MIKROBA
SUMBER
KEUNTUNGAN PENYAKIT
PADA
MAKANAN
Mempelajari kehidupan
mikroba dalam pangan
Ruang
lingkup
• Aktivitas mikroba
• Pengaruh terhadap pangan
• Fungsi pangan yang dibutuhkan
untuk aktivitas mikroba
• Segar
Bahan Pangan
• Awetan
• olahan
Mikroba yang umum dijumpai pada
makanan/bahan pangan adalah kapang,
khamir dan bakteri.
Mikroba terdapat dimana-mana, misalnya di
dalam air, tanah, udara, tanaman, hewan,
dan manusia.
Mikroba dapat masuk ke dalam pangan
melalui berbagai cara, misalnya melalui air,
melalui tanah melalui debu dan udara,
melalui hewan dan manusia.
Dengan mengetahui berbagai sumber
pencemaran mikroba, kita dapat melakukan
tindakan untuk mencegah masuknya mikroba
pada pangan.
Aspek yang dikehendaki yang
menyangkut aktivitas mikroba
1. Warna memudar
2. Jumlah lendir di permukaan kulit
meningkat terutama insang dan
sirip
3. Mata menyusut dam tenggelam,
pupil berkabut, kornea menjadi
buram
4. Warna insang memudar, berubah
dari merah pink kuning abu
5. Daging menjadi lembek, ditekan
rusak
6. Daging mudah dilepas
7. Perubahan bau/aroma
Bakteri Penyebab Kerusakan
1. Suhu 5-10oC
Pseudomonas, Acinetobacter,
Moraxella,
Flavobacterium
2. Suhu > 10oC
Micrococcus, Bacillus
3. Suhu kamar (± 25oC)
Escherichia, Proteus, Serratia,
Sarcina,
Clostridium
Ciri-Ciri Spesifik
Kerang-kerangan Acinetobacter,
Moraxella, Vibrio
Tiram Pseudomonas,
Acinetobacter, dll
Pada ikan asin yang telah diolah
dengan pengeringan dan
penggaraman awikan menjadi
rendah, kerusakan disebabkan oleh
pertumbuhan kapang.
Pada ikan asin dan ikan peda yang
mengandung garam sangat tinggi
(sekitar 20%), kerusakan
disebabkan oleh bakteri halofilik
Susu dan Produk Susu
Mikroba yang terdapat pada bahan pangan dapat berasal dari berbagai
sumber, seperti tanah, debu, air permukaan, saluran pencernaan
manusia dan hewan, saluran pernafasan manusia dan hewan, dan
lingkungan pemeliharaan, persiapan, penyimpanan dan pengolahan.
Pengeringan Beku
Mikroba yang dapat mengalami stres dan
kerusakan subletal oleh pengeringan beku misalnya
S. anatum, E. coli. Streptococcus thermophilus dan S.
aureus
Kultur yang diawetkan dengan cara pengeringan
beku (liofilisasi) mungkin sebagian sel-selnya akan
mengalami kerusakan subletal.
Pembekuan dan Pelelehan
Penyimpanan makanan pada suhu rendah di
bawah 0 C, yang dilakukan dalam
pengawetan beku , pemekatan makanan, dan
produksi makanan beku, yang dilanjutkan
dengan pelelehan dapat mengakibatkan
terjadinya stres/sakit pada beberapa sel
bakteri, seperti E. coli, Salmonella anatum, S.
lactis, shigella sonnei, S. faecalis dan
Pseudomonas fluorescens.
Pengurangan air
Suhu pengringan yang turun naik secara tidak
stabil dapat merangsang terjadinya kerusakan
subletal.
Pengurangan air bebas dalam pembuatan
makanan setengah basah melalui penambahan
humektan dapat mengakibatkan kerusakan
subletal pada sel mikroba.
Kerusakan sel yang terjadi disini diduga
menyerupai kerusakan yang terjadi oleh proses
pengeringan atau pengeringan beku.
Kondisi nutrisi
Pemindahan sel mikroba ke dalam suatu
lingkungan yang baru dapat merangsang
terjadinya stres yang mengakibatkan sel menjadi
sakit
Lingkungan pertumbuhan yang baru dengan
konsentrasi substrat atau tekanan osmotik yang
berbeda dapat mengakibatkan stres
Pertumbuhan awal di dalam suatu medium
kompleks yang segar dapat mengubah respon
sel terhadap medium selektif atau minimal
menyerupai sel sakit.
Penghilangan dan pemberian udara secara
berganti-ganti dalam suatu lingkungan
pertumbuhan mikroba juga dapat
mengakibatkan sel mengalami stres.
Pemindahan sel ke dalam larutan-larutan
encer dan akuades dapat mengakibatkan
kerusakan subletal.
Sel-sel yang mengalami kekurangan nutrien
dalam jangka waktu lama dan diduga telah
mati, kemungkinan hanya mengalami
kerusakan subletal, sehingga juka keadaan
nutrisi kemudian diperbaiki masih dapat
sembuh dan tumbuh kembali secara normal.
Irradiasi
Penggunaan irradiasi sunar ultraviolet untuk
sanitasi atau tidak sengaja dalam pengeringan
menggunakan sinar matahari, dapat
mengakibatkan kerusakan subletal pada sel
mikroba.
Pada galur-galur yang tahan irradiasi,
kerusakan subletal tersebut dapat disembuhkan
kembali jika substrat dan kondisi
memungkinkan.
Bahan pengawet, Asidulan dan Sanitizer
Bahan pengawet makanan dan produk akhir
dari fermentasi makanan (bersifat pengawet
dan asidulan) dapat menyebabkan kerusakan
subletal pada sel mikroba.
Bahan kimia yang digunakan untuk sanitasi
dalam industri pangan dapat mengakibatkan
kerusakan subletal pada bakteri jika
digunakan pada kondisi dan konsentrasi yang
tidak mematikan
Kombinasi perlakuan dan Interaksi stres
Kombinasi dari perlakuan pengolahan kadang
dapat berpengaruh interaksi atau sinergis dari
masing-masing perlakuan tersebut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
adanya garam NaCl dalam konsentrasi rendah
didalam medium pemanasan dapat mengurangi
jumlah sel E coli yang mengalami kerusakan
sebletal. Sebaliknya asam sorbat merangsang
kerusakan panas subletal Pada sel Candida utilis.
Pembekuan yang dikombinasikan dengan pH
rendah merangsang kerusakan sel S.aureus
1. Pertumbuhan
sel yang mengalami kerusakan subletal dapat
dideteksi dari ketidakmampuannya untuk
tumbuh dan berkembang pada kondisi normal
untuk sel sehat.
kehilangan kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang biak dapat dilihat atau diukur
dengan beberapa cara yaitu :
1. tidak dapat membentuk koloni pada medium
padat
2. tidak menimbulkan kekeruhan pada medium
cair
3. pembentukan produk akhir dengan
konsentrasi rendah dari substrat yang tepat.
2. Sensitivitas Terhadap senyawa Selektif
dan Antimikrobe
Kerusakan subletal sering ditandai dengan
meningkatnya sensitivitas sel terhad atau
senyawa selektif, senyawa antimikrobe, atau
senyawa sejenis lainnya yang terdapat di dalam
medium pertumbuhan.
5. Perubahan Aktivitas Metabolisme
Perubahan - perubahan, yang terjadi dalam aktivitas
metabolisme pada sel yang mengalami kerusakan
subletal antara lain :
- berupa penurunan kemampuan dalam memecah
senyawa-senyawa yang dibutuhkan sel,
- kehilangan kemampuan untuk melakukan transpor
melalui membran,
- penurunan aktivitas enzim-enzim yang penting
dalam metabolisme.
3. Kebocoran Sel
Sel yang mengalami kerusakan sublethal
sering kali mengalami kebocoran sehingga
komponen-komponen sel akan keluar ke
medium di sekelilingnya.
Kerusakan yang disebabkan oleh hilangnya
sebagian komponen-komponen sel
mengakibatkan
sel kehilangan kemampuan untuk tumbuh
dan berkembang biak.
Jika kerusakan ini tidak dapat diperbaiki
kembali pada saat sel ditumbuhkan pada
kondisi yang baik, maka sel akan tetap
kehilangan kemampuan untukberkembang
biak.
4. Perubahan Makromolekul
Beberapa makromolekul yang terdapat di dalam sel
mikroba dapat mengalami perubahan jika sel
mengalami stres karena proses pengolahan.