Anda di halaman 1dari 9

Karya Tulis Ilmiah Statistika 2016

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut :
1. Distribusi frekuensi pendidikan akhir pekerja kapal feri.
Tabel 4.1. Pendidikan akhir pekerja kapal feri.
No. Keterangan Jumlah Persentase %
1 SD 6 18,75%
2. SMP 11 34,37%
3 SMA 15 46,88%
JUMLAH 32 100%

46.88%

34.37%

18.75%

Diagram 4.1. Pendidikan akhir para pekerja kapal feri.

Berdasarkan hasil angket yang tertera pada tabel 4.1 terlihat bahwa
6 pekerja (18,75%) menempuh pendidikan akhir sempai sekolah dasar, 11
pekerja (34,37%) menempuh pendidikan akhir sampai sekolah menengah
pertama, Sedangkan 15 (46,88%) menempuh pendidikan akhir hingga

13
Karya Tulis Ilmiah Statistika 2016

sekolah menengah atas. Dilihat dari pendidikan akhir para pekerja dapat
diketahui adalah rata-rata para pekerja tidak memiliki pendidikan akhir
yang memadai.
2. Distribusi frekuensi pekerjaan buruh di kapal
Tabel 4.2.Pekerjaan buruh di kapal
No. Keterangan Jumlah Persentase %
1. Nahkoda 15 46,88%
2. Pengatur kendaraan 17 53,12%
JUMLAH 32 100%

46.88%
53.12%

Nahkoda Pengatur Kendaraan

Diagram 4.2. Pekerjaan buruh di kapal

Berdasarkan hasil angket yang tertera pada tabel 4.2 dapat dilihat
bahwa 15(46,88%) dari 32 para pekerja bekerja sebagai nahkoda.
Sedangkan 17 (53,12%) dari 32 para pekerja menggeluti pekerjaan sebagai
pengatur kendaraan.

14
Karya Tulis Ilmiah Statistika 2016

3. Distribusi frekuensi penghasilan harian pekerja.


Tabel 4.3. Penghasilan harian pekerja
No. Keterangan Jumlah Persentase %
1. < Rp 50.000,- 5 15,63%
2. Rp 50.000,- 18 56,25%
3. >Rp 100.000,- 9 28,12%
JUMLAH 32 100%

56.25%

28.12%
15.63%

< Rp
50.000,- Rp 50.000,-
> Rp
100.000,-

Diagram 4.3. Penghasilan harian pekerja

Berdasarkan hasil angket yang tertera pada tabel 4.3 terungkap


bahwa5 (15,63%) dari 32 para pekerja berpenghasilan > Rp 50.000,-. 18
(56,25%) dari 32 pekerja berpenghasilan Rp 50.000,-. Dan para pekerja
yang memiliki penghasilan > Rp 100.000,-. Sebanyak 9 (28,12%)pekerja.

15
Karya Tulis Ilmiah Statistika 2016

4. Distribusi frekuensi penghasilan harian kapal.


Tabel 4.4. Penghasilan harian kapal.
No. Keterangan Jumlah Persentase %
1. < Rp 500.000,- 7 41,18%
2. > Rp 500.000,- 6 35,29%
3. > Rp 1.000,000,- 4 23,53%
JUMLAH 17 100%

41.18%
35.29%

23.53%

< Rp 500.000,- > Rp 500.000,- > Rp 1.000,000,-

Diagram 4.4. Penghasilan harian kapal.

Berdasarkan hasil angket yang tertera pada tabel 4.4 dapat dilihat
bahwa 7 (41,18%) dari 17 penghasilan kapal sebesar < Rp 500,000,-. Dan
6 (35,29%) penghasilan kapal sebesar > Rp 500,00,-. Dan penghasilan
kapal yang mencapai > Rp 1.000,000,- sebanyak 4 (23,53%) kapal. Dapat
dilihat bahwa penghasilan rata-rata kapal feri hanya berkisar < Rp
500.000,-.

16
Karya Tulis Ilmiah Statistika 2016

5. Distribusi frekuensi pekerja yang sudah menyiapkan modal usaha jika


peyebrangan ini tutup.
Tabel 4.4. Pekerja yang sudah menyiapkan modal usaha jika peyebrangan
ini tutup.
No. Keterangan Jumlah Persentase %
1. Ya 13 40,63%
2. Tidak 19 59,37%
JUMLAH 32 100%

59.37%

40.63%

Ya
Tidak

Diagram 4.4. Pekerja yang Sudah menyiapkan modal usaha jika


penyebrangan ini tutup.

Berdasarkan hasil angket yang tertera pada tabel 4.4 dapat dilihat
bahwa 13 (40,63%) dari 32 para pekerja mengatakan sudah menyiapkan
modal usaha. Sedangkan 19 (59,37%) mengatakan belum menyiapkan
modal usaha. Dapat kita lihat bahwasanya banyak para pekerja yang belum
ada kesiapan jika feri penyebrangan semakin lama semakin sepi dan
akhirnya ditutup.

17
Karya Tulis Ilmiah Statistika 2016

6. Distribusi frekuensi usaha apa yang akan dilakukan bagi para pekerja yang
mengatakan sudah menyiapkan modal.
Tabel 4.6. Usaha apa yang akan para pekerja lakukan.
No. Keterangan Jumlah Persentase %
1. Pedagang kaki lima ( pkl ) 7 53,84%
2. Membuka warung dirumah 3 23,08%
3 Berjualan keliling 3 23,08%
JUMLAH 13 100%

60.00% 53.84%
50.00%
40.00%
30.00% 23.08%
23.08%
20.00%
10.00%
0.00%

Pedagang kaki lima ( pkl ) Membuka warung dirumah Berjualan keliling

Diagram 4.6.Usaha apa saja yang para pekerja lakukan

Berdasarkan hasil angket yang tertera pada tabel 4.6dapat diketahui


bahwa sebanyak7 (53,85%) dari 32 para pekerja ingin bekerja sebagai
pedagang kaki lima (pkl). Sedangkan sebanyak 3 (23,08%) dari 32 pekerja
ingin membuka warung dirumah. Dan sebanyak 3 (23,08%) dari 32
pekerja ingin berjualan keliling

18
Karya Tulis Ilmiah Statistika 2016

7. Distribusi frekuensi pekerjaan apa yang akan para pekerja lakukan jika
belum menyiapkan modal usaha.
Tabel 4.7. Pekerjaan yang akan dilakukan jika belum adanya persiapan
modal usaha.

Keterangan Jumlah Persentase %


1. Buruh 15 78,94%
2. Petani 2 10,53%
3. Nelayan 2 10,53%
JUMLAH 19 100%

10.53%

10.53%
buruh
petani
nelayan

78.94%

Diagram 4.7. Pekerjaan apa yang akan para pekerja lakukan jika belum
adanya persiapan modal usaha.

Berdasarkan hasil angket yang tertera pada tabel 4.7 terlihat bahwa
15 (78,94%) dari 32 pekerja akan bekerja sebagai buruh. Dan 2 (10,53%)
dari 32 bekerja sebagai petani. Sedangkan 2 (10,53%) lain akan bekerja
sebagai nelayan. Dapat dilihat bahwa sebagian besar pekerja yang belum
menyiapkan modal usaha akan bekerja sebagai buruh.

19
Karya Tulis Ilmiah Statistika 2016

8. Distribusi frekuensi harapan pekerja kepada pemerintah .


Tabel 4.8.Harapan pekerja kepada pemerintah.
No. Keterangan Jumlah Persentase %
1. Menyediakan lapangan
17 53,12%
pekerjaan
2. Memberikan pelatihan 15 46,88%
JUMLAH 32 100%

Menyediakan
46.88% lapangan pekerjaan
53.12% Memberikan
pelatihan

Diagram 4.8. Harapan pekerja kepada pemerintah.

Berdasarkan hasil angket yang tertera pada table 4.8dapat diketahui


bahwa 17(53,12%) dari 32 pekerja berharap akan disediakannya lapangan
pekerjaan.Sedangkan 15 (46,88) ingin agar adanya pelatihan. Sebagaimana
kita ketahui bersama bahwa para pekerja tidak disiapkan untuk
bekerja/tidak dibekali kemampuan/skill yang memadai.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pendidikan
akhir para pekerja 6 (18,75%) dari 32 pekerja sampai tingkatan sekolah dasar,
dan yang sampai menduduki bangku sekolah menengah pertama sebanyak 11
(34,37%) dari 32 orang pekerja, sedangkan pendidikan tertinggi para pekerja

20
Karya Tulis Ilmiah Statistika 2016

ialah sampai sekolah menengah atas sebanyak 15 (46,88%) dari 32 orang


pekerja. Pekerjaan sebagai Nahkoda 15 (46,88%) dari 32 orang pekerja dan
sebanyak 17 (53,12%) sebagai pengatur kendraan. Penghasilan para pekerja
lebih banyak berkisar Rp 50.000,- sebanyak 18 (56,25%) Jika di bandingkan
penghaslilan kapal yang masih utuh lebih besar berkisar < Rp 500.000,-
sebanyak 15 (46,88%). Sudah kita ketahui bahwa semakin hari kapal feri
semakin sepi peminat maka kemungkinan akan terjadi penutupan dermaga feri
tersebut maka para pekerja ada yang sudah menyiapkan modal dan ada pula
yang belum menyiapkan modal tetapi menurut data yang diperoleh bahwa para
pekerja lebih banyak yang belum menyiapkan modal sebanyak 19 (59,37%)
dari 32 sedangkan para pekerja yang sudah menyiapkan modal sebanyak 13
(40,63%) dari 32 pekerja.
Banyak harapan yang dikemukakan para penyedia jasa ini kepada
pemerintah diantaranya yaitu sebagian besar 17 (53,12%) berharap kepada
pemerintah agar menyiapkan lapangan pekerjaan yang baru kepada mereka,
sedangkan sisanya 15 (46,88%) berharap mereka diberikan pelatihan agar
mereka memiliki keahlian untuk mencari pekerjaan. Berdasarkan data yang
diperoleh diketahui bahwa sebagian besar pekerja ini adalah lulusan sma 15
(46,88%).
Menurut (Dermawan, 2010) model pendidikan yang sesuai bagi
mereka (korban phk/mantan pekerja feri) adalah pelatihan yang dapat
membangkitkan sensitifitas potensi yang mereka miliki yang mungkin dapat
diwujudkan. Potensi itu digali dari latar belakang pendidikan dan pengalaman
mereka, atas dasar ini diberi rangsangan melalui pendekatan psikologi
menggunakan model pendidikan andragogi. Pendekatan psikologi digunakan
untuk mengetahui sikap,sifat, tempramen, watak dan apa yang menjadi
kebutuhan mereka, model pendidikan andragogi digunakan karena mereka
semua adalah manusia dewasa, jadi potensi mereka dibangkitkan dan dilakukan
pendampingan sehingga mereka menemukan jati diri dan dapat dirumuskan
keterampilan apa yang mereka miliki. Model pelatihan yang demikian titik
tekan pada aspek psikologi.

21

Anda mungkin juga menyukai