bogor;2007 14. Aindrawati, Kartika. Pengaruh Penyuluhan
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Gizi terhadap Sikap Pola Asuh Gizi Orang
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Tua Anak Usia Dini (AUD) di TK Idhata
Indonesia. Riset Kesehatan Dasar [Laporan UNESA. Pendidikan Kesejahteraan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Keluarga Fakultas Teknik. Tesis Universitas
Nasional].2010.p.84-7. Negeri Surabaya.2014.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan 15. Rahmawati Ira, Sudargo Toto, Paramastri
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Ira. Pengaruh Penyuluhan dengan Media
Indonesia. Riset Kesehatan Dasar [Laporan Audio Visual terhadap Peningkatan
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Balita
Nasional].2013.p.95-120. Gizi Kurang dan Buruk di Kabupaten Kota
6. Eveline, S. Hubungan Perilaku Ibu dalam Waringin Barat Propinsi Kalimantan tengah.
pemenuhan Nutrisi dengan status gizi balita. The Indonesian Journal of Clinical
Nutrition: Artikel Vol. 4 No.2;2007
92