Anda di halaman 1dari 7

A.

Adaptasi Psikologis Ibu Post Partum


Ada 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orangtua, yaitu fase taking in, fase
taking hold, fase letting go (Lubis, 2010).

a. Fase taking in
Fase ini merupakan periode ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai hari
kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri.
Pengalaman selama proses persalinan sering berulang diceritakannya. Kelelahan membuat ibu
cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung. Hal ini
membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kondisi ibu
perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yang baik.
Gangguan Psikologis yang dirasakan Ibu
a) Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya misalnya jenis
kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan lain-lain.
b) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisk yang dialami ibu misalnya rasa mules
karena rahim berkontraksi untuk kembali pada keadaan semula, payudara bengkak, nyeri
luka jahitan.
c) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayinya dan cenderung
melihat tanpa membantu.
b. Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase taking hold, ibu merasa
khawatir atau ketidak mampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Selain itu
perasaannya sangat sensitif sehingga mudah tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati.
Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena saat ini merasakan kesempatan yang baik
untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga tumbuh rasa
percaya diri.
c. Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung 10
hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.
B. Jenis Gangguan Psikologis Ibu Postpartum
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental disorder (American Psychiatric
Association, 2000) tentang petunjuk resmi untuk pengkajian dan diagnosis penyakit
psikiater, bahwa gangguan yang dikenali selama postpartum adalah
1. Postpartum Blues
Fenomena pasca postpartum awal atau baby blues merupakan sekuel umum
kelahiran bayi, terjadi hingga 70% wanita.Postpartum blues, maternity blues atau baby
blues merupakan gangguan mood/efek ringan sementara yang terjadi pada hari pertama
sampai hari ke 10 setelah persalinan ditandai dengan tangisan singkat, perasaan kesepian
atau ditolak, cemas, bingung, gelisah, letih, pelupa dan tidak dapat tidur (Pillitteri, 2003).
Bobak (2005) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan postpartum blues adalah
perubahan mood pada ibu postpartum yang terjadi setiap waktu setelah ibu melahirkan
tetapi seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat postpartum dan memuncak antara
hari kelima dan ke-14 postpartum yang ditandai dengan tangisan singkat, perasaan
kesepian atau ditolak, cemas, bingung, gelisah, letih, pelupa dan tidak dapat tidur.
Ibu postpartum yang mengalami postpartum blues mempunyai gejala antara lain
rasa marah, murung, cemas, kurang konsentrasi, mudah menangis (tearfulness), sedih
(sadness), nafsu makan menurun (appetite), sulit tidur (Pillitari, 2003; Lyn dan Pierre,
2007 dalam Macmudah, 2010). Keadaan ini akan terjadi beberapa hari saja setelah
melahirkan dan biasanya akan berangsur-angsur menghilang dalam beberapa hari dan
masih dianggap sebagai suatu kondisi yang normal terkait dengan adaptasi psikologis
postpartum. Apabila memiliki faktor predisposisi dan pemicu lainnya maka dapat
berlanjut menjadi depresi postpartum.

2. Depresi Postpartum
Gejala yang ditimbulkan antara lain kehilangan harapan (hopelessness), kesedihan,
mudah menangis, tersinggung, mudah marah, menyalahkan diri sendiri, kehilangan
energi, nafsu makan menurun (appetite), berat badan menurun, insomnia, selalu dalam
keadaan cemas, sulit berkonsentrasi, sakit kepala yang hebat, kehilangan minat untuk
melakukan hubungan seksual dan ada ide untuk bunuh diri (Beck, 2001; Lynn dan
Pierre, 2007 dalam Macmudah, 2010).
3. Postpartum Psikosis
Mengalami depresi berat seperti gangguan yang dialami penderita depresi postpartum
ditambah adanya gejala proses pikir (delusion, hallucinations and incoherence of
association) yang dapat mengancam dan membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya
sehingga sangat memerlukan pertolongan dari tenaga professional yaitu psikiater dan
pemberian obat (Olds, 2000, Pilliteri, 2003, Lynn dan Pierre, 2007).
Perbandingan Jenis Gangguan Postpartum Blues, Depresi Postpartum dan
Postpartum Psikosis

Postpartum Depresi Postpartum Psikosis

Blues

Insiden 60-80% 10-20% 3-5%

Gejala Labilitas mood, Cemas, rasa kehilangan, Semua gejala yang

mudah menangis, sedih, kehilangan harapan ada di depresi

nafsu makan (hopelessness), menyalahkan postpartum,

menurun, diri sendiri, gangguan percaya ditambah gejala:

gangguan tidur, diri, kehilangan tenaga, halusinasi, delusi

biasanya terjadi lemah, gangguan nafsu makan dan agitasi.

dalam 2 minggu (appetite), BB menurun,

atau kurang dari insomnia, rasa khawatir yang

minggu. berlebihan, perasaan bersalah

dan ada ide bunuh diri.

Kejadian 1-10 hari setelah 1-12 bulan setelah melahirkan Umumnya terjadi

melahirkan pada bulan


pertama setelah

melahirkan

Postpartum Depresi Postpartum Psikosis

Blues

Penyebab Perubahan Ada riwayat depresi, respon Ada riwayat

hormonal dan hormonal, kurangnya penyakit mental,

perubahan/adany dukungan sosial. perubahan hormon,

a stressor dalam ada riwayat

hidup keluarga dengan

penyakit bipolar.

Tindakan Support dan Konseling Psychotherapy dan

empati therapy obat

Perbandingan Simptom Depresi Postpartum Berdasarkan Gejala

Fisik, Emosional dan Perilaku

Symtom Baby Blues Depresi Postpartum Psikosa

Fisik Kurang tidur Cepat lelah Menolak makan

Hilang tenaga Gangguan tidur selera Tidak mampu

Hilang nafsu makan menurun menghentikan

makan atau nafsu Sakit kepala aktivitas

makan berlebih Sakit dada Kebingungan


Merasa lelah Jantung berdebar-debar akan kelebihan

setelah bangun Sesak napas energi

tidur Mual dan muntah

Emosional Cemas dan Mudah tersinggung Sangat bingung

khawatir berlebih Perasaan sedih Hilang ingatan

Bingung Hilang harapan Halusinasi

Mencemaskan Merasa tidak berdaya

kondisi fisik secara Mood swings

berlebihan Perasaan tidak adekuat

Tidak percaya diri sebagai ibu

Sedih Hilang minat

Perasaan diabaikan Pemikiran bunuh diri

Ingin menyakiti diri

sendiri dan orang lain

(bayi, diri sendiri dan

suami)

Perasaan bersalah

Symtom Baby Blues Depresi Postpartum Psikosa

Perilaku Sering menangis Panik Curiga

Hiperaktif atau Kurang mampu merawat Tidak rasional


senang berlebihan diri sendiri

Terlalu sensitif Enggan melakukan

Perasaan mudah aktivitas menyenangkan

tersinggung Motivasi menurun

Tidak peduli Enggan bersosialisasi

terhadap bayi Tidak perduli pada bayi

Terlalu peduli terhadap

perkembangan bayi

Sulit mengendalikan

Perasaan

Sulit mengambil

Keputusan

C. Depresi
Depresi adalah gangguan mood, mood menggambarkan emosi seseorang, serangkaian
perasaan yang menggambarkan kenyamanan atau ketidaknyamanan emosi. Depresi adalah
suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan
fungsi tubuh, mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tak berdaya (Lubis,
2009).
1) Gejala-Gejala Depresi
Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat
dikelompokkan sebagai depresi. Dapat dilihat dari segi fisik, segi psikis dan segi sosial.
1. Gejala Fisik
- Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur)
- Menurunnya tingkat aktivitas. Orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku
yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain.
- Menurunnya efisiensi kerja. Orang yang depresi akan sulit mengfokuskan perhatian
atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal
yang tidak efisien dan tidak berguna.
- Menurunnya produktifitas kerja.
- Mudah merasa letih dan sakit.
2. Gejala Psikis
- Kehilangan rasa percaya diri.
- Sensitif
- Merasa diri tidak berguna
- Perasaan bersalah
- Perasaan terbebani
3. Gejala Sosial (Lubis, 2009)

Anda mungkin juga menyukai