Anda di halaman 1dari 24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2014, h. 3) mengatakan bahwa metode penelitian

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri–ciri

keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan

penelitian itu dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh

penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati

oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian

itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Menurut Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati (2014, h. 53) metode

survei merupakan salah satu metode penelitian yang sering digunakan oleh para

peneliti pemula. Metode ini bertujuan untuk melihat keadaan yang menjadi objek

penelitian apa adanya, dengan melihat data dan informasi yang ada dari sampel,

tanpa memberikan perlakuan (treatment) khusus.

Jack R. Fraenkel dan Norman E Wallen dalam Rully Indrawan dan R.

Poppy Yaniawati (2014, h. 50) membedakan metode-metode dalam pendekatan

kuantitatif daan kualitatif seperti berikut ini:

24
25

Tabel 3.1.
Perbedaan Metode dalam Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif
No Kuantitatif Kualitatif
Hipotesis yang ditentukan Hipotesis dikembangkan saat
1
sejak awal penelitian penelitian
Definisi yang jelas dinyatakan Definisi sesuai konteks atau saat
2
sejak awal penelitian berlangsung
Reduksi data menjadi angka- Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan
3
angka atau pernyataan
Lebih memperhatikan Lebih suka menganggap cukup dengan
4 reliabilitas skor yang diperoleh reliabilitas penyimpulan
melalui instrument penelitian
Penelitian validitas Penilaian validitas melalui pengecekan
menggunakan berbagai silang atas sumber informasi
5 prosedur dengan
mengandalkan hitungan
statistic
Menggunakan deskripsi Menggunakan deskripsi prosedur
6
prosedur yang jelas (terinci) secara naratif
Cuplikan acak (random Cuplikan sengaja (purposive
7
sampling) sampling)
Desain/kontrol statistik atas Analisis logis dalam mengontrol
8
variabel eksternal variabel ekstern
Menggunakan cara khusus Mengandalkan peneliti dalam
9 untuk mengontrol bias mengontrol bias
prosedur
Menyimpulkan hasil Menyimpulkan hasil secara
10
menggunakan statistic naratif/kata-kata
Memecah gejala-gejala Gejala-gejala yang terjadi dilihat
11 menjadi bagian-bagian untuk dalam perspektif keseluruhan
dianalisis
Memanipulasi aspek, situasi Tidak merusak gejala-gejala yang
atau kondisi dalam terjadi secara alamiah/membiarkan
12
mempelajari gejala yang keadaan aslinya
kompleks

Berdasarkan uraian diatas maka metode yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei (field studies) dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif.
26

3.2. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan

dan perancangan penelitian, agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan

sistematis. Berkaitan dengan desain penelitian Nazir (2011, h. 84) memberikan

penjelasan sebagai berikut:

Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam


perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian mencakup
proses-proses berikut:
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta
hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.
c. Menginformasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi
dan tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji.
d. Membangun penyelidikan atau percobaan.
e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.
f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.
g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
h. Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data.
i. Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk
mengadakan generalisasi serta iferensi statistik.
j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta
interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan penemuan, serta
mengajukan beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.

Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian

merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam

melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan. Adapun proses-

proses dalam desain penelitian ini adalah:

a. Peneliti mengidentifikasi dan memilih masalah yang ada di kelas X MIA-

A SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung yakni berupa

keaktifan belajar siswa


27

b. Peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe talking chips untuk

mengatasi masalah penelitian berupa keaktifan belajar siswa

c. Peneliti memberikan asumsi untuk diuji bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe talking chips (X) terhadap keaktifan belajar

siswa (Y) pada mata pelajaran ekonomi sub pokok bahasan manajemen

kelas X MIA-A SMA Angkasa Lanud Husin Sastrangara Bandung Tahun

ajaran 2015-2016

d. Berdasarkan hipotesis yang dibuat peneliti akan membangun penyelidikan

atau percobaan dengan metode survey.

e. Peneliti memilih teori-teori dari para ahli mengenai variabel X model

pembelajaran kooperatif tipe talking chips dan variabel Y keaktifan belajar

siswa.

f. Peneliti akan menggunakan seluruh siswa kelas X MIA-A Angkasa Lanud

Husein Sastranegara Bandung untuk mengumpulkan data.

g. Peneliti akan menggunakan angket sebagai teknik penggumpulan data.

h. Untuk memproses hasil data peneliti akan menggunakan program SPSS

21,0 for windows.

i. Peneliti akan menganalisis data serta memilih prosedur statistik untuk

melakukan perhitungan dan uji hipotesis guna menjawab rumusan masalah

yang telah ditetapkan melalui program SPSS 21,0 for windows

j. Peneliti akan melaporkan hasil penelitian pada pihak yang bersangkutan

dengan penelitian seperti sekolah dan universitas. Peneliti juga akan

memberikan saran untuk penelitian yang akan datang agar jauh lebih baik.
28

Nazir (2013, h. 84)


Gambar 3.1
Desain Penelitian

3.3. Subjek dan Objek Penelitian


3.3.1. Subjek Penelitian

Menurut Sukardi (2012, h. 55) menyatakan bahwa subjek yang akan

diambil dalam penelitian biasanya disebut sebagai populasi. Jika jumlah populasi

terlalu besar, maka peneliti dapat mengambil sebagian dari jumlah total populasi.

Sedangkan untuk jumlah populasi kecil, sebaliknya seluruh populasi digunakan

sebagai sumber pengambilan data.

Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA-A SMA

Angkasa Lanud Husin Sastrangara Bandung tahun ajaran 2015-2016.


29

3.3.2. Objek Penelitian

Menurut Sugiyono (2014, h.38) menyatakan bahwa, objek penelitian

merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek

penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti dengan mendapatkan data

untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat ditarik kesimpulan penelitian ini akan

dilakukan adalah mata pelajaran ekonomi pada tahun ajaran 2015-2016 di SMA

Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung.

3.4. Operasionalisasi Variabel

Suharsimi Arikunto (2013, h. 118) variabel adalah objek penelitian atau

apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2014, h.

60) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek,

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Kegunaan dari operasional

variabel adalah untuk mengidentifikasi variabel-variabel penelitian menjadi

kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti agar pengukuran

yang dilakukan dapat lebih mudah. Dengan kata lain definisi variabel ini dapat

dijadikan patokan dalam pengumpulan data. Variabel dari penelitian ini terdiri

dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).
30

1. Variabel independen (variabel bebas)

Menurut Sugiyono (2014, h. 61) variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen / terikat. Dalam penelitian ini variabel independen yang

menjadi sebab yaitu model pembelajaran kooperatif tipe talking chips.

2. Variabel Dependen (variabel terikat)

Menurut Sugiyono (2014, h. 61) variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel dependen dari penelitian ini adalah keaktifan belajar siswa.

Tabel 3.2.
Operasionalisasi Variabel
Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe talking chips Terhadap
Keaktifan Belajar Siswa

Variabel Dimensi Indikator

Variabel bebas 1. Unsur-unsur model 1. Para siswa harus


(X): Model memiliki persepsi
pembelajaran
pembelajaran bahwa mereka
kooperatif tipe kooperatif “tenggelam atau
talking chips berenang bersama”
2. Para siswa harus
memiliki
tanggungjawab
terhadap siswa atau
peserta didik lain
dalam kelompoknya,
selain tanggungjawab
terhadap diri sendiri
dalam materi yang
dihadapi.
3. Para siswa harus
memiliki pandangan
bahwa mereka
memiliki pandangan
yang sama.
31

Variabel Dimensi Indikator

4. Para siswa membagi


tugas dan berbagi
tanggungjawab
diantara anggota
kelompok.
5. Para siswa diberi satu
evaluasi atau
penghargaan yang
akan ikiu berpengaruh
terhadap evaluasi
kelompok.
6. Para siswa berbagi
kepemimpinan
sementara mereka
memperoleh
keterampilan
bekerjasama selama
belajar.
7. Setiap peserta akan
meminta
mempertanggungjawa
bkan secara individu
materi yang ditangani
dalam kelompok
kooperatif.

2. Prosedur 8. Guru menyiapkan


pelaksanaan tipe suatu kotak kecil yang
talking chips berisi kancing-
kancing atau juga bisa
benda-benda kecil
lainnya.
9. Sebelum memulai
tugasnya, setiap siswa
dalam masing-masing
anggota dari setiap
kelompok mendapat 2
atau 3 buah kancing
(jumlah kancing
tergantung pada sukar
tidaknya tugas yang
diberikan).
10. Setiap anggota
32

Variabel Dimensi Indikator

selesai berbicara atau


mengeluarkan
pendapat, dia harus
menyerahkan salah
satu kancingnya
dengan meletakannya
ditengah-tengah meja
kelompok.
11. Jika kancing yang
dimiliki salah
seorang siswa habis,
dia tidak boleh
berbicara lagi sampai
semua rekannya
menghabiskan
kancingnya masing-
masing.
12. Jika semua kancing
sudah habis,
sedangkan tugas
belum selesai,
kelompok boleh
mengambil
kesepakatan untuk
membagi-bagi
kancing lagi dan
mengulangi
prosedurnya kembali.
Variabel Karakteristik siswa 1. Pembelajaran aktif
Terikat (Y): aktif terpusat kepada
Keaktifan semua murid.
Belajar Siswa 2. Dalam pembelajaran
aktif, guru menjadi
pengelola
pembelajaran yang
mengangarahkan dan
memberikan
bimbingan agar
terjadi pengalaman
belajar.
3. Dalam praktik
pembelajaran aktif,
murid bukanlah
orang yang
33

Variabel Dimensi Indikator

mendengarkan
ceramah secara pasif
sebagaimana model
pembelajaran
lainnya.
4. Pembelajran aktif
memiliki beberapa
tujuan. Adapun
tujuan utama yang
hendak dicapai ialah
mengajar standar
akademik dan
mengembangkan
peserta didik secara
utuh dan seimbang.
5. Dalam pelaksanaan
ditekankan pada
kreativitas peserta
didik serta
mempertahankan
kemajuan mereka
didalam menguasasi
konsep secara
6. Meyakinkan
Penilaian dalam
pembelajaran aktif
dilakukan untuk
mengukur dan
mengamati kondisi
setiap murid, baik
berkaitan dengan
kegiatan maupun
kemajuan mereka
34

3.5. Rancangan Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian


3.5.1. Rancangan Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk

memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Rully Indrawan (2014, h. 134) mengatakan bahwa observasi

memiliki makna lebih dari sekadar teknik pengumpulan data. Namun dalam

konteks ini, observasi difokuskan sebagai upaya peneliti mengumpulkan data

dan informasi dari sumber data primer dengan mengoptimalkan pengamatan

peneliti. Observasi dilakukan oleh penulis dengan mengamati situasi dan

keadaan yang berada di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung.

Data yang dikumpulkan berasal dari pengamatan penulis secara langsung.

2. Kuisioner / Angket

Menurut Sugiyono (2014, h. 199), “kuisioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Kuisioner digunakan untuk menyebutkan metode maupun instrument yang

digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe talking chips terhadap keaktifan belajar di kelas.

Data yang diperoleh dari teknik pengumpulan ini untuk mengetahui persepsi

siswa tentang pembelajaran kontekstual.


35

Menurut Sugiyono (2014, h. 135) “Data yang terkumpul melalui

angket kemudian penulis olah kedalam bentuk kualitatif, yaitu dengan cara

menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang telah dijawab oleh responden”

Menurut Rully Indrawan (2014, h. 117) “Skala likert merupakan

pengembangan dari skala rating, khusus dipergunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu objek

sikap atau perlakuan”.

Penelitian mengukur pemahaman peserta didik tentang pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe talking chips terhadap keaktifan belajar,

maka penulis meggunakan skala likert dengan pemberian skor -skor yang

ditentukan pada setiap butir-butir pertanyaan penskoran untuk angket

didasarkan pada skala likert dimana setiap option terdiri dari lima kategori

yang diberi skala nilai. Dimana pemberian skor tersebut didasarkan pada

ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.3.
Skala Likert

Alternative Bobot/Nilai Positif

Sangat Baik 5

Baik 4

Cukup 3

Tidak Baik 2

Sangat Tidak Baik 1

Sumber: Sugiyono, (2014 h. 135) dimodifikasi


36

Berdasarkan pengertian di atas, maka data diharapkan yang diperoleh

penggunaan angket untuk penelitian yang akan dilakukan adalah memperoleh data

primer berupa persepsi siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe talking

chips dan keaktifan belajar yang berasal dari responden untuk kemudian diolah

dan melihat hasil antara pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe talking

chips terhadap keaktifan belajar.

3. Studi Pustaka (Library Research)

Menurut Sunu Wibirama dalam http://wibirama.staff.ugm.ac.id

/2013/04/30/sunu-wibirama-bagaimana-membuat-studi-pustaka-yang-baik/

“Studi pustaka, atau literature riview, adalah bagian dari sebuah karya tulis

iilmiah yang membuat pembahasan-pembahasan penelitian terdahulu dan

referensi ilmiah yang terkait dengan penelitian yang dijelaskan oleh penulis

dalam karya tulis tersebut”. Penelitian dilakukan dengan maksud untuk

memperoleh data sekunder atau data-data pendukung yang berfungsi sebagai

landasan teoritis guna mendukung analisis terhadap data-data primer yang

diperoleh selama penelitian. Penulis melakukan analisis yang kemudian akan

diambil kesimpulan dan saran-saran dengan batas kemampuan penulis.

3.5.2. Instrumen Penelitian

Menurut Rully Indrawan (2014, h. 112) “Instrumen penelitian merupakan

alat bagi peneliti yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang

relevan dengan permasalahan penelitian”. Penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan instrument yang belum terstandar, sehingga untuk menghindari

dihasilkannya data tidak sahih terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap
37

instrument tersebut. Instrumen untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

berupa.

3.5.2.1. Data Observasi

Data observasi yang dilakukan untuk mengumpulkan data berupa dimensi

indikator keaktifan belajar siswa yaitu:

1. Aktif bertanya

2. Mengungkapkan ide/pendapat

3. Aktif menjawab

3.5.2.2. Format Quisioner/Angket

Format quisioner/angket yang dibuat untuk mengumpulkan data berupa

dimensi sebagai berikut:

1. Unsur-unsur model pembelajaran kooperatif

2. Prosedur pelaksanaan talking chips

3. Karakteristik keaktifan belajar

3.6. Rancangan Analisis Data


3.6.1. Rancangan Uji Instrumen
3.6.1.1. Uji Coba Angket Penelitian

Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, terlebih

dahulu angket yang telah disusun diuji cobakan kepada subjek yang mempunyai

sifat-sifat yang sama dengan sampel penelitian. Maksud dari uji coba angket ini

adalah untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan

angket yang telah disusun untuk dikoreksi. Pada uji coba angket ini yang

diujicobakan adalah mengenai validitas dan reliabilitas instrument penelitian.


38

Penelitian mengukur pemahaman peserta didik terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe talking chips, maka penulis menggunakan skala

likert dengan pemberian skor-skor yang ditentukan pada setiap butir-butir

pernyataan. Pemberian skor untuk angket didasarkan pada skala likert dimana

setiap option terdiri dari lima katageri yang diberi skala nilai. Menurut Rully

Indrawan (2014, h. 117) “Skala likert merupakan pengembangan dari skala rating,

khusus dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang terhadap suatu objek sikap atau perlakuan”.

Penelitian akan dilakukan di kelas X MIA-A SMA Angkasa Lanud Husin

Sastrangara Bandung sedangkan uji coba angket akan dilakukan dikelas yang

berbeda yakni kelas X IIS-D SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung,

pengujian angket dilakukan di kelas X IIS-D SMA Angkasa Lanud Husein

Sastranegara Bandung untuk mengetahui apakah angket dapat dimengerti dan

dipahami oleh siswa atau responden. Uji coba angket akan dilakukan sebelum

penyebaran angket pada subjek penelitian, peneliti akan membagikan angket

kepada 20 orang siswa di kelas X IIS-D SMA Angkasa Lanud Husein

Sastranegara Bandung kemudian akan diuji tingkat kepahaman siswa terhadap

angket yang disembarkan, angket akan diperbaiki jika ditemukan butir item

pernyataan yang membuat siswa kurang paham, jika angket seluruhnya mampu

dimengerti dan dipahami maka uji angket dikatakan berhasil dan selanjutnya bisa

langsung disebarkan pada subjek penelitian yaitu seluruh kelas X MIA-A SMA

Angkasa Lanud Husin Sastrangara Bandung.


39

3.6.1.2. Uji Validitas

Menurut Rully Indrawan (2014, h. 123) “Validitas menguji instrument

yang dipilih, apakah memiliki tingkat ketepatan, untuk mengukur apa yang

semestinya diukur, atau tidak”. Menurut Arikunto (2010, h. 64) “Validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diukur serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat”.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan

kepada responden, kemudian dilakukan pengujian terhadap instrumen untuk

mengukur tingkat ketepatan instrumen maka dapat dilakukan analisis validitas dan

reliabilitas. Validitas menunjukkan sejauh mana relevansi pertanyaan terhadap apa

yang ditanyakan atau apa yang ingin diukur dalam penelitian. Untuk menentukan

kevalidan dari item kuesioner digunakan metode korelasi product moment yaitu

dengan mengkorelasikan skor total yang dihasilkan oleh masing-masing

responden dengan skor masing-masing item dengan menggunakan bantuan

program SPSS 21,0 for windows. Adapun kriteria instrument dikatakan valid atau

tidak bisa dilihat dari hasil pengolahan program SPSS 21,0 for windows dengan

kriteria jika terdapat tanda bintang (*) maka instrument tersebut dapat dikatakan

valid dengan tingkat signifikansi 0,05 atau tanda bintang (**) maka instrument

tersebut dapat dikatakan valid dengan tingkat signifikansi 0,01. Adapun

perhitungan manual dapat dilakukan dengan rumus:


40

N  XY  ( X )(  Y )
rxy 
. {N  X 2
 ( X ) 2 }{N  Y 2  ( Y ) 2 }

Sumber : Rully Indrawan (2014, h. 123)

Keterangan:

rxy = rhitung /korelasi

∑X2 = Jumlah kuadrat skor butir soal

X = Skor -skor pada item ke - i

Y = jumlah skor yang diperoleh tiap responden

N = Jumlah responden

Pengukuran validitas dapat dilakukan dengan melihat apabila rhitung > rtabel

maka dapat dikatakan data valid, namun jika rhitung < rtabel maka dapat dikatakan

data tidak valid.

Keterangan: Jika terdapat butir pertanyaan/pernyataan yang tidak valid, maka

peneliti akan membuang butir pertanyaan/pernyataan, namun itu

akan disesuaikan dengan jumlah butir pertanyaan/pernyataan, jika

butir pertanyaan/pernyataan yang tidak valid dalam jumlah banyak

(butir yang tidak valid lebih banyak dari yang valid) maka peneliti

akan menyusun kembali instrumen penelitian.

3.6.1.3. Uji Reliabilitas

Menurut Riduwan dan Sunarto (2011, h. 348) “Realibilitas menunjuk pada

satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dikatakan baik”.

Dengan demikian suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang
41

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Pengujian reliabilitas

akan menggunakan program SPSS 21,0 for windows. Adapun pengujian manual

dappat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

ri = 2rb
1+rb

ri = reliabilitas seluruh instrument


rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Sumber : Riduwan (2010, h. 107)

Hasil perhitungan koefisien seluruh item yang dinyatakan dengan ri

tersebut dibandingkan dengan derajat reliabilitas evaluasi dengan tolak ukur taraf

kepercayaan 95%. Kriteria thitung> ttabel sebagai pedoman untuk penafsiran adalah:

Tabel 3.4.
Kriteria Reliabilitas Suatu Penelitian

Interval Koefisien
Klasifikasi
Reliabilitas
0,800 – 1,000 Sangat reliabel
0,600 – 0,799 Reliabel
0,400 – 0,599 Cukup reliabel
0,200 – 0,399 Kurang reliabel
0,00 – 0,199 Tidak reliabel
Sumber: Riduwan (2007, h. 31), dimodifikasi

Data yang diperoleh dideskripsikan menurut masing-masing variabel yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe talking chips sebagai variabel bebas,

sedangkan keaktifan belajar siswa sebagai variabel terikat.


42

3.6.2. Rancangan Uji Hipotesis


Data yang akan dianalisa dalam penelitian ini berkaitan dengan hubungan

antara variabel-variabel penelitian. Adapun analisis data yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah:

3.6.2.1. Uji Normalitas Data

Menurut Riduwan (2012, h. 188) “Uji normalitas data dilakukan untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak”. Normalitas data

merupakan suatu asumsi terpenting dalam statistik parametrik, sehingga pengujian

terhadap normalitas data harus dilakukan agar asumsi dalam statistik parametrik

dapat terpenuhi dengan menggunakan program SPSS 21,0 for windows.

Perhitungan uji normalitas secara manual dapat dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Mencari skor terbesar dan terkecil

2. Menentukan rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

3. Mencari banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3.3 Log n
4. Mencari nilai panjang kelas (i)

R
i
BK
5. Membuat tabulasi dengan tabel penolong

6. Mencari rata-rata (mean)

7. Mencari simpangan baku (standar deviasi)

8. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:


43

a. Menentukan batas kelas

b. Mencari nilai z core untuk batas kelas interval dengan rumus:

Bataskelas  x
Z 
s
c. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas

d. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-

angka 0-Z

e. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalihkan luas

interval dengan jumlah responden (n=64)

f. Menghitung chi-kuadrat (x2) dengan rumus:

( fo  fe)
2


2
x 
fe
Keterangan:

X2 = nilai Chi square

fo = frekuensi yang diobservasi

fe = frekuensi yang diharapkan

9. Membandingkan x2 hitung dengan x2 tabel dengan kriteria pengujian

sebagai berikut:

Jika x2 hitung ≥ x2 tabel artinya distribusi data tidak normal

Jika x2 hitung ≤ x2 tabel artinya distribusi data berdistribusi normal

3.6.2.2. Hipotesis Yang Diajukan

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau

tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel bebas atau independen


44

terhadap variabel terikat atau dependen. Adapun perumusan hipotesis nol (H0) dan

hipotesis alternatif (H1) adalah sebagai berikut:

H0:pyx = 0 = Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

talking chips (X) terhadap keaktifan belajar siswa (Y) pada mata

pelajaran ekonomi sub pokok bahasan manajemen kelas X MIA-A

SMA Angkasa Lanud Husin Sastrangara Bandung Tahun Ajaran

2015-2016.

H1:pyx ≠ 0 = Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe talking

chips (X) terhadap keaktifan belajar siswa (Y) pada mata pelajaran

ekonomi sub pokok bahasan manajemen kelas X MIA-A SMA

Angkasa Lanud Husin Sastrangara Bandung Tahun Ajaran 2015-

2016.

3.6.2.3. Uji Hipotesis


3.6.2.3.1. Uji Regresi Linier Sederhana

Menurut Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati (2014, h. 170) regresi

linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen

(X) dengan variabel dependen (Y). Untuk mengetahui hubungan fungsional antara

variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) maka digunakan analisis

regresi linier sederhana. Untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel

independen (X) dan dependen (Y) maka digunakan analisis regresi linier

sederhana dengan menggunakan program SPSS 21,0 for windows. Adapun

perhitungan secara manual sebagai berikut:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
45

dengan:

𝑛. ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋. ∑𝑌
𝑏=
𝑛. ∑𝑋 2 − (∑𝑋)2

dan,

∑𝑌 − 𝑏. ∑𝑋
𝑎=
𝑛

Keterangan:

Y = Keaktifan Belajar (Variabel terikat)

X = Model pembelajaran kooperatif tipe talking chips

(Variabel bebas)

n = Banyaknya Populasi

a = Intercept (Nilai rata-rata Y jika X tetap)

b =Koefisien regresi (menunjukkan nilai rata-rata

pertambahan Y jika X bertambah sebesar satu satuan)

Sumber: Sugiyono (2014, h. 262)

3.6.2.3.2. Koefisien Determinasi

Dari harga koefisisen korelasi (r), kita dapat menentukan harga koefisien

determinasi (KD) yang berguna untuk mengetahui besarnya persentase kontribusi

variabel independen terhadap variabel dependen. belajar dengan menggunakan

program SPSS 21,0 for windows

Adapun perhitungan untuk menguji koefisien determinasi ini digunakan

rumus sebagai berikut:


46

𝑎2 1 .∑ 𝑥 2
R2 = ∑y2

M. Nazir (2011, h. 460)

Keterangan:

R2 = koefisien Regresi (harga R2 berada dalam jangka 0 samapi dengan 1)

X = variabel X (Model pembelajaran kooperatif tipe talking chips)

Y = Variabel Y (Keaktifan Belajar Siswa)

a1 = Koefisien Regresi

3.7. Rancangan Pembahasan

Setelah peneliti berhasil mengolah data dan uji hipotesis, peneliti akan

membuat rencana untuk pembahasan. Pembahasan akan menjawab rumusan

masalah yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelas beikut ini adalah langkah

pembahasan yang akan dilakukan:

1. Mencari rata-rata persepsi siswa tentang penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe talking chips dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran

ekonomi. Rata-rata akan dicari dengan menggunakan program SPSS 21,0 for

windows.

2. Setelah mengetaui rata-rata penafsiran siswa mengenai penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe talking chips dan keaktifan belajar siswa, peneliti

akan menafsirkan skor rata-rata dan persentase dengan kriteria sebagai

berikut:
47

Tabel 3.5.
Penafsiran Rata-rata
Kategori Skor
Sangat Baik 4,01 – 5,00
Baik 3,01 – 4,00
Cukup 2,01 – 3,00
Tidak Baik 1,01 – 2,00
Sangat Tidak Baik 0,01 – 1,00
Sumber: Riduwan, (2015 h. 228) disesuaikan

3. Mencari rata-rata pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe talking chips

terhadap keaktifan belajar dalam pembelajaran ekonomi sub pokok bahasan

manajemen dengan menggunakan program SPSS 21,0 for windows.

4. Setelah ditemukan nilai pengaruh maka peneliti melakukan pembahasan

melalui analisis faktor-faktor penyebab munculnya pengaruh dari model

pembelajaran kooperatif tipe talking chips. Adapun kriteria penilaian untuk

menafsirkan pengaruh sebagai berikut:

Tabel 3.6.
Kriteria Penilaian

Skor Kategori

0% - 20% Sangat Rendah

21%-40% Rendah

41%-60% Cukup Tinggi

61%-80% Tinggi

81%-100% Sangat Tinggi


Sumber: Riduwan dan Sunarto, (2011 h. 23)

5. Menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai