Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RMK

TEORI AKUNTANSI
BAB 3. PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Oleh :
Kelompok 3

1. Ni Made Nia Dwi Prapti (1633121283)


2. Ni Putu Diah Utari Astika Putri (1633121285)
3. Ni Nyoman Meila Santi (1633121287)

KELAS D5 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2019
BAB 3
PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN

Dalam pengertian akuntansi sebagai teknologi akuntansi dapat didefinisi sebagai


“rekayasa informasi”. Orang dapat merekayasa mekanisma pelaporan keuangan. Salah satu
tujuan perekayasaan pelaporan keuangan yaitu alokasi sumber daya ekonomik secara efektif
dan efisien untuk mencapai kemakmuran yang optimal. Akuntansi mempunyai peran dalam
alokasi jika informasi yang dihasilkan dirancang atau disusun agar dapat mempengarauhi
perilaku pengambil keputusan ekonomik dominan agar alokasi sumber daya negara efektif
dan efisien.
Dalam pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara seksama agar pengendalian
alokasi sumber daya secara automatis. Pengendalian secara automatis dicapai dan ditetapkan
dengan adanya pedoman pelaporan keuangan yaitu Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU). Apabila PABU ditetapkan mekanisma selanjutnya yaitu menerapkan PABU pada
lingkup mikro. Dalam tingkat mikro akuntansi dapat didefinisi sebagai proses/praktik yaitu
proses identifikasi, pengukuran, pengakuan, penyajian objek pelaporan keuangan dengan cara
tertentu yang menghasilkan informasi yang relevan kepada pihak yang berkepentingan yang
akan digunakan untuk pengambilan suatu keputusan.

1. Proses Perekayasaan
Perekayasaan yaitu proses pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih
maupun menentukan teori, konsep, metode, serta teknik yang digunakan untuk
menghasilkan sesuatu. Jadi perekayasaan akuntansi yaitu proses pemikiran, penalaran
logis yang digunakan untuk membuat struktur serta mekanisme pelaporan keuangan.
Sedangkan pelaporan keuangan adalah hasil dari perekayasaan akuntansi. Pelaporan
keuangan adalah struktur dan proses akuntansi tentang bagaimana informasi
keuanganmuntuk semua unit usaha dan pemerintahan harus disediakan serta dilaporkan
untuk pencapaian tujuan ekonomik. Proses perekayasaan pada dasarnya yaitu proses
bagaimana kegiatan operasi perusahaan yang disimbolkan dalam bentuk laporan
keuangan sehingga orang yang dituju dapat membayangkan kegiatan perusahaan secara
finansial tanpa harus menyaksikan secara langsung kegiatan operasi perusahaan.

1.1 Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif


Perekayasaan sebagai penalaran deduktif-normatif, ada beberapa aspek yang
harus dipertimbangkan dalam proses perekayasaan agar menghasilkan rerangka
teoritis akuntansi antara lain :

1. Postulat yang menggambarkan karakteristik unit usaha dan lingkungannya.


2. Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan.
3. Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pemakai dan kemampuan
menginterpretasi, memahami dan menganalisis informasi.
4. Penentuan tentang apa yang harus dilaporkan.
5. Evaluasi pengukuran dan penyajian informasi tentang perusahaan dan
lingkungan.
6. Penentuan kendala-kendala terhadap serta deskripsi unit usaha dan
lingkungannya.
7. Pengembangan serta penyusunan pernyataan umum dituangkan dalam
bentuk dokumen resmi yang menjadi pedoman dalam menyusun standar
akuntansi.
8. Perancangbangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi untuk
menciptakan, mengolah, meringkas, dan menyajikan informasi sesuai
standar/prinsip informasi yang berterima umum.

1.2 Siapa Merekayasa


Proses perekayasaan bukan upaya yang dilakukan perseorangan, tetapi upaya
suatu tim yang melibatkan disiplin intelektual serta kekuatan politik mengingat
perekayasaan itu merupakan proses yang serius hasil dan akan memberi dampak
yang luas dan jangka panjang.

1.3 Aspek Semantik Dalam Perekayasaan


Proses semantik tidak lain adalah proses untuk memilih dan menyimbolkan
objek fisis kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek-objek/elemen
statemen keuangan sehingga orang yang dituju oleh statemen keuangan dapat
membayangkan operasi perusahaan tanpa harus menyaksikan secara langsung.
Objek harus diukur secara finansial dan hasil pengukuran akan menjadi bahan
oleh akuntansi. Bahan olah akan menentukan besar kecilnya (magnitude) elemen.
Informasi semantik yang ada dalam statemen keuangan ditunjukkan oleh elemen
(objects), besar kecilnya elemen (size), serta hubungan antar elemen
(relationship).

1.4 Proses Saksama


Agar mencapai kualitas yang tinggi dan handal, proses perekayasaan harus
dilaksanakan melalui berbagai tahap dan prosedur yang saksama serta teliti.
Prosedur tersebut berlaku dalam penyusunan rerangka konseptual dan standar
akuntansi. Berikut adalah proses saksama yang dilakukan FASB didalam
penyusunan pernyataan resmi :

1. Mengevaluasi masalah.
2. Mengadakan riset atau penelitian.
3. Menyusun serta mendistribusi Memorandum Diskusi kepada pihak yang
berkepentingan.
4. Mengadakan dengar pendapat umum untuk membahas masalah yang
diungkapkan didalam Memorandum Diskusi.
5. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan publik atas Memorandum
Diskusi.
6. Menerbitkan draft awal standar yang diusulkan atau disebut juga Exposure
Draft (ED).
7. Menganalisis serta mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED.
8. Pemutusan penerbitan statemen atau tidak.
9. Penerbitan statemen yang bersangkutan.

Prosedur diatas mengisyaratkan bahwa statemen memerlukan waktu cukup


lama agar dapat disahkan serta diterbitkan.

2. Konsep Informasi Akuntansi


Kata kunci dalam definisi akuntansi yaitu informasi keuangan. Nilai
informasi adalah kemampuan informasi supaya meningkatkan pengetahuan atau
wawasan dan keyakinan pemakai dalam mengambil keputusan. Simbol atau
elemen yang terdapat dalam statemen keuangan sebenarnya tidak memiliki makna
atau arti jika setiap elemen diinterpretasi sebagai suatu objek yang berdiri sendiri.
Informasi semantik harus ditangkap secara kontekstual dengan tiga komponen
yaitu : objects, size, relationship. Informasi semantik dapat digambarkan sebagai
berikut :

3. Rerangka Konseptual
Rerangka konseptual sebagai “kontitusi” akan sulitlah bagi penyusun
standar untuk mengevaluasi argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik
dalam menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai bahwa perlakuan
akuntansi tertentu lebih efektif daripada perlakuan yang lain dalam rangka mencapai
tujuan sosial atau ekonomik. Sebagai suatu kesatuan konsep-konsep koheren yag
menetapkan sifat dan fungsi pelaporan keuangan, Kam (1990) menguraikan
manfaat-manfaat rerangka konseptual sebagai berikut :

1. Memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggungjawab


dalam penyusunan/penetapan standar akuntansi.
2. Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang dijumpai
dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman
spesifik.
3. Menentukan batas-batas pertimbangan (bounds for judgment) dalam
penyusunan statemen keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan
keyakinan terhadap statemen keuangan.
5. Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan.

3.1 Model
Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka
konseptual yang dikembangkan oleh FASB yang memuat empat komponen
konsep penting yaitu :
1) Tujuan pelaporan keuangan
2) Kriteria kualitas informasi
3) Elemen-elemen statemen keuangan
4) Pengukuran dan pengakuan

3.1.1 Rerangka Konseptual Versi IASC


Rerangka Konseptual versi IASC disebut Framework for
Preparation and Presentation of Financial statements dan terjemahan
oleh IAI sebagai Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan.
Untuk komponen tujuan, IASC menyebutkan sebagai tujuan statemen
keuangan bukan tujuan laporan keuangan sebagaimana FASB
menyebutnya meskipun IASC menegaskan bahwa statemen keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

3.2 Aspek Kependidikan


Karena FASB merencanakan agar rerangka konseptual mengandung
aspek kependidikan kepada pemakai, FASB memasukkan deskripsi, argumen,
dan penalaran yang cukup rinci dalam tiap uraian konsep. aspek kependidikan
atau pembelanjaan ini telah itu tersinggung sebelumnya dalam manfaat
rerangka konseptual.

4. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)


Terdapat tiga istilah atau konsep penting yang sangat penting yaitu prinsip
akuntansi, antara lain :

1. Prinsip Akuntansi
Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi,
konsep, postulat, kaidah, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang tersedia
baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan
(knowledge).
2. Standar Akuntansi
Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik dan lainnya
yang sengaja dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun
standar (atau yang berwenang). Standar akuntansi ditetapkan untuk menjadi
pedoman utama dalam memperlakukan (pendefinisian, pengukuran,
pengakuan, penilaian, dan penyajian) suatu objek, elemen, atau pos pelaporan.
3. PABU
PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar
akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi
(yuridis), teoritis, dan praktis.

Dapat disimpulan bahwa PABU tidak sama dengan standar akuntansi


maupun prinsip akuntansi. Ketiga pengertian tersebut harus dapat dibedakan
namun saling berkaitan dan membentuk pengertian PABU. Makna kata
“berterima” adalah dalam keadaan yang diterima atau dipakai, jadi pemakaian
yang paling tepat untuk GAAP adalah prinsip akuntansi berterima
umum (PABU).

4.1 Tiga Pengertian Penting


Sebenarnya terdapat tiga istilah penting atau konsep penting yang
sangat berbeda maknanya, yaitu :
1. Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat,
kaidah, prosedur, metoda dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara
teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan.
2. Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya yang
sengaja dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar
(atau yang berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan /
Negara.
3. PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi
dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis),
teoritis, dan praktis.

4.2 Berlaku atau Berterima


Istilah berterima digunakan sebagai padan kata accepted dalam istilah
generally accepted accounting principles

4.3 Isi PABU Sebagai Rerangka


4.3.1 Pedoman
Rerangka pedoman berisi komponen-komponen yang tersusun
secara hierarkis baik atas dasar tingkat konseptual maupun auotoritas.
Rerangka pedoman ini mengalami perkembangan sesuai dengan
kebutuhan praktik dan profesi, sehingga memunculkan beragam versi
mengenai PABU. Versi-versi PABU yang muncul adalah PABU versi
APB, versi Rubin, versi SAS No. 69 dan versi SPAP.

4.3.2 PABU Versi APB (Accounting Principle Board).


PABU dalam versi ini terdiri dari landasan konseptual seperti
dalam rerangka konseptual versi FASB dan GAAP yang disebut
landasan operasional atau praktik yang terdiri dari prinsip mendasar,
prinsip operasi umum, dan prinsip terinci.

4.3.3 PABU versi Rubin


PABU Oleh Steven Rubin, menganalogi hierarki tersebut
dilukiskan sebagai lantai rumah bertingkat dengan fundasi berupa
landasan konseptual. Tiap lantai menggambarkan tingkat keautoritatifan
dengan lantai paling bawah berisi sumber yang paling autoritatif. Makin
ke atas, suatu sumber makin berkurang tingkat keautoritatifannya.

4.3.4 PABU versi SAS No. 69


SAS No. 69 mendeskripsikan GAAP sebagai dua hierarki paralel,
satu untuk entitas non-kepemerintahan dan yang lain untuk entitas ke
pemerintahan.

4.3.5 PABU versi SPAP


Standar professional akuntansi public (SPAP) disusun dari dua
sumber yaitu American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA), Codification of Statements on Auditing Standards (SAS) ,
International Federation of Accountants (IFA), dan International
Standards on Auditing.

4.4 Pedoman Tentang Apa?


4.4.1 Definisi
PABU memberi batasan atau definisi (definition) berbagai elemen, pos,
atau objek statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam
pelaporan keuangan agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh
penyusun dan kesalahan interprestasi oleh pemakai. Definisi akan sangat
kristis untuk elemen atau pos statemen keuangan.

4.4.2 Pengukuran/penilaian
Pengukuran (measurement) adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dilekatkan pada suatu objek yang terlibat dalam suatu transaksi
keuangan. Jumlah rupiah ini akan dicatat untuk dijadikan data dasar
dalam penyusunan statemen keuangan. Berkaitan dengan hal ini
misalnya adalah bahwa kos aset tetap adalah semua pengeluaran dalam
rangka memperoleh aset tetap tersebut sampai siap digunakan.

4.4.3 Pengakuan
Pengakuan (recognition) ialah pencatatan suatu jumlah rupiah (kos)
kedalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi
suatu pos dan terefleksi dalam laporan keuangan. Jadi pengakuan
berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat (dijurnal)
atau tidak. PABU memberi pedoman tentang pengakuan ini dengan
menetapkan beberapa criteria pengakuan agar suatu jumlah (kos) suatu
objek transaksi dapat diakui serta saat pengakuannya.

4.4.4 Penyajian dan pengungkapan


Penyajian (presentation) menetapkan tentang cara-cara melaporkan
elemen atau pos dalam seperangkat statemen keuangan agar elemen atau
pos tersebut cukup informative. Pengungkapan (disclosure) berkaitan
dengan cara pembeberan atau penjelasan hal-hal informatif yang
dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai selain apa yg dapat
dinyatakan melalui statemen keuangan utama. Standar akuntansi
biasanya memuat ketentuan tentang apakah suatu informasi atau objek
yang harus disajikan secara terpisah dari statemen utama. Dengan
demikian komunikasi yang efektif akan terjadi dan tujuan pelaporan
keuangan akan tercapai.

5. Autoritas rerangka konseptual


Secara teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fondasi rerangka
pedoman PABU. Walaupun demikian, karena rerangka konseptual disusun setelah
banyak standar akuntansi diterbitkan, beberapa versi PABU menempatkan rerangka
konseptual pada tingkat yang kurang autoratif. Tujuannya adalah agar akuntan
publik tidak mengganti standar yang tidak sesuai dengan rerangka konseptual.
Struktur tersebut juga memberikan beberapa manfaat untuk menunjukkan bidang-
bidang studi yang membentuk seperangkat pengetahuan akuntansi, bidang-bidang
pekerjaan (profesi) yang ditawarkan akuntansi, dan fungsi auditor (akuntan publik)
dalam praktik akuntansi.

6. Struktur Akuntansi
Bila proses perekayasaan telah selesai serta di aplikasi, rerangka pedoman
PABU telah ditentukan, dan secara operasional pelaporan keuangan telah
berlangsung, maka pengertian akuntansi dan teori akuntansi secara luas dapat
dilukiskan dalam suatu diagram yang disebut dengan struktur akuntansi. Proses dan
kegiatan di bawah PABU merupakan praktik pelaksanaan hasil rekayasa di tingkat
perusahaan. Proses ini lebih berkepentingan dengan bagaimana entitas pelapor
(reporting entities) yang berada dalam suatu wilayah negara menyediakan dan
menyampaikan informasi keuangan dengan cara tertentu sesuai PABU.

6.1 Bidang Studi


Struktur tersebut dapat menjelaskan untuk mengenali mata kuliah apa
saja yang harus ditawarkan dalam program studi akuntansi serta
kompetensi apa yang harus dicapai setiap mata kuliah. Pada akhirnya,
struktur tersebut dapat dijadikan rerangka untuk menyusun kurikulum inti
(core) program studi akuntansi. Bila kesatuan usaha diarahkan untuk
entitas ke pemerintahan, struktur tersebut dapat dijadikan basis untuk
mendeskripsikan lingkup akuntansi kepemerintahan (governmental
accounting).

6.2 Bidang Profesi


Orang dapat terjun ke bidang pemerintah untuk menjadi perekayasa
akuntansi dengan menjadi anggota legislatif (DPR), penyusun standar,
badan pemeriksa keuangan, badan pengawas keuangan pemerintah, atau
pembina pasar modal.

6.3 Fungsi Auditor Independen


Independensi merupakan dasar dari struktur filosofi profesi. Pendapat
seorang akuntan publik betapapun kompetennya akuntan publik tersebut
dalam melaksanakan audit atau jasa atestasi lainnya akan menjadi kurang
bernilai jika akuntan publik tersebut tidak independen. Akuntan publik
dituntut harus bertindak independen dalam segala hal artinya para
anggotanya harus bertindak dengan integritas dan objektivitas. Untuk
mengujinya para anggota dilarang mempunyai kepentingan keuangan atau
hubungan usaha dengan klien.

Anda mungkin juga menyukai