page | 6
Oriented Development (TOD) dapat diartikan sebagai konsep pengembangan
kawasan dengan meminimalisir mobilitas perpindahan orang maupun barang ke
berbagai kawasan sehingga dibuat suatu kawasan terintegrasi dalam jangkauan jalan
kaki yang mampu memfasilitasi layanan angkutan massal, pemukiman, dan sentra
bisnis sehingga tercipta sebuah kota yang efisien.
- Konsep TOD diterapkan pada lahan yang dimiliki atau dibawah wewenang
Lembaga yang mengelola transportasi umum
- Pembangunan infrastruktur yang baik dalam kondisi resesi
- Terdapat dorongan, dukungan atau subsidi yang diberikan Lembaga atau
pemerintah
- Merupakan pembangunan kawasan kompleks atau mixed-used yang
merapatkan fungsi hunian, kantor, pendidikan, trasnportasi umum, dan social
atau hiburan.
- Melindungi area rentan, bantaran sungai, dan ruang terbuka (public space)
page | 7
kota dapat dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah : City centre, Urban,
dan Suburban.
1) City centre
Pusat kota adalah suatu titik pada suatu kota yang memiliki peran sebagai
pusat dari segala kegiatan kota termasuk dalam berkegiatan politik, sosial budaya,
ekonomi dan teknologi (Yunus 2002;107). Oleh karena banyaknya aktivitas yang
terjadi di pusat kota, pusat kota dituntut untuk memberikan fasilitas yang
memadai dan mampu menampung aktivitas tersebut. Hal tersebut yang
menjadikan pembangunan infrastruktur di pusat kota semakin meningkat.
Pertumbuhan kota yang semakin pesat berujung pada penyempitan lahan kosong.
Pusat kota selalu diindikasikan dengan daerah padat penduduk dan kendaraan,
namun kemunculan TOD menjadi suatu solusi dalam pemecahan masalah
perkotaan ini. Dengan adanya TOD, lahan yang difungsikan sebagai lahan parkir
secara otomatis akan berkurang, sehingga mendorong masyarakat untuk beralih
sebagai pengguna angkutan umum.
2) Urban
3) Suburban
page | 8
menghidupkan lahan yang masih ada sebagai pusat aktivitas di daerah tersebut.
Hal yang dapat dilakukan adalah mendirikan pertokoan yang dapat menghidupkan
lingkungan dengan terintegrasi pad titik transit kawasan TOD.
- Berjalan Kaki (Walk) Berjalan kaki adalah moda transportasi yang paling
alami, sehat, tanpa emisi, dan terjangkau untuk jarak pendek, serta merupakan
komponen penting dari suatu perjalanan dengan angkutan umum. Maka dari
itu, berjalan kaki merupakan dasar dari sistem transportasi yang berkelanjutan.
- Bersepeda (Cycle) Bersepeda adalah opsi transportasi bebas emisi, sehat dan
terjangkau, yang sangat efisien dan mengkonsumsi sedikit sekali ruang dan
sumber daya perkotaan.
- Menghubungkan (Connect) Jalur pejalan kaki yang singkat dan langsung
membutuhkan jaringan jalan-jalan yang padat di antara blok-blok kecil yang
permeabel.
- Angkutan Umum (Transit) Angkutan umum menghubungkan dan
mengintegrasikan wilayah-wilayah kota terlalu jauh bagi pejalan kaki.
- Pembauran (Mix) Pembauran tata guna lahan dalam satu wilayah akan
membuat jalan-jalan lokal terus hidup dan memberikan rasa aman, mendorong
aktivitas berjalan kaki dan bersepeda, serta membentuk lingkungan hidup
yang manusiawi.
- Memadatkan (Densify) Untuk dapat menopang pertumbuhan perkotaan dalam
pola tata ruang yang rapat dan padat, kota harus tumbuh secara vertikal
(densifikasi) bukan horizontal (sprawl).
page | 9
- Merapatkan (Compact) Prinsip dasar pembangunan perkotaan yang padat
(dense) adalah tata ruang yang rapat (compact). Di wilayah kota ataupun
pinggiran kota yang rapat, berbagai kegiatan dan aktivitas hadir saling
berdekatan satu sama lainnya. 8. Beralih (Shift) Ketika kota dibangun atas
dasar tujuh prinsip di atas, kendaraan bermotor pribadi menjadi hamper tidak
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Berjalan kaki, bersepeda, dan
menggunakan angkutan umum menjadi pilihan bertransportasi yang mudah
dan nyaman, dan dapat juga dilengkapi dengan moda angkutan perantara atau
kendaraan sewaan yang lebih hemat dalam penggunaan ruang.
page | 10
bagian Singapore Mass Rapid Transit (SMRT) dan mencakup di beberapa wilayah
Singapura.
Light Rail Transit adalah sistem jalur kereta listrik metropolitan yang
dikarakteristikkan atas kemampuannya menjalankan gerbong atau kereta pendek satu
per satu sepanjang jalur-jalur khusus eksklusif pada lahan bertingkat, struktur
menggantung, subway, atau biasanya di jalan, serta menaikkan dan menurunkan
penumpang pada lintasan atau tempat parkir mobil (Kittelson & Associates, 1999).
page | 11
Sudut Wesel #10
Tipe Jalan Raya Direct Fixation Track
Sumber : Kemenhub Dirjen Perkeretaapian
2) Elektrifikasi
Sebagai sumber distribusi daya, LRT menggunakan third rail system,
sementara untuk tegangan, LRT menggunakan tegangan 1500V DC dengan
pertimbangan efisiensi, jarak substation, kehandalan, dan biaya.
3) System persinyalan
LRT menggunakan system persinyalan moving block dengan berbagai
pertimbangan, diantaranya mudah dalam hal perawatan, topologi jaringan sangat
sederhana, dan perubahan kecepatan kereta sangat teratur sehingga sangat nyaman.
4) Stasiun
Stasiun menggunakan ketinggian minimum ruangan 2,700m. bila terdapat
penghalang maka batas bawah penghalang minimum sebesar 2,400m. Minimum
clearance dengan jalan raya sebesar 5,2 m.
page | 12
2.2.4 Fasilitas LRT (Light Rail Transit)
2.3
page | 13