Anda di halaman 1dari 6

3. Dalam sebuah alat penukar kalor aliran silang, digunakan gas panas (Cp = 1,09 kj/kg.

ºC)
untuk memanaskan 2,5 kg/detik air dari suhu 35ºC menjadi 85ºC. Gas masuk pada suhu
200ºC dan keluar pada suhu 93ºC. Koefisien perpindahan kalor menyeluruh sebesar 180
W/m2.ºC. Hitunglah luas penukar kalor dengan menggunakan:
a. Pendekatan LMTD
b. Metode NTU-efektivitas

Diketahui:
• Jenis penukar kalor: penukar kalor arus silang (mixed-unmixed)
• Cp gas panas = 1,09 kJ/kg.ºC
• mc = 2,5 kg/s
• Tc1 = 85ºC
• Tc2 = 35ºC
• Th1 = 200ºC
• Th2 = 93ºC
• U = 180 W/m2.ºC
Ditanya:
A = ?, dengan LMTD
A = ? ,dengan NTU-efektivitas
Jawab :
Asumsi :
 Berdasarkan Appendix A-9 Holman, Cp air (35ºC) = 4,18 kJ/kg.ºC
 Steady state
 Tidak ada panas yang hilang ke lingkungan
 Properti fluid konstan
 Tidak ada faktor pengotor
 Perubahan energi kinetik dan potensial aliran fluida dapat diabaikan
 Terdapat fluida tak campur (air)(Cmaks) dan fluida campur (gas panas)

a. Pendekatan LMTD
Menentukan perpindahan kalor total dari energi yang diserap oleh air

𝛿𝑄̇ = 𝑚̇𝑐 𝐶𝑝𝑐 𝑑𝑇𝑐


𝑄̇ = (2,5 kg/s)( 4180 J/kg.ºC)( 85ºC-35ºC)
𝑄̇ = 522.500 J/s

Menentukan beda suhu rata-rata (LMTD)


LMTD pada penukar kalor aliran silang dapat diasumsikan sama seperti Counter-flow
heat exchangers sehingaa besar ∆𝑇1 dan ∆𝑇2 adalah
∆𝑇1 = 𝑇ℎ,𝑖𝑛 − 𝑇𝑐,𝑜𝑢𝑡
∆𝑇2 = 𝑇ℎ,𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑐,𝑖𝑛

∆𝑇1 = 𝑇1 − 𝑡2
∆𝑇1 = 200ºC − 85ºC
∆𝑇1 = 115 ºC

∆𝑇2 = 𝑇2 − 𝑡1
∆𝑇2 =93ºC - 35ºC
∆𝑇2 = 58 ºC

Sehingga besar LMTD nya adalah


∆𝑇1 − ∆𝑇2
∆𝑇𝑙𝑚 =
ln( ∆𝑇1 /∆𝑇2 )
115 ºC − 58 ºC
∆𝑇𝑙𝑚 =
ln( 115 ºC/58 ºC)
∆𝑇𝑙𝑚 = 83,27 ºC

Menentukan Faktor koreksi (F)


𝑡2 − 𝑡1 𝑇1 − 𝑇2
𝑃= 𝑅=
𝑇1 − 𝑡1 𝑡2 − 𝑡1
85ºC − 35ºC
𝑃=
200ºC − 35ºC
𝑃 = 0,303
Keterangan
 T1 = suhu masuk aliran panas
 T2 = suhu keluar aliran panas
 t1 = suhu masuk aliran dingin
 t2 = suhu keluar aliran dingin
200ºC − 93ºC
𝑅=
85ºC − 35ºC
𝑅 = 2,14

Mencari nilai F dengan menggunkan grafik dibawah pada nilai 𝑃 = 0,303 dan 𝑅 = 2,14

Didapatkan nilai F = 0,91


Mencari luas yang diperlukan alat penukar kalor
𝑄̇ = 𝑈𝐴𝑠 𝐹∆𝑇𝑙𝑚
2
522.500 J/s = (180 W/m .ºC )(𝐴𝑠 ) (0,91)( 83,27 ºC)
𝐴𝑠 = 38,31 m2
Dengan menngunakan metode LMTD didapatkan luas luas penukar kalor sebesar
38,31m2

b. Pendekatan NTU-efektivitas
Menentukan Cmin dan Cmaks
𝑞𝑐 = 𝑞ℎ
𝑚𝑐 𝑐𝑐 ∆𝑇𝑐 = 𝑚ℎ 𝑐ℎ ∆𝑇ℎ
𝑘𝑔 𝐽
(2,5 ) (4180 ) (85 − 35℃) = 𝑚ℎ 𝑐ℎ (200 − 93℃)
𝑠 𝑘𝑔
𝑚ℎ 𝑐ℎ = 4883,18 𝐽/𝑘𝑔 ℃
𝑚𝑐 𝑐𝑐 = 10450 𝐽/𝑘𝑔℃

Maka gas panas adalah fluida minimum


𝐶𝑚𝑖𝑛 = 𝑚ℎ 𝑐ℎ = 4883,18 𝐽/𝑘𝑔℃
𝐶𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑚𝑐 𝑐𝑐 = 10450 𝐽/𝑘𝑔℃

Menentukan 𝑐 = (𝐶𝑚𝑖𝑛 /𝐶𝑚𝑎𝑘𝑠 )


𝐶𝑚𝑖𝑥 4883,18 𝐽/𝑘𝑔℃
𝑐= = = 0,467
𝐶𝑢𝑛𝑚𝑖𝑥𝑒𝑑 10450 𝐽/𝑘𝑔 ℃

Menentukan nilai efektivitas (𝜀)


∆𝑇𝑚𝑖𝑛 (200 − 93)℃
𝜀= = = 0,648
∆𝑇𝑚𝑎𝑥 (200 − 35)℃

Lalu, menentukan nilai NTU dari grafik

Gambar . efektivitas untuk penukar kalor aliran lawan arah, satu fluida campur

Menentukan luas alat penukar kalor


𝑈𝐴
𝑁𝑇𝑈𝑚𝑎𝑘𝑠 =
𝐶𝑚𝑖𝑛
(𝑁𝑇𝑈𝑚𝑎𝑘𝑠 )(𝐶𝑚𝑖𝑛 )
𝐴=
𝑈
(135)(4883,18)𝐽/𝑘𝑔℃
𝐴= = 𝟑𝟔, 𝟔 𝒎𝟐
180 𝑊
( 2 )
𝑚 ℃
Jadi, luas penukar kalor dengan menggunakan metode NTU-efektivitas adalah 36,6 m2

4. Sebuah sistem pemanas air menggunakan alat penukar kalor jenis selongsong-tabung. Uap
panas mengalir dalam satu lintasan selongsong pada suhu 120ºC, sedangkan air masuk
pada suhu 30ºC dan melakukan empat lintasan tabung dengan nilai U = 2000 W/m2.ºC.
Hitunglah luas penukar kalor, jika aliran air yang masuk sebesar 2,5 kg/detik dan air keluar
pada suhu 100ºC.
Diketahui
• Jenis penukar kalor:
Penukar kalor selongsong-tabung (1 lintas selongsong dan 4 lintas tabung)
• Th1 = 120ºC
• Tc1 = 30ºC
• Tc2 = 100ºC
• mc = 2,5 kg/s
• U = 2000 W/m2.ºC
Ditanya:
A=?
Jawab :
Asumsi :
 Steady state
 Berdasarkan Appendix A-9 Holman, Cp air (30ºC) = 4,18 kJ/kg.ºC
 Tidak ada panas yang hilang ke lingkungan
 Tidak ada faktor pengotor
 Properti fluid konstan
 Perubahan energi kinetik dan potensial aliran fluida dapat diabaikan

Pertama-tama, kita mencari temperatur uap yang keluar dari sistem pemanas air. Karena
air keluar pada suhu 100OC, maka kita dapat mengasumsikan bahwa air tersebut keluar
dalam keadaan mendidih sehingga terjadi perubahan fase. Oleh karena itu, kita dapat
mengasumsikan bahwa nilai P atau R sama dengan nol. Faktor koreksi yang kita punya
memiliki nilai 1.
𝑃=0
𝑇ℎ2 − 𝑇ℎ1
=0
𝑇𝑐1 − 𝑇𝑐2
𝑇ℎ2 − 120
= 0 → 𝑇ℎ2 = 120℃
30 − 120

Setelah kita mendapatkan besar temperatur uap yang keluar sistem, maka kita hitung log
mean temperature difference (LMTD) dalam sistem
(𝑇ℎ2 − 𝑇𝑐2 ) − (𝑇ℎ1 − 𝑇𝑐1 )
∆𝑇𝑚 =
ln[(𝑇ℎ2 − 𝑇𝑐2 ) /(𝑇ℎ1 − 𝑇𝑐1 )]
(120 − 100) − (120 − 30)
∆𝑇𝑚 =
120 − 100
ln [ 120 − 30 ]
20 − 90
∆𝑇𝑚 = = 46,54℃
ln[(20 − 90)]
Setelah mendapatkan LMTD pada sistem, kita dapat menghitung luas permukaan sistem
pemanas dengan persamaan berikut
𝑞 = 𝑈𝐴∆𝑇𝑚
𝑚̇𝑤 𝑐𝑤 ∆𝑇𝑤 = 𝑈𝐴∆𝑇𝑚
(2,5𝑘𝑔/𝑠)(4180𝐽/𝑘𝑔℃)(70℃) = (2000𝑊/𝑚2 )(46,54℃)𝐴
(2,5)(4180)(70)
𝐴= = 𝟕, 𝟖𝟔 𝒎𝟐
(2000)(46,54)

Anda mungkin juga menyukai