Anda di halaman 1dari 55

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan pada Tn.I dengan


Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar
Gangguan Pola Tidur di Kelurahan Sari
Rejo Kecamatan Medan Polonia

Lingga, Edna S

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2592
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Tn.I dengan
PrioritasMasalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola
Tidur di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan
Medan Polonia

KaryaTulisIlmiah (KTI)
Disusundalamrangka menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

Oleh
Edna S Lingga
142500022

Program Studi DIIIKeperawatan


FakultasKeperawatan
Universitas Sumatera Utara
Juli 2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. I dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Gangguan Pola Tidurdi Lingkungan I Kelurahan Sari Rejo
KecamatanMedan Polonia. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu
syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar diploma
di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan
kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran dari semua pihak yang bersifat membangun guna
dijadikan pedoman bagi penulis dikemudian hari.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan,


bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu


Keperawatan Universitas Su matera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp. M.Kep., Sp. Mat, selaku Wakil Dekan
III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program
Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
6. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd selaku dosen pembimbing, yang
telah membimbing penulis dalam hap pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini,
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk bertemu dan konsultasi
banyak hal.

Universitas Sumatera Utara


7. Ibu Nurbaiti, S.Kep, Ns, M.Kep selaku penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan saran dan masukan
kepada penulis.
8. Teristimewa kepada orangtua saya yang tercinta Bapak E. Lingga dan Ibu
N. Bintang yang telah memberikan kasih sayang, doa yang tiak pernah
putus, dorongan, bimbingan, menghibur, memotivasi, dan memberikan
dana bagi penulis.
9. Kepada abang saya Muhammad Azri Alwan Lingga dan adik adik saya
Liyani Lingga, Iyana Lingga, Iqbal Hamzah Lingga yang telah
memberikan dukungan dan motivasi serta penghiburan selama penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Kepada teman-teman mahasiswa DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara khususnya stambuk 2014 dan Kelompok skill
lab A2, yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah
11. Kepada teman-teman satu dosen pembimbing Yuni sara Meliala, Flosi
Bunga Nainggolan dan Irma Linda Wahyu Utami yang telah bekerja sama
dalam hal pengerjaan KTI
12. Terimakasih kepada Yusmilah L Manurung, Tri Utari Sembiring,
Tahuddin Badullah, Hardyansyah Nasution dan Faisal Akbar Lubis,
Hotma Saragih, Hertati Sihombing, Maria Togatorop, Warnok Pasaribu,
Melisa Butarbutar, Sri Sianturi, Nurul Fazira, Amin Alfatih, Atikah
Syahlah, selaku teman terbaik yang telah membantu dan memberi
semangat kepada penulis mulai dari awal pengkajian sampai kti ini selesai.
13. Terimakasih kepada teman-teman yang sama-sama berjuang dalam
pengerjaan karya tulis ilmiah, yang sudah memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis dalam hal pengerjaan karya tulis ilmiah.

Universitas Sumatera Utara


Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan penuh kasih melimpahkan berkat
dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis.
Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat nantinya untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, terkhusus ilmu keperawatan.

Medan, Juli 2017

Edna S Lingga

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ........................................................................................ i


Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi ......................................................................................................... v

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 3
C. Manfaat ............................................................................................... 3

Bab II Pengelolaan Kasus


1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Gangguan Pola Tidur .......................................................................... 4
2. Pengkajian ........................................................................................... 8
3. Analisa Data ........................................................................................ 10
4. Rumusan Masalah ............................................................................... 11
5. Perencanaan ......................................................................................... 12

A. Asuhan Keperawatan Kasus


1. Pengkajian ........................................................................................... 15
2. Analisa Data ........................................................................................ 23
3. Rumusan Masalah ............................................................................... 24
4. Perencanaan ......................................................................................... 25
5. Implementasi dan Evaluasi ................................................................. 28

Bab III Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan ......................................................................................... 30
B. Saran .................................................................................................... 31

Daftar Pustaka
Lampiran

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki
Kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri, dan
aktualisasi diri. Virginia Henderson (Potter dan Perrry, 1997), membagi
kebutuhan dasar manusia menjadi empat belas komponen dan salah satunya
adalah dalam poin ke lima yaitu Tidur dan Istirahat (Hidayat, 2009).
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau dapat juga dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan repons
terhadap rangsangan dari luar (Hidayat dan Uliyah, 2015).
Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data hasil
poling tidur di Amerika oleh NSF didapat bahwa ternyata wanita lebih banyak
mengalami gangguan tidur dibandingkan laki-laki, yaitu : 63% : 54% (National
Sleep Foundation, 2007).
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu
dari ketiga masalah berikut : Insomnia ; gerakan atau sensasi abnormal dikala
tidur atau ketika terjaga di tengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di
siang hari (Naylor & Aldrich, 1994).

Universitas Sumatera Utara


Gangguan tidur telah diklasifikasikan menjadi empat kategori utama
(Thorpy, 1994), yang pertama Disomnia adalah gangguan primer yang berasal
dari sistem tubuh yang berbeda. Kedua Parasomnia adalah perilaku yang tidak
diinginkan yang terjadi terutama pada saat tidur seperti gangguan terjaga, terjaga
sebagian. Ketiga gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan
medis/psikiatrik. Yang terakhir gangguan tidur yang masih bersifat usulan adalah
gangguan baru yang memiliki banyak informasi yang adekuat mengenai
keberadaan gangguan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur klien adalah tujuan
penting perawat. Untuk membantu klien mendapatkan kebutuhan istirahat dan
tidur, maka hal pertama yang harus dilakukan perawat yaitu mengkaji pola tidur
pasien dengan menggunakan riwayat keperawatan untuk mengumpulkan
informasi tentang faktor-faktor yang biasanya mempengaruhi tidur. Klien
membutuhkan suatu pendekatan individual berdasarkan pada kebiasaan pribadi
mereka dan pola tidur serta masalah khusus yang mempengaruhi tidur mereka
(Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah
tersebut dalam suatu Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada
Tn. I dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Pola Tidur di
Lingkungan I Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia”.

Universitas Sumatera Utara


1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan agar mahasiswa D-III
keperawatan USU mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan pola tidur khususnya gangguan pola tidur pada Tn. I.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khuus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. I dengan


gangguan pola tidur;
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. I dengan
gangguan pola tidur;
c. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada Tn. I dengan gangguan
pola tidur;
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada Tn. I dengan
ganguan pola tidur;
e. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. I dengan gangguan pola tidur.

1.3 Manfaat
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar gangguan
pola tidur sebagai acuan praktek mahasiswa keperawatan.
2. Bagi Pelayan Kesehatan
Memberikan informasi dan membantu meningkatkan kesehatan dalam upaya
penanganan gangguan pola tidur.
3. Bagi Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara
memenuhi kebutuhan klien khususnya kebutuhan pola tidur.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan dasar


Gangguan Pola Tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau juga dapat dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses Fisiologis, dan terjadi penurunan respons
terhadap rangsangan dari luar (Hidayat, 2006 Ed. 2).
I. Jenis Tidur
Dalam prosesnya, tidur dibagi dalam 2 jenis :
a. Tidur Gelombang Lambat
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh, atau juga
dikenal dengan tidur nyenyak. Pada tidur jenis ini, gelombang otak bergerak
lebih lambat, sehingga menyebabkan tidur tanpa bermimpi. Tidur gelombang
lambat bisa juga disebut dengan tidur gelombang delta, dengan ciri-ciri :
betul betul istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi nafas menurun,
pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang, dan metabolisme
menurun. Perubahan selama proses tidur gelombang lambat adalah melalui
elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada pada
setiap tahap tidur.
Tahapan tidur jenis gelombang lambat terbagi menjadi empat tahapan.
1. Tahap I : merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri
sbb: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata
bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun,
dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit.

Universitas Sumatera Utara


2. Tahap II : merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun
dengan ciri sbb : mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi
nafas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun,
berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.
3. Tahap III : merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi
nafas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya dominasi
sistem saraf simpatis dan sulit untuk bangun
4. Tahap IV : merupakan tahapan tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung
dan pernafasan turun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak bola mata
cepat, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun.

b. Tidur Paradoks
Jenis tidur ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20
menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit,
akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat
bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri-ciri tidur paradoks adalah sebgai berikut :
1. Biasanya disertai dengan mimpi aktif
2. Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak gelombang
lambat
3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi
kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis
4. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
5. Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
6. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah
meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme
meningkat.
7. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan
dalam belajar, memori dan adaptasi.

Universitas Sumatera Utara


II. Faktor yang Mempengaruhi Tidur

1. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit
yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan
oleh infeksi akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi
keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien krang tidur,
bahkan tidak bisa tidur.
2. Keletihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang dapat memerlukan lebih banyak tidur
untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut
terlihat pada seeorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai
kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena
tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.
3. Stres psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa.
Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis
mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
4. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretik
menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dan menekan REM,
kafein apat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan
untuk tidur, golongan beta bloker dapat ber efek pada timbulnya insomnia,
dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses
tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur,
karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang
dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga
mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.

Universitas Sumatera Utara


6. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur.
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk
menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

III. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya


hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan
menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini
diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur
seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan
dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam
mesenfalon dari bagian atas pons. Selain itu, Reticular Activating Sistem (RAS)
dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga
dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan
proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprine. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan
disebabkan adanya pelepasan serum seritinin dari sel khusus yang berada di pons
dan batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR), sedangkan
bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima pusat otak dan sistem
limbik. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau
perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.

Universitas Sumatera Utara


2.1.1 Pengkajiaan
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis
yang terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pertama,
mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang
dikumpulkan; dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat
dibuka kembali.
Data dapat diperoleh dari riwayat keperawatan, keluhan utama pasien,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang atau tes diagnostik. Riwayat
keperawatan misalnya: riwayat kesehatan keluarga, riwayat penyakit sekarang,
dan riwayat kejadian. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala
sampai ke kaki (head to toe) melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Pemeriksaan penunjang misalnya hasil pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan biopsi.
Dalam melakukan pengkajian diperlukan keahlian-keahlian (skill) seperti
wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil pengumpulan data kemudian
diklasifikasikan dalam data subjektif dan objektif. Data subjektif merupakan
ungkapan atau persepsi yang dikemukakan oleh pasien. Data objektif merupakan
data yang di dapat dari hasil observasi, pengukuran, dan pemeriksan fisik.
(Tarwoto dan Wartonah,2010, Ed.4).
Adapun pengkajian pada kebutuhan dasar tidur meliputi:
a. Riwayat keperawatan, meliputi :
1. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada: waktu tidur,
jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur,
sering bangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang
mengancam.
2. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat
bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
3. Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah
menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur.
4. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur,
kapan masalah itu terjadi.

Universitas Sumatera Utara


b. Pemeriksaan fisik, meliputi :
1. Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien.
2. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva
merah.
3. Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, berbicara
lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata
tampak lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi.
(Tarwoto dan Wartonah,2010, Ed.4).
c. Riwayat Tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain kuantitas (lama tidur) dan kualitas
tidur di siang maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan
sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur,
dengan siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan
stimulan, perasaan pasien menganai tidurnya, apakah ada kesulitann tidur, dan
apakah ada perubahan pola tidur.
d. Gejala Klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis, adanya
kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah
dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala.
e. Penyimpangan tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik,
meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan auditorik,
bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara
rancu, tidak sesuai dan intonasinya tidak teratur.
(Hidayat dan Uliyah,2015,Ed. 2).

Universitas Sumatera Utara


f. Kebutuhan Tidur
Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan.
no Usia Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan
Tidur

1. 0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari


2. 1bulan-18 bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari
3. 18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 jam/hari
4. 3 tahun-6 tahun Masa Prasekolah 11 jam/hari
5. 6 tahun-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari
6. 12 tahun-18 tahun Masa Remaja 8,5 jam/hari
7. 18 tahun-40 tahun Masa Dewasa Muda 7-8 jam/hari
8. 40 tahun-60 tahun Masa Paruh Baya 7 jam/hari
9 60 tahun ke atas Masa Dewasa Tua 6 jam/hari

2.1.2 Analisa Data

Data dasar adalah dasar untuk mengindividualiskan rencana asuhan


keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu asuhan perawat
untuk klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah kesehatan
tertentu, dengan kata lain pengkajian harus relevan. Perawat mengumpulkan data
yang bersifat deskriptif, singkat dan lengkap (Potter dan Perry, 2005).
Pengumpulan data yang tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak sesuai
mengarah pada identifikasi kebutuhan keperawatan klien yang tidak tepat dan
akibatnya diagnosa keperawatan yang dibuat menjadi tidak akurat, tidak lengkap,
atau tidak sesuai. Data yang tidak akurat terjadi bila perawat tidak berhasil untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dengan area spesifik atau jika perawat
tidak teratur atau tidak terampil dalam teknik pengkajian (Potter dan Perry, 2005).

Universitas Sumatera Utara


Selama pengkajian, perawat mendapatkan dua tipe data, yaitu:
1. Data Subjektif
Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan
mereka. Hanya klien yang dapat memberikan informasi tentang frekuensi,
durasi, lokasi, dan intensitas nyerinya. Data subjektifnya biasanya
mencakup perasaan ansietas, ketidak nyamanan fisik, atau stres mental.
Meskipun hanya pasien yang dapat memberikan data subjektif yang
relevan terhadap perasaan ini, perawat harus waspada bahwa masalah ini
dapat terjadi pada perubahan fisiologis, yang teridentifikasi melalui
pengumpulan data objektif.
Data Subjektif pada gangguan Pola Tidur :
a) Perasaan lemah
b) Perasaan ngantuk berlebihan
c) Batuk tidak efektif
d) Ansietas
e) Keletihan waktu bangun
f) Mudah terbangun dan susah untuk kembali tidur
2. Data Objektif
Data subjektif adalah pengamatan atau pengukuran yang dibuat
oleh pengumpul data. Pengkajian tekanan darah klien dan identifikasi
ukuran ruam tubuh setempat adalah contoh data objektif yang teramati.
Pengukuran data objektif didasarkan pada standar yang diterima,seperti
ukuran fahrenheit atau celcius pada termometer atau sentimeter pada pita
pengukur. Suhu tubuh dan lingkar kepala adalah contoh dari data objektif
yang dapat diukur.
Data Objektif pada Gangguan Pola Tidur:
a) Lemas
b) Suka menguap
c) Terlihat lingkaran hitam di bawah mata
d) Perubahan penampilan dan tingkah laku
e) Perubahan frekuensi dari pola tidur
f) Perubahan tingkat aktivitas

Universitas Sumatera Utara


2.1.3 Rumusan Masalah
Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin
dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry, 2005).
Diagnosa keperawatan biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu respon manusia
(masalah), faktor yang berhubungan, serta tanda dan gejala (Lyer & Camp,
2004).
Diagnosa keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur adalah
sebagai berikut :
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan :
a) Proses penuaan
b) Kerusakan transpor oksigen
c) Kerusakan eliminasi
d) Pengaruh obat
e) Immobilitas
f) Nyeri
g) Kecemasan
h) Lingkungan yang mengganggu
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tidur berhubungan dengan efek
pengobatan
3. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan batuk

2.1.4 Perencanaan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang


berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan diterapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry,2005).
Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan dasar istirahat
dan tidur ialah untuk mempertahankan ebutuhan istirahat dan tidur dalam batas
normal, penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan jumlah jam tidur malam
serta secara verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar saat
terbangun dari tidur (Wilkinson, 2006 ; Tarwoto & Wartonah, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Diagnosa 1. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan pengobatan
Definisi : kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dan perubahan waktu
tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

No.Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan : Klien dapat beristirahat tidur dengan baik

Kriteria Hasil : a Klien dapat tidur 6-8 jam setiap malam

b Secara verbal mengatakan dapat lebih rileks dan


lebih segar

Intervensi Rasional

1. kaji masalah gangguan tidur 1. Memberikan informasi dasar


pasien, dan penyebab kurang dalam menentukan rencana
tidur keperawatan

2. Anjurkan klien tidur di siang 2. Meningkatkan kualitas tidur


hari sebagai pemenuhan
kebutuhan tidur, karena sulitnya
pemenuhan kebutuhan tidur di
malam hari

3. Anjurkan mandi air hangat


sebelum tidur
3.Meningkatkan tidur
4. Anjurkan makan yang cukup
satu jam sebelum tidur

5. Menciptakan keadaan tempat 4.Meningkatkan Tidur


tidur yang nyaman, bersih dan
bantal yang nyaman
5.Meningkatkan Tidur
6. Lakukan masase pada daerah
belakang, tutup jendela/pintu jika

Universitas Sumatera Utara


perlu

7. Pengetahuan kesehatan : 6. Mengurangi gangguan tidur


jadwal tidur mengurangi stres,
cemas, dan latihan relaksasi

7. Meningkatkan pola tidur

Diagnosa 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tidur berhubungan dengan


efek pengobatan
Definisi : Keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

NoD Perencanaan Keperawatan


x

2 Tujuan : Peningkatan status Nutrisi

Kriteria Hasil : Terjadi peningkatan status nutrisi / berat badan

Intervensi Rasional

1. Tingkatkan intake makanan 1. Cara khusus untuk


melalui : meningkatkan nafsu makan
a. Mengurangi gangguan dari
lingkungan seperti berisik
dan lain-lain
b. Jaga kebersihan ruangan
c. Berikan obat sebelum
makan jika ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut
2.Mulut yang bersih akan
pasien
meningkatkan nafsu makan
3. Sajikan makanan yang
mudah dicerna, dalam 3.Meningkatkan selera makan

Universitas Sumatera Utara


keadaan hangat, tertutup dan intake makan
dan berikan sedikit-sedikit
tapi sering
4. Selingi makan dengan 4.Memudahkan makanan masuk
minum
5.Meningkatkan kepercayaan
5. Berikan umpan balik yang
untuk meningkatkan makan
positif tentang peningkatan
intake

Diagnosa 3 : Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan adanya sekret


Definisi : kondisi dimana pasien tidak mampu membersihkan sekret sehingga
menimbulkan gangguan jalan nafas

No. Perencanaan keperawatan


Dx

3 Tujuan : Klien merasa lebih nyaman dalam bernafas

Kriteria Hasil : a Data Objektif menunjukkan tidak adanya ganggua


jalan nafas

b Klien dapat mendemonstrasikan jalan nafas yang


efektif

Intervensi Rasional

1. Monitor jumlah pernafasan, batuk, 1.Mengetahui status


dan tanda-tanda vital pernafasan

2. Laksanakan program pengobatan 2.Meningkatkan pernafasan

3. Posisi pasien fowler 3.Meningkatkan


pengembangan paru
4. Pendidikan kesehatan :
4.Perlu adaptasi baru

Universitas Sumatera Utara


a. Perubahan gaya hidup dengan kondisi sekarang
b. Tarik bernafas
c. Teknik relaksasi

Universitas Sumatera Utara


2.2 Asuhan keperawatan kasus
2.2.1 Pengkajian
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
____________________________________________________________

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN


____________________________________________________________
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 83 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : jl. Karya Bakti Gg Saudara kel. Sari Rejo
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 07 Juni 2017
II. KELUHAN UTAMA
Tn. I mengeluh susah tidur sejak 2 bulan yang lalu, klien mengeluhkan
sulit tidur di malam hari dan klien sering berkeringat pada malam hari
di atas jam 01.00
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/ pallative
1. Apa penyebabnya
Klien mengalami TB paru sehingga klien harus melakukan
pengobatan dan konsumsi obat dan menimbulkan efek samping
yang menyebabkan klien susah tidur.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Klien menggunakan kipas angin pada malam hari dan klien tidak
menggunakan baju pada saat tidur.

Universitas Sumatera Utara


B. Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan bahwa “klien sangat susah tidur pada malam
hari. Klien gelisah dan klien sering berkeringat dingin pada alam
hari diatas jam 01.00 pagi”.
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak kurang tidur dengan wajah lemas dan tampak
kantung mata pada mata pasien.
3. Region
1. Dimana lokasinya : pusat pengaturan tidur
2. Apakah menyebar : tidak menyebar
4. Severity (Mengganggu Aktivitas)
Klien mengatakan “ saat ini gangguan pola tidur pasien sangat
menggangu aktivitas. Karena pasien tidak dapat beraktivitas
dengan baik jika pasien mengalami kurang tidur dan pasien
merasa lemas”.
5. Time
Klien mengatakan mengalami gannguan pola tidur semenjak 2
bulan yang lalu dangangguan pola tidur terjadi pada saat malam
hari
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami
Klien tidak pernah mempunyai penyakit masa lalu
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mengatakan : saat ini klien sedang mengikuti pengobatan di
RS dan mengkonsumsi obat rutin Tb paru selama 6 bulan dan
sudah mengkonsumsi obat tersebut selama 2 bulan.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien mengatakan ”tidak pernah dirawat di rumah sakit”.
D. Lama dirawat
Klien mengatakan ” tidak pernah di rawat di RS”.

Universitas Sumatera Utara


E. Alergi
Klien mengatakan ”tidak ada alergi pada makanan/minuman dan
obat”.
F. Imunisasi
Klien mengatakan ”bahwa dulu tidak ada dilakukan imunisasi”.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua
Klien mengatakan ” orang tua sudah meninggal”.
B. Saudara kandung
Klien mengatakan “saudara kandung sehat dan tidak ada
penyakit”.
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan ”tidak ada penyakit keturunan”.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan ”tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa”.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan “ayah dan ibu dan istri klien sudah meninggal
dunia”.
F. Penyebab meninggal
Klien mengatakan ” ayah, ibu dan istri klien meninggal akibat
sakit tua “.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Klien mengatakan ” menerima segala kondisinya, dan tetap
mejalani keadaannya dan terus berusaha agar bisa sembuh karena
klien percaya bahwasanya dia bisa sembuh”.
B. Konsep diri
1. Gambaran diri : klien mengatakan bahwa dirinya kurang
bersemangat, semenjak mengetahui
penyakitnya dan merasa semakin kurus
dan semakin tidak bersemangat.

Universitas Sumatera Utara


2. Ideal diri : klien ingin dapat melakukan aktivitasnya
sendiri dan ingin cepat sembuh.
3. Harga diri : klien tidak merasa malu, dan tidak merasa
kurang karena anak klien yang selalu
merawat klien
4. Peran diri : klien berperan sebagai orang tua
5. Identitas : klien berperan sebagai Ayah dan Kakek
C. Keadaan emosi
Pasien dapat mengontrol dirinya dengan baik.
D. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan ” Anak, menantu dan cucu sangat berarti
karena anaknya dan cucu klien yang telah membantu dan telah
merawat klien selama ini”.
2. Hubungan dengan keluarga
Klien mengatakan ”dengan keluarga hubungannya baik dan tidak
ada masalah”.
3. Hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan ” dengan kerabat, tetangga dan orang lain juga
tidak ada masalah”
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan ” tidak ada hambatan dengan orang lain,
bahkan orang-orang disekitar klien berhubungan baik”
5. Spiritual
Klien beragama Islam, dan klien sholat dan mengaji serta berdoa
untuk kesembuhannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Secara umum keadaan pasien baik dan normal
B. Tanda-tanda Vital
a. Suhu tubuh : 37,5 °C
b. Tekanan darah : 130 / 90 mmHg

Universitas Sumatera Utara


c. Nadi : 80 x/menit
d. Pernafasan : 28 x/menit
e. TB : 168 cm
f. BB : 54 kg
C. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala dan Rambut
a. Bentuk : oval, dan tidak ada benjolan
b. Kulit kepala : Berminyak, tidak ada iritasi
2. Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut
tidak merata, ada
yang hitam & putih
b. Bau : Rambut tidak berbau
c. Warna kulit : kuning langsat
3. Mata
a. Kelengkapan mata : mata simetris kiri dan kanan
b. Palpebra : tidak ada kelainan & infeksi
c. Konjungtiva dan sklera : konjungtiva anemis dan normal
4. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasal : simetris
b. Lubang hidung : simetris & bersih
5. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris kiri dan kanan
b. Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan
c. Lubang telinga : cukup bersih dan tidak ada kelainan
6. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : mukosa bibir lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada perdarahan, gigi kuning
7. Leher
a. Posisi trachea : simetris
b. Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar
c. Suara : suara jelas

Universitas Sumatera Utara


d. Denyut nadi kronis : teraba dan tidak menonjol
8. Pemeriksaan integumen
a. Kebersihan : kulit pasien tampak bersih
b. Warna : sawo matang
c. Turgot : tidak ada kelainan
d. Kelembaban : lembab
e. Warna luka : tidak ada luka
f. Kelainan kulit : tidak ada kelainan
9. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk : simetris kiri dan kanan
b. Warna payudara dan aerola : sawo matang dan aerola
hitam
c. Kondisi payudara dan puting : normal
d. Aksila dan clavicula : tidak terdapat benjolan
10. Pemeriksaan thoraks/dada
a. Inspeksi thoraks : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Pernafasan : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Tanda kesulitan bernafas : tidak ada tanda kesulitan
bernafas
11. Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan
12. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
d. Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
13. Pemeriksaaan muskuloskeletal/Ekstremitas
a. Ekstremitas atas : simetris kanan kiri, tidak ada kelainan
b. Ekstremitas bawah : simetris kanan kiri, tidak ada kelainan
14. Pemeriksaan Neurologi

Universitas Sumatera Utara


a. Nervus olfaktoris/N I
Klien mampu mengidentifikasi bau dengan baik
b. Nervus optikus/N II
Klien melihat dengan alat bantu kacamata
c. Nervus okulomotoris/N III, Trochlearis/N IV, Abdusen/N VI
Klien mampu menggerakkan bola mata dengan baik
d. Nervus Trigeminus/N V
Klien mampu membedakan panas/dingin, tajam/tumpul pada
ekstremitas bawah
e. Nervus Fasalis/N VII
Klien mampu menggerkkan wajah dengan baik, dan mampu
berbicara dengan baik.
f. Nervus Vestibulocochlearis/N VIII
Klien mampu mendengar dengan baik
g. Nervus Glossopharingeus/N IX, Vagus/N X
Klien mampu untuk menelan, mengunyah dan membuka
mulutnya.
h. Nervus Aksesorius/N XI
Klien mampu menggerakkan lengan kanan dan kiri dengan
baik.
i. Nervus Hipoglossus/N XII
Klien mampu sepenuhnya menggerakkan bagian lidah
dijulurkan kedepan.
15. Fungsi motorik
Klien tidak mengalami kelainan ekstremitas atas dan
bawah.
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
A. Pola makan dan minum
a. Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari

b. Nafsu/selera makan : kurang untuk selera makan


c. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati

Universitas Sumatera Utara


d. Alergi : tidak ada alergi makanan
e. Masalah makan dan minum : tidak ada masalah
B. Perawatan diri/ personal hygine
a. Kebersihan tubuh : mandi 1 kali sehari
b. Kebersihan gigi dan mulut : gigi kuning dan kurang
bersih
C. Pola kegiatan/aktivitas
a. Mandi : klien dapat mandi sendiri dengan baik
b. Makan : klien dapat makan dengan baik
c. Eliminasi : klien dapat berkemih dengan baik
D. Pola istirahat/tidur
Tn. I mulai tidur pukul 22.00 WIB. Klien mengatakan sering
terbangun pada pukul 01.00 karena klien berkeringat, klien
mencoba untuk tidur kembali akan tetapi klien sulit untuk tidur
kembali. Waktu tidur klien hanya 4-5 jam/hari.
E. Pola eliminasi
1. BAB
a. Pola BAB : tidak menentu
b. Karakteristik feses : padat dan kuning
c. Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan
d. Diare : tidak mengalami diare
e. Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif
2. BAK
a. Pola BAK : 5-6/hari
b. Karakter urine : bening, tidak berbau
c. Nyeri/rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada
d. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada
e. Penggunaan diuretik : tidak ada

Universitas Sumatera Utara


2.2.2 Analisa Data

No Data Penyebab Masalah

1. DS : - klien Tb Paru Gangguan pola


mengatakan sulit tidur istirahat tidur

pada malam hari
Proses pengobatan
- Klien
berkeringat ↓
pada malam
Konsumsi obat
hari sehingga
tidurnya ↓
terganggu
Efek samping obat
DO : - Terdapat
kantung mata pada ↓
mata klien
Sulit tidur
- Wajah klien

tampak
menahan Wajah tampak lesu dan
kantuk menahan kantuk
- Wajah klien

tampak lemah
dan lesu Gangguan pola istirahat
tidur

2. DS : - klien Tb Paru Gangguan


mengatakan tidak pemenuhan nutrisi

nafsu makan semenjak
mengkonsumsi obat Proses pengobatan

- Klien ↓
mengatakan

Universitas Sumatera Utara


tidak biasa Konsumsi obat
makan dalam

porsi banyak
DO : - klien tampak Efek samping obat
lemah dan kurang

bersemangat
Tidak selera makan
- Wajah klien
tampak lesu ↓

Wajak tampak lemah


dan kurang bersemangat

Gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

3. DS : -Klien Tb Paru Jalan nafas tidak


mengatakan batuk efektif

berdahak, dan dahak
sulit untuk dikeluarkan Batuk Berdahak

DO : klien tampak ↓
batuk-batuk dan buang
Sekret sukar dikeluarkan
dahak

Bersihan jalan nafas


tidak efektif

Universitas Sumatera Utara


2.2.3. Rumusan Masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirimuskan beberaapa masalah
kesehatan. Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang
harus ditangani segera, berikut beberapa masalah yang mncul berdasarkan analisa
data :

a). Gangguan pola tidur

b). Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

c). Jalan nafas tidak efektif

Diagnosa keperawatan (prioritas)

1.Gangguan pola tidur berhubungan dengan pengobatan ditandai dengan


semenjak mengonsumsi obat-obatan, klien menjadi susah tidur dan berkeringat
pada malam hari.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek


pengobatan ditandai dengan semenjak konsumsi obat selera makan pasien
semakin menurun dan pasien tidak biasa memakan makanan dalam porsi banyak.

3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk ditandai dengan adanya
sekret.

2.2.4 Perencanaan

No.Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan : Klien dapat beristirahat tidur dengan baik

Kriteria Hasil : a Klien dapat tidur 6-8 jam setiap malam

b Secara verbal mengatakan dapat lebih rileks dan


lebih segar

Intervensi Rasional

Universitas Sumatera Utara


1.kaji masalah gangguan tidur 1. Memberikan informasi dasar
pasien, dan penyebab kurang dalam menentukan rencana
tidur keperawatan

2. Anjurkan klien tidur di siang 2. Meningkatkan kualitas tidur


hari sebagai pemenuhan
kebutuhan tidur, karena sulitnya
pemenuhan kebutuhan tidur di
malam hari

3. Lakukan mandi air hangat


sebelum tidur
3.Meningkatkan tidur
4. Anjurkan makan yang cukup
satu jam sebelum tidur

5. Menciptakan keadaan tempat 4.Meningkatkan Tidur


tidur yang nyaman, bersih dan
bantal yang nyaman
5.Meningkatkan Tidur
6. Lakukan masase pada daerah
belakang tubuh pasien

6. Mengurangi gangguan tidur

Universitas Sumatera Utara


No Perencanaan Keperawatan
Dx

2 Tujuan : Peningkatan status Nutrisi

Kriteria Hasil : Terjadi peningkatan status nutrisi / berat badan

Intervensi Rasional

1. Tingkatkan intake makanan 1. Cara khusus untuk


melalui : meningkatkan nafsu makan

a.Mengurangi gangguan dari


lingkungan seperti berisik dan
lain-lain

b.Jaga kebersihan ruangan

c.Berikan obat sebelum makan


jika ada indikasi

2.Jaga kebersihan mulut pasien

2.Mulut yang bersih akan


meningkatkan nafsu makan
3.Sajikan makanan yang mudah
dicerna, dalam keadaan hangat, 3.Meningkatkan selera makan
tertutup dan berikan sedikit- dan intake makan
sedikit tapi sering

4.Selingi makan dengan minum

5.Berikan umpan balik yang


4.Memudahkan makanan masuk
positif tentang peningkatan
intake 5.Meningkatkan kepercayaan
untuk meningkatkan makan

Universitas Sumatera Utara


No. Perencanaan keperawatan
Dx

3 Tujuan : Klien merasa lebih nyaman dalam bernafas

Kriteria Hasil : a Data Objektif menunjukkan tidak adanya gangguan


jalan nafas

b Klien dapat mendemonstrasikan jalan nafas yang


efektif

Intervensi Rasional

1. Monitor jumlah pernafasan, batuk, 1.Mengetahui status


dan tanda-tanda vital pernafasan

2. Laksanakan program pengobatan

3. Posisikan pasien dengan posisi 2.Meningkatkan pernafasan


fowler
3.Meningkatkan
4. Ajarkan klien batuk efektif pengembangan paru

5. Anjurkan klien untuk menggunakan 4. Membersihkan jalan


masker nafas

6. Ajarkan klien untuk tidak membuang 5. Mencegah penularan


dahak atau ludah sembarangan

6.Mencegah penularan

2.2.5 Implementasi dan evaluasi keperawatan

Hari/ta No. Implementasi Evaluasi


nggal Dx

Senin 1 1.Memberikan salam teraupeutik dan S : Klien

Universitas Sumatera Utara


12 Juni memperkenalkan diri mengatakan,
2017 semenjak
2.Melakukan hubungan saling percaya
mengkonsumsi
antara perawat dan klien.
obat, klien sulit
3.Mengkaji masalah gangguan tidur untuk tidur di
pasien, karakteristik, dan penyebab malam hari. Klien
kurang tidur akan merasa
panas dan ber-
4.Menganjurkan klien tidur di siang
keringat di atas
hari sebagai pemenuhan kebutuhan
jam 01.00 WIB
tidur, karena sulitnya pemenuhan
kebutuhan tidur di malam hari O :wajah klien
tampak lemas dan
5. Menganjurkan lakukan mandi air
kurang bergairah.
hangat sebelum tidur
Terdapat kantung
6. Menganjurkan makan yang cukup mata. Dan pada
satu jam sebelum tidur saat berbicara
pasien berbicara
7. Menciptakan keadaan tempat tidur
pelan.
yang nyaman, bersih dan bantal yang
nyaman A : Masalah
belum teratasi
8. Melibatkan keluarga untuk
melakukan masase pada daerah P : Intervensi
belakang tubuh pasien dilanjutkan

2 1. Tingkatkan intake makanan S : klien


melalui : mangatakan tidak
ada nafsu makan
c. Mengurangi
karena klien tidak
gangguan dari
biasa makan
lingkungan seperti
dalam porsi
berisik dan lain-
banyak. dan klien

Universitas Sumatera Utara


lain mengatakan
d. Menjaga mulut terasa tidak
kebersihan enak semenjak
ruangan konsumsi obat
e. Memberikan obat
O : Tubuh klien
sebelum makan
tampak lemah dan
jika ada indikasi
kurang
2.Menganjurkan klien untuk
bersemangat
menjaga kebersihan mulut pasien
A : masalah
3. Melibatkan kelurga klien untuk
teratasi sebagian
menyajikan makanan yang mudah
dicerna, dalam keadaan hangat, P : intervensi
tertutup dan berikan sedikit-sedikit dilanjutkan
tapi sering

4.Menganjurkan selingi makan


dengan minum

5.Memberikan umpan balik yang


positif tentang peningkatan intake

3 1. Memonitor jumlah pernafasan, S : Klien


batuk, dan tanda-tanda vital mengatakan batuk
disertai dengan
2. melaksanakan program pengobatan
dahak
3. Posisikan pasien dengan posisi
O : klien tampak
fowler
batuk dan buang
4. Mengajarkan klien batuk efektif dahak

5. Menganjurkan klien untuk Dengan TTV :


menggunakan masker
-T: 37,5
6. Mengajarkan klien untuk tidak
-TD:130 / 90
membuang dahak atau ludah

Universitas Sumatera Utara


sembarangan mmHg

-HR :80 x/menit

-RR : 24 x/menit

A : masalah
teratasi sebagian

P : intervensi
dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses keperawatan pada Tn. I yang dimulai dari
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi disimpulkan
diagnosa yang diperoleh dari Tn. I adalah :

1.Gangguan pola tidur berhubungan dengan pengobatan ditandai dengan


semenjak mengonsumsi obat-obatan, klien menjadi susah tidur dan berkeringat
pada malam hari.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek


pengobatan ditandai dengan semenjak konsumsi obat selera makan pasien
semakin menurun dan pasien tidak biasa memakan makanan dalam porsi banyak.

3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan batuk ditandai dengan adanya
sekret pada tenggorokan pasien

Diagnosa keperawatan prioritas masalah adalah diagnosa Gangguan pola


tidur berhubungan dengan pengobatan. Kemudian dilakukan implementasi
berdasarkan intervensi yang di rencanakan selama tiga hari dan hasil evaluasi
diperoleh pasien masih mengalami gangguan pola tidur, karna ganguan pola tidur
tsb merupakan efek samping dari konsumsi obat, dimana klien harus tetap
konsumsi obat TB selama 6 bulan penuh.

Intervensi yang dilakukan adalah kaji masalah gangguan tidur pasien, dan
penyebab kurang tidur. Anjurkan klien tidur di siang hari sebagai pemenuhan
kebutuhan tidur, karena sulitnya pemenuhan kebutuhan tidur di malam hari.
Lakukan mandi air hangat sebelum tidur. Anjurkan makan yang cukup satu jam
sebelum tidur. Ciptakan keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal
yang nyaman. Lakukan masase pada daerah belakang tubuh pasien.

Universitas Sumatera Utara


Implementasi yang dilakukan adalah mengkaji masalah gangguan tidur
pasien, dan penyebab kurang tidur. Menganjurkan klien tidur di siang hari sebagai
pemenuhan kebutuhan tidur, karena sulitnya pemenuhan kebutuhan tidur di
malam hari. Menganjurkan lakukan mandi air hangat sebelum tidur.
Menganjurkan makan yang cukup satu jam sebelum tidur. Menciptakan keadaan
tempat tidur yang nyaman, bersih dan bantal yang nyaman. Melibatkan keluarga
untuk melakukan masase pada daerah belakang tubuh pasien.

Evaluasi dengan pemenuhan kebutuhan dasar pola tidur pada Tn. I yaitu
klien sudah bisa tidur lebih baik dari keadaan sebelumya meskipun tidak begitu
nyenyak karena pasien masih berkeringat pada malam hari. Klien mengatakan
sudah merasa lebih baik dari keadaan sebelumnya dan kebutuhan tidur klien
sudah cukup terpenuhi.

3.2 SARAN
1. Bagi pendidikan keperawatan
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi tenaga
pengajar dalam proses belajar mengajar tentang gangguan pola istirahat
tidur pada klien.
2. Bagi Pelayan Kesehatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui upaya menangani
masalah gangguan pola tidur.
3. Bagi Klien
Karya Tulis ini diharapkan dapat membantu klien dalam memenuhi
kebutuhan klien khususnya kebutuhan tidur klien.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A.A dan M.Uliyah. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.


Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, A.A.A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dsasar Manusia : Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Manurung, dkk. (2008). Gangguan Sistem Pernafasan akibat Infeksi.

Jakarta : Trans info media.

Mubarak & Chayatin, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: EGC.

Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

Wilkinson dan Ahern. (2011). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Wilkinson, J.M. & Ahern, N.R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Edisi 9. Jakarta: ECG

Universitas Sumatera Utara


Lampiran

Catatan Perkembangan

No Hari / Pukul Tindakan Evaluasi


Tanggal
Dx Keperawatan (SOAP)

1 Rabu 08.00 1.Memberikan salam teraupeutik S : Klien


dan memperkenalkan diri mengatakan
14 juni s/d
sulit untuk tidur
2017 2.Melakukan hubungan saling
11.00 di malam hari.
percaya antara perawat dan
Klien akan
WIB klien.
merasa panas
3.Mengkaji masalah gangguan dan berkeringat
tidur pasien, dan penyebab di atas jam
kurang tidur 01.00

4.Menganjurkan klien tidur di O : wajah klien


siang hari sebagai pemenuhan tampak lemas.
kebutuhan tidur, karena sulitnya Terdapat
pemenuhan kebutuhan tidur di kantung mata.
malam hari Dan pada saat
berbicara pasien
5. Menganjurkan lakukan mandi
berbicara pelan.
air hangat sebelum tidur
A : Masalah
6. Menganjurkan makan yang
belum teratasi
cukup satu jam sebelum tidur
P : Intervensi
7. Menciptakan keadaan tempat
dilanjutkan
tidur yang nyaman, bersih dan
bantal yang nyaman 1 Menganjurkan
klien mandi air
8. Melibatkan keluarga untuk
hangat sebelum
melakukan masase pada daerah
tidur

Universitas Sumatera Utara


belakang tubuh pasien 2 Menciptakan
keadaan
tempat tidur
yang bersih
3 Melakukan
masase pada
bagian
belakan
tubuh klien
4 Menganjurkan
makan yang
cukup satu jam
sebelum tidur

2 1. Tingkatkan intake S : klien


makanan melalui : mangatakan
tidak ada nafsu
a Mengurangi gangguan dari
makan karena
lingkungan seperti berisik
klien tidak biasa
dan lain-lain
makan dalam
b Menjaga kebersihan porsi banyak.
ruangan dan klien
mengatakan
c Memberikan obat sebelum
mulut terasa
makan jika ada indikasi
tidak enak
2.Menganjurkan klien untuk semenjak
menjaga kebersihan mulut konsumsi obat
klien
O : tubuh klien
3. Melibatkan kelurga klien tampak lemas
untuk menyajikan makanan
A : masalah
yang mudah dicerna, dalam
teratasi sebagian
keadaan hangat, tertutup dan

Universitas Sumatera Utara


berikan sedikit-sedikit tapi P : intervensi
sering dilanjutkan

4.Menganjurkan selingi 1 Meganjurkan


makan dengan minum klien menjaga
kebersihan
5.Memberikan umpan balik
mulut klien
yang positif tentang peningkatan
intake 2 Menyajikan
makanan yang
mudah di cerna

3Menganjurkan
selingi makan
dengan minum

4 Menjaga
kebersihan
ruangan
3 1. Memonitor jumlah S : Klien
pernafasan, batuk, dan tanda- mengatakan
tanda vital batuk disertai
dengan dahak
2. melaksanakan program
pengobatan O : T: 37,5

3. Posisikan pasien dengan TD:130/90


posisi fowler mmHg

4. Mengajarkan klien batuk HR :80 x/menit


efektif
RR : 25 x/menit
5. Menganjurkan klien untuk
A : masalah
menggunakan masker
teratasi sebagian
6. Mengajarkan klien untuk
P : intervensi
tidak membuang dahak atau

Universitas Sumatera Utara


ludah sembarangan dilanjutkan

1 Mengajarkan
batuk efektif

2 Menganjurkan
menggunakan
masker

5 Mengajarka
n untuk
tidak buang
ludah atau
dahak
sembaranga
n

1 kamis 08.00 1.Memberikan salam teraupeutik S : Klien


dan memperkenalkan diri mengatakan
15 juni s/d
sudah dapat
2.Melakukan hubungan saling
2017 11.00 tidur dengan
percaya antara perawat dan
tepat waktu,
WIB klien.
meskipun tidak
3.Mengkaji masalah gangguan begitu nyenyak
tidur pasien, dan penyebab dan klien sudah
kurang tidur merasa lebih
nyaman
4.Menganjurkan klien tidur di
siang hari sebagai pemenuhan O : wajah klien
kebutuhan tidur, karena sulitnya tampak mulai
pemenuhan kebutuhan tidur di bergarah.
malam hari Terdapat
kantung mata.

Universitas Sumatera Utara


5. Menganjurkan lakukan mandi Dan pada saat
air hangat sebelum tidur berbicara pasien
tidak pelan lagi.
6. Menganjurkan makan yang
cukup satu jam sebelum tidur A : Masalah
teratasi sebagian
7. Menciptakan keadaan tempat
tidur yang nyaman, bersih dan P : Intervensi
bantal yang nyaman dilanjutkan

8. Melibatkan keluarga untuk 1 Menganjurkan


melakukan masase pada daerah klien tidur siang
belakang tubuh pasien
2 Menganjurkan
mandi air hangat
sebelum tidur

3 Menganjurk
an makan
yang cukup
satu jam
sebelu tidur
2 1. Tingkatkan intake S : klien
makanan melalui : mangatakan
sudah mulai
a Mengurangi gangguan dari
nafsu makan
lingkungan seperti berisik
akan dalam
dan lain-lain
porsi yang
b Menjaga kebersihan sedikit.
ruangan
O : tubuh pasien
c Memberikan obat sebelum tampak mulai
makan jika ada indikasi segar

2.Menganjurkan klien untuk A : masalah


menjaga kebersihan mulut

Universitas Sumatera Utara


pasien teratasi sebagian

3. Melibatkan kelurga klien P : intervensi


untuk menyajikan makanan dilanjutkan
yang mudah dicerna, dalam
1 Menganjurkan
keadaan hangat, tertutup dan
klien menjaga
berikan sedikit-sedikit tapi
kebersihan
sering
mulut klien
4.Menganjurkan selingi
2 Menganjurkan
makan dengan minum
menjaga
5.Memberikan umpan balik kebersihan
yang positif tentang ruangan
peningkatan intake
3 Menganjurkn
selingi makanan
dengan minum

3 1. Memonitor jumlah S : Klien


pernafasan, batuk, dan tanda- mengatakan
tanda vital batuk sudah
berkurang akan
2. melaksanakan program
tetapi dahak
pengobatan
tidak
3. Posisikan pasien dengan
O : T: 37,5
posisi fowler
TD:130/80
4. Mengajarkan klien batuk
mmHg
efektif
HR :80 x/menit
5. Menganjurkan klien untuk
menggunakan masker RR : 24 x/menit

6. Mengajarkan klien untuk A : masalah


tidak membuang dahak atau teratasi sebagian

Universitas Sumatera Utara


ludah sembarangan P : intervensi
dilanjutkan

1 Memonitor
jumlah
pernafasan dan
tanda- tanda
vital

2 Mengajarkan
batuk efektif

3 Memposisikan
klien dengan
posisi fowler

1 Jumat 08.00 1.Memberikan salam teraupeutik S : Klien


dan memperkenalkan diri mengatakan
16 juni s/d
sudah bisa tidur
2.Melakukan hubungan saling
2017 11.00 dengan baik
percaya antara perawat dan
pada malam hari
WIB klien.
akan tetapi
3.Mengkaji masalah gangguan pasien masih
tidur pasien, dan penyebab berkeringat pada
kurang tidur malam hari

4.Menganjurkan klien tidur di O : wajah klien


siang hari sebagai pemenuhan tampak lebih
kebutuhan tidur, karena sulitnya baik dari
pemenuhan kebutuhan tidur di sebelumnya dan
malam hari respon sudah
lebih baik pada
5. Menganjurkan lakukan mandi
saat diajak

Universitas Sumatera Utara


air hangat sebelum tidur berbicara

6. Menganjurkan makan yang A : Masalah


cukup satu jam sebelum tidur teratasi sebagian

7. Menciptakan keadaan tempat P : Intervensi


tidur yang nyaman, bersih dan dilanjutkan
bantal yang nyaman
1 Menganjurkan
8. Melibatkan keluarga untuk mandi air hangat
melakukan masase pada daerah sebelum tidur
belakang tubuh pasien
2 Menciptakan
keadaan tempat
tidur yang
nyaman dan
bersih

3 Melakukan
masase pada
bagian belakang
tubuh klien

2 1. Tingkatkan intake S : klien


makanan melalui : mangatakan
sudah lebih baik
a Mengurangi gangguan
dalam pola
dari lingkungan seperti
makannya akan
berisik dan lain-lain
tetapi masih
b Menjaga kebersihan merasakan pahit
ruangan di lidah

c Memberikan obat sebelum O : keadaan


makan jika ada indikasi umum pasien
menunjukkan
2.Menganjurkan klien untuk

Universitas Sumatera Utara


menjaga kebersihan mulut kemajuan
pasien
T: 37,5
3. Melibatkan kelurga klien
TD:130/80
untuk menyajikan makanan
mmHg
yang mudah dicerna, dalam
keadaan hangat, tertutup dan HR :80 x/menit
berikan sedikit-sedikit tapi
RR : 24 x/menit
sering
A : masalah
4.Menganjurkan selingi
teratasi
makan dengan minum
P : intervensi
5.Memberikan umpan balik
dihentikan
yang positif tentang peningkatan
intake

3 1. Memonitor jumlah S : Klien


pernafasan, batuk, dan tanda- mengatakan
tanda vital sudah mampu
menerapkan
2. melaksanakan program
batuk efektif dan
pengobatan
gangguan jalan
3. Posisikan pasien dengan nafas berkurang
posisi fowler
O : T: 37,5
4. Mengajarkan klien batuk
TD:130 / 90
efektif
mmHg
5. Menganjurkan klien untuk
HR :80 x/menit
menggunakan masker
RR : 24 x/menit
6. Mengajarkan klien untuk
tidak membuang dahak atau A : masalah

Universitas Sumatera Utara


ludah sembarangan teratasi sebagian

P : intervensi
dilanjutkan

1 Memonitor
jumlah
pernafasan dan
tanda-tanda vital

2 Mengajarkan
klien batuk
efektif

3 Mengajarkan
klien untuk
tidak buang
dahak atau ludah
sembarangan.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai