Anda di halaman 1dari 4

Pembenihan Intensif

Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yangs ulit dipijahkan secara alami, karena sulit
untuk menciptakan atau memanipulasi lingkungan yang sesuai dengan habitatnya di alam.oleh
karena itupemijahan ikan patin dapat dilakukansecar buatan denan rangsangan menggunakan
kelenjar hifofisa.

a. Persiapan induk
Induk merupakan salah satu factor tertentu keberhasilan dalam usaha pemebenihan
ikan patin. Induk yang baik dan sehat tentu akan menghasilkan benih yang baik pula. Induk pati
yang akan dipijahkan dapat berasal dari alam atau induk-induk yang dipelihara sejak kecil di
kolam.
Induk-induk yang berasal dari alam tingkah lakunya masih liar dan kadang-kadang
banyak ditemui yang luka-luka akibat dari penangkapan. Untuk itu induk induk yang baik
dipijahkan adalah induk-induk yang telah dipelihara di kolam atau wadah lainnya.
Tempat pemeliharaan induk berupa beberapa sangkar kayu dan masing-masing
berukuran 3 m x 1,5 m x 2 m. Tempat pemeliharaan ini dilengkapi dengan rakit dan pelampung
dari drum. Calon induk yang dipelihara berukuran 1,5 - 2 kg dengan padat penebaran 5 ekor/m3
air. Pemeliharaan calon induk ini dimaksudkan untuk mendapatkan patin yang matang kelamin.

Gambar 2. Seleksi induk


Induk yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus di dalam sangkar
terapung. Selama pemeliharaan, induk ikan diberi makanan khusus yang banyak mengandung
protein
Untuk mendapatkan induk patin yang baik, maka selama pemeliharaan dikolam
diberikan makanan tambahan yang cukup mengandung protein. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Air Tawar Palembang komposisi makanan untuk patin
terdiri dari 35% tepung ikan, 30% dedak halus, 25% menir beras, tepung kedelai serta vitamin
dan mineral sebanyak 0,5%. Campuran bahan makanan tersebut dibuat menjadi pasta dan
diberikan lima hari dalam seminggu sebanyak 5% per hari dari bobot induk pada pagi 2,5 %
dan sore hari 2,5 %. dan sore hari.
Selain itu, diberikan juga ikan rucah dua kali seminggu sebanyak 10 % dari bobot ikan
induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan gonad.
Setelah sekitar empat bulan pemeliharaan induk, tidak semua calon induk matang
kelamin. Hanya sekitar 20 – 30 % dari jumlah calon induk yang matang kelamin. Untuk itu perlu
dilakukan seleksi lagi untuk memilih induk yang siap dipijahkan.

b. Seleksi Induk Matang Gonad


Induk ikan patin yang akan dipijahkan diseleksi terlebih dahulu yaitu memilih induk-induk
yang matang gonad atau siap pijah. Penangkapan induk dilakukan dengan mengurangi volume
air kolam sampai mencapai ketinggian 20 cm dari dasar kolam. Penangkapan induk dapat
dilakukan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya stress. Penangkapan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan menggunakan jarring, atau dengan menggunakan tangan.
Adapun cirri induk ikan patin yang telah matang gonad adalah sebagai berikut:
1. Induk betina
 Umur kurang lebih 3 tahun
 Berat minimal 1,5-2 kg per ekor.
 Perut membesar kearah anus.
 Perut bila diraba terasa empuk dan halus.
 Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
 Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
 Bila ditekan disekitar kloaka, maka akan keluar beberapa butir telur berbentuk
bundar dan besarnya seragam.
2. Induk jantan
 Umur minimal 2 tahun.
 Berat 1,5-2 kg per ekor.
 Kulit perut lembek dan tipis.
 Bila perut diurut kearah anus, maka akan keluar caiaran sperma berwarna putih.
 Alat kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
Selain ciri-ciri seperti tersebut diatas, induk ikan patin yang akan dipijahkan harus sehat
secara fisik, yaitu tidak terinfeksi oleh penyakit, parasit atau luka akibat benturan, pukulan,
goresan, sayatan dan lain-lain. Induk yang baik juga harus memilki sifat pertumbuhan relative
cepat, resisten terhadap penyakit toleran atau mudah berdaptasi terhadap lingkungan dan
makanan.

c. Induced Breding/Kawin Suntik


Ikan patin termasuk salah satu jenis ikan yang sulit untuk memijah secara alami, jika
tidak berada di habitat aslinya. Untuk itu perlu dilakukan pemijahan sustim induced breeding
(kawin suntik). Tingkat keberhasilan peminjahan sistim kawin suntik sangat dipengaruhi oleh
tingkat kematangan gonad patin. Selain itu factor lainnya yang cukup berpengaruh adalah
kualitas air, penyediaan makanan yang berkualitas dan dalam jumlah yang mencukupi, serta
kecermatan dalam penanganan/pelaksanaan penyuntikan.
Induced breeding dapat dilakukan dengan menggunakan kelenjar hipofisa yang berasal dari
ikan lain seperti ikan mas atau dengan menggunakan kelenjar hipofisa yang mengandung
hormone gonadotropin dengan merk dagang ovaprim.

1. Menggunakan kelenjar hipofisa dari ikan mas.


Urutan pekerjaan yang dilakukan bila menggunakn kelenjar hipofisa sebagai berikut :
o Siapkan ikan donor atau ikan yang akan diambil kelenjar hipofisanya. Bila induk
patin yang akan disuntik beratnya 3 kg, maka donor ikan mas untuk induk betina
adalah seberat 9 kg dan induk jantan 6 kg.
o Ikan mas yang akan diambil kelenjar hipofisa dipotong tegak lurus atau vertical
dibagian belakang tutup insang.
o Potongan kepala diletakan dengan posisi mulut menghadap keatas, kemudian
dipotong vertical mulai dari permukaan sedikit diatas mulut sehingga akan tampak
organ otak yang dilingkupi lender/lemak.
o Otak diangkat dan lendir dibuang atau dibersihkan dengan kapas atau tisu.
o Setelah lendir bersih, maka akan tampak butiran putih seperti beras. Itulah kelenjar
hipofisa yang dibutuhkan.
o Kelenjar hipofisa diambil dengan menggunakan pinset dan dihancurkan dengan
menggunakan gelas penggerus sampai halus. Untuk memudahkan dalam
penyuntikan, maka kelenjar hipofisa tadi ditambahkan akuabides sebanyak 2,5 ml.
Agar larutan tersebut benar-benar hancur dan tercampur, maka gunakan sentrifugal
atau pemusing.
o Larutan kelenjar hipofisa selanjutnya diambil atau disedot dengan menggunakan alat
suntik(injection).
o Penyuntikan dapat dilakukan secara intramuscular dibelakang pangkal sirip
punggung dengan menggunakan jarum suntik berukuran 0,12 mm.

2. Menggunakan Ovaprim
Urutan pekerjaan yang dilakukan bila menggunakan ovaprim adalah sebagai berikut ;
o Untuk mengetahui jumlah ovaprim yang akan digunakan, maka induk yang akan
dipijahkan ditimbang betina maupun jantan.
o Dosis penyuntikan indukbetina berbeda dengan induk jantan. Untuk induk jantan
diperlukan ovaprim sebanyak 0,3 ml/kg induk dan induk betina sebanyak 0,5-0,9
ml/kg induk.
o Penyuntikan terhadap induk betina dilakukan dua kali yaitu pada suntikan pertama
sebanyak 2/3 dosis setelah 8-10 jam dari penyuntikan pertama.
o Penyuntikan induk jantan dilakukan sekali bersamaan dengan penyuntikan kedua
induk betina.
o Untuk menghindari induk berontak pada saat penyuntikan yang dapat
menyebabkan telur keluar, maka penyuntikan sebaiknya dilakukan oleh dua orang.
Satu orang bertugas memegang ikan patin yang akan disuntik.
o Penyuntikan dilakukan secara intramuscular dibelakang sirip punggung dengan
memasukan jarum sedalam kurang lebih 2 cm dengan kemiringan 45 derajat.
o Induk-induk patin yang telah disuntik, selanjutnya dimasukan kedalam bak/happa
dengan air yang mengalir.

Gambar 3. Ovaprim

Anda mungkin juga menyukai