PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah dan
tujuan dari perencanaan Perencanaan Kawasan Stasiun LRT (Light Rail Transit) di
Bandung, Jawa Barat. Bab ini sebagai dasar untuk melanjutkan penyusunan proposal
ke bab berikutnya.
page | 1
segala aktivitas penduduknya, dalam hal ini salah satu faktor yang paling
berpengaruh adalah pada bidang transportasi.
Gaya hidup masyarakat urban yang modern dan konsumtif membuat banyaknya
masyarakat yang lebih memilih penggunaan moda transportasi pribadi seperti motor
dan mobil untuk mobilitas sehari-hari. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS),
jumlah pengguna angkutan pribadi setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar
1% dengan kendaraan bermotor yang paling mendominasi. Mengkaji laman
Beritagar.id, pada tahun 2013 menuju 2017 terjadi pelonjakan kepemilikan motor
sebesar 136,6 juta unit, padahal pertumbuhan penduduk pada kurun waktu tersebut
hanya sebesar 21,6% yaitu 46,6 juta jiwa.
page | 2
Kemacetan dapat mudah dijumpai pada kota-kota besar, seperti Bandung.
Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat. Secara administrative, Kota
Bandung terbagi menjadi 30 kecamatan. Kecamatan Gedebage
merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling luas yaitu 9,58 Km2 atau 5,7%
dari luas keseluruhan Kota Bandung. Kota Bandung merupakan kota yang memiliki
tingkat kepadatan sangat padat karena seluruh wilayahnya memiliki kepadatan lebih
dari 400 jiwa/km2 (Ajeng, dkk, 2015:12). Di Bandung, transportasi pribadi
mendominasi pengguna jalan hingga sebesar 94%. Ironisnya, jumlah angkutan umum
pada tahun 2014 sebanyak 5.521 kendaraan yaitu 1% dari pengguna sepeda motor
(Edo Rusyanto, 2014). Hal ini lah yang mengakibatkan kemacetan di setiap ruas jalan
Kota Bandung.
page | 3
tempat, khususnya terkait lokasi perancangan yang semula tidak dipersiapkan untuk
mengakomodasi infrastruktur baru ini. Hal ini akan mempengaruhi bentuk kota dan
pengalaman ruang yang dirasakan oleh masyarakat umum. Oleh karena itu,
perencanaan setiap stasiun harus memperhatikan konteks ruang kota dan lingkungan
perancangan. Sehingga infrastruktur baru ini bisa memberikan dampak positif bagi
perkembangan kota kedepannya, dan menjaga sekaligus memberi warna baru pada
karakter Kota Bandung.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyelesaian rumusan masalah, yaitu terciptanya spesifikasi
rancangan, pemrograman, kriteria desain, serta konsep perancangan yang sesuai
dengan fungsi bangunan sehingga tercipta bangunan yang fungsional serta
memberikan kenyamanan. Selain itu, rancangan stasiun juga diharapkan menerapkan
strategi desain yang berkelanjutan, terutama dalam aspek sosial, ekonomi, ekologi,
serta memperhatikan tahapan pengembangan berikutnya dan budaya, sehingga
dihasilkan rancangan trasportasi stasiun LRT yang dapat memnuhi tingginya
page | 4
kebutuhan transportasi pusat kota, masalah urbanisasi, dan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya ruang public dengan pendekatan arsitektural.
1.4 Sasaran
Adapun sasaran dari perancangan fasilitas ini, yaitu:
1. Sirkulasi
Sirkulasi pada tapak dan bangunan harus lancar, jelas, dan mudah dipahami
agar tidak terjadi cross dalam tapak maupun bangunan.
2. Kenyamanan
Fasilitas ini harus memberikan kenyamanan bagi civitasnya dalam
beraktivitas di tapak maupun bangunan dengan pengelolaan yang tepat.
3. Keamanan
Keamanan di tapak dan bangunan harus dapat memberikan rasa aman bagi
civitasnya, terutama pada bangunan, dimana civitas lebih banyak beraktivitas
di dalamnya.
4. Kebisingan
Kebisingan dalam fasilitas harus diatur terutama dalam bangunan yang
menjadi pusat berkegiatannya civitas yang memerlukan ketenangan.
5. Tampilan Bangunan
Tampilan bangunan harus terlihat rapi dan menarik.
page | 5