Anda di halaman 1dari 1

Pencernaan Amilum oleh Saliva

Pada percobaan ini kami tidak menemukan titik akromik pada uji larutan
amilum+saliva dengan uji iodium. Titik akromik adalah ahap atau titik ketika
larutan tersebut tidak memberi warna lagi. Artinya enzim amilase yang terkandung di
dalam saliva telah menjalankan fungsinya secara optimum untuk memecah amilum
menjadi molekul yang lebih sederhana. (Kurnadi,2001). Warna ungu ini merupakan
hasil positif untuk uji iodium, artinya terdapat amilum dalam larutan tersebut.
Namun data pengamatan menunjukan warna ungu pudar dan kekuningan, kemungkinan kadar
enzim amilasenya banyak atau bekerja sangat cepat sehingga amilum telah terpecah
menjadi molekul sederhana (akhrodekstrin). Pada uji iodium ini harus memerlukan
waktu dan alat yang cukup banyak untuk mengubah menjadi tidak berwarna. Biasanya
hal ini, banyak faktor yang mempengaruhinya selain waktu dan alat yang cukup
banyak, contohnya dengan pengaruh suhu, pH dan konsentrasi.
Suhu berpengaruh terhadap fungsi enzim karena reaksi kimia menggunakan katalis
enzim yang dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu
protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim
akan terganggu, sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang. Kemudian pH
berpengaruh terhadap fungsi enzim karena pada umumnya efektifitas maksimum suatu
enzim pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5 – 8,0.
Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif
secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein. Kemudian konsentrasi enzim,
seperti pada katalis lain kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung
pada konsentrasi enzim tersebut.Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan
reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim. konsentrasi substrat, hasil
eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat
reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupn
konsenrasi substrat diperbesar.
Setelah uji iodium, dilakukan uji Benedict. Benedict bertujuan untuk uji gula
pereduksi. Menurut teori,ereaksi benedict ini berupa larutan yang mengandung
kuprisulfat, natriumkarbonat, dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+
dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya
natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah.
Endapan yang terbentuk berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini
tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa.
Uji benedict dilanjutkan dengan pemanasan menghasilkan warna kuning pada tabung
reaksi yang berisi larutan pasta amilum + saliva. Endapan merah bata, kuning atau
hijau yang dihasilkan menunjukkan positif mengandung gula pereduksi.
Enzim yang berperan dalam membantu proses pencernaan dalam mulut dikenal dengan
nama lipase dan enzim amilase. Enzim lipase dan enzim amilase dalam mulut sangat
membantu proses pencernaan makanan dalam mulut. Enzim lipase berfungsi menguraikan
zat gula dalam makanan menjadi zat gula lainnya yang dinamakan monosakarida dan
disakarida. Sedangkan enzim amilase berfungsi menguraikan zat tepung (karbohidrat)
yang terdapat dalam makanan menjadi zat gula yang disebut polisakarida.Adanya kedua
enzim tersebut membuat proses pencernaan yang dilakukan dalam mulut dipercepat
sehingga dengan bantuan lidah dan gerakan otot pada kerongkongan, proses pencernaan
dilanjutkan di dalam lambung, usus kecil, dan usus besar.

Anda mungkin juga menyukai