Anda di halaman 1dari 11

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI Volume 5 No 2 Agustus 2018

ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KERJA


PADA PROSES WASHING CONTAINER DI DIVISI CLEANING
DENGAN METODE FISHBONE DIAGRAM DAN SCAT
Casban
Program Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jalan Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta 10510
E-mail : casban@ftumj.ac.id

ABSTRAK
Dalam menghadapi persaingan yang cukup ketat, perusahaan perlu menekankan peranan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3). Dalam proses washing container memiliki tingkat risiko bahaya yang tinggi
yang berasal dari tahapan proses pencucian container dengan mesin cleaning. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui penyebab kecelakaan kerja pada proses washing container dan menentukan
tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko bahaya penyebab terjadinya kecelakaan kerja.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif berdasarkan data hasil wawancara, pengamatan
langsung dan pengumpulan data sekunder berupa data arsip perusahaann dan studi literature. Teknik
yang digunakan untuk menganalisis faktor penyebab kecelakaan kerja dengan menggunakan analisa
fishbone diagram dan metode 5W1H. Untuk mengkaji hasil analisis penyebab kecelakaan kerja
dengan metode SCAT (Systematic Cause Analysis Technique). Berdasarkan hasil analisa metode
fishbone diagram, dapat diketahui bahwa faktor penyebab kecelakaan kerja yang paling dominan
bersumber dari faktor manusia dan metode, sedangkan dari hasil analisa dengan metode SCAT dapat
diketahui bahwa penerapan K3 masih belum sesuai dengan standar, instruksi kerja belum
dilaksanakan secara konsisten, dan masih kurangnya kesadaran penggunaan APD. Tindakan
pencegahan dan pengendalian untuk mengurangi risiko bahaya penyebab kecelakaan kerja yaitu
meningkatkan kesadaran pada pekerja akan pentingnya keselamatan kerja dengan mengadakan
training pekerjaan dengan referensi metode K3 untuk operator baru dan lama, membentuk departemen
keselamatan dan kesehatan kerja dan menyediakan alat pelindung diri yang nyaman dipakai sesuai
dengan jenis resiko bahaya dan memiliki ketahanan terhadap bahan kimia.

Kata kunci : Kecelakaan Kerja, fishbone diagram, SCAT dan Alat Pelindung Diri.

PENDAHULUAN contoh sumber bahaya yang berasal dari


Kemajuan teknologi dalam bidang tahapan proses pencucian container dengan
industri sudah sangat berkembang pesat, mesin cleaning, dimana jika operator terlambat
sehingga untuk menghadapi persaingan yang mengisi cairan thinner cleaning ke drum
cukup ketat, perlu dilakukan peningkatan penampung, dapat mengakibatkan tidak
kuantitas dan kualitas produksi dengan lancarnya aliran thinner yang masuk kedalam
pemanfaatan sumber daya secara efisien, mesin, kondisi ini dapat mengakibatkan
sebagai konsekuensinya maka perusahaan terjadinya gesekan antara sikat kawat mesin
perlu menekankan peranan Keselamatan dan dengan dinding container, sehingga berpotensi
Kesehatan Kerja (K3). Divisi cleaning menimbulkan percikan api yang memicu
container merupakan salah satu bagian dalam terjadinya kebakaran dari bahan material
struktur organisasi di bagian produksi yang thinner yang mudah terbakar.
mempunyai tugas dalam proses washing Keselamatan dan kesehatan kerja
container kotor dari seluruh kegiatan proses merupakan hal yang penting bagi
produksi, dengan serangkaian pekerjaan yang perusahaan karena dampak kecelakaan dan
dilakukan sehingga container menjadi bersih penyakit kerja tidak hanya merugikan tenaga
dan siap digunakan kembali. kerja tetapi juga perusahaan, baik secara
Dalam proses washing container memiliki langsung maupun tidak langsung. Keselamatan
tingkat risiko bahaya yang tinggi sebagai kerja berarti proses merencanakan dan

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jisi.5.2.111-121
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

mengendalikan situasi yang berpotensi yang mengacukan proses suatu aktivitas yang
menimbulkan kecelakaan kerja melalui telah teratur, dan terdapat empat faktor yang
persiapan prosedur operasi standar yang bergerak dalam satu kesatuan yaitu :
menjadi acuan dalam bekerja (Suma’mur, P. lingkungan kerja, bahan, peralatan, dan
K, 1996 ). manusia (Gempur, 2004 :7).
Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh Berdasarkan Tasmania, J, (2010) tujuan
faktor manusia (unsafe action) dan faktor menganalisis bukti-bukti adalah untuk
lingkungan (unsafe condition) (Anizar, mengidentifikasi peristiwa yang mengarah
2009:3). Faktor unsafe action dapat pada insiden yang terjadi. Dengan
disebabkan oleh berbagai hal seperti ketidak mengidentifikasi penyebab insiden tersebut,
seimbangan fisik tenaga kerja (cacat), kurang perusahaan dapat berupaya mencegah insiden
pendidikan, mengangkut beban berlebihan, serupa terulang kembali. Faktor penyebab
bekerja melebihi jam kerja. Faktor unsafe utama sebagai akar penyebab yaitu proses
condition disebabkan oleh berbagai hal yaitu untuk mengidentifikasi apa yang sebenarnya
peralatan yang sudah tidak layak pakai, ada api salah dan sering membutuhkan penyelidikan
di tempat bahaya, pengamanan gedung yang mendalam melalui lapisan gejala atau efek
kurang standar, terpapar bising, terpapar dalam rangka untuk mengidentifikasi
radiasi, pencahayaan dan ventilasi yang penyebab masalah.
kurang, kondisi suhu yang membahayakan, Berdasarkan permasalahan tersebut maka
sistem peringatan yang berlebihan dan sifat diperlukan pengukuran lingkungan kerja yang
pekerjaan yang mengandung potensi bahaya. dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi semua potensi bahaya dan memberi penilaian
kecelakaan kerja, yaitu faktor internal yang tingkat risiko bahaya. Dengan adanya upaya
berasal dari karyawan itu sendiri dan faktor mengurangi risiko bahaya penyebab
eksternal yang berasal dari lingkungan kecelakaan kerja pada proses washing
(Panggabean, 2002. Data kejadian container di divisi cleaning maka dapat
permasalahan di divisi cleaning pada tabel 1. menentukan tindakan pencegahan dan
Tabel 1. Data Kejadian Resiko Bahaya Divisi pengendalian risiko bahaya yang dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja.
Cleaning, Januari 2017 - Januari 2018
Frekuensi TINJAUAN PUSTAKA
No Masalah % Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila
Kejadian
seseorang kontak dengan sesuatu yang dapat
1 Kecelakaan kerja 8 44%
menyebabkan gangguan/kerusakan bagi
2 Kerusakan mesin 4 22%
tubuh ketika terjadi pajanan (“exposure”)
Ketidak teraturan
3 6 33% yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat
letak container menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh
Total 18 100% paparan suatu sumber bahaya di tempat kerja.
(Sumber : Data Arsip Perusahaan) Potensi bahaya kesehatan yang biasa di tempat
kerja berasal dari lingkungan kerja antara lain
Beberapa potensi bahaya pada proses faktor kimia, fisik, biologi, ergonomis dan
washing container yang dapat memicu faktor psikologi. (Modul K3, 2013)
terjadinya kecelakaan kerja antara lain yaitu Keselamatan kerja menyangkut segenap
operator terkena cipratan thinner cleaning di proses produksi dan distribusi baik barang
area mata, operator tersiram thinner cleaning maupun jasa. Salah satu aspek penting sasaran
ke seluruh tubuhnya, operator terpeleset atau keselamatan kerja, mengingat resiko
terjatuh akibat adanya tumpahan thinner bahayanya, adalah penerapan teknologi,
cleaning di sekitar area kerja dan potensi terutama teknologi yang lebih maju dan
terjadinya kebakaran yang disebabkan adanya mutakhir. Dalam UU No. 1 tahun 1970 pasal
penggunaan bahan-bahan kimia yang 14 butir c menyatakan bahwa ”pengurus
mengandung zat beracun dan mudah terbakar (pengusaha) diwajibkan untuk menyediakan
sebagai bahan baku dalam proses produksi. secara cuma-cuma semua alat perlindungan
Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian diri yang diwajibkan pada pekerja yang berada
yang tidak terduga dan tidak dikehendaki,

112
Casban: Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proses Washing Container Di Divisi Cleaning Dengan Metode Fishbone Diagram
Dan Scat

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 111-121 © 2018

dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi penting. Selalu ditemui dari hasil-hasil
setiap orang lain yang memasuki tempat kerja. penelitian, bahwa 80-85% kecelakaan
Dalam undang-undang nomor 23 tahun disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan
1992, pasal 23 tentang Kesehatan dan manusia. Bahkan ada suatu pendapat, bahwa
Keselamatan Kerja (K3) disebutkan bahwa akhirnya langsung atau tidak langsung semua
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) kecelakaan adalah dikarenakan faktor manusia.
diselenggarakan untuk mewujudkan Kesalahan tersebut mungkin saja dibuat oleh
produktivitas kerja secara optimal yang perencana pabrik, oleh kontraktor yang
meliputi pelayanan kesehatan dan pencegahan membangunnya, pembuat mesin-mesin,
penyakit akibat kerja. (Waruwu Saloni, 2016). pengusaha, insinyur, ahli kimia, ahli listrik,
Keselamatan kerja adalah tugas semua pelaksana, atau petugas yang melakukan
orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah pemeliharaan mesin dan peralatan. (
dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja serta Suma’mur, 1996).
orang lainnya, dan juga masyarakat pada Alat pelindung diri adalah alat yang
umumnya (Suma’mur, 2014). Keselamatan mempunyai kemampuan untuk melindungi
dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua seseorang dalam bekerja, yang berfungsi
kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada melindungi tenaga kerja dari bahaya-bahaya
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja secara fisik maupun kimiawi. Alat Pelindung
maupun orang lain (kontraktor, pemasok, Diri (APD) adalah seperangkat alat yang
pengunjung dan tamu) di tempat kerja. mempunyai kemampuan untuk melindungi
(OHSAS 18001:2007). seseorang dalam pekerjaannya yang
Kecelakaan terjadi karena adanya kontak mengisolasi tenaga kerja dari bahaya tempat
dengan suatu sumber energy seperti mekanis, kerja. APD dipakai setelah usaha rekayasa dan
kimia, kinetik, fisis yang dapat mengakibatkan cara kerja yang aman APD yang dipakai
cedera pada manusia, alat, atau lingkungan. memenuhi syarat enak dipakai, tidak
Dalam proses terjadiya kecelakaan kerja 4 mengganggu kerja memberikan perlindungan
(empat) unsur people, aquipment, material, efektif terhadap bahaya (Ramli, S. 2010).
environment (PEME) yang saling berinteraksi Filosofi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
untuk menghasilkan produk atau jasa. merupakan pemikiran dan upaya untuk
Kecelakaan terjadi dalam proses interaksi yaitu menjamin kebutuhan dan kesempurnaan.
ketika terjadi kontak antara manusia dengan Filosofi tersebut adalah sebagai berikut.
alat, material dan lingkungan dimana dia (Kusmawan, 2014) : 1). Tenaga kerja dan
berada (Ramli, 2010). manusi pada umumnya, baik jasmani maupun
Keselamatan dan kesehatan kerja rohani. 2). Hasil karya dan budaya menuju
merupakan suatu bentuk upaya untuk masyarakat adil, makmur, dan sejahtera.
mencapai situasi perusahaan, dimana para Dalam banyak kasus, kontrol atas kondisi
karyawan merasa sehat dan aman dari tidak aman dapat dilakukan sejak tahap
ancaman bahaya. Sedangkan tujuan akhir desain maupun dengan rekayasa teknologi.
suatu program keselamatan dan kesehatan Sementara itu, kontrol atas tindakan tidak
kerja adalah tidak adanya angka kecelakaan aman terdiri atas pendidikan, keterlibatan
kerja bahkan hingga tidak adanya angka cidera personel dalam keselamatan kerja, dan faktor
atau sakit akibat kerja dalam upaya untuk tidak terukur lainnya (Woodside and
meningkatkan kesejahteraan secara Kocurek, 1997).
menyeluruh (Tarwaka, 2015:25).
Menurut Cecep Dani Sucipto (2014) METODE PENELITIAN
bahwa kesehatan dan keselamatan kerja Desain penelitian yang digunakan sebagai
merupakan suatu usaha dan upaya untuk penelitian deskriptif yang memiliki definisi
menciptakan perlindungan dan keamanan dari masalah yang jelas, hipotesis yang spesifik dan
resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, informasi yang rinci untuk membantu
mental maupun emosional terhadap pekerja, pembuatan keputusan dalam menentukan,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Dari mengevaluasi dan memilih alternatif terbaik
penyelidikan yang dilakukan, ternyata faktor dalam memecahkan masalah untuk dapat
manusia dalam timbulnya kecelakaan sangat menentukan tindakan pencegahan dan

113
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

pengendalian risiko bahaya yang dapat pengumpulan data yang tersedia di tempat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. penelitian sebagai bahan informasi untuk
Jenis penelitian yang digunakan dalam mengidentifikasi tingkat risiko bahaya yang
penelitian ini adalah kualitatif untuk dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan
menjelaskan hubungan kausal antara kerja.
variabel-variabel atau mempelajari dinamika Untuk mengidentifikasi faktor penyebab
korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dan membantu pengolahan data lebih
dengan cara pendekatan, observasi atau terstruktur dan mudah dipahami maka
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat menggunakan alat dalam konteks manajemen
atau point time approach (Soekidjo, 2012). kualitas, alat yang dikenal dengan nama
Populasi dalam penelitian ini adalah “Seven Basic Tools of Quality”, yang meliputi
semua karyawan yang bekerja di perusahaan, diagram sebab akibat yang terkenal dengan
sedangkan sampel yang dijadikan objek istilah lain diagram tulang ikan (Fishbone
penelitian adalah bagian divisi cleaning diagram), diagram ini berguna untuk
container yang meliputi operator lapangan, menganalisa dan menemukan faktor-faktor
supervisor produksi, bagian gudang material yang berpengaruh secara signifikan didalam
dan pihak-pihak lain yang terlibat langsung menentukan karakteristik kualitas output kerja.
dalam proses produksidalam tahapan proses Untuk mencari faktor-faktor penyebab
washing container. Penelitian ini bertujuan terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja,
untuk mengurangi risiko bahaya penyebab maka orang akan selalu mendapatkan bahwa
kecelakaan kerja pada proses washing ada 5 faktor yang biasa digunakan dalam
container di divisi cleaning dan menentukan teknik industri yaitu Machine (mesin atau
tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko teknologi), Method (metode atau proses),
bahaya yang menjadi sumber penyebab Material (bahan baku), Man (tenaga kerja) dan
terjadinya kecelakaan kerja. Environment (lingkungan).
Teknik Pengumpulan Data yang Diagram pareto dibuat untuk menentukan
digunakan dalam penelitian ini adalah data masalah atau penyebab yang merupakan kunci
primer dan data sekunder. Data primer dalam penyelesaian masalah. Dengan
merupakan data yang didapat dari individu mengetahui penyebab yang dominan maka kita
atau perseorangan yang diperoleh dengan akan bisa menetapkan prioritas perbaikan.
menggunakan metode wawancara dan Perbaikan atau tindakan koreksi pada faktor
pengamatan langsung. Data sekunder penyebab yang dominan ini akan membawa
merupakan data primer yang telah diolah akibat atau pengaruh yang lebih besar
lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak dibandingkan dengan penyelesaian penyebab
pengumpul data primer atau pihak lain yang tidak berarti. Analisis metode
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau 5W1H yang digunakan untuk melakukan
diagram-diagram (Umar, 2004). Data sekunder investigasi dan penelitian terhadap
diperoleh dari data arsip perusahaann dan studi permasalahan yang terjadi. Analisis 5W1H
literature berupa jurnal, internet, buku-buku, digunakan untuk melakukan investigasi,
serta sumber-sumber lain yang dapat menemukan sumber penyebab terhadap
menunjang penelitian. masalah yang terjadi dalam kegiatan
Tahapan kegiatan dalam penelitian ini penelitian. Analisis metode 5W1H merupakan
meliputi survey pendahuluan dilakukan dengan singkatan dari 5W yaitu What, Where, When,
turun langsung ke bagian produksi dan Why, Who dan 1H yaitu How. (Jens J.
mengamati proses produksi dari tahap bahan Dahlgaard, et all, 2007).
baku sampai dengan bahan jadi. Tinjauan Untuk memperkuat hasil analisis 5W1H,
pustaka dilakukan untuk mempelajari teori maka akar penyebab masalah dianalisa
dan ilmu pengetahuan yang berhubungan kembali dengan metode SCAT (Systematic
dengan permasalahan yang ditemukan di Cause Analysis Technique) sebagai teknik
bagian produksi. Setelah mempelajari teori analisa yang menyediakan serangkaian
yang berhubungan dengan permasalahan yang pertanyaan yang bisa membantu peneliti
ditemukan dapat menetapkan tujuan penelitian. untuk menemukan penyebab kecelakaan
Pengumpulan data dilakukan melalui berdasarkan kategori yang telah dibuat dengan
wawancara, pengamatan langsung dan

114
Casban: Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proses Washing Container Di Divisi Cleaning Dengan Metode Fishbone Diagram
Dan Scat

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 111-121 © 2018

metode SCAT yang memiliki pertanyaan unsur sistem manajemen keselamatan


lengkap ( Tasmania, H. 2010). dan menuntut penyidik untuk membuat
rekomendasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Lack of Basic Immediate Incident Loss Berdasakan hasil pengamatan dilapangan,
Control Cause Cause masih ditemukan kondisi tempat kerja yang
Even Unlimited
kurang aman khususnya di divisi cleaning
Inadequate Personal Substandard
Factor Acts / harm container dengan ditemukan beberapa
Contact or damage
-System Practices
with masalah yang dapat merugikan perusahaan
-Standar Job
-Compliance factor Substandard energy maupun karyawan. Data dampak kecelakaan
substance
condition
or people kerja pada tabel 2.

Tabel 2. Dampak Kecelakaan Kerja Divisi


Gambar 1. SCAT Analysis Cleaning : Januari 2017-Januari 2018
Dampak Kecelakaan
Teknik SCAT merupakan suatu cara No Bulan Meninggal Luka Luka
menganalisis yang didasarkan pada lima dunia berat ringan
langkah penyebab kesalahan yang dapat 1 Jan 17 - - -
mengarahkan penyelidik pada kesimpulan 2 Feb 17 - - 1
melalui set pertanyaan. Pertanyaan ya/tidak ini 3 Mar 17 - - -
didesain agar penyelidik dapat diarahkan ke 4 Apr 17 - - 1
pertanyaan berikutnya, yaitu : 5 Mei 17 - - -
a. Langkah Pertama perlu mengumpulkan 6 Jun 17 - - -
bukti yang terdiri atas 5 kategori, yaitu 7 Jul 17 - - 1
bukti saksi, posisi atau lokasi, dokumen, 8 Ags 17 - - -
parts evidence, dan reka ulang 9 Sep 17 - - 2
kecelakaan. Evaluasi potensi kerugian 10 Okt 17 - - -
jika kecelakaan tidak dapat 11 Nop 17 - - 2
dikendalikan. 12 Des 17 - - 1
b. Langkah Kedua memerlukan penyidik
13 Jan 18 - - -
untuk mengidentifikasi perangkat dari
Total 0 0 8
daftar, seperti peralatan, mesin, listrik
dan lain-lain. (Sumber : Data Arsip Perusahaan)
c. Langkah Ketiga untuk mengidentifikasi
apa yang disebut penyebab langsung Analisa Diagram Pareto dilakukan untuk
dari tindakan sub standar dan untuk mengetahui sumber masalah kecelakaan kerja
kondisi substandard, seperti yang masuh cukup tinggi di divisi cleaning
mengoperasikan peralatan tanpa izin container, kecelakaan yang terdapat di divisi
dan penggunaan tidak cleaning container. Identifikasi penyebab
aman/perlengkapan substandar, sistem kecelakaan kerja pada divisi cleaning
peringatan tidak memadai dan container diantaranya adalah terjatuh karena
substandar materi di bawah kondisi. tumpahan thinner pembersih, mata terkena
d. Langkah Keempat untuk cairan thinner pembersih, tubuh tersiram cairan
mengidentifikasi apa yang disebut thinner, dan terjadi kebakaran. Data tingkat
penyebab atau dasar kecelakaan, sistem kecelakaan keja pada tabel 3.
membagi penyebab dasar menjadi tiga
kategori yaitu faktor pribadi, faktor
pekerjaan, dan faktor alam.
e. Langkah Kelima mengidentifikasi
tindakan kontrol yang diperlukan.
Pertanyaan-pertanyaan panduan
mengajak penyidik kembali ke unsur-

115
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Tabel 3. Data kecelakaan kerja menjadi salah satu kendala dari berbagai
periode Januari 2017 – Januari 2018 masalah yang terjadi. Contoh berprilaku
tidak aman saat proses pekerjaan seperti,
Frekuensi
No Identifikasi Masalah Ratio tidak memakai alat pelindung mata (safety
Kejadian
glasses) yang sesuai dengan resiko bahaya.
Mata terkena cairan
1 4 50% • Metode (Method): belum tersedianya APD
thinner pembersih
yang sesuai dengan jenis pekerjaan operator,
Tubuh tersiram cairan Contohnya kacamata safety yang di gunakan
2 2 25%
thinner pembersih hanya kacamata safety biasa, belum yang
Terjatuh akibat anti thinner dan mudah ber embun, kondisi
3 tumpahan cairan 1 13% ini yang membuat operator merasa tidak
thinner di lantai nyaman menggunakan selama melakukan
4 Terjadi kebakaran 1 13% kegiatan produksi, APD yang tersedia tidak
Total 8 100% memadai sesuai dengan jenis resiko bahaya
(Sumber : Data Arsip Perusahaan) yang akan ditimbulkan.

Berdasarkan tabel 2 dapat dibuat diagram 2. Fish Bone : Tubuh tersiram thinner
pareto pada grafik 1 sebagai berikut ini :

Grafik 1. Diagram Data Kecelakaan Kerja


Gambar 3. Fish Bone tubuh tersiram
Langkah selanjutnya melakukan analisa
cairan thinner
fish bone diagram terhadap identifikasi
masalah yang sudah dibuat, yaitu :
Berdasarkan fishbone diagram tubuh
1. Fish Bone mata terkena cairan thinner.
tersiram cairan thinner dapat diidentifikasi
akar penyebab adalah :
• Manusia (Man) : masih kurangnya keahlian
dan pengetahuan operator, karena belum
dilakukannya training pada operator
cleaning container dan perilaku aman.
Contoh tidak memakai alat pelindung tubuh
(apron) yang sesuai dengan resiko bahaya.
• Metode (Method) : masih belum
disediakannya apron yang sesuai dengan
Gambar 2. Fish Bone Mata terkena cairan resiko bahaya untuk mengurangi kecelakaan
thinner cleaning kerja tubuh tersiram thinner.
Berdasarkan fishbone diagram mata 3. Fish Bone : Terjatuh akibat tumpahan
terkena cairan thinner dapat diidentifikasi akar thinner
penyebab adalah :
• Manusia (Man) : masih kurangnya keahlian
dan pengetahuan operator saat proses
washing container, disini kurangnya
keahlian dan pengertahuan karena belum
dilakukannya Training pada operator
cleaning container. Perilaku tidak aman

116
Casban: Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proses Washing Container Di Divisi Cleaning Dengan Metode Fishbone Diagram
Dan Scat

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 111-121 © 2018

pada proses washing container adalah manusia


(man) dan metode (method). Untuk melakukan
langkah tindakan pencegahan dan
pengendalian risiko bahaya yang dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja
yang disebabkan oleh faktor manusia dan
metode.
Langkah tindakan perbaikan yang
dilakukan dari penyebab kecelakaan dari faktor
manusia yaitu mengadakan training pekerjaan
Gambar 4. Fish Bone terjatuh akibat tumpahan dengan referensi metode K3 untuk operator
thinner baru maupun operator lama dan melakukan
pengawasan terhadap ketaatan dalam
Berdasarkan diagram fishbone terjatuh pemakaian APD. Sedangkan dari faktor
akibat tumpahan thinner dapat diidentifikasi metode yaitu perlu membentuk departemen
akar penyebab adalah : yang bertugas khusus menangani K3 dan perlu
• Manusia (Man) : masih kurangnya keahlian disediakan APD khusus yang dapat memiliki
dan pengetahuan operator dan perilaku ketahanan terhadap zat kimia.
aman. Pengadaan Alat pelindung diri (APD)
• Lingkungan (Envirovment) : masih banyak yang mempunyai ketahanan terhadap zat kimia
ditemukan tumpahan thinner cleaning pada dalam upaya pengendalian kecelakaan kerja
lantai yang menyebabkan lantai menjadi merupakan upaya yang sangat diperlukan
licin dan berpotensi terjadinya kecelakaan. meskipun bahaya masih belum dapat
4. Fish Bone : Terjadi kebakaran dikendalikan sepenuhnya. Dalam upaya
penggunaan APD perlu mempertimbangkan
beberapa faktor seperti enak dipakai, tidak
mengganggu kerja dan dapat memberikan
perlindungan efektif terhadap jenis bahaya.
Sedangkan langkah perbaikan untuk
pencegahan terjadinya bahaya kebakaran maka
perlu dilengkapi dengan adanya APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) sebagai alat untuk
memutuskan atau memisahkan rantai tiga
unsur (sumber panas, udara dan bahan bakar),
dengan terpisahnya tiga unsur tersebut,
Gambar 5. Fish Bone terjadi kebakaran kebakaran dapat dihentikan (Gempur Santoso,
2004). Sistem hydrant diperlukan dibeberapa
Berdasarkan dari fishbone diagram terjadi lokasi strategis dalam lingkungan perusahaan,
kebakaran dapat diidentifikasi akar penyebab dalam instalasi hydrant kebakaran ini sebagai
adalah : unit instalasi kebakaran tetap dengan
• Manusia (Man) : masih kurangnya keahlian menggunakan media pemadam air bertekanan
dan pengetahuan operator saat proses yang dialirkan melalui pipa dan selang.
washing container dan operator tidak teliti Diharapkan dengan adanya evaluasi alat
• Mesin (Machine) : tidak adanya checksheet pelindung diri (APD), alat pemadam api ringan
harian pada mesin dan peralatan yang (APAR) dan HYDRAN ini dapat memberikan
menyebabkan kurang efektifnya perawatan manfaat yang positif dan mengurangi angka
dan pemeliharaan Mesin cleaning container kecelakaan dan kecelakaan bidang kebakaran
yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan.
dan kebakaran. Tidak adanya grounding Langkah selanjutnya dilakukan analisis
untuk mencegah adanya energy listrik statik. 5W+1H untuk membuat suatu rencana untuk
Berdasarkan identifikasi akar penyebab perbaikan dari hasil analisis penyebab masalah
masalah dari Fishbone diagram tersbut dapat dari hasil analisa fishbond diagram. Analisis
diketahui, bahwa faktor - faktor dominan yang 5W+1H dapat dilihat pada tabel 4.
sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan

117
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Tabel 4. Analisis 5W+1H


Faktor What Who Where When Why How
masalah
Mengadakan training
Divisi data
Kurangnya Tidak Adanya pekerjaan dengan referensi
Operator cleaning pada
pengetahuan training metode K3 untuk operator
container tabel 2
baru dan operator lama
Manusia
Perilaku tidak Divisi data Tidak adanya
Melakukan pengawasan dan
aman saat Operator cleaning pada pengawasan dan
Membuat sanksi tegas
bekerja container tabel 2 sanksi yang tegas

Alat pelindung Divisi data Membuat departemen K3,


Manajer Tidak adanya
Metode diri yang tidak cleaning pada disediakannya APD yang
produksi Departemen K3
sesuai container tabel 2 tahan zat kimia

Bahan yang Penanggulangan dan


Divisi data
Thinner membersihkan pengendalian jenis resiko
Material Operator cleaning pada
cleaning container dari cat bahaya yang dapat
container tabel 2
dan coating ditimbulkan
Banyaknya
Divisi data Menjaga lingkungan kerja
Ling- tumpahan Operator bekerja
Operator cleaning pada yang aman dan penataan
kungan thinner tidak hati-hati
container tabel 2 peralatan kerja yang baik
dilantai
Tidak adanya Pengadaan checksheet mesin
Tidak adanya Deptemen Divisi data perawatan dan dan preventive Maintenance.
Mesin checksheet Main- cleaning pada pemeliharaan Tidak adanya grounding
mesin tenance container tabel 2 Mesin cleaning untuk mencegah adanya
container energi listrik statik
Sumber : pengolahan data

Berdasarkan hasil analisis 5W+1H, maka pelaksaan pekerjaan dilakukan dengan


dapat dibuat rencana tindakan perbaikan untuk aman sesuai kaidah K3 dan perusahaan juga
mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada perlu menyediakan APD yang mempunyai
proses washing container yang ditinjau dari 5 fungsi ketahanan terhadap bahan kimia
faktor penyebab masalah, yaitu : untuk menjamin keselamatan pekerja yang
- Faktor manusia merupakan salah satu beresiko terkena material bahan kimia yang
sumber penyebab utama, diaman pekerja berbahaya.
yang melakukan aktifitas kegiatan produksi - Faktor material, upaya tindakan perbaikan
akan langsung berhubungan dengan sumber yang dilakukan dengan mengidentifikasi
bahaya baik dari material dan peralatan jenis resiko bahaya dan membuat upaya
sehingga tindakan perbaikan untuk tindakan pengendaliannnya, sehingga dapat
mencegah terjadinya kecelakaan dilakukan mengetahui jenis resiko bahaya yang akan
dengan mengadakan training pekerjaan ditimbukan dari material bahan kimia.
dengan referensi metode K3 untuk operator - Faktor lingkungan, upaya tindakan
baru dan operator lama dan melakukan perbaikan yang dilakukan dengan Menjaga
pengawasan untuk menegakkan disiplin lingkungan kerja yang aman dan penataan
penggunaan APD sesuai dengan jenis peralatan kerja yang baik.
resiko bahaya serta memberikan sanksi - Faktor mesin, upaya tindakan perbaikan
tegas terhadap pelanggaran. yang dilakukan dengan membuat checksheet
- Faktor metode merupakan upaya yang mesin dan melakukan kegiatan preventive
dapat dilakukan oleh perusahaan dalam maintenance dan semua mesin dilengkapi
upaya mencegah kecelakaan kerja dengan dengan grounding untuk mencegah adanya
membentuk departemen K3 yang energi listrik static yang dapat menimbulkan
mempunyai tugas utama untuk mengawasi terjadinya kebakaran.

118
Casban: Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proses Washing Container Di Divisi Cleaning Dengan Metode Fishbone Diagram
Dan Scat

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 111-121 © 2018

Analisis dengan Metode SCAT


Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan kerja dengan metode SCAT, meliputi :
1. Mata terkena cairan thinner pembersih

Operator tidak Safety glasses Safety glasses Penerapan


Perilaku operator
menggunakan yang dipakai mudah SOP yang
yang kurang
APD saat tidak sesuai berembun, cepat benar dan
disiplin dan
bekerja dengan tingkat buran dan tidak APD yang
APD yang tidak
resiko bahaya enak dipakai tahan bahan
sesuai standar kimia
2. Tubuh tersiram cairan thinner pembersih

Tubuh terkena Baju kerja Belum Tangan Penggunaan


cipratan cairan standar biasa tersedianya baju terkena apron untuk
thinner yang terbuat kerja khusus tumpahan pekerjaan yang
dari kain (apron) yang cairan thiner kontak dengan
tahan terhadap bahan kimia
pembersih
bahan kimia

3. Terjatuh akibat tumpahan cairan thinner di lantai

Terjatuh akibat Banyak Tidak ada tempat Lantai licin Penyediaan kain
tumpahan tumpahan penampungan berpotensi majun untuk
cairan thinner thiner khusus untuk bahaya membersihkan
dilantai berceceran sisa thinner terpeleset tumpahan cairan
dilantai dikaleng thinner

4. Terjadi kebakaran

Bahaya Percikan api Panasnya Kecerobohan Penerapan


kebakaran berasal dari Dinding container operator SOP yang
gesekan antara (condition) benar
sikat kawat mesin Menyiram
dengan dinding Material bahan
container kimia (action)

119
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

Analisis dengan Metode SCAT dilakukan untuk operator baru dan lama, membentuk
untuk memperkuat hasil analisis fishbond departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
diagram dan analisis 5W1H yang berupaya (K3) dan menyediakan alat pelindung diri
untuk menggali akar penyebab masalah, (APD) yang nyaman dipakai sesuai dengan
berdasarkan hasil analisa metode SCAT dapat jenis resiko bahaya dan memiliki ketahanan
diketahui bahwa penerapan K3 masih belum terhadap bahan kimia.
sesuai dengan standar K3 yang berlaku,
instruksi kerja atau SOP pekerjaan belum DAFTAR PUSTAKA
dilaksanakan secara konsisten, faktor lain Anizar, 2009. Teknik keselamatan dan
masih kurangnya pelatihan dan pengawasan kesehatan kerja di industry.
menjadi salah satu akar penyebab yang Yogyakarta: Graha Ilmu.
mendasar terjadinya kecelakaan kerja. Hal lain Cecep Dani Sucipto, 2014. Keselamatan dan
yang terkait yaitu masih belum memadainya Kesehatan Kerja, Yogjakarta: Gosyen
standar kerja atau prosedur keselamatan, antara Publising.
lain masih tidak adanya prosedur penyimpanan Gempur Santoso, 2004. Manajemen
peralatan kerja dan masih kurangnya kesadaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja,.
dari pekerja terhadap tanggung jawab Cetakan Pertama. Jakarta: Prestasi
penggunaan APD yang sesuai dengan jenis Pustaka.
pekerjaan dan resiko bahaya yang dapat Jens J. Dahlgaard, Kai Kristensen and Gopal
ditimbulkan. K. Kanji, 2007 : “Fundamentals of Total
Solusi efektif untuk meminimalkan resiko Quality Management” : Process analysis
dari potensi penyebab kecelakaan kerja yaitu and improvement, Taylor & Francis
dengan meningkatkan kesadaran pada pekerja Group, London.
akan pentingnya keselamatan kerja dan setiap Kusmawan, W.S., 2016. Ergonomi dan K3.
pekerja diharuskan untuk mematuhi segala PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
peraturan K3 demi keselamatan bersama yang Modul Lima, 2013, Keselamatan dan
dapat dilakukan melalui pelatihan tentang K3 Kesehatan Kerja di Tempat Kerja, sarana
kepada semua pekerja dan adanya penegasan untuk Produktivitas. Pedoman pelatihan
bahwa instruksi kerja atau SOP pekerjaan untuk manajer dan pekerja, Publikasi dari
dilaksanakan secara konsisten. International Labour Office, ISBN : 978-
92-2-822011-7.
KESIMPULAN Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen
Faktor penyebab kecelakaan kerja berdasarkan Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS
hasil analisa dengan metode fishbone diagram 18001. Jakarta : Dian Rakyat.
yang paling dominan bersumber dari faktor Soekidjo Notoatmodjo, 2007. Promosi
manusia dan metode yaitu masih kurangnya Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: PT.
keahlian dan pengetahuan operator saat proses Rineka Cipta.
washing container dan masih adanya perilaku Suma’mur, P. K., 1996. Hygiene Perusahaan
tidak aman yang dipengaruhi masih belum dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Gunung
tersedianya APD yang nyaman dipakai sesuai Agung.
dengan jenis resiko bahaya yang akan Suma’mur P.K., M.Sc. 2014. Keselamatan
ditimbulkan. Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.
Hasil analisa dengan metode SCAT dapat Jakarta : PT. Toko Gunung Agung.
diketahui bahwa penerapan K3 masih belum Suma’mur P.K. 1996. Higene Perusahaan Dan
sesuai dengan standar, instruksi kerja atau Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Toko
SOP belum dilaksanakan secara konsisten, dan Gunung Agung.
masih kurangnya kesadaran pekerja terhadap Tarwaka, 2015. Keselamatan Kesehatan
tanggung jawab penggunaan APD. Kerja dan Ergonomi (K3E) dalam
Tindakan pencegahan dan pengendalian untuk Perspektif Bisnis, Surakarta: Harapan
mengurangi risiko bahaya penyebab Press.
kecelakaan kerja yaitu meningkatkan Tasmania, H., 2010. Incident Management-
kesadaran pada pekerja akan pentingnya Investigation Methodology Guide,
keselamatan kerja dengan mengadakan HydroTasmania Procedure for Incident
training pekerjaan dengan referensi metode K3 Management.

120
Casban: Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proses Washing Container Di Divisi Cleaning Dengan Metode Fishbone Diagram
Dan Scat

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 5 (2) pp 111-121 © 2018

Umar, H, 2004. Riset Sumberdaya Manusia (K3) Yang Signifikan Mempengaruhi


dalam Organisasi. PT. Gramedia Kecelakaan Kerja Pada Proyek
Pustaka Utama, Jakarta. Pembangunan Apartement Student
Undang – undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Castle. Yogyakarta : University
Keselamatan Kerja. Technology Of Yogyakarta Spektrum
Panggabean, M.S, 2002. Manajemen Sumber Industri, Vol. 14, No. 1.
Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Woodside, G., Kocurek, D, 1951.
Indonesia. Environmental, Safety, and Health
Waruwu Saloni, 2016. Analisis Faktor Engineering. New York : John Wiley &
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Sons Inc.

121

Anda mungkin juga menyukai