ABSTRAK
Dalam menghadapi persaingan yang cukup ketat, perusahaan perlu menekankan peranan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3). Dalam proses washing container memiliki tingkat risiko bahaya yang tinggi
yang berasal dari tahapan proses pencucian container dengan mesin cleaning. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja pada proses washing container dan menentukan
tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko bahaya penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif berdasarkan data hasil wawancara, pengamatan
langsung dan pengumpulan data sekunder berupa data arsip perusahaann dan studi literature. Teknik
yang digunakan untuk menganalisis faktor penyebab kecelakaan kerja dengan menggunakan analisa
fishbone diagram dan metode 5W1H. Untuk mengkaji hasil analisis penyebab kecelakaan kerja
dengan metode SCAT (Systematic Cause Analysis Technique). Berdasarkan hasil analisa metode
fishbone diagram, dapat diketahui bahwa faktor penyebab kecelakaan kerja yang paling dominan
bersumber dari faktor manusia dan metode, sedangkan dari hasil analisa dengan metode SCAT dapat
diketahui bahwa penerapan K3 masih belum sesuai dengan standar, instruksi kerja belum
dilaksanakan secara konsisten, dan masih kurangnya kesadaran penggunaan APD. Tindakan
pencegahan dan pengendalian untuk mengurangi risiko bahaya penyebab kecelakaan kerja yaitu
meningkatkan kesadaran pada pekerja akan pentingnya keselamatan kerja dengan mengadakan
training pekerjaan dengan referensi metode K3 untuk operator baru dan lama, membentuk departemen
keselamatan dan kesehatan kerja dan menyediakan alat pelindung diri yang nyaman dipakai sesuai
dengan jenis resiko bahaya dan memiliki ketahanan terhadap bahan kimia.
Kata kunci : Kecelakaan Kerja, fishbone diagram, SCAT dan Alat Pelindung Diri.
DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jisi.5.2.111-121
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X
mengendalikan situasi yang berpotensi yang mengacukan proses suatu aktivitas yang
menimbulkan kecelakaan kerja melalui telah teratur, dan terdapat empat faktor yang
persiapan prosedur operasi standar yang bergerak dalam satu kesatuan yaitu :
menjadi acuan dalam bekerja (Suma’mur, P. lingkungan kerja, bahan, peralatan, dan
K, 1996 ). manusia (Gempur, 2004 :7).
Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh Berdasarkan Tasmania, J, (2010) tujuan
faktor manusia (unsafe action) dan faktor menganalisis bukti-bukti adalah untuk
lingkungan (unsafe condition) (Anizar, mengidentifikasi peristiwa yang mengarah
2009:3). Faktor unsafe action dapat pada insiden yang terjadi. Dengan
disebabkan oleh berbagai hal seperti ketidak mengidentifikasi penyebab insiden tersebut,
seimbangan fisik tenaga kerja (cacat), kurang perusahaan dapat berupaya mencegah insiden
pendidikan, mengangkut beban berlebihan, serupa terulang kembali. Faktor penyebab
bekerja melebihi jam kerja. Faktor unsafe utama sebagai akar penyebab yaitu proses
condition disebabkan oleh berbagai hal yaitu untuk mengidentifikasi apa yang sebenarnya
peralatan yang sudah tidak layak pakai, ada api salah dan sering membutuhkan penyelidikan
di tempat bahaya, pengamanan gedung yang mendalam melalui lapisan gejala atau efek
kurang standar, terpapar bising, terpapar dalam rangka untuk mengidentifikasi
radiasi, pencahayaan dan ventilasi yang penyebab masalah.
kurang, kondisi suhu yang membahayakan, Berdasarkan permasalahan tersebut maka
sistem peringatan yang berlebihan dan sifat diperlukan pengukuran lingkungan kerja yang
pekerjaan yang mengandung potensi bahaya. dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi semua potensi bahaya dan memberi penilaian
kecelakaan kerja, yaitu faktor internal yang tingkat risiko bahaya. Dengan adanya upaya
berasal dari karyawan itu sendiri dan faktor mengurangi risiko bahaya penyebab
eksternal yang berasal dari lingkungan kecelakaan kerja pada proses washing
(Panggabean, 2002. Data kejadian container di divisi cleaning maka dapat
permasalahan di divisi cleaning pada tabel 1. menentukan tindakan pencegahan dan
Tabel 1. Data Kejadian Resiko Bahaya Divisi pengendalian risiko bahaya yang dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja.
Cleaning, Januari 2017 - Januari 2018
Frekuensi TINJAUAN PUSTAKA
No Masalah % Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila
Kejadian
seseorang kontak dengan sesuatu yang dapat
1 Kecelakaan kerja 8 44%
menyebabkan gangguan/kerusakan bagi
2 Kerusakan mesin 4 22%
tubuh ketika terjadi pajanan (“exposure”)
Ketidak teraturan
3 6 33% yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat
letak container menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh
Total 18 100% paparan suatu sumber bahaya di tempat kerja.
(Sumber : Data Arsip Perusahaan) Potensi bahaya kesehatan yang biasa di tempat
kerja berasal dari lingkungan kerja antara lain
Beberapa potensi bahaya pada proses faktor kimia, fisik, biologi, ergonomis dan
washing container yang dapat memicu faktor psikologi. (Modul K3, 2013)
terjadinya kecelakaan kerja antara lain yaitu Keselamatan kerja menyangkut segenap
operator terkena cipratan thinner cleaning di proses produksi dan distribusi baik barang
area mata, operator tersiram thinner cleaning maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran
ke seluruh tubuhnya, operator terpeleset atau keselamatan kerja, mengingat resiko
terjatuh akibat adanya tumpahan thinner bahayanya, adalah penerapan teknologi,
cleaning di sekitar area kerja dan potensi terutama teknologi yang lebih maju dan
terjadinya kebakaran yang disebabkan adanya mutakhir. Dalam UU No. 1 tahun 1970 pasal
penggunaan bahan-bahan kimia yang 14 butir c menyatakan bahwa ”pengurus
mengandung zat beracun dan mudah terbakar (pengusaha) diwajibkan untuk menyediakan
sebagai bahan baku dalam proses produksi. secara cuma-cuma semua alat perlindungan
Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian diri yang diwajibkan pada pekerja yang berada
yang tidak terduga dan tidak dikehendaki,
112
Casban: Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proses Washing Container Di Divisi Cleaning Dengan Metode Fishbone Diagram
Dan Scat
dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi penting. Selalu ditemui dari hasil-hasil
setiap orang lain yang memasuki tempat kerja. penelitian, bahwa 80-85% kecelakaan
Dalam undang-undang nomor 23 tahun disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan
1992, pasal 23 tentang Kesehatan dan manusia. Bahkan ada suatu pendapat, bahwa
Keselamatan Kerja (K3) disebutkan bahwa akhirnya langsung atau tidak langsung semua
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) kecelakaan adalah dikarenakan faktor manusia.
diselenggarakan untuk mewujudkan Kesalahan tersebut mungkin saja dibuat oleh
produktivitas kerja secara optimal yang perencana pabrik, oleh kontraktor yang
meliputi pelayanan kesehatan dan pencegahan membangunnya, pembuat mesin-mesin,
penyakit akibat kerja. (Waruwu Saloni, 2016). pengusaha, insinyur, ahli kimia, ahli listrik,
Keselamatan kerja adalah tugas semua pelaksana, atau petugas yang melakukan
orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah pemeliharaan mesin dan peralatan. (
dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja serta Suma’mur, 1996).
orang lainnya, dan juga masyarakat pada Alat pelindung diri adalah alat yang
umumnya (Suma’mur, 2014). Keselamatan mempunyai kemampuan untuk melindungi
dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua seseorang dalam bekerja, yang berfungsi
kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada melindungi tenaga kerja dari bahaya-bahaya
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja secara fisik maupun kimiawi. Alat Pelindung
maupun orang lain (kontraktor, pemasok, Diri (APD) adalah seperangkat alat yang
pengunjung dan tamu) di tempat kerja. mempunyai kemampuan untuk melindungi
(OHSAS 18001:2007). seseorang dalam pekerjaannya yang
Kecelakaan terjadi karena adanya kontak mengisolasi tenaga kerja dari bahaya tempat
dengan suatu sumber energy seperti mekanis, kerja. APD dipakai setelah usaha rekayasa dan
kimia, kinetik, fisis yang dapat mengakibatkan cara kerja yang aman APD yang dipakai
cedera pada manusia, alat, atau lingkungan. memenuhi syarat enak dipakai, tidak
Dalam proses terjadiya kecelakaan kerja 4 mengganggu kerja memberikan perlindungan
(empat) unsur people, aquipment, material, efektif terhadap bahaya (Ramli, S. 2010).
environment (PEME) yang saling berinteraksi Filosofi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
untuk menghasilkan produk atau jasa. merupakan pemikiran dan upaya untuk
Kecelakaan terjadi dalam proses interaksi yaitu menjamin kebutuhan dan kesempurnaan.
ketika terjadi kontak antara manusia dengan Filosofi tersebut adalah sebagai berikut.
alat, material dan lingkungan dimana dia (Kusmawan, 2014) : 1). Tenaga kerja dan
berada (Ramli, 2010). manusi pada umumnya, baik jasmani maupun
Keselamatan dan kesehatan kerja rohani. 2). Hasil karya dan budaya menuju
merupakan suatu bentuk upaya untuk masyarakat adil, makmur, dan sejahtera.
mencapai situasi perusahaan, dimana para Dalam banyak kasus, kontrol atas kondisi
karyawan merasa sehat dan aman dari tidak aman dapat dilakukan sejak tahap
ancaman bahaya. Sedangkan tujuan akhir desain maupun dengan rekayasa teknologi.
suatu program keselamatan dan kesehatan Sementara itu, kontrol atas tindakan tidak
kerja adalah tidak adanya angka kecelakaan aman terdiri atas pendidikan, keterlibatan
kerja bahkan hingga tidak adanya angka cidera personel dalam keselamatan kerja, dan faktor
atau sakit akibat kerja dalam upaya untuk tidak terukur lainnya (Woodside and
meningkatkan kesejahteraan secara Kocurek, 1997).
menyeluruh (Tarwaka, 2015:25).
Menurut Cecep Dani Sucipto (2014) METODE PENELITIAN
bahwa kesehatan dan keselamatan kerja Desain penelitian yang digunakan sebagai
merupakan suatu usaha dan upaya untuk penelitian deskriptif yang memiliki definisi
menciptakan perlindungan dan keamanan dari masalah yang jelas, hipotesis yang spesifik dan
resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, informasi yang rinci untuk membantu
mental maupun emosional terhadap pekerja, pembuatan keputusan dalam menentukan,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Dari mengevaluasi dan memilih alternatif terbaik
penyelidikan yang dilakukan, ternyata faktor dalam memecahkan masalah untuk dapat
manusia dalam timbulnya kecelakaan sangat menentukan tindakan pencegahan dan
113
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X
pengendalian risiko bahaya yang dapat pengumpulan data yang tersedia di tempat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. penelitian sebagai bahan informasi untuk
Jenis penelitian yang digunakan dalam mengidentifikasi tingkat risiko bahaya yang
penelitian ini adalah kualitatif untuk dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan
menjelaskan hubungan kausal antara kerja.
variabel-variabel atau mempelajari dinamika Untuk mengidentifikasi faktor penyebab
korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dan membantu pengolahan data lebih
dengan cara pendekatan, observasi atau terstruktur dan mudah dipahami maka
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat menggunakan alat dalam konteks manajemen
atau point time approach (Soekidjo, 2012). kualitas, alat yang dikenal dengan nama
Populasi dalam penelitian ini adalah “Seven Basic Tools of Quality”, yang meliputi
semua karyawan yang bekerja di perusahaan, diagram sebab akibat yang terkenal dengan
sedangkan sampel yang dijadikan objek istilah lain diagram tulang ikan (Fishbone
penelitian adalah bagian divisi cleaning diagram), diagram ini berguna untuk
container yang meliputi operator lapangan, menganalisa dan menemukan faktor-faktor
supervisor produksi, bagian gudang material yang berpengaruh secara signifikan didalam
dan pihak-pihak lain yang terlibat langsung menentukan karakteristik kualitas output kerja.
dalam proses produksidalam tahapan proses Untuk mencari faktor-faktor penyebab
washing container. Penelitian ini bertujuan terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja,
untuk mengurangi risiko bahaya penyebab maka orang akan selalu mendapatkan bahwa
kecelakaan kerja pada proses washing ada 5 faktor yang biasa digunakan dalam
container di divisi cleaning dan menentukan teknik industri yaitu Machine (mesin atau
tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko teknologi), Method (metode atau proses),
bahaya yang menjadi sumber penyebab Material (bahan baku), Man (tenaga kerja) dan
terjadinya kecelakaan kerja. Environment (lingkungan).
Teknik Pengumpulan Data yang Diagram pareto dibuat untuk menentukan
digunakan dalam penelitian ini adalah data masalah atau penyebab yang merupakan kunci
primer dan data sekunder. Data primer dalam penyelesaian masalah. Dengan
merupakan data yang didapat dari individu mengetahui penyebab yang dominan maka kita
atau perseorangan yang diperoleh dengan akan bisa menetapkan prioritas perbaikan.
menggunakan metode wawancara dan Perbaikan atau tindakan koreksi pada faktor
pengamatan langsung. Data sekunder penyebab yang dominan ini akan membawa
merupakan data primer yang telah diolah akibat atau pengaruh yang lebih besar
lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak dibandingkan dengan penyelesaian penyebab
pengumpul data primer atau pihak lain yang tidak berarti. Analisis metode
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau 5W1H yang digunakan untuk melakukan
diagram-diagram (Umar, 2004). Data sekunder investigasi dan penelitian terhadap
diperoleh dari data arsip perusahaann dan studi permasalahan yang terjadi. Analisis 5W1H
literature berupa jurnal, internet, buku-buku, digunakan untuk melakukan investigasi,
serta sumber-sumber lain yang dapat menemukan sumber penyebab terhadap
menunjang penelitian. masalah yang terjadi dalam kegiatan
Tahapan kegiatan dalam penelitian ini penelitian. Analisis metode 5W1H merupakan
meliputi survey pendahuluan dilakukan dengan singkatan dari 5W yaitu What, Where, When,
turun langsung ke bagian produksi dan Why, Who dan 1H yaitu How. (Jens J.
mengamati proses produksi dari tahap bahan Dahlgaard, et all, 2007).
baku sampai dengan bahan jadi. Tinjauan Untuk memperkuat hasil analisis 5W1H,
pustaka dilakukan untuk mempelajari teori maka akar penyebab masalah dianalisa
dan ilmu pengetahuan yang berhubungan kembali dengan metode SCAT (Systematic
dengan permasalahan yang ditemukan di Cause Analysis Technique) sebagai teknik
bagian produksi. Setelah mempelajari teori analisa yang menyediakan serangkaian
yang berhubungan dengan permasalahan yang pertanyaan yang bisa membantu peneliti
ditemukan dapat menetapkan tujuan penelitian. untuk menemukan penyebab kecelakaan
Pengumpulan data dilakukan melalui berdasarkan kategori yang telah dibuat dengan
wawancara, pengamatan langsung dan
114
Casban: Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proses Washing Container Di Divisi Cleaning Dengan Metode Fishbone Diagram
Dan Scat
115
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X
Tabel 3. Data kecelakaan kerja menjadi salah satu kendala dari berbagai
periode Januari 2017 – Januari 2018 masalah yang terjadi. Contoh berprilaku
tidak aman saat proses pekerjaan seperti,
Frekuensi
No Identifikasi Masalah Ratio tidak memakai alat pelindung mata (safety
Kejadian
glasses) yang sesuai dengan resiko bahaya.
Mata terkena cairan
1 4 50% • Metode (Method): belum tersedianya APD
thinner pembersih
yang sesuai dengan jenis pekerjaan operator,
Tubuh tersiram cairan Contohnya kacamata safety yang di gunakan
2 2 25%
thinner pembersih hanya kacamata safety biasa, belum yang
Terjatuh akibat anti thinner dan mudah ber embun, kondisi
3 tumpahan cairan 1 13% ini yang membuat operator merasa tidak
thinner di lantai nyaman menggunakan selama melakukan
4 Terjadi kebakaran 1 13% kegiatan produksi, APD yang tersedia tidak
Total 8 100% memadai sesuai dengan jenis resiko bahaya
(Sumber : Data Arsip Perusahaan) yang akan ditimbulkan.
Berdasarkan tabel 2 dapat dibuat diagram 2. Fish Bone : Tubuh tersiram thinner
pareto pada grafik 1 sebagai berikut ini :
116
Casban: Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proses Washing Container Di Divisi Cleaning Dengan Metode Fishbone Diagram
Dan Scat
117
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X
118
Casban: Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proses Washing Container Di Divisi Cleaning Dengan Metode Fishbone Diagram
Dan Scat
Terjatuh akibat Banyak Tidak ada tempat Lantai licin Penyediaan kain
tumpahan tumpahan penampungan berpotensi majun untuk
cairan thinner thiner khusus untuk bahaya membersihkan
dilantai berceceran sisa thinner terpeleset tumpahan cairan
dilantai dikaleng thinner
4. Terjadi kebakaran
119
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X
Analisis dengan Metode SCAT dilakukan untuk operator baru dan lama, membentuk
untuk memperkuat hasil analisis fishbond departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
diagram dan analisis 5W1H yang berupaya (K3) dan menyediakan alat pelindung diri
untuk menggali akar penyebab masalah, (APD) yang nyaman dipakai sesuai dengan
berdasarkan hasil analisa metode SCAT dapat jenis resiko bahaya dan memiliki ketahanan
diketahui bahwa penerapan K3 masih belum terhadap bahan kimia.
sesuai dengan standar K3 yang berlaku,
instruksi kerja atau SOP pekerjaan belum DAFTAR PUSTAKA
dilaksanakan secara konsisten, faktor lain Anizar, 2009. Teknik keselamatan dan
masih kurangnya pelatihan dan pengawasan kesehatan kerja di industry.
menjadi salah satu akar penyebab yang Yogyakarta: Graha Ilmu.
mendasar terjadinya kecelakaan kerja. Hal lain Cecep Dani Sucipto, 2014. Keselamatan dan
yang terkait yaitu masih belum memadainya Kesehatan Kerja, Yogjakarta: Gosyen
standar kerja atau prosedur keselamatan, antara Publising.
lain masih tidak adanya prosedur penyimpanan Gempur Santoso, 2004. Manajemen
peralatan kerja dan masih kurangnya kesadaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja,.
dari pekerja terhadap tanggung jawab Cetakan Pertama. Jakarta: Prestasi
penggunaan APD yang sesuai dengan jenis Pustaka.
pekerjaan dan resiko bahaya yang dapat Jens J. Dahlgaard, Kai Kristensen and Gopal
ditimbulkan. K. Kanji, 2007 : “Fundamentals of Total
Solusi efektif untuk meminimalkan resiko Quality Management” : Process analysis
dari potensi penyebab kecelakaan kerja yaitu and improvement, Taylor & Francis
dengan meningkatkan kesadaran pada pekerja Group, London.
akan pentingnya keselamatan kerja dan setiap Kusmawan, W.S., 2016. Ergonomi dan K3.
pekerja diharuskan untuk mematuhi segala PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
peraturan K3 demi keselamatan bersama yang Modul Lima, 2013, Keselamatan dan
dapat dilakukan melalui pelatihan tentang K3 Kesehatan Kerja di Tempat Kerja, sarana
kepada semua pekerja dan adanya penegasan untuk Produktivitas. Pedoman pelatihan
bahwa instruksi kerja atau SOP pekerjaan untuk manajer dan pekerja, Publikasi dari
dilaksanakan secara konsisten. International Labour Office, ISBN : 978-
92-2-822011-7.
KESIMPULAN Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen
Faktor penyebab kecelakaan kerja berdasarkan Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS
hasil analisa dengan metode fishbone diagram 18001. Jakarta : Dian Rakyat.
yang paling dominan bersumber dari faktor Soekidjo Notoatmodjo, 2007. Promosi
manusia dan metode yaitu masih kurangnya Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: PT.
keahlian dan pengetahuan operator saat proses Rineka Cipta.
washing container dan masih adanya perilaku Suma’mur, P. K., 1996. Hygiene Perusahaan
tidak aman yang dipengaruhi masih belum dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Gunung
tersedianya APD yang nyaman dipakai sesuai Agung.
dengan jenis resiko bahaya yang akan Suma’mur P.K., M.Sc. 2014. Keselamatan
ditimbulkan. Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.
Hasil analisa dengan metode SCAT dapat Jakarta : PT. Toko Gunung Agung.
diketahui bahwa penerapan K3 masih belum Suma’mur P.K. 1996. Higene Perusahaan Dan
sesuai dengan standar, instruksi kerja atau Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko
SOP belum dilaksanakan secara konsisten, dan Gunung Agung.
masih kurangnya kesadaran pekerja terhadap Tarwaka, 2015. Keselamatan Kesehatan
tanggung jawab penggunaan APD. Kerja dan Ergonomi (K3E) dalam
Tindakan pencegahan dan pengendalian untuk Perspektif Bisnis, Surakarta: Harapan
mengurangi risiko bahaya penyebab Press.
kecelakaan kerja yaitu meningkatkan Tasmania, H., 2010. Incident Management-
kesadaran pada pekerja akan pentingnya Investigation Methodology Guide,
keselamatan kerja dengan mengadakan HydroTasmania Procedure for Incident
training pekerjaan dengan referensi metode K3 Management.
120
Casban: Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proses Washing Container Di Divisi Cleaning Dengan Metode Fishbone Diagram
Dan Scat
121