2017
Lingga, Edna S
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2592
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Tn.I dengan
PrioritasMasalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola
Tidur di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan
Medan Polonia
KaryaTulisIlmiah (KTI)
Disusundalamrangka menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Edna S Lingga
142500022
Edna S Lingga
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 3
C. Manfaat ............................................................................................... 3
Daftar Pustaka
Lampiran
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki
Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri. Virginia Henderson (Potter dan Perrry, 1997), membagi
kebutuhan dasar manusia menjadi empat belas komponen dan salah satunya
adalah dalam poin ke lima yaitu Tidur dan Istirahat (Hidayat, 2009).
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau dapat juga dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan repons
terhadap rangsangan dari luar (Hidayat dan Uliyah, 2015).
Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data hasil
poling tidur di Amerika oleh NSF didapat bahwa ternyata wanita lebih banyak
mengalami gangguan tidur dibandingkan laki-laki, yaitu : 63% : 54% (National
Sleep Foundation, 2007).
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu
dari ketiga masalah berikut : Insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala
tidur atau ketika terjaga di tengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di
siang hari (Naylor & Aldrich, 1994).
1.3 Manfaat
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar gangguan
pola tidur sebagai acuan praktek mahasiswa keperawatan.
2. Bagi Pelayan Kesehatan
Memberikan informasi dan membantu meningkatkan kesehatan dalam upaya
penanganan gangguan pola tidur.
3. Bagi Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara
memenuhi kebutuhan klien khususnya kebutuhan pola tidur.
PENGELOLAAN KASUS
b. Tidur Paradoks
Jenis tidur ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20
menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit,
akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat
bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri-ciri tidur paradoks adalah sebgai berikut :
1. Biasanya disertai dengan mimpi aktif
2. Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak gelombang
lambat
3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi
kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis
4. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
5. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
6. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme
meningkat.
7. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan
dalam belajar, memori dan adaptasi.
1. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit
yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan
oleh infeksi akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi
keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien krang tidur,
bahkan tidak bisa tidur.
2. Keletihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang dapat memerlukan lebih banyak tidur
untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut
terlihat pada seeorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai
kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena
tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
3. Stres psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa.
Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis
mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
4. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretik
menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dan menekan REM,
kafein apat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan
untuk tidur, golongan beta bloker dapat ber efek pada timbulnya insomnia,
dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses
tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur,
karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang
dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga
mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
2.1.4 Perencanaan
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
- Klien ↓
mengatakan
DO : klien tampak ↓
batuk-batuk dan buang
Sekret sukar dikeluarkan
dahak
↓
3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk ditandai dengan adanya
sekret.
2.2.4 Perencanaan
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
6.Mencegah penularan
-RR : 24 x/menit
A : masalah
teratasi sebagian
P : intervensi
dilanjutkan
3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses keperawatan pada Tn. I yang dimulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi disimpulkan
diagnosa yang diperoleh dari Tn. I adalah :
3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk ditandai dengan adanya
sekret pada tenggorokan pasien
Intervensi yang dilakukan adalah kaji masalah gangguan tidur pasien, dan
penyebab kurang tidur. Anjurkan klien tidur di siang hari sebagai pemenuhan
kebutuhan tidur, karena sulitnya pemenuhan kebutuhan tidur di malam hari.
Lakukan mandi air hangat sebelum tidur. Anjurkan makan yang cukup satu jam
sebelum tidur. Ciptakan keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal
yang nyaman. Lakukan masase pada daerah belakang tubuh pasien.
Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar pola tidur pada Tn. I yaitu
klien sudah bisa tidur lebih baik dari keadaan sebelumya meskipun tidak begitu
nyenyak karena pasien masih berkeringat pada malam hari. Klien mengatakan
sudah merasa lebih baik dari keadaan sebelumnya dan kebutuhan tidur klien
sudah cukup terpenuhi.
3.2 SARAN
1. Bagi pendidikan keperawatan
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi tenaga
pengajar dalam proses belajar mengajar tentang gangguan pola istirahat
tidur pada klien.
2. Bagi Pelayan Kesehatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui upaya menangani
masalah gangguan pola tidur.
3. Bagi Klien
Karya Tulis ini diharapkan dapat membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan klien khususnya kebutuhan tidur klien.
Mubarak & Chayatin, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: EGC.
Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wilkinson dan Ahern. (2011). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wilkinson, J.M. & Ahern, N.R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Edisi 9. Jakarta: ECG
Catatan Perkembangan
3Menganjurkan
selingi makan
dengan minum
4 Menjaga
kebersihan
ruangan
3 1. Memonitor jumlah S : Klien
pernafasan, batuk, dan tanda- mengatakan
tanda vital batuk disertai
dengan dahak
2. melaksanakan program
pengobatan O : T: 37,5
1 Mengajarkan
batuk efektif
2 Menganjurkan
menggunakan
masker
5 Mengajarka
n untuk
tidak buang
ludah atau
dahak
sembaranga
n
3 Menganjurk
an makan
yang cukup
satu jam
sebelu tidur
2 1. Tingkatkan intake S : klien
makanan melalui : mangatakan
sudah mulai
a Mengurangi gangguan dari
nafsu makan
lingkungan seperti berisik
akan dalam
dan lain-lain
porsi yang
b Menjaga kebersihan sedikit.
ruangan
O : tubuh pasien
c Memberikan obat sebelum tampak mulai
makan jika ada indikasi segar
1 Memonitor
jumlah
pernafasan dan
tanda- tanda
vital
2 Mengajarkan
batuk efektif
3 Memposisikan
klien dengan
posisi fowler
3 Melakukan
masase pada
bagian belakang
tubuh klien
P : intervensi
dilanjutkan
1 Memonitor
jumlah
pernafasan dan
tanda-tanda vital
2 Mengajarkan
klien batuk
efektif
3 Mengajarkan
klien untuk
tidak buang
dahak atau ludah
sembarangan.